Tuesday, March 12, 2024

Mengumpat

aliahsan27.blogspot.com


Saya ingin berbagi dua momen yang terjadi seminggu belakang.


Pertama, ada kebahagiaan yang tak terukur saat mengantar anak saya di kirab Ramadhan yang diadakan TPQ tempat ia belajar. Itu adalah pengalaman pertamanya berjalan kaki sejauh 2 KM untuk seorang anak berusia tiga tahun. Sepanjang jalan, dengan semangat dan guya-guyu, ia berseru "Marhaban Ya Ramadhan". Sebagai ayah, saya merasa sangat bangga dan bahagia, cukup sulit untuk mengungkapkan perasaan itu dalam kata-kata.


Namun, ada juga hari ketika saya merasa marah dan frustasi karena terlambat masuk kantor akibat kirab Ramadhan yang berlangsung di komplek sekolah di Jl. Bandung. 


Tapi kemudian, saat kendaraan saya mulai melaju, saya melihat anak-anak yang bersemangat mengikuti kirab. Seraya memutar tuas gas saya berpikir, membayangkan bagaimana jika anak saya ada di antara mereka, dan saya sedang mengumpat-umpat di depan mukanya.

Tuesday, January 16, 2024

Si Buta dari Stasiun


Tokoh utama di cerita ini bernama Mirta. Pengemis buta, compang camping dan pastinya, kere. Demi menyambung hidup, lelaki itu hanya mengharap belas kasihan orang lain. Kesehariannya mangkal di stasiun. Meski buta, telinganya sangat tajam menebak arah kendaraan dan karakter orang.

Kata Mirta, orang yang baik dapat dilihat dari sorot matanya. Bagaimana Mirta tahu, padahal dia sendiri buta. Ia tahu dari rekan-rekannya yang bisa melek.

Orang yang mau berbagi, orang yang baik kepada orang lain, orang yang energi hidupnya untuk mencintai sesama. Sorot matanya indah, sorot matanya teduh, pandangannya tenang, yang melihat menjadi ikut tenang.

Mirta. Si pengemis kere itu, sudah belasan tahun mangkal di stasiun. Ia hafal nama kereta beserta tujuannya. Ia banyak mendapat uang dari kereta kelas ekonomi. Kontras dengan apa yang didapatkan saat kereta eksekutif datang.

Kemudian pengemis buta yang kere itu bertanya ke rekannya yang bisa melek.

“Hai, bagaimana sorot mata penumpang kereta ekonomi?”,-ujarnya.

“Teduh. Matanya enak dipandang”, kata si melek.

Arjowinangun, 12 Januari 2024


Wednesday, January 3, 2024

Nuna & Bangun Pagi

Nunda dan Bangun Pagi

Nuna, kini ia berumur tiga tahun. Sebenarnya dia tidak susah tidur cepat di malam hari. Namun, Saya sering balik dari kerja jam 8 malam. Belum lagi saya harus mandi dan makan. Tandas menikmati masakan istri, saya bermain dengannya. Kita berdua ngobrol, mendengar ceritanya tentang tentang Kampung Durian Runtuh dan rekan-rekannya di rumah bermain sepakbola.

Jam 21:30 an, dia harus beranjak ke atas tempat tidur. Saya dan istri setiap hari bergantian membacakannya dongeng atau cergam. Kini dia mulai hafal setiap dongeng yang kami ceritakan padanya, mulai tokoh dan alur cerita. Saat kami membacakan cergam, beberapa kali dia menyela, kenapa setiap hari alur ceritanya berbeda. Saya dan istri saling toleh, kami merasa dia sudah tidak bisa dibohongi. Jika ditanya mengapa ceritanya berbeda, padahal gambarnya sama. Saya hanya menjawab, “Cerita bergambar itu tanpa teks, Papa dan Mama harus berimajinasi”. Entah dia paham atau tidak dengan apa yang kamu maksud.

Thursday, December 21, 2023

Apa yang Salah Menjadi Orang yang Multiminat?


Apa yang Salah Menjadi Orang yang Multiminat?
Ali Ahsan Al Haris

Apakah kita pernah merasa bingung ketika ditanya "Ketika dewasa kamu ingin jadi apa?" Apakah kita pernah merasa tidak puas dengan hanya satu bidang minat? Apakah kita pernah merasa ada yang salah dengan diri kita karena tidak bisa fokus pada satu hal? Jika jawabannya adalah Ya, mungkin kita adalah seorang yang *Multi minat*.

Orang yang multi minat adalah orang yang memiliki banyak minat dan bakat dalam berbagai bidang yang berbeda. Mereka tidak terbatas pada satu karir atau profesi saja, tetapi dapat mengeksplorasi dan mengembangkan potensi mereka dalam banyak hal. Bisa disebut, kita ini adalah orang yang penasaran, kreatif, dan bersemangat.

Tuesday, November 14, 2023

Di Antara Secangkir Kopi dan Sepiring Kisah

 Di Antara Secangkir Kopi dan Sepiring Kisah

Karjo sibuk melayani pelanggan di kedai kopinya yang terletak di dekat stasiun kota lama Malang. Meski kedainya tidak besar, Karjo memiliki banyak pelanggan tetap. Salah satunya, Pak Tono, pria 38 tahun yang hampir setiap hari ke kedai Karjo.

Hari itu, Pak Tono datang sendirian tanpa putri kecilnya seperti biasa. Mungkin putrinya sedang sekolah, pikir Karjo. Ia pun melanjutkan melayani pelanggan lain yang datang siang itu. Kedai cukup ramai seperti biasa.

Tuesday, November 7, 2023

Aku, Jatuh Cinta yang Kedua



Aku, Jatuh Cinta yang Kedua


Di sebuah rumah kecil itu, ada seorang gadis kecil bernama Nuna. Meski baru berusia 3,2 tahun, kehidupannya penuh dengan keceriaan dan aktivitas yang memberi warna pada setiap harinya.

Setiap pagi, sinar matahari pertama adalah isyarat bagi Nuna untuk memulai petualangannya. Pukul 06:00 WIB, dengan semangat yang membara, gadis kecil itu bangun dari tempat tidurnya yang hangat. Dengan langkah kecil yang penuh kegembiraan, ia menuju ruang tengah, tempat di mana ia akan bersiap-siap untuk sesi ngaji pagi.

Pukul 07:00 WIB, tas kecil bergambar Mickey Mouse bergantung di pundaknya saat ia bergegas menuju tempat ngajinya. Di sana, bersama teman-teman sebaya, Nuna belajar dengan penuh antusiasme, menyerap setiap huruf Hijaiyah yang diajarkan oleh Ustadzah. Ketika pukul 08:15 WIB tiba, papanya datang menjemputnya, dan mereka pulang bersama untuk menikmati sarapan lezat yang disiapkan oleh mamanya, sambil berganti baju.

Thursday, November 2, 2023

Nuna Belajar Membaca



Anak perempuan itu bernama Nuna. Di umurnya yang ke tiga, ia belajar membaca Al Qur'an di sebuah yayasan dekat rumahnya.

Ia selalu bersemangat untuk belajar huruf-huruf hijaiyah. Setiap hari, Nuna selalu mengulang-ulang hafalan huruf-huruf hijaiyahnya.

Ia memiliki banyak mainan, salah satunya adalah mainan hewan. Nuna sering menggunakan mainan hewannya untuk bermain dan mengembangkan imajinasinya.

Suatu hari, Nuna sedang bermain dengan mainan hewannya di halaman rumahnya. Ia sedang menyusun mainan hewannya berjejer rapi dekat polybag pohon terong.

"Ini adalah seekor singa," kata Nuna sambil menunjuk mainan singa. "Nama singa adalah S. Huruf s dibaca sa."

"Ini adalah seekor kambing," kata Nuna lagi sambil menunjuk mainan kambing. "Nama kambing adalah k. Huruf k dibaca Kaf."

Nuna terus menyusun mainan hewannya menjadi sebuah cerita. Setiap mainan hewan yang ia gunakan, ia namai dengan huruf hijaiyah.

Ibunya merasa, dengan bermain itu, membantu Nuna untuk mengingat huruf-huruf hijaiyah.

"Nuna, sudah jam makan siang," panggil ibu Nuna dari dalam rumah.

"Iya, Bu," jawab Nuna.

Nuna lalu menyimpan mainan hewannya dan pergi ke dalam rumah untuk makan siang.

Nuna terus bermain dengan mainan hewannya setiap hari. Ia semakin senang bermain dengan mainan hewannya karena ia merasa bahwa bermain dengan mainan hewannya dapat membantunya untuk belajar.

Malamnya, Nuna belajar menghafalkan huruf alfabet. Karena ibunya sudah merasa ia cukup hafal, ia mulai mengajaknya belajar membaca kata per kata.

"Nuna, dengerin apa kata, Ibu"

"Ini, Di", Ibunya berucap seraya menunjukan kata di.

"di", sahut Nuna

"Nas", lanjut Ibunya

Nuna mengikuti

"Ti", ibunya melanjutkan. "Kalau dibaca apa, Nun?"

"Dinasti", jawab Nuna

"Wehhhh, sippp", kata Ibunya Nuna.

"Dinasti, itu apa, Bu?"

"Nuna, Ayah jelaskan dan berikan contohnya, mumpung akhir-akhir ini ramai di pemberitaan", sahutnya.