PAPER EKONOMI PERIKANAN
PRINSIP EKONOMI DALAM BIDANG USAHA PERIKANAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EKONOMI PERIKANAN
Oleh :
Ibnu Aprilyanto
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2014
1. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ekonomi
merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan
jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος
(oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau
"peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai
"aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan
konsep ekonomi dan data dalam bekerja (Arjuna, 2010).
Perikanan
memang semula berasal dari kegiatan hunting (berburu) yang harus
dibedakan dari kegiatan farming seperti budidaya. Dalam artian yang
lebih luas, perikanan tidak saja diartikan sebagai aktivitas menangkap ikan
(termasuk hewan invertebrate lainnya seperti funfish atau ikan bersirip)
namun juga termasuk kegiatan mengumpulkan kerang-kerangan, rumput laut dan
sumberdaya hayati lainnya dalam suatu wilayah geografis tertentu dengan
struktur kepemilikan yang kebanyakan bersifat common property (milik
bersama). Hal ini berbeda dengan budidaya atau aquaculture yang
berhubungan dengan sumberdaya yang dapat dikendalikan serta struktur
kepemilikan yang jelas (private property).
Ekonomi
perikanan adalah aplikasi prinsip-prinsip ekonomi dan ilmu produksi perikanan
dalam suatu usaha perikanan. Secara langsung maupun tidak, beberapa prinsip
penting dari ekonomi perikanan berkembang dari kaidah-kaidah dasar teori
ekonomi.
Ekonomi Perikanan merupakan bidang yang unik karena sifat
sumber dayanya fugitive dan kompleksitas pengelolaannya
menuntut Potensi
ekonomi perikanan yang jauh lebih besar sesungguhnya terdapat di perikanan
budidaya (akuakultur). Namun, sampai saat ini pemanfaatan perikanan budidaya
masih sangat rendah, hanya 4,88 juta ton pada 2010 atau 8,5 persen dari total
potensi produksi 57,6 juta ton per tahun. Perairan laut Indonesia yang
berpotensi untuk usaha budidaya laut (mariculture) 24 juta hektar dengan
potensi produksi lestari 41,6 juta ton per tahun. Pada 2010 baru diproduksi
3,4 juta ton atau 3,4 persen.
Peran ilmu ekonomi dalam bidang usaha
perikanan berkaitan erat dengan bagaimana seorang pengusaha perikanan mengelola
(manage), mengalokasikan sumberdaya,
memproduksi dan mendistribusikan output yang dihasilkan dari proses produksi dalam
sebuah usaha perikanan. Penerapan
prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha perikanan didasari pada dua permasalahan
utama, yaitu; kelangkaan sumberdaya (scarcity)
sebagai bahan baku produksi dan bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang
terbatas tersebut secara efisien dalam proses produksi (choice).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari dari
pembuatan paper ini diantaranya adalah:
1. Apa pengertian dari usaha perikanan itu sendiri?
2. Bagaimana ruang lingkup dari usaha perikanan?
3. Bagaimana prinsip ekonomi dalam usaha perikanan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper
ini diantaranya adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari usaha perikanan.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dari usaha perikanan.
3. Untuk mengetahui prinsip ekonomi dalam usaha perikanan.
1.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Usaha Perikanan
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah tentang Usaha Perikanan Nomor 54 Tahun 2002, usaha
perikanan didefinisikan sebagai semua usaha perorangan atau badan hukum untuk
menangkap atau membudidayakan ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan
atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersil. Dalam
ruang lingkup yang lebih luas, kegiatan usaha perikanan tidak hanya mencakup
produksi (on farm), tetapi juga
mencakup kegiatan off farm, seperti
pengadaan sara dan prasarana produksi, pengolahan, pemasaran, permodalan serta
usaha pendukung lainnya.
Usaha perikanan itu
sendiri mencakup setiap usaha perseorangan atupun badan hukum dalam menangkap
ataupun membudidayakan ikan demi menciptakan nilai tambah ekonomi bagi para
pelaku usaha. Perikanan jika dikelola dengan baik dan benar bisa mendatangkan
keuntungan finansial yang tidak sedikit; karena seperti kita ketahui medan bumi
kita tediri dari 70% air dan 30% daratan.
Suatu usaha perikanan
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi jika rasio hasil produksi netto dengan semua biaya produksi
memiliki nilai yang tinggi pula. Penggunaan suatu faktor produksi (input) dianggap efisien dalam proses
produksi jika rasio dari nilai produk marjinal (hasil perkalian antara produk
marjinal dengan harga output) sama
dengan harga masing-masing input yang digunakan dalam proses produksi. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai:
Dimana:
MPx= Marjinal Produk dari input X
Py= harga output per satuan unit
Px= harga input per satuan unit
Dalam dunia usaha perikanan dikenal 3 bidang usaha.
Berikut ini akan di ulas secara singkat ketiga bidang usaha tersebut:
1. Usaha perikanan
budidaya/aquakultur
Yaitu suatu
kegiatan usaha yang bertujuan untuk memproduksi ikan dalam suatu wadah
pemeliharaan yang dikontrol dan berorientasi kepada suatu keuntungan. Misalnya
budidaya ikan lele, ikan nila, ikan gurami, ikan patin dan lain sebagainya.
Usaha ini biasa dilakukan dalam bentuk tambak-tambak, kolam-kolam atau
empang-empang yang diatur sedemikian rupa sehingga memiliki kondisi sempurna
untuk mengembangkan sumber daya yang dibiakkan di sana.
2. Usaha perikanan
pengolahan
Yaitu suatu
kegiatan usaha dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah yang dimiliki oleh
suatu produk perikanan. Selain itu, usaha perikanan pengolahan ini juga
bertujuan sebagai pendekatan produk perikanan terhadap pasar dengan harapan
agar dapat diterima oleh konsumen secara luas dan menyeluruh. Misalnya saja
dalam pembuatan nugget ikan, kerupuk ikan, bakso ikan, dan usaha-usaha sejenis
lainnya.
3. Usaha tangkap ikan
Usaha satu ini
adalah suatu kegiatan usaha yang terfokus dalam produksi ikan dengan jalan
menangkap ikan yang berasal dari perairan darat maupun perairan laut. Misalnya
saja usaha penangkapan ikan tuna, ikan bawal laut, ikan sarden, dan jenis ikan
lainnya. Usaha ini dilakukan dengan kapal-kapal yang dilengkapi perlatan khusus
untuk menangkap hasil laut yang dituju guna mendapatkan hasil optimal. Sempat
metode ini mendapatkan banyak sorotan karena tidak sedikit usaha ini
menyebabkan kerusakan alam karena penangkapan dengan metode yang tidak
bertanggung jawab. Namun sekarang sudah dipertegas dengan undang-undang.
B.
Ruang Lingkup
Usaha Perikanan
Perikanan
atau usaha perikanan pada hakekatnya merupakan proses produksi dimana input
alamiah berupa tanah dan air serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya
berinteraksi melalui proses tumbuh kembang untuk menghasilkan output.
Berdasarkan perkembangannya, usaha perikana dapat dikelompokkan menjadi
2, yaitu:
1)
Usaha perikanan ekstraktif
Usaha perikanan ekstraktif adalah usaha perikanan yang dilakukan dengan
hanya mengambil, menangkap atau mengumpulkan hasil dari alam tanpa upaya
reproduksi.
2)
Usaha perikanan generativ
Usaha perikanan generativ adalah usaha perikanan yang memerlukan usaha
pembibitan, pembenihan, pengolahan, pemeliharaan dan tindakan lainnya.
Berdasarkan cirri ekonomis yang melekat pada masing-masing usaha
perikanan, dikenal 2 kategori usaha perikanan, yaitu:
1)
Usaha perikanan subsisten
Usaha perikanan subsisten ditandai oleh tidak adanya akses pasar. Hasil
yang didapatkan hanya untuk memenuhi konsumsi keluarga.
2)
Usaha perikanan komersil
Usaha perikanan komersil ditandai dengan usaha yang berorientasi pasar.
Seluruh output yang dihasilkan dijual
dan tidak dikonsumsi sendiri.
C.
Prinsip Ekonomi Perikanan
1.
Profit Maximization dan Cost
Minimization
Dalam ilmu
ekonomi dikenal 2 pendekatan yang digunakan untuk mengatasi kendala kelangkaan
dan bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki dengan optimal, yaitu;
(1) pendekatan memaksimumkan keuntungan atau profit maximization dan
(2) pendekatan meminimumkan biaya atau cost
minimization.
2. Prinsip Comparative
Advantage
Prinsip comparative advantage mengemukakan bahwa orang akan
mengusahakan jenis dan spesies apa modal dan tenaga kerja yang dialokasikan
akan memperoleh keuntungan komparatif terbesar (keuntungan yang di dalam
perbandingannya merupakan keuntungan terbesar)
3.
Prinsip Opportunity Cost
Prinsip ini mengatakan bahwa pengusaha perikanan harus dapat
memilih dari jenis dan spesies mana yang dapat memdatangkan pendapatan
tertinggi dengan penggunaan sumber produksi sebaik-baiknya. Opportunity cost adalah pendapatan potensial yang hilang yang dapat diperoleh
dari penggunaan sumber, karena sumber tersebut digunakan untuk usaha produksi
yang lain.
4.
Prinsip Subtitusi
Prinsip ini
mengatakan bahwa batas dimana substitusi dihentikan terletak pada suatu titik
dimana kerugian teknik yang ditimbulkan oleh pemakaian benda substitusi
menghilangkan keuntungan yang diperoleh karena nilainya rendah.
Penggantian faktor
satu dengan yang lain selalu menimbulkan keuntungan teknik maka harga akan
lebih tinggi atau kerugian teknik karena harganya rendah dan keuntungan
ekonomik. Misalnya pada pakan udang, susunan makanan tidak dapat berubah-ubah
karena akan mempengaruhi pertumbuhan.
1. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ekonomi
perikanan adalah aplikasi prinsip-prinsip ekonomi dan ilmu produksi perikanan
dalam suatu usaha perikanan. Secara langsung maupun tidak, beberapa prinsip
penting dari ekonomi perikanan berkembang dari kaidah-kaidah dasar teori
ekonomi. Peran ilmu ekonomi dalam bidang
usaha perikanan berkaitan erat dengan bagaimana seorang pengusaha perikanan
mengelola (manage), mengalokasikan
sumberdaya, memproduksi dan mendistribusikan output yang dihasilkan
dari proses produksi dalam sebuah usaha perikanan. Penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha perikanan didasari pada
dua permasalahan utama, yaitu; kelangkaan sumberdaya (scarcity) sebagai bahan baku produksi dan bagaimana mengalokasikan
sumberdaya yang terbatas tersebut secara efisien dalam proses produksi (choice).
Suatu usaha perikanan
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi jika rasio hasil produksi netto dengan semua biaya produksi
memiliki nilai yang tinggi pula. Penggunaan suatu faktor produksi (input) dianggap efisien dalam proses
produksi jika rasio dari nilai produk marjinal (hasil perkalian antara produk
marjinal dengan harga output) sama
dengan harga masing-masing input yang digunakan dalam proses produksi. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai:
Dimana:
MPx= Marjinal Produk dari input X
Py= harga output per satuan unit
Px= harga input per satuan unit
DAFTAR PUSTAKA
Henderson, J.
M. dan Quandt, R. E. (1980). Microeconomic
Theory: A Mathematical Approach, McGraw-Hill, Tokyo.
Koutsoyyiannis,
A. (1985). Modern Microeconomics. The
MacMillan Press Ltd. London.
Miller, R. L. dan Meiners, R. E. (1986). Intermediate Microeconomics: Theory, Issues, and Applications, third
edition. McGraw-Hill, New York.