Showing posts with label KOMUNIKASI AGRIBISNIS. Show all posts
Showing posts with label KOMUNIKASI AGRIBISNIS. Show all posts

Tuesday, November 17, 2015

Makalah Komunikasi Agribisnis Konsep-Konsep Komunikasi Pembangunan

TUGAS TERSTRUKTUR
KOMUNIKASI AGRIBISNIS

“Konsep- konsep komunikasi pembangunan”




Oleh :
Kelas K

              Roudlotul Maftuhah                    
              Rufaida Naftalin                               
              Silvia Dwi Noviana             
              Siti Humaidah                                
              Siti Maslukah                
                 

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012



    A.     KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
         a.      Definisi komunikasi pembangunan
Komunikasi pembangunan terdiri dari 2 kata yaitu komunikasi dan pembangunan. Komunikasi merupakan proses penyampain pesan dari seseorang (komunikator) kepada pihak lain (komunikan). Sedangkan pembangunan adalah perubahan, perbaikan yang menuju ke arah yang lebih baik ex. Pembangunan ekonomi, pertanian, politik.

Jadi pada intinya komunikasi pembangunan adalah upaya,cara dah tehnik penyampaian informasi baik berupa gagasan,atau keahlian dalam bidang pembangunan. Gagasan tersebut bersumber dari pemprakarsa pembangunan.

       b.      Sasaran komunikasi pembangunan
Dalam suatu penyampaian informasi yang konteksnya pada komunikasi pembangunan memiliki sasaran/tertentu sesuai dengan bidangnya. Untuk komunikasi pembangunan ini, ada beberapa peranan komunikasi diantaranya:

  Penyampai informasi tentang pembangunan nasional kepada masyarakat
 Komunikasi ini menjadi sarana yang paling optimal untuk menginformasikan suatu rancangan kegiatan pembangunan yang sedianya untuk masyarakat banyak, dengan penginformasian rencana pembangunan kepada kalayak, diharap kan mampu menimbulkan respon positif dan masyarakat mampu meningkatkan pengetahuannya terhadap pembangunan yang akan dilakukan.

  Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, 
Pada fase komunikasi untuk pengambilan keputusan dilakukan dengan saling bermusyawarah. Misalnya dengan adaya konsep pembangunan pengambilan keputusan oleh para semua masyarakat disesuaikan dengan semua pihak sehingga masyarakat dapat mampu menempatkan dirinya sesuai dengan bagiannya.

  Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan,
Setelah penginformasian dan pengambilan keputusan, bagi masyarakat yang mampu untuk ikut serta akan dibekali atau dididik lagi agar mampu berperan serta dalam pembangunan nasional.

Adapun Peran komunikasi pembangunan baik untuk masyarakat dan negara diantaranya:

      Komunikasi dapat menjadi iklim perubahan
Inti dari komunikasi menjadikan perubahan iklim yaitu dari masyarakt yang kolot setidaknya mulai muncul  perubahan yang sifatnya memperbaiki kearah yang lebih baik. Dengan komunikasi pembangunan tersebut diharapkan masyarakt mampu bersikap dan bertindak sesuai dengan perkembangan zaman.
                      
               •      Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan
Dengan komunikasi juga diajarkan keterampilan dalam pengucapan, bersikap dan menanggapai masalah yang sesuai dengan keadaaan yang ada. Keterampilan ini sangat bermanfaat  untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

               •      Media massa sebagai perantara
Media massa dsini menjadi salah satu alat untuk mempermudah dalam berkomunikasi. Melaui perantara media massa baik cetak maupun elektronik dapat dengan mudah diakses masyarakat yang ingin mengetahui perkembangan pembangunan yang ada dinegaranya.

             •      Komunikasi dapat meningkatkan partisipasi
Salah satu tujuan konumikasi yaitumempersatuka pemikiran antara komunikator terhadap komunikannya. Dengan adanya kerjasama antar komunikan dan komunikator dalam satu tujuan maka partisipasi merekan akan meningkat untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan.

             •      Komunikasi mempermudah perencanaan
Komunikasi dapat dijadikan media diskusi dalam skala besar, sehingga timbul rencana- rencana  yang akan dituju. Untuk itu komunikasi dapat dijadikan media perencanaan.

      B.      Menciptakan Hubungan Interpersonal
Sebagai orang yang akan masuk pada suatu daerah baru dan agar dapat diterima oleh masyarakat maka Anton haruslah menimbulkan atraksi interpersonal. Yang dimaksud dengan atraksi interpersonal menurut Rakhmat (2004) adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Untuk menimbulkan atraksi interpersonal Anton harus membentuk persepsi interpersonal orang terhadap dirinya. Menurut Rakhmat (2004) persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Di dalam hubungan interpersonal agar persepsi yang baik timbul dari masyarakat kepada Anton maka ia harus memperhatikan faktor situasonal dan faktor personal.

Faktor situasional terdiri dari deskripsi verbal, petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistic dan petunjuk artifaktual. Sedangkan faktor personal terdiri dari pengalaman, motivasi dan kepribadian.

Dalam rangka meningkatkan atraksi interpersonalnya maka Anton haruslah memperhatikan faktor personal dan situsional. Faktor personal diantaranya adalah kesamaan karakteristik personal (similarity). Dalam situasi dimana seseorang harus berinteraksi dengan semua golongan dalam masyarakat yang berbeda maka timbul kecendrungan dalam dirinya untuk memilih orang yang memiliki banyak persamaan dengan dirinya (Depari dan Andrews, 1988). Sikap ini disebut dengan homofili. Komunikasi yang efektif lebih mudah tercapai apabila baik sumber informasi maupun penerima informasi sama-sama homofilis baik itu umur, pendidikan, status social konomi, agama, suku, hobi, bahasa dan lain-lain.

Faktor situasional yaitu daya tarik fisik (Physical Attractivness), ganjaran (Reward), familiarity, kedekatan (Proximily) dan kemampuan (Competence). Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa daya tarik fisik sering menjadi penyebab utama Atraksi Interpersonal. Sebagai orang yang terlibat hubungan dengan masyarakat petani maka penampilan harus dijaga. Kita akan cenderung menyenangi orang yang memberi ganjaran kepada kita. Ganjaran itu bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang dapat meningkatkan harga diri sudah sangat alami dari sifat manusia yang senang mendapat pujian dan hadiah. Tindakan yang harus dilakukan oleh Anton adalah dengan memberikan sesuatu yang memberikan keuntungan kepada masyarakat. Sesuai dengan Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory), interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Interaksi akan timbul bila memberikan keuntungan bagi salah satu atau kedua belah pihak. Disamping itu pula Anton sebaiknya lebih banyak melakukan pertemuan dengan masyarakat desa yang pada awalnya dengan satu individu dan sebaiknya individu tersebut adalah pemuka pendapat (Opinion Leader) karena dengan melalui pemuka masyarakat dia akan lebih mudah diterima dan program akan lebih mudah diterapkan karena masyarakat desa masih memiliki budaya mendengarkan dan mengikuti orang yang lebih dihormati.

Jarak fisik paling penting pada tahap-tahap awal interaksi. Orang akan cenderung menyenangi mereka yang tinggal berdekatan. Tindakan yang harus dilakukan Anton adalah melakukan pendekatan pada orang-orang yang tinggal dekat dengannya. Kita cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari pada kita dan kita menganggap orang tersebut lebih berhasil dalam kehidupannya. Anggapan orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi lebih berhasil dalam kehidupannya disebut dengan Stereotyping.

Sumber dan penerima informasi dalam pembahasan ini adalah manusia, dimana sumber adalah penyuluh dan penerima adalah petani. Sumber dan penerima di dalam memberikan dan menerima informasi akan mengalami komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Menurut Rakhmat (2004) sensasi adalah menangkap stimuli, persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru, memori adalah proses menyimpan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberi respon.Kemampuan komunikasi intrapersonal untuk setiap individu berbeda tergantung pada kemampuan masing-masing individu.

Dalam membina hubungan interpersonal antara penyuluh dan petani, seorang penyuluh harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :

    1.      Keterbukaan. membuka diri terhadap orang lain akan dapat menjadikan kedekatan/keakraban, karena dengan membuka diri hubungan bisa menjadi timbal balik atau yang dikenal dengan penyingkapan diri (self disclosure).

    2.      Empati. Menurut Rakhmat (2004) dalam empati kita ikut serta secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain.

    3.      Kejujuran. Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga dan dalam hal ini mendorong orang lain untuk percaya pada kita.

Menurut DeVito ada lima tahap dalam hubungan interpersonal yaitu kontak, keterlibatan, keakraban, pengrusakan dan pemutusan. Dari upaya pendekatan yang dilakukan oleh Anton maka tahap tersebut digolongkan kedalam kontak dan diharapkan berkembang menjadi keterlibatan bahkan keakraban karena apabila tahap keakraban terjadi, maka tidak ada lagi jarak yang dapat menyebabkan hambatan dalam berkomunikasi khususnya penyampaian informasi pertanian dan sebaiknya ia berusaha menghindari sikap-sikap yang dapat menimbulkan pengrusakan bahkan pemutusan hubungan.

Rogers (1976) mengatakan bahwa komunikasi tetap dianggap sebagai perpanjangan tangan para perencana pemerintah dan fungsi utamanya adalah untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan partisipasi mereka dalam pelakasanaan rencana-rencana pembangunan. Pemerintah dalam melancarkan komunikasinya perlu memperhatikan strategi yang dapat digunakan sehingga efek yang diharapkan itu sesuai dengan harapan.

Effendy (1993) mengatakan strategi yang baik secara makro (planned multimedia strategy) mempunyai fungsi ganda yaitu:
1.      Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
2.      Menjembatani “Cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.

Teori difusi inovasi
Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan difusi sebagai proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.

Difusi adalah proses dimana ide/gagasan baru  dikomunikasikan kepada anggota sistem sosial. Sedangkan inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu dikatakan exploded atau meledak.

Difusi inovasi sebenarnya didasarkan atas teori pada abad ke 19 dari seorang ilmuwan Perancis, Gabriel Tarde. Dalam bukunya yang berjudul “The Laws of Imitation” (1930), Tarde mengemukakan teori kurva S dari adopsi inovasi, dan pentingnya komunikasi interpersonal. Tarde juga memperkenalkan gagasan mengenai opinion leadership , yakni ide yang menjadi penting di antara para peneliti efek media beberapa dekade kemudian. Tarde melihat bahwa beberapa orang dalam komunitas tertentu merupakan orang yang memiliki ketertarikan lebih terhadap ide baru, dan dan hal-hal teranyar, sehingga mereka lebih berpengetahuan dibanding yang lainnya. Orang-orang ini dinilai bisa mempengaruhi komunitasnya untuk mengadopsi sebuah inovasi.

Tahapan peristiwa yang menciptakan proses difusi

  1. Mempelajari Inovasi
Tahapan ini merupakan tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan mengamati inovasi baru dari berbagai sumber, khususnya media massa. Pengadopsi awal biasanya merupakan orang-orang yang rajin membaca koran dan menonton televisi, sehingga mereka bisa menangkap inovasi baru yang ada. Jika sebuah inovasi dianggap sulit dimengerti dan sulit diaplikasikan, maka hal itu tidak akan diadopsi dengan cepat oleh mereka, lain halnya jika yang dianggapnya baru merupakan hal mudah, maka mereka akan lebih cepat mengadopsinya. Beberapa jenis inovasi bahkan harus disosialisasikan melalui komunikasi interpersonal dan kedekatan secara fisik.

  1. Pengadopsian
Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari. Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh beberapa faktor. Riset membuktikan bahwa semakin besar keuntungan yang didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku tertentu. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh keyakinan terhadap kemampuan seseorang. Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut biasanya bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu melakukannya. Jika seseorang merasa mereka bisa melakukannya, maka mereka akan cenderung mangadopsi inovasi tersebut. Selain itu, dorongan status juga menjadi faktor motivasional yang kuat dalam mengadopsi inovasi. Beberapa orang ingin selalu menjadi pusat perhatian dalam mengadopsi inovasi baru untuk menunjukkan status sosialnya di hadapan orang lain. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki individu tersebut serta persepsi dirinya. Jika sebuah inovasi dianggapnya menyimpang atau tidak sesuai dengan nilai yang ia anut, maka ia tidak akan mengadopsinya. Semakin besar pengorbanan yang dikeluarkan untuk mengadopsi sebuah inovasi, semakin kecil tingkat adopsinya.

  1. Pengembangan Jaringan Sosial
Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan menyebarkan inovasi tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa secara luas diadopsi oleh masyarakat. Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari proses penyampaian dari satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial yang mereka miliki. Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid dan dekat satu sama lain mengadopsi inovasi melalui kelompoknya. Dalam proses adopsi inovasi, komunikasi melalui saluran media massa lebih cepat menyadaran masyarakat mengenai penyebaran inovasi baru dibanding saluran komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal memengaruhi manusia untuk mengadopsi inovasi yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh media massa.

Lima tahap proses adopsi

  1. Tahap pengetahuan: Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media cetak , maupun komunikasi interpersonal di antara masyarakat.
  2. Tahap persuasi: Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna. Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika mengadopsi inovasi tersebut secara personal. Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.
  3. Tahap pengambilan keputusan: Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah mereka akan mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti setelah melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terdapat perubahan dalam pengadopsian.
  4. Tahap implementasi: Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang inovasi tersebut.
  5. Tahap konfirmasi: Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi.
Elemen Pokok proses Difusi Inovasi
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
1)      Inovasi
Gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2)      Saluran komunikasi
’Alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
3)      Jangka waktu
Proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4)      Sistem sosial
Kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama  

Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:
    1)      Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.

     2)      Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik.

     3)      Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.
   
     4)      Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.

    5)      Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.
    
      C.      Teknologi Informasi
Dalam era globalisasi yang semakin menguat, penguasaan terhadap Teknologi Komunikasi dan Informasi merupakan keharusan yang tak lagi bisa ditawar. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya.

Teknologi Informasi Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Teknologi informasi mempunyai tiga peranan pokok:

  1. Instrumen dalam mengoptimalkan proses pembangunan, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
  2. Produk dan jasa teknologi informasi merupakan komoditas yang mampu memberikan peningkatan pendapatan baik bagi perorangan, dunia usaha dan bahkan negara dalam bentuk devisa hasil eksport jasa dan produk industry telematika.
  3. Teknologi informasi bisa menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area seluruh wilayah nusantara.
Sejalan dengan perkembangan teknologi di era globalisasi ini, maka proses adopsi inovasi dalam pemanfatan teknologi khususnya ICT (Information and Information Technology) , juga semakin cepat. Siapa saja yang paling progresif dalam adopsi-inovasi ICT ini, maka dialah yang memperoleh keuntungan dari aplikasi ICT dibidang pertanian ini. Disini hanya mereka yang mampu menguasai ICT yang dapat memperoleh keuntungan bisnis dibidang pertanian.

Dalam bukunya, The Third Wave (1986), Alvin Toffler membagi sejarah perkembangan umat manusia, terutama dikaitkan dengan perkembangan sains dan teknologi, kedalam 3 (tiga) gelombang sebagai berikut:

·         Pertama, gelombang masyarakat agraris. Pada masa ini, yang mencakup periode SM (Sebelum Masehi) sampai tahun 1790, selama ribuan tahun masyarakat agraris memanfaatkan energi alam, bercocok tanam dalam konteks pertanian subsistensi, adanya pasar tidak terlalu penting, keluarga bersifat besar, berkomunikasi secara langsung dan akrab, saling ketergantungan rendah, serta semua ciri itu bisa dianalogkan dengan “kecil itu indah” (small is beautiful).

·         Kedua, gelombang masyarakat industri. Pada masa ini, yang kurun waktunya antara 1790-1970, selama ratusan tahun juga masyarakat mulai menggunakan bahan bakar yang tidak bisa diperbaharui, penggunaan mesin-mesin produksi massal, keberadaan pasar sangat penting, keluarga bersifat inti, berkomunikasi melalui media cetak dan elektronik, serta menghargai dan memanfaatkan waktu. Pada masa ini pula masyarakat industri ingin menguasai alam, terjadi pemborosan SDA (Sumber Daya Alam), urbanisasi, kolonisasi, serta nasionalisme dan kemerdekaan negara-kebangsaan. Semua ciri itu dapat dianalogkan dengan “besar itu indah” (big is beautiful).

·         Ketiga, gelombang masyarakat informasi. Pada masa ini, yang kurun waktunya kini hanya puluhan tahun antara 1970-2000, masyarakat memadukan antara ciri-ciri gelombang 1 dan 2 di mana mulai adanya pemakaian energi yang dapat diperbaharui, proses manufaktur beralih ke biofaktur, konsumen memproduksi sendiri, terjadi proses de-urbanisasi karena kemajuan teknologi transportasi dan telekomunikasi, terjadi globalisasi, keanekaragaman, dan bersikap hemat terhadap SDA. Semua ciri pada gelombang ketiga ini dapat dianalogkan dengan “kecil di dalam besar itu indah” (small within big is beautiful).

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. Sejarah umat manusia(online).aspensi[]dot]com/views/2012/06/15/1037/1270000-setelah-gelombang-iii-what%E2%80%99s-next diakses tanggal 4 oktober 2012.

Anonymous. 2012. wikipedia[dot]org/wiki/Teori_difusi_inovasi . diakses tangggal 4 oktober 2012

Anonymous. 2012.wsmulyana[dot]wordpress[dot]com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/. Diakses tanggal 4 oktober 2012.

DeVito, J. A. 1989. The Interpersonal Communication Book. New York : Harper and Row Publishing.