TUGAS TERSTRUKTUR
KOMUNIKASI
AGRIBISNIS
“Konsep- konsep
komunikasi pembangunan”
Oleh :
Kelas K
Roudlotul Maftuhah
Rufaida Naftalin
Silvia Dwi Noviana
Siti Humaidah
Siti Maslukah
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
A.
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
a. Definisi komunikasi pembangunan
Komunikasi pembangunan terdiri dari 2
kata yaitu komunikasi dan pembangunan. Komunikasi merupakan proses penyampain
pesan dari seseorang (komunikator) kepada pihak lain (komunikan). Sedangkan
pembangunan adalah perubahan, perbaikan yang menuju ke arah yang lebih baik ex.
Pembangunan ekonomi, pertanian, politik.
Jadi pada intinya komunikasi
pembangunan adalah upaya,cara dah tehnik penyampaian informasi baik berupa
gagasan,atau keahlian dalam bidang pembangunan. Gagasan tersebut bersumber dari
pemprakarsa pembangunan.
b. Sasaran komunikasi pembangunan
Dalam suatu penyampaian informasi yang
konteksnya pada komunikasi pembangunan memiliki sasaran/tertentu sesuai dengan
bidangnya. Untuk komunikasi pembangunan ini, ada beberapa peranan komunikasi
diantaranya:
• Penyampai informasi tentang pembangunan
nasional kepada masyarakat
Komunikasi ini menjadi sarana yang paling
optimal untuk menginformasikan suatu rancangan kegiatan pembangunan yang
sedianya untuk masyarakat banyak, dengan penginformasian rencana pembangunan
kepada kalayak, diharap kan mampu menimbulkan respon positif dan masyarakat
mampu meningkatkan pengetahuannya terhadap pembangunan yang akan dilakukan.
• Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan,
Pada fase komunikasi untuk pengambilan keputusan
dilakukan dengan saling bermusyawarah. Misalnya dengan adaya konsep pembangunan
pengambilan keputusan oleh para semua masyarakat disesuaikan dengan semua pihak
sehingga masyarakat dapat mampu menempatkan dirinya sesuai dengan bagiannya.
• Mendidik tenaga kerja yang diperlukan
pembangunan,
Setelah penginformasian dan pengambilan
keputusan, bagi masyarakat yang mampu untuk ikut serta akan dibekali atau
dididik lagi agar mampu berperan serta dalam pembangunan nasional.
Adapun Peran komunikasi pembangunan baik untuk
masyarakat dan negara diantaranya:
• Komunikasi dapat menjadi iklim perubahan
Inti dari komunikasi menjadikan perubahan
iklim yaitu dari masyarakt yang kolot setidaknya mulai muncul perubahan yang sifatnya memperbaiki kearah
yang lebih baik. Dengan komunikasi pembangunan tersebut diharapkan masyarakt
mampu bersikap dan bertindak sesuai dengan perkembangan zaman.
• Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan
Dengan komunikasi juga diajarkan keterampilan
dalam pengucapan, bersikap dan menanggapai masalah yang sesuai dengan keadaaan
yang ada. Keterampilan ini sangat bermanfaat
untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
• Media massa sebagai perantara
Media massa dsini menjadi salah satu alat
untuk mempermudah dalam berkomunikasi. Melaui perantara media massa baik cetak
maupun elektronik dapat dengan mudah diakses masyarakat yang ingin mengetahui
perkembangan pembangunan yang ada dinegaranya.
• Komunikasi dapat meningkatkan partisipasi
Salah satu tujuan konumikasi yaitumempersatuka
pemikiran antara komunikator terhadap komunikannya. Dengan adanya kerjasama
antar komunikan dan komunikator dalam satu tujuan maka partisipasi merekan akan
meningkat untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan.
• Komunikasi mempermudah perencanaan
Komunikasi dapat dijadikan media diskusi dalam
skala besar, sehingga timbul rencana- rencana
yang akan dituju. Untuk itu komunikasi dapat dijadikan media
perencanaan.
B. Menciptakan Hubungan Interpersonal
Sebagai orang yang akan masuk pada suatu daerah baru dan agar dapat
diterima oleh masyarakat maka Anton haruslah menimbulkan atraksi interpersonal.
Yang dimaksud dengan atraksi interpersonal menurut Rakhmat (2004) adalah
kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Untuk
menimbulkan atraksi interpersonal Anton harus membentuk persepsi interpersonal
orang terhadap dirinya. Menurut Rakhmat (2004) persepsi ialah proses memberi
makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Di dalam
hubungan interpersonal agar persepsi yang baik timbul dari masyarakat kepada
Anton maka ia harus memperhatikan faktor situasonal dan faktor personal.
Faktor situasional terdiri dari deskripsi verbal, petunjuk proksemik,
petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistic dan petunjuk
artifaktual. Sedangkan faktor personal terdiri dari pengalaman, motivasi dan
kepribadian.
Dalam rangka meningkatkan atraksi interpersonalnya maka Anton haruslah
memperhatikan faktor personal dan situsional. Faktor personal diantaranya
adalah kesamaan karakteristik personal (similarity). Dalam situasi dimana
seseorang harus berinteraksi dengan semua golongan dalam masyarakat yang
berbeda maka timbul kecendrungan dalam dirinya untuk memilih orang yang
memiliki banyak persamaan dengan dirinya (Depari dan Andrews, 1988). Sikap ini
disebut dengan homofili. Komunikasi yang efektif lebih mudah tercapai apabila
baik sumber informasi maupun penerima informasi sama-sama homofilis baik itu
umur, pendidikan, status social konomi, agama, suku, hobi, bahasa dan
lain-lain.
Faktor situasional yaitu daya tarik fisik (Physical Attractivness),
ganjaran (Reward), familiarity, kedekatan (Proximily) dan kemampuan
(Competence). Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa daya tarik fisik
sering menjadi penyebab utama Atraksi Interpersonal. Sebagai orang yang terlibat
hubungan dengan masyarakat petani maka penampilan harus dijaga. Kita akan
cenderung menyenangi orang yang memberi ganjaran kepada kita. Ganjaran itu bisa
berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang dapat meningkatkan
harga diri sudah sangat alami dari sifat manusia yang senang mendapat pujian
dan hadiah. Tindakan yang harus dilakukan oleh Anton adalah dengan memberikan
sesuatu yang memberikan keuntungan kepada masyarakat. Sesuai dengan Teori
Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory), interaksi sosial adalah semacam
transaksi dagang. Interaksi akan timbul bila memberikan keuntungan bagi salah
satu atau kedua belah pihak. Disamping itu pula Anton sebaiknya lebih banyak
melakukan pertemuan dengan masyarakat desa yang pada awalnya dengan satu individu
dan sebaiknya individu tersebut adalah pemuka pendapat (Opinion Leader) karena
dengan melalui pemuka masyarakat dia akan lebih mudah diterima dan program akan
lebih mudah diterapkan karena masyarakat desa masih memiliki budaya
mendengarkan dan mengikuti orang yang lebih dihormati.
Jarak fisik paling penting pada tahap-tahap awal interaksi. Orang akan
cenderung menyenangi mereka yang tinggal berdekatan. Tindakan yang harus
dilakukan Anton adalah melakukan pendekatan pada orang-orang yang tinggal dekat
dengannya. Kita cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan yang
lebih tinggi dari pada kita dan kita menganggap orang tersebut lebih berhasil
dalam kehidupannya. Anggapan orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi lebih
berhasil dalam kehidupannya disebut dengan Stereotyping.
Sumber dan penerima informasi dalam pembahasan ini adalah manusia, dimana
sumber adalah penyuluh dan penerima adalah petani. Sumber dan penerima di dalam
memberikan dan menerima informasi akan mengalami komunikasi intrapersonal
meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Menurut Rakhmat (2004) sensasi
adalah menangkap stimuli, persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi
sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru, memori adalah proses menyimpan
informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberi respon.Kemampuan komunikasi
intrapersonal untuk setiap individu berbeda tergantung pada kemampuan
masing-masing individu.
Dalam membina
hubungan interpersonal antara penyuluh dan petani, seorang penyuluh harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Keterbukaan. membuka diri terhadap orang lain akan dapat menjadikan
kedekatan/keakraban, karena dengan membuka diri hubungan bisa menjadi timbal
balik atau yang dikenal dengan penyingkapan diri (self disclosure).
2. Empati. Menurut Rakhmat (2004) dalam empati kita ikut serta secara
emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain.
3. Kejujuran. Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga dan dalam hal
ini mendorong orang lain untuk percaya pada kita.
Menurut DeVito ada lima tahap dalam hubungan interpersonal yaitu kontak,
keterlibatan, keakraban, pengrusakan dan pemutusan. Dari upaya pendekatan yang
dilakukan oleh Anton maka tahap tersebut digolongkan kedalam kontak dan
diharapkan berkembang menjadi keterlibatan bahkan keakraban karena apabila
tahap keakraban terjadi, maka tidak ada lagi jarak yang dapat menyebabkan
hambatan dalam berkomunikasi khususnya penyampaian informasi pertanian dan
sebaiknya ia berusaha menghindari sikap-sikap yang dapat menimbulkan
pengrusakan bahkan pemutusan hubungan.
Rogers (1976) mengatakan bahwa komunikasi
tetap dianggap sebagai perpanjangan tangan para perencana pemerintah dan fungsi
utamanya adalah untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan partisipasi mereka
dalam pelakasanaan rencana-rencana pembangunan. Pemerintah dalam melancarkan
komunikasinya perlu memperhatikan strategi yang dapat digunakan sehingga efek
yang diharapkan itu sesuai dengan harapan.
Effendy (1993) mengatakan strategi yang baik
secara makro (planned multimedia
strategy) mempunyai fungsi ganda yaitu:
1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat
informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk
memperoleh hasil yang optimal.
2. Menjembatani “Cultural gap” akibat kemudahan
diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh,
yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Teori difusi inovasi
Difusi
Inovasi adalah teori
tentang bagaimana sebuah ide
dan teknologi
baru tersebar dalam sebuah kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun 1964 melalui bukunya
yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia
mendefinisikan difusi sebagai proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan
melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam
sebuah sistem sosial.
Difusi adalah
proses dimana ide/gagasan baru dikomunikasikan kepada anggota sistem
sosial.
Sedangkan inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap
baru oleh manusia atau unit adopsi
lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh
masyarakat dalam pola yang bisa
diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera
setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok
masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi
tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu
dikatakan exploded atau meledak.
Difusi inovasi sebenarnya didasarkan atas
teori pada abad ke 19 dari seorang ilmuwan Perancis, Gabriel Tarde.
Dalam bukunya yang berjudul “The Laws of Imitation” (1930), Tarde
mengemukakan teori kurva S dari adopsi
inovasi, dan pentingnya komunikasi interpersonal. Tarde juga
memperkenalkan gagasan mengenai opinion leadership , yakni ide yang
menjadi penting di antara para peneliti efek media beberapa dekade kemudian. Tarde
melihat bahwa beberapa orang dalam komunitas tertentu merupakan orang yang memiliki
ketertarikan lebih terhadap ide baru, dan dan hal-hal teranyar, sehingga mereka
lebih berpengetahuan dibanding yang lainnya. Orang-orang ini dinilai bisa
mempengaruhi komunitasnya untuk mengadopsi sebuah inovasi.
Tahapan peristiwa
yang menciptakan proses difusi
- Mempelajari Inovasi
Tahapan ini
merupakan tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan mengamati inovasi baru dari
berbagai sumber, khususnya media massa.
Pengadopsi awal biasanya merupakan orang-orang yang rajin membaca koran dan menonton televisi,
sehingga mereka bisa menangkap inovasi baru yang ada. Jika sebuah inovasi
dianggap sulit dimengerti dan sulit
diaplikasikan, maka hal itu tidak akan diadopsi dengan cepat oleh mereka, lain halnya jika
yang dianggapnya baru merupakan hal mudah, maka mereka akan lebih cepat
mengadopsinya. Beberapa jenis inovasi bahkan harus disosialisasikan melalui
komunikasi interpersonal dan kedekatan secara fisik.
- Pengadopsian
Dalam tahap ini
masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari. Diadopsi atau
tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh beberapa faktor. Riset membuktikan
bahwa semakin besar keuntungan yang didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku
tertentu. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh keyakinan
terhadap kemampuan
seseorang. Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut
biasanya bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu melakukannya.
Jika seseorang merasa mereka bisa melakukannya, maka mereka akan cenderung
mangadopsi inovasi tersebut. Selain itu, dorongan status juga menjadi faktor motivasional
yang kuat dalam mengadopsi inovasi. Beberapa orang ingin selalu menjadi pusat perhatian dalam mengadopsi
inovasi baru untuk menunjukkan status sosialnya di hadapan orang lain. Adopsi
inovasi juga dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki individu
tersebut serta persepsi
dirinya. Jika sebuah inovasi dianggapnya menyimpang atau tidak sesuai dengan
nilai yang ia anut, maka ia tidak akan mengadopsinya. Semakin besar pengorbanan
yang dikeluarkan untuk mengadopsi sebuah inovasi, semakin kecil tingkat
adopsinya.
- Pengembangan Jaringan Sosial
Seseorang yang
telah mengadopsi sebuah inovasi akan menyebarkan inovasi tersebut kepada
jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa secara luas
diadopsi oleh masyarakat. Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari proses
penyampaian dari satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial
yang mereka miliki. Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid dan dekat satu
sama lain mengadopsi inovasi melalui kelompoknya. Dalam proses adopsi inovasi,
komunikasi melalui saluran media massa lebih cepat menyadaran masyarakat
mengenai penyebaran inovasi baru dibanding saluran komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal memengaruhi manusia untuk mengadopsi inovasi yang
sebelumnya telah diperkenalkan oleh media massa.
Lima tahap proses
adopsi
- Tahap pengetahuan: Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media cetak , maupun komunikasi interpersonal di antara masyarakat.
- Tahap persuasi:
Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna.
Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika mengadopsi
inovasi tersebut secara personal. Berdasarkan evaluasi
dan diskusi
dengan orang lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak
inovasi tersebut.
- Tahap pengambilan keputusan:
Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah mereka akan
mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti setelah
melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terdapat
perubahan dalam pengadopsian.
- Tahap implementasi: Seseorang
mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang inovasi
tersebut.
- Tahap konfirmasi: Setelah sebuah
keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas
keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak,
seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Tidak
menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya
menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi.
Elemen Pokok proses Difusi Inovasi
Sesuai dengan
pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok,
yaitu:
1) Inovasi
Gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut
pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang
maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif
tidak harus baru sama sekali.
2) Saluran komunikasi
’Alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber
kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu
memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima.
Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak
yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat
dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk
mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi
yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
3) Jangka waktu
Proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui
sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap
keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu
terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan
seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c)
kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4) Sistem sosial
Kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat
dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan
bersama
Sementara itu tahapan
dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:
1) Tahap Munculnya
Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil
keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat
dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.
2) Tahap Persuasi (Persuasion)
ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap
baik atau tidak baik.
3) Tahap Keputusan (Decisions)
muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat
dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah
inovasi.
4) Tahapan Implementasi (Implementation),
ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan
penggunaan suatu inovasi.
5) Tahapan Konfirmasi (Confirmation),
ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan
terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.
C.
Teknologi
Informasi
Dalam era
globalisasi yang semakin menguat, penguasaan terhadap Teknologi Komunikasi dan
Informasi merupakan keharusan yang tak lagi bisa ditawar. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan
evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para
jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk
memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh
manfaat dari padanya.
Teknologi
Informasi Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat. Teknologi informasi mempunyai tiga peranan pokok:
- Instrumen dalam mengoptimalkan proses pembangunan, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
- Produk dan jasa teknologi informasi merupakan
komoditas yang mampu memberikan peningkatan pendapatan baik bagi
perorangan, dunia usaha dan bahkan negara dalam bentuk devisa hasil
eksport jasa dan produk industry telematika.
- Teknologi informasi bisa menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area seluruh wilayah nusantara.
Sejalan
dengan perkembangan teknologi di era globalisasi ini, maka proses adopsi
inovasi dalam pemanfatan teknologi khususnya ICT (Information and Information
Technology) , juga semakin cepat. Siapa saja yang paling progresif dalam
adopsi-inovasi ICT ini, maka dialah yang memperoleh keuntungan dari aplikasi
ICT dibidang pertanian ini. Disini hanya mereka yang mampu menguasai ICT yang
dapat memperoleh keuntungan bisnis dibidang pertanian.
Dalam bukunya, The Third Wave (1986), Alvin Toffler membagi sejarah
perkembangan umat manusia, terutama dikaitkan dengan perkembangan sains dan
teknologi, kedalam 3 (tiga) gelombang sebagai berikut:
·
Pertama, gelombang masyarakat agraris. Pada masa ini, yang mencakup
periode SM (Sebelum Masehi) sampai tahun 1790, selama ribuan tahun masyarakat
agraris memanfaatkan energi alam, bercocok tanam dalam konteks pertanian
subsistensi, adanya pasar tidak terlalu penting, keluarga bersifat besar,
berkomunikasi secara langsung dan akrab, saling ketergantungan rendah, serta
semua ciri itu bisa dianalogkan dengan “kecil itu indah” (small is
beautiful).
·
Kedua, gelombang masyarakat industri. Pada masa ini, yang kurun
waktunya antara 1790-1970, selama ratusan tahun juga masyarakat mulai
menggunakan bahan bakar yang tidak bisa diperbaharui, penggunaan mesin-mesin
produksi massal, keberadaan pasar sangat penting, keluarga bersifat inti,
berkomunikasi melalui media cetak dan elektronik, serta menghargai dan
memanfaatkan waktu. Pada masa ini pula masyarakat industri ingin menguasai
alam, terjadi pemborosan SDA (Sumber Daya Alam), urbanisasi, kolonisasi, serta
nasionalisme dan kemerdekaan negara-kebangsaan. Semua ciri itu dapat
dianalogkan dengan “besar itu indah” (big is beautiful).
·
Ketiga, gelombang masyarakat informasi. Pada masa ini, yang kurun waktunya
kini hanya puluhan tahun antara 1970-2000, masyarakat memadukan antara
ciri-ciri gelombang 1 dan 2 di mana mulai adanya pemakaian energi yang dapat
diperbaharui, proses manufaktur beralih ke biofaktur, konsumen memproduksi
sendiri, terjadi proses de-urbanisasi karena kemajuan teknologi transportasi
dan telekomunikasi, terjadi globalisasi, keanekaragaman, dan bersikap hemat
terhadap SDA. Semua ciri pada gelombang ketiga ini dapat dianalogkan dengan
“kecil di dalam besar itu indah” (small within big is beautiful).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2011. Sejarah umat manusia(online).aspensi[]dot]com/views/2012/06/15/1037/1270000-setelah-gelombang-iii-what%E2%80%99s-next
diakses tanggal 4 oktober 2012.
Anonymous.
2012. wikipedia[dot]org/wiki/Teori_difusi_inovasi . diakses tangggal 4 oktober
2012
Anonymous.
2012.wsmulyana[dot]wordpress[dot]com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/. Diakses tanggal 4 oktober 2012.
DeVito, J. A. 1989. The Interpersonal
Communication Book. New York : Harper and Row Publishing.