LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
PROSES PEMBEKUAN (Froozen)
di PT. FISINDHO ISMA RAYA
TUBAN JAWA TIMUR
Laporan ini disusun
sebagai syarat memperoleh nilai
tugas akhir tahun pada
progam keahlian Teknologi Pengolahan
Hasil Pertanian
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Kedung
JEPARA
LAPORAN
DI
SUSUN OLEH:
NAMA
: ALI AHSAN AL-HARIS
NIS:
02763
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN 1 KEDUNG
JEPARA
2010
LEMBAR
PENGESAHAN
Praktek kerja Industri telah di
Laksanakan pada perusahaan:
PT.
FISINDHO ISMA RAYA, KENANTI, TAMBAK BOYO TUBAN JAWA TIMUR.
Waktu dan tanggal : 08 Februari s/d 17 Mei 2009.
Selama : 98 Hari
Materi atau isi laporan telah benar
dan memenuhi syarat :
Disahkan
oleh :
Pembimbing
DU/DI : Pembibing sekolah :
ARIF
EFENDY DIAN
REKSOWATI, Spd
DENY
NUR ALAMSYAH
M. SAIFUL ULUM, SPi
Mengetahui
Kepala
Sekolah
SMK
N 1 KEDUNG JEPARA
ATANG
MINTARYA, SP
NIP: 19610217 10
KATA
PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan
kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa
selalu
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya.sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan
prakerin yang dilaksanakan di PT. FISINDHO ISMA RAYA sebagai tugas yang
diberikan
oleh Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 KEDUNG JEPARA dalam keadan sehat wal afiyat
tanpa halangan apapun.
Laporan prakerin ini di susun
sebagai salah satu tugas wajib pendalaman uji kompetensi progam Teknologi
Pengolahan Hasil Pertanian ( TPHP ) SMK Negeri 1 Kedung Jepara.
Terciptanya laporan ini juga tidak
luput dari bantuan berbagai pihak.sehingga pada kesempatan penyusunan ini saya
mengucapkan banyak – banyak terimakasih kepada semua pihak yang ikut serta
dalam menyelesaikan laporan Prakerin ini,diantaranya :
1.PT.FISINDHO ISMA RAYA, yang telah
bersedia memberikan tempat prakerin
2. Bpk. ABU HANIFAH, S.Pi
.selaku pimpinan perusahaan
3. Bpk. ATANG MINTARYA,SP .selaku
kepala sekolah SMK N 1 KEDUNG
4. Bpk. SUFA’AN Spd.selaku
pembimbing di TPHP SMK N 1 KEDUNG
5. Bpk. ARIF EFENDY, selaku
pembimbing lapangan
6.Bpk. DENY ,selaku pembimbing
lapangan
7. Bpk. M. SAIFUL ULUM ,selaku
pembimbing lapangan
8. Orang tua yang mendukung
,membiayai ,dan memotivasi.
9. Teman teman yang ikut membantu
dan menyelesaikan laporan ini.
Apabila dalam penyusunan laporan PSG
ini dari segi tulisan, tata bahasa, dan penyajian materi serta kata yang kurang
berkenan di hati, mohon ma’af yang sebesar besarnya.Dalam penyusunan ini di
harapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan yang
memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Negara ini juga dua per tiga
bagianya adalah lautan. Maka pemanfaatan hasil laut harus mendapat perhatian yang
serius dari instansi terkait.Hal ini di sebabkan potensi perikan yang sangat
tinggi di hampir seluruh wilayah Indonesia mengharuskan adanya penanganan
optimal.
Pemamfaatan komoditi hasil perikanan yang optimal tentunya harus di
sertai dengan sumber daya manusia dan teknologi yang memadai.dengan adanya
sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas,di harapkan nantinya berbagai
komoditi perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dapat di olah secara
optimal yang nantinya hal ini dapat menjadi pemasukan devisa Negara.
Agar produck perikanan di Indonesia dapat bersaing di pasar
internasional,maka di perlukan adanya penanganan yang optimal.oleh karena itu
kemajuan dan teknologi perikanan Indonesia mempunyai sasaran untuk memanfaatkan
sumber daya alam yang optimal dan menigkatkan kesempatan kerja serta pendapatan
devisa Negara.
Filet ikan beku adalah salah satu teknologi pengolahan hasil perikanan
yang dapat memberi nilai tambah.Hal ini di sebabkan pasar internasional yang
lebih memilih produck dalam bentuk filet dari pada utuh ( whole ) untuk proses lebih
lanjut .Dengan menjaga standar pengolahan, diantaranya menjaga kesegaran mutu
ikan dengan cara pembekuan dan penyimpanan beku.
Alur penaganan yang bermula dari penagkapan yang kurang baik dapat mengakibatkan
kerusakan pada “ Raw Material” .Sedangkan salah satu cara untuk mempertahankan
kesegaran ikan dengan cara pembekuan dan penyimpanan beku.Devinisi dari
pembekuan adalah suatu unit operasi suhu dimana bahan pangan di bekukan hingga
di bawah titik beku .Jadi pembekuan adalah dimana air di ubah menjadi kristal
es.
Dalam proses pembekuan dan penyimpanan beku, daging filet mengalami
perubahan antara lain :
·
Perubahan fisik antara lain perubahan suhu ,
perubahan komponen air pada daging filet ,perubahan sifat thermal ikan
,pengeringan ,penyusutan berat ,dan water drip.
·
Perubahan jaringan pada daging filet ikan.
·
Perubahan organoleptik diantaranya adalah
denaturasi protein ,oksidasi dan perubahan lainya.
·
Perubahan mikrobiologi yaitu perubahan bacterial
selama pembekuan dan penyimpanan beku.
1.2 Maksud dan tujuan
1.2.1
Maksud
Maksud di laksanakanya PSG adalah untuk mempelajari, mengetahui dan
berpatisipasi dalam penaganan proses produck perikanan dalam bentuk beku di PT.
FISINDHO ISMA RAYA ,kenanti,Tambakboyo ,Tuban ,Jawa Timur.
1.2.2
Tujuan
Tujuan di lakukan Pendidikan Sistem Ganda antara lain :
·
Mengetahui secara tehnis bagaimana pelaksanaan
kegiatan usaha frozen filet dan produck lainya, dari mulai proses penerimaan
bahan baku sampai dengan sa’at ekspor.
·
Mengetahui dan mengenal peralatan serta
fasilitas-fasilitas yang digunakan pada proses frozen.
·
Menambah keterampilan dan menambah pengetahuan.
·
Mengetahui dunia kerja di sector industri
perikanan khususnya pengolahan hasil laut.
·
1.3
Manfaat
Manfaat dilakukan Pendidikan Sistem Ganda di PT.FISINDHO ISMA RAYA untuk
mengetahui dan menambah pengalaman dalam usaha industri perikanan serta terjun
langsung untuk kerja dalam situasi nyata tentang proses penaganan filet beku
dan produk lainya.
1.4
Waktu dan
Tempat
Pendidikan Sitem Ganda di laksanakandi PT. FISINDHO ISMA RAYA pada
tanggal 08 februari sampai 06 april 2010 yang berlokasi di desa kenanti
,tambakboyo ,kabupaten tuban ,propinsi jawa timur.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Metode pendidikan system ganda
Pendidikan sitem ganda dilaksanakan dengan metode survey yaitu metode
pengumpulan data dan terjun langsung ikut serta proses penanganan bahan baku
khususnya bagian manajemen pengadaan bahan baku digunakan system maggang yaitu
berperan aktif dalam setiap tahapan proses produksi.
2.2 Tehnik pengumpulan data
a.
Observasi ( pengamatan )
Pengamatan adalah tehnik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
dan pencatatan secara sistematik dan jika ada gejala gejala hendaknya di
tanyakan pada para pebimbing.
b.
Wawancara
Wawancara adaah proses tanya jawab secara langsung mengenai suatu masalah
yang akan di teliti.
c.
Studi literature
Untuk menggunakan buku –buku referensi yang relevan sehingga dapat
menunjang dalam penulisan laporan.
BAB III
KEADAAN UMUM
3.1 Letak topografis desa
Pendidikan Sistem Ganda sebagai
tugas akhir ini di laksanakan di PT. FISINDHO ISMA RAYA di desa kenanti,
kecamatan tambakboyo, kabupaten tuban, propinsi jawa timur.
Adapun
batas-batas wilayah desa kenanti adalah sebagai berikut :
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Desa Dasin
Sebelah Barat : Desa Tambakboyo
Sebelah Timur : Desa Sobontoro
Jarak anatara desa kenanti dengan pusat pemerintahan kecamatan tambakboyo
+ 0,5 KM kearah timur.Sedangkan dengan pusat ibukota kabupaten tuban
+ 29 KM kearah
timur dan jarak ke pusat ibukota provinsi jawa timur + 132 KM kea rah
timur.
Wilayah desa kenanti memiliki topografi pantai, terletak
pada ketinggian tanah +
2 M dari permukaan air laut dan suhu udara rata-rata + 31oc.
Luas daerah desa kenanti + 18,20
Ha, bangunan umum 0,250 Ha,pemukiman/perumahan 5 Ha dan lain-lain (
termasuk daerah industri dan perkantoran) 1,605 Ha.
3.2 Sejarah dan perkembangan
perusahaan
Pendidikan system ganda yang sebagai tugas akhir ini bertempat di PT.
fisindho isma raya yang berada di desa kenanti, kecamata tambakboyo, kabupaten
tuban, provinsi jawa timur.
Batas –batas
geografis PT. fisindho isma raya adalah sebagai berikut :
Sebelah utara : laut jawa
Sebelah selatan : desa kenanti
Sebelah barat : CV. Reksa dan pemukiman
penduduk
Sebelah timur : desa jamong
PT. fisindho
isma raya berdiri pada tanggaal 07 oktober 2001 dengan luas tempat usaha 4050 m2
,di bawah pimpinan Ir.Abu hanifah.Usaha ini merupakan unit produksi yang
bergerak di bidang pengolahan ikan terutama pembekuan hasil-hasil produck
perikanan .
PT. fisindho
isma raya mulai beroperasi pada bulan September tahun 2002 .hasil perikanan
yang adalah dalam bentuk whole round ( bentuk ikan satu ekor utuh ), whole
gutted ( bentuk ikan tanpa kepala ),whole clean ( bentuk ikan yang sudah di
bersihkan sisiknya, di buang isi perut dan kepala ) dan whole gilled gutted and
scalled ( bentuk ikan yang sudah di bersihkan sisiknya dan di buang isi perut
dan insangnya )
Pada bulan mei
tahun 2004 hasil perikanan sudah berkembang menjadi fillet ( skin on dan skin
less ) dan by product [ blok daging kakap, kepala, tulang, kepala dan sisik ]
.sedangkan ikan-ikan yang digunaka dalam bentuk filet adalah :filet skin on
seperti ikan kakap merah ( Lutjanussanguineus)filet skin less seperti ikan
sebelah (Indian haribut), ikan kerapu
(Epinephetuse sp), ikan
kaci (plectorhinchus sp), ikan lencam (lethrinus lencam sp).
Produck utama
PT. fisindho isma raya diorientasika pada pasar, karena perusahaan hanya melakukan proses
produksi bila ada permintaan dari Negara-negara tujuan ekspor.
3.3 Lokasi dan tata letak perusahaan
3.3.1
Lokasi perusahan
Tempat proses
produksi (pabrik) perlu diletakan dan dibangun di daerah yang relative baik
bagi kepentingan perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan
perusahan. Penempatan yang
baik akan dapat menghasilkan biaya transport, biaya produksi dan biaya distribusi barang
jadi yang relative minim sehingga semakin sedikit problema yang dihadapi oleh
para pengusaha.
Pemilihan lokasi
berarti menghindari sebanyak mungkin dari segi-segi negative dan banyak
mendapatkan factor-faktor positif.
Beberapa factor
penting yang perlu di perhatikan dalam pemukihan lokasi pabrik,antara lain :
1.
Pendirian PT. fisindho isma raya dapat diterima oleh
lingkungan masyrakat sekitar karena usaha ini dapat memberikan lapangan
pekerjaan bagi sebagian masyrakat desa.Dalam usahanya PT fisindho isma raya
memperhatikan dampak yang akan di timbulkan dari proses produksi yang salah
satunya penaganan limbah ikan agar tidak membahayakan lingkungan masyrakat
sekitar perusahaan.
2.
Kedekatan dengan bahan baku
PT. fisindho
isma raya mendatangkan bahan baku dari
kota :
a.
Probolinggo
b.
Juwana
c.
Brondong
d.
Lamongan
e.
Tuban, dan
f.
Jepara
3.
Faktor tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan hal yang mendasar bagi berlangsungnya sutu
perusahaan, dimana tenaga kerja sangat berperan demi kelancaran proses
produksi. Dalam mendapatkan tenaga kerja, PT.fisindho isma raya tidak mengalami
kesulitan karena sebagian besar karyawanya adalah masyrakat sekitar perusahan.
4.
Fasilitas dan sarana transportasi
Fasilitas dan sarana transportasi yang tersedia akan melancarkan
pengadaan factor-faktor produksi dan penyaluran produksi perusahaan.Letak PT.
fisindho isma raya yang tidak begitu jauh dari jalan raya merupakan salah faktor
penunjang dalam proses produksi dan pengadaan bahan baku.
5.
Sumber daya-sumber daya lain
Sumber daya disini dapat berupa air,
listrik, dan telekomonokasi
untuk kelancaran untuk kelancaran pengadaan bahan baku dan proses produksi
.ketiga sumber daya tersebut sanagat diperhatikan oleh perusahan.
3.3.2
Tata letak perusahaan
Penentuan tata letak fasilitas dan bangunan menjadi bagian penting dalam pabrik.
Apabila bangunan dan fasilitas kurang,
maka dapat mengurangi efisiensi operasi,
bahkan akan menaikan biaya operasional.
Sehingga untuk mengatasi hal tersebut harus ada perencanaan desain
fasilitas, yang dapat mengatur seluruh
fasilitas terlihat rapi serta terencana dengan baik agar dapat beroperasi
dengan baik.
Pabrik biasanya
mengadakan relayout untuk mengurangi
biaya bukan
Relocate .sering
layout mesin-mesin dan luas ruang dalam pabrik mengikuti sehingga diperoleh
pengaturan susunan peralatan produksi yang baik sehingga memperlancar proses
produksi.Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang di
perlukan di dalam proses produksi.
Penentuan tata letak fasilitas (mesin-mesin, alat produksi) PT. fisindho
isma raya mengikuti kondisi bangunan,
karena awal produksinya adalah pembekuan dalam bentuk whole dan
pembekuan udang. Oleh karena itu, tata letak perusahaan di tata sedemikian rupa
yang disesuaikan dengan urutan kerja proses produksi agar dapat memperlancar
proses produksi.
Penentuan fasilitas dalam perusahaan diharapkann dapat memberikan
kenyamanan kerja bagi karyawan serta memudahkan dalam pengawasan masing-masing
bagian produksi mulai dari penerimaan bahan baku sampai produck beku.Tata letak
PT. fisindho isma raya dapat di liha pada lampiran I .
3.4
Struktur organisasi
perusahan
Struktur
organidasi adalah suatu gambaran secara sistematis tentang
hubungan antara
pimpinan dan stafnya dengan bidang kerja sehingga jelas kedudukanya, wewenang
dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu bentuk yang teratur. Dalam suatu organisasi yang baik, akan dapat menimbulkan kepuasan perorangan
dan golongan, dapat mendorong kerjasama
dan menigkatkan keinginan untuk melakukan sesuatu tanpa diperintah orang
atasan.
Dari bentuk komunikasi antra staf dan tenga kerja harian dapat dapat diketahui
bahwa tipe organisasi di PT. fisindho isma raya adalah tipe organisasi fungsional.di
sini , para pemegang jabatan yang mempunyai delegasi wewenang dan tanggung
jawab sudah ditentukan batasan bidang kerjanya yang sesuai dengan keahlianya dan
secara masing-masing mereka dibantu oleh para karywan yang juga memiliki
keterampilan yang sesuai skema struktur organisasi PT. fisindho isma raya dapat
dilihat di lampiran II.
Adapun tugas dan
wewenang dari director, staf
dan karyawan PT. fisinho isma raya adalah sebagai berikut :
a.
Direktur .
Bertugas
memimpin jalanya perusahaan serta mengkordinasikan
seluruh kegiatan
yang ada di perusahaan maupun seluruh bagian-bagian yang ada dibawahnya agar
mencapai kesuksesan jerja dalam mencapai tujuan perusahaan yang mengajukan
kerjasama dengan plant untuk kemajuan perusahaan .
b.
Branch manager/purchasing manager
Bertugas menentukan kebijakan mengenai penyediaan bahan baku
untuk proses unit pengolahan, baik
untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.Merencanakan pmbeliaan bahan baku dari nelayan atau supliyer.
berkordinisasi dengan QC area untuk memperoleh bahan baku yanag bagu
c.Kepala cabang
Tugas dan wewenag kepala cabang adalah bertanggung jawab ter
hadap perusahaan pada area yang ditentukan, juga mengawasi dan meng
kordinasi dengan manager QC area untuk memperoleh bahan baku yang
bagus.
d. Manager
pabrik
Tugas dan wewenag manager pabrik adalah mengontrol dan
mengawasi perusahaan agar dapat berjalan lancar.
e. Kepala produksi
Tugas dan
wewenagnya adalah : memimpin dan menjalankan wewenang
dalam proses
produksi baik yang berhubungan dengan kualitas pekerja maupun kualitas produksi
yang dihasilkan.
f. Quality
Control ( QC )
Tugas dan
wewenag QC adalah mengontrol dan mengawasi kualitas
produck yang
disesuaikan dengan standar kualitas customer serta yang
berhubungn
dengan HACCP (Hazard Analisys
Critical Control Point),
SSOP (Standart Operasional Prosedur) dan
GMP (Good Manufacting
Product).
g. Administrasi,
personalia dan keuangan
Tugas dan wewenag administrasi dan personalia berfungsi gangda karena
merangkap juga dalam hal keuangan. Tugasnya adalah mengolah dan menginput
data, membuat semua surat masuk dan
keluar, mencatat nota pembelian dan
pembayaran serta menhijung gaji karyawan.
h. Penanggung
jawab tehnik
Tugas dan wewenang penaggung jawab tehnik adalah dalam hal pengoperasian
dan pengawasan mesin-mesin produksi dan peralatan produksi
i. Penanggung
jawab umum
Tugas dan wewenang penaggung jawab umum adalah berhubungan dengan segala
sesuatu perlengkapan yang yang ada di perusahaan dan kantor.
j. Keamanan
Tugas dan wewenang keamanan adalah mengamankan semua aset perusahaan dan
menindak yang meganggu berlangsungnya proses maupun tidak.
k. Penanggung
jawab packing dan cold storage
Tugas dan wewenag penaggung jawab packing dan cold storage adalah
mengontrol dan mengawasi pemberian kode,
bertanggung jawab terhadap jumlah stock yang di simpan atau
dikeluarkan, menyimpan produck ke dalam
cold storage, pengeluaran produck saat
proses loading serta mengkordinasikan tenaga yang akan untuk keperluan pemuatan
produck yang akan di kelurkan dari cold storage ke mobil thermo atau container.
3.5
Tenaga kerja
dan system pengupahanya
Tenaga kerja merupakan factor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan perusahaan PT. fisindho isma raya adalah pedoman pada
aturan
ketenagakerjaan yang telah ditetapkan Departemen Tenaga Kerja.Secara garis
besar ketenagakerjaan di PT. fisindho isma raya dibagimenjadi 2 bagian, yaitu :
·
Karyawan staf / karyawan bulanan
Yaitu karyawan
yang membantu atau menjalankan fungsimanajemen dan masuk setiap hari serta
penerimaan gaji setiap satu bulan sekali.
·
Karyawan harian lepasYaitu karyawan yang
kerjanya berdasarkan raw material dan
penerimaan gaji seminggu sekali.
3.6
Sarana dan
prasarana
Sarana dan
prasarana di PT. fisindho isma raya untuk menunjang jalanya proses pembekuan (
frozen ) adalah sebagai berikut :
3.6.1
Sarana
A.
Timbangan
Timbangan yang
digunakan dalam proses ( frozen ) terdiri atas 3 jenis yaitu :
1.
Timbangan digital merk nagata dengan kapasitas maksimal
6 kg.timbangan timbangan ini berfungsi untuk menimbang berat daging filet atau
menimbang daging yang beratnya maksimal 6 kg.
2.
Timbangan digital merk nagata dengan kapasitas maksimal
30 kg. timbangan ini berfungsi untuk menimbang berat daging filet atau
menimbang daging yang beratnya maksimal 30 kg,timbangan ini biasanya di gunakan
pada saat packing.
3.
Timbangan duduk digital merk nagata dengan kapasitas
maksimal 60 kg. timbangan ini berfungsi untuk menimbang berat bahan baku pada
saat penerimaan atau di gunakan setelah produck dimasukan mc.
B. Basket /
keranjang plastik
Keranjang ini
berfungsi untuk wadah bahan baku atau wadah untuk mendistribusikan ikan dan wadah hasil
frozen.
C. Fish box,
terbuat dari fibber glass, fungsinya
untuk menampung ikan
Sesuai dengan kapasitas fishbox.
D. Meja
sortir, terbuat dari stainless staile dengan
panjang 252 cm, lebar
143 cm dan tinggi 120 cm.Meja sortir
berfungsi untuk menyortir ikan
Pada saat penerimaan.
E. Meja
scaling, terbuat dari stainlies steal dengan ukuran panjang 142,5
Cm,
lebar 99,5 cm dan tinggi 130,5 cm.Meja beralaskan papan yang
Terbuat dari acrylic berfungsi agar tidak
mengkontaminasi produck.
F. Penyisik
bergerigi, terbuat dari stainlis steal.
Berfungsi untuk menyisik
Ikan secara manual.
G. AC ( Air
Condicioner ) windoms 2 pk yang berjumlah 5 buah, berfungs
Si agar rantai dingin tidak terputus.
H. Meja filet
Terbuat dari staniles staiel dengan panjang
200 cm, lebar 100 c Tinggi 80 cm. Meja beralaskan papan yang terbuat dari acrylic berfungsi agar tidak
mengkontaminasi produck
I.
Asahan yang di gunakan ada 2 jenis yaitu, yang terbuat
dari batu dan baja.digunakan untuk
mengsah dan untuk mempertahankan ketajaman pisau selama proses produksi.
J.
Pisau yang digunakan merk gieser germany dengan panjang
34 cm dan merk victorinox fibrox dengan panjang 33 cm, kedua pisau tersebut terbuat dari stainlies
steal.
K.
Pinset,
berfungsi untuk mencabut sisa-sisa tulang yang tertinggal pada produck.
L.
Gunting,
Berfungsi untuk memotong bahan atau produck yang sekiranya memerlukan
potongan.
M.
Selang air yang
berfungsi untuk mengalirkan air pada setiap proses filleting, trimming,
pine bone out, washing dan final
check.
N.
Spons, digunakan
untuk membersihkan seluruh permukaan daging filet dari sisa-sisa air dan
potongan tulang serta sisik.
O.
Air dan alkohol,
di gunakan untuk membersihkan produck,
jika menggunakan alcohol dengan konsentrasi 70 % dengan perbandingan 5:
1.
P.
Vaccum, mesin ini
berfungsi ganda yaitu untuk meghampakan udara dan menyedot air serta mengeshell
produck yang telad di bag.
Q.
Freezing ( ABF dan CPF )
1.
Air Blast Freezer (ABF), berjumlah 2 buah dengan kisaran suhu maksimal
+ - 400c dan dapat menampung + 1, 5
ton - 2,5 ton. Alat pembekuan ini
menggunakan refrigent froen.
2.
CPF ( Contact Plate Frezzer ) berjumlah satu buah
dengan kapasitas
Maksimal 2
Kw, dalam satu kali pembekuan waktu yang
dibtuhkan
+ 2,5
- 3 jam dengan suhu + - 400c
R. Cold Storage
Berjumlah 2 buah
ddengan kapasitas barang + 130 Ton dengan ukuran
ruangan yang
panjangnya 16 m, lebar 8 m dan tinggi 6
m.Cold storage berfun
si untuk
menyimpan produck yang sudah di kemas dalam mc dengan suhu
maksimal – 200c.
Dan sarana lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu
Prasarana
Proses yang menunjang proses frozen adalah sebagai berikut :
A.
Kantor pada PT. fisindho isma raya raya berfundi
sebagai tempat untuk mengkordinasikan segala Sesutu yang berhubungan dengan
proses produksi.
B.
Gudang kering
Gudang kering
terletak di sebelah utara ruang packing dan terpisah dengan ruang proses, serta
fungsi gudang kering untuk menyimpan mc,
plastic, label, bahan kimia
sebelum di gunakan dan lain-lain.
C.
Cold storage
Berfunsi untuk
menyimpan produck yang telah di kemas dan di berilabel dengan kisaran suhu
Maksimal – 200c.
D.
Ruang ganti pakaian dan loker
Perusahaan
menyediakan ruang ganti pakaian dan loker yang berada setelah pintu
masuk.Ruangan ini ada dua yang satu untuk laki-laki dan yang satunya untuk
perempuan.
E.
Foot dips (bak cuci kaki)
Fungsinya untuk
mengurangi kontaminasi yang di bawa karyawan dari luar maka, setiap karyawan yang akan masuk ke dalam
ruang proses wajib melalui foot dips terlebih dahulu.
F.
Handips
Berfunsi untuk
mencuci tangan para karyawan agar kuman dan bakteri yang di bawa dari luar dan
setiap setengah jam sekali diwajibkan untuk cuci tangan.
G.
Fiber box
Digunakan untuk
mencuci peralatan yang selesai di gunakan .
H.
Toilet
PT. fisindho
isma raya memiliki 3 buah toilet yang di gunakan untuk membersihkan badan dan
buang air kecil maupun air besar.
I.
Mushola
Mayoritas staf
dan karyawan PT. fisindho isma raya adalah beragama islam maka dari itu di
bangun musholla untuk menjalankan ibadah para staf dan karyawanya.
J.
Pos jaga
Pos jaga
berfungsi sebagai tempat security serta ruangan tamu untuk melapor jika ada
keperluan di PT. fisindho isma raya.
Bahan
pembantu produksi dan Bahan Kimia Pembantu Produksi
1.Air
Dalam industri perikanan air merupakan peranan yang memegang sangat
penting, karena akan mempengaruhi mutu
produck yang di hasilkan .
Air yang digunakan PT. fisindho isma raya adalah air yang sudah kualitas
air minum serta setiap enam bulan sekali di ujikan di laboraturium pengujian
mutu hasil perikanan Surabaya
sebagaimana dalam proses produksi dan memenuhi standart parameter uji.
2. Es
Es merupakan medium pendingin yang paling baik bila dibandigkan denganmedium
pendingin yang lain, karena ikan dapat
menurunkan suhu tubuh ikan dengan cepat tanpa mempengaruhi kualitas ikan dan
biaya yang di perlukan relative lebih murah.
Es yang di gunakan PT. fisindho isma raya di peroleh dari PT. Mitra samu
dra utama yang
berlokasi di kecamatan jenu.Es tersebut berbentuk balok yang
beratnya
mencapai 70 kg/balok kemudian di hancurkan menggunakan mesin
penghancur es
sehingga berubah menjadi es curah.Penggunaan es bertujuan untuk
menciptakan
rantai dinginselama proses produksi berlangsung, sehingga dgradasi
atau penurunn
mutu ikan dapat di minimalkan. Kualitas es juga di ujikan dib alai
laboraturium
pengujian mutu hasil perikanan Surabaya. Dari hasil pengujian ters
but menunjukan
kelayakan untuk digunakan dalam proses produksi dan memenu
hi parameter
uji.
3. Kaporit
Kaporit yang disediakan oleh PT. fisindho isma raya berbentuk cair
(Hipklorit (
HOCL)) dengan kepekatan 16.000 ppm (konsentrasi 60%) yang di
Gunakan sebagai
bahan dasar pembuatan klorin cair.
4. Klorin cair
Klorin cair (CL2) sebagai zat desinfektan yang di tambahkann ke air deng
Dosis 16.000 ppm
digunakan intuk mencuci tangan,kaki, peralatan maupun bahan
Baku. Dosis
masing-masing pencucian berbeda beda, pencucian tangan ( handips)
Peralatan dan
bahan baku dosisya 50ppm.Sedangkan untuk pencucian kaki (foot
Dips) dosisnya
200ppm.
5. Alkohol
Alkohol dengan konsentrasi 96% digunakan untuk sanitasi spons yang di
gunakanpada
waktu swabbing, agar spons yang
digunakan dalam proses produks
dalam keadaan
steril.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses pembekuan udang kipas (thenus
orientalis)
Disebut udang kipas karena bentuk tubuhnya yang hampir mirip dengan
kipas. udang kipas di bagi menjadi tiga jenis dalam prosesnya :
1.
Udang Kipas HL (Head Leas)
2.
Udang Kipas HO
(Head on)
3.
Udang Kipas MO ( Met only)
Dalam proses
udang kipas, setiap jenisnya memiliki
perlakuan yang berbe
da-beda
.Sedangkan hal yang paling penting dalam proses udang kipas yaitu pada
Saat penerimaan.
Berikut tahapan proses udang kipas:
Alur tahapan proses Udang Kipas Head
Less ( HL )
4.1.1.1 Penerimaan bahan baku
Udang kipas yang berasal dari supliyer di angkut menggunakan mobil pick
up atau truck .Sedangkan udang kipasnya di taruh
di blong atau fishbox yang sudah di beri es curah.Penampungan udang kipas yang
baik adalah penampungan kering untuk meminimalisasi jumlah bakteri.Sedangkan
hal yang perlu di perhatikanPada sa’at penerimaan yaitu : kondisi fishbox,
transport dan banyak sedikitnya es.
4.1.1.2 Penyortiran
Setelah udang kipas di bongkar dari fishbox atau blonx,cuci terlebih
dahulu dengan air dingin yang sudah di campur klorin + 50 ppm.Hal
tersebut bertujuan untuk mengeleminasi benda asing yang menempel pada udang
kipas.jika udang kipas selesai di cuci, taruh udang kipas di meja sortir dan
kemudian sortir sesuai dengan size,
kwalitas, jenis dan mutu.
A. Untuk penyortiran kwalitas hanya dilakukan
dengan organoleptik saja sedangkan yang perlu diamati:
1. Black
spot : Noda hitam yang biasanya menepel
pada ekor dan cangkang
2. Bau D I : Segar
D II :
Mulai asam
D III : Asam dan mulai busuk
3. Tekstur : Keras dan utuh
4. Warna : Cerah
B. Dalam tahap
penyortiran size semua bergantung pada permintaan buyer.Sedangkan size udang kipas yang di
terima di PT. fisindho isma raya dalam bentuk whole yaitu mulai dari :
a. 600 up untuk udang kipas head
leas ( HL )
b.100 up untuk udang kipas head on ( HO )
c. 100 up soft untuk udang kipas meat only ( MO )
Dalam penyortiran udang kipas sebaiknya dilakukan
secepat mungkin agar suhu udang kipas tidak naik seingga mempengaruhi kwalitas dan mutunya.Udang kipas yang di
terima haruslah kwalitas no satu jika tida kwalitas nomor satu di kembalikan ke
supliyer hal ini bertujuan untuk menghindari banyaknya reject dan jatuhnya
rendemen.Setelah udang kipas selesai di sortir, masukan udang kipas ke dalam
basket sesuai dengan size.Sebelum udang kipas mulai diproses ,tampung dahulu
dengan menggunakan box yang berisi air
dingin dengan suhu + 1 - 40c .Sebelum udang
kipas mulai di tampung, check terlebih dahulu suhu penampungan hal ini
bertujuan untuk memenuhi sudah standart atau belum sehingga nantinya tidak
mengalami penurunan kwalitas.Selain itu ,udang kipas ditampung berdasarkan
size dan jenis producknya ( HO, HL dan
MO ).
4.1.1.3 Penimbangan 1
Penimbangan pertama dilakukan karna bertujuan untuk
mengetahui berat agar mempermudah dalam pembayaranya dan setelah di timbang di
catat sesuai dengan size.Sebelum timbangan digunakan, kalibersi terlebih dahulu untuk mengecek
timbangan yang akan digunakan normal atau tidak.Setelah dikaliberasi siapkan
peralatan yang akan digunakan (basket dan timabangan)dalam keadaan bersih sebelum
dan sesudah digunakan.
4.1.1.4 Penyikatan
Sebelum proses penyikatan dimulai, pastikan kondisi
sikat benar-benar bersih, bagus dan utuh.Penyikatan dilakukan karna bertujuan
untuk untuk membersihkan kotoran-kotoran yang tertinggal pada udang dan menghilangkan
blackspot.Dalam penyikatan udang kipas, setiap jenis produck memiliki perlakuan
yang berbeda-beda :
1.
Udang kipas whole(sikat semua bagian tubuh dan ambil
kaki renagnya)
2.
Udang kipas Head On (sikat pada bagian kepalanya)
3.
Udang kipas Head Less(sikat pada bagian cangkang dan
ekor serta ambil kaki renagnya)
Untuk mempermudah penyikatan, basahi tubuh udang dengan
air es,setelah itu sikat sampai bersih setelah selesai masukan udang ke dalam
air es.
4.1.1.5 Potong kepala
Potong kepala dilakukan karna bertujuan untuk
memisahkan cangkang dari kepala.Caranya tangan kiri memegang kepala udang dan
tangan kanan mencongkel dan menarik bagian pangkal kepalanya kemudian ditarik kebawah secara perlahan-lahan agar
daging tidak banyak yang tertinggal dan
rusak.Udang yang sudah di potong kepala di taruh di baskom yang berisi air es
dan bersuhu + 1 – 30c, sedangakan kepalanya di taruh di basket by
produck (bak kontiner).Hal ini bertujuan agar bakteri atau kotoran yang berada
di kepala tidak menyebar di lantai atau meja sehingga menimbulkan banyaknya
bakteri.
4.1.1.6 Cabut usus
Cabut usus bertujuan untuk memisahkan usus dari
daging.Dalam tahap cabut usus hal yang perlu di perhatikan yaitu : kebersihan
dan ketajaman pisau yang di gunakan serta pan by produck usus.Udang yang sudah
bersih di sayat menggunakan pisau bagian anusnya kemudian di tarik keluar
secara perlahan agar tidak putus.Udang yang sudah di cabut usus taruh di dalam
baskom yang berisi air dengan suhu + 1 – 30c.proses cabut usus
sebaiknaya dilakukan dengan cepat untuk mengindari kenaikan suhu pada udang dan
penurunan kwalitass pada udang.
4.1.1.7 Pencucian dan pengecekan
Pencucian dan pengecekan bertujuan untuk mengecek
kwalitas dan membersihkan kotoran yang tertinggal pada udang.Air yang di
gunakan dalam pencucian udang harus bersih dan bersuhu + 1 -
30c
untuk menghindari kenaikan suhu pada udang.Jika air sudah mencapai suhu
standart, cuci udang dengan cara mencelupkan satu per satu ke dalam bak
pencucian dan pastikan udang benar-benar bersih dari kotoran yang menempel. Sewaktu
proses pencucian dan pengecekan jika air pencucian terlihat kotor maka segera
ganti dengan air yang bersih.Udang kipas yang selesai dicuci di taruh di basket
dan ditiriskan sebelum di timbang kembali.
4.1.1.8 Penimbangan ke II
Penimbangan kedua dilakukan karna bertujuan untuk
mengetahui hasil produksi dan rendemen berat setelah di timbang di catat sesuai
dengan size.Sebelum timbangan digunakan,
kalibersi terlebih dahuku untuk mengecek timbangan yang akan digunakan
normal atau tidak.Setelah dikaliberasi siapkan peralatan yang akan digunakan
(basket dan timabangan)dalam keadaanbersih sebelum dan sesudah digunakan.
4.1.1.9 Penyusunan
Penyusunan bertujuan untuk mempermudah dalam proses pembekuan di air blast freezer.
Sebelum udang di tata dipan ,lap atau semprot pan menggunakan alcohol atau
klorin agar kuman dan bakteri yang berada di pan bisa mati.Beri alas plastic
yang sudah dilap menggunakan alcohol, setelah itu Udang di tata dengan
meletakan bagian perut berada dibawah (down) dan punggung berada diatas (up)
serta bagian ekor direntangkan.Jika udang sudah tertata rapi di pan, taruh
plastic di atas udang yang sudah di lap dengan alcohol untuk menghindari
dehidrasi pada udang dan melindungi produck dari kontaminasi bakteri.Dalam
tahapan ini sebaiknya dilakukan secara cepat untuk menghindari kenaikan suhu
pada udang dan kemunduran kwalitas udang karena terpecah dari rantai dingin.
4.1.1.10 Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan dalam proses pembekuan
ada dua yaitu : ABF (Air Blast Freezer) di gunakan jika bahan yang akan di
bekukan banyak + 1 ton up dan CPF ( Contact Plate Freezer )
di gunakan jika bahan yang akan dibekukan maksimal 2 kw.
Setelah udang di tata di long pan, masukan dan tata di
rak pembekuan yang telah disediakan.Suhu akan matang bila sudah mencapai – 380c
proses ini memakan waktu 6 – 8 jam.Setelah udang tertata semua,tutup pintu
ABF/CPF kemudian mesinya dihidupkan.Selama proses pembekuan suhu dan mesin ABF
di monitoring dan di catat oleh petugas setiap 1 jam sekali. Untuk mengetahui
apakah Air Blast Freezer dapat berfungsi secra baik atau tidak.
4.1.1.11 Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan dan pelabelan bertujuan untuk mengemas
produck dan melindungi produck dari kontaminasi silang serta sesuai dengan
spesifikasi buyer.Dalam tahapan ini yang paling penting adalah pelabelan dan
berat penimbangan. Sebelum memulai proses,siapkan alat terlebih dahulu (
basket,MC,timbangan,plastik,sheel,lakban dll).Pertama kalibrasi timbangan yang
akan digunakan,kemudian sortir udang sesuai jenis (HO,HL dan MO) ,size :
·
Head Less : 1 oz up ( 28g )
·
Head On
: 100-150/150-200/200-250/250-300.
·
Meat Only: 1 oz up ( 28 g )
Untuk
sortir kwalitas : KW 1 : bersih, tidak
patah, tidak ada black spot
Reeject : Ada
black spot,patah dan berwarna hijau.
4.1.1.12 Penyimpanan di cold storage
Penyimpanan di cold storage bertujuan
untukmempertahankan suhu udang pada – 200c dan mencegah
kemunduran mutu udang.Sebelum produck di masukan ke cold storage petugas
packing mencatat barang yang masuk untuk mempermudah penghitunganya atau dan
pada saat loading. Produck yang di simpan di dalam cold storage di tata sesuai
prinsip FIFO (Firs In First Out).Dalam setiap jam sekali petugas akan memonitor
mesin dan mencatat suhu cold storage agar dapat mengetahui apakah cold storage
berfungsi dengan baik atau tidak.
Alur tahapan
proses Udang Kipas Head On ( HO )
4.1.2.1Penerimaan bahan baku
Udang kipas yang berasal dari supliyer di angkut menggunakan mobil
pick
up atau truck .Sedangkan udang kipasnya di taruh
di blong atau fishbox yang sudah di beri es curah.Penampungan udang kipas yang
baik adalah penampungan kering untuk meminimalisasi jumlah bakteri.Sedangkan
hal yang perlu di perhatikanPada sa’at penerimaan yaitu : kondisi fishbox,
transport dan banyak sedikitnya es.
4.1.2.2 Penyortiran
Setelah udang kipas di bongkar dari fishbox atau blonx,cuci terlebih
dahulu dengan air dingin yang sudah di campur klorin + 50 ppm.Hal
tersebut bertujuan untuk mengeleminasi benda asing yang menempel pada udang
kipas.jika udang kipas selesai di cuci, taruh udang kipas di meja sortir dan
kemudian sortir sesuai dengan size,
kwalitas, jenis dan mutu.
A. Untuk penyortiran kwalitas hanya dilakukan
dengan organoleptik saja sedangkan yang perlu diamati:
1. Black
spot : Noda hitam yang biasanya menepel
pada ekor dan cangkang
2. Bau D I : Segar
D II :
Mulai asam
D III : Asam dan mulai busuk
3. Tekstur : Keras dan utuh
4. Warna : Cerah
B. Dalam tahap
penyortiran size semua bergantung pada permintaan buyer.Sedangkan size udang kipas yang di
terima di PT. fisindho isma raya dalam bentuk whole yaitu mulai dari :
a. 600 up untuk udang kipas head
leas ( HL )
b.100 up untuk udang kipas head on ( HO )
c. 100 up soft untuk udang kipas meat only ( MO )
Dalam penyortiran udang kipas sebaiknya dilakukan
secepat mungkin agar suhu udang kipas tidak naik seingga mempengaruhi kwalitas dan mutunya.Udang kipas yang di
terima haruslah kwalitas no satu jika tida kwalitas nomor satu di kembalikan ke
supliyer hal ini bertujuan untuk menghindari banyaknya reject dan jatuhnya
rendemen.Setelah udang kipas selesai di sortir, masukan udang kipas ke dalam
basket sesuai dengan size.Sebelum udang kipas mulai diproses ,tampung dahulu dengan
menggunakan box yang berisi air dingin
dengan suhu + 1 - 40c .Sebelum udang
kipas mulai di tampung, check terlebih dahulu suhu penampungan hal ini
bertujuan untuk memenuhi sudah standart atau belum sehingga nantinya tidak
mengalami penurunan kwalitas.Selain itu ,udang kipas ditampung berdasarkan
size dan jenis producknya ( HO, HL dan
MO ).
4.1.2.3 Penimbangan 1
Penimbangan pertama dilakukan karna bertujuan untuk
mengetahui berat agar mempermudah dalam pembayaranya dan setelah di timbang di
catat sesuai dengan size.Sebelum timbangan digunakan, kalibersi terlebih dahulu untuk mengecek
timbangan yang akan digunakan normal atau tidak.Setelah dikaliberasi siapkan
peralatan yang akan digunakan (basket dan timabangan)dalam keadaan bersih
sebelum dan sesudah digunakan.
4.1.2.4 Penyikatan
Sebelum proses penyikatan dimulai,
pastikan kondisi sikat benar-benar bersih, bagus dan utuh.Penyikatan dilakukan
karma bertujuan untuk untuk membersihkan kotoran-kotoran yang tertinggal pada
udang dan menghilangkan blackspot. Untuk mempermudah penyikatan, basahi tubuh
udang dengan air es,setelah itu sikat sampai bersih setelah selesai masukan
udang ke dalam air es
4.1.2.5 Pencucian dan pengecekan
Pencucian dan pengecekan bertujuan untuk mengecek
kwalitas dan membersihkan kotoran yang tertinggal pada udang.Air yang di
gunakan dalam pencucian udang harus bersih dan bersuhu + 1 -
30c
untuk menghindari kenaikan suhu pada udang.Jika air sudah mencapai suhu
standart, cuci udang dengan cara mencelupkan satu per satu ke dalam bak
pencucian dan pastikan udang benar-benar bersih dari kotoran yang menempel.
Sewaktu proses pencucian dan pengecekan jika air pencucian terlihat kotor maka
segera ganti dengan air yang bersih.Udang kipas yang selesai dicuci di taruh di
basket dan ditiriskan sebelum di timbang kembali.
4.1.2.6 Penimbangan ke II
Penimbangan kedua dilakukan karna bertujuan untuk
mengetahui hasil produksi dan rendemen berat setelah di timbang di catat sesuai
dengan size.Sebelum timbangan digunakan,
kalibersi terlebih dahuku untuk mengecek timbangan yang akan digunakan
normal atau tidak.Setelah dikaliberasi siapkan peralatan yang akan digunakan
(basket dan timabangan)dalam keadaanbersih sebelum dan sesudah digunakan.
4.1.2.7 Penyusunan
Penyusunan bertujuan untuk mempermudah dalam proses pembekuan di air blast freezer.
Sebelum udang di tata dipan ,lap atau semprot pan menggunakan alcohol atau
klorin agar kuman dan bakteri yang berada di pan bisa mati.Beri alas plastic
yang sudah dilap menggunakan alcohol, setelah itu Udang di tata dengan
meletakan bagian perut berada dibawah (down) dan punggung berada diatas (up)
serta bagian ekor direntangkan.Jika udang sudah tertata rapi di pan, taruh
plastic di atas udang yang sudah di lap dengan alcohol untuk menghindari
dehidrasi pada udang dan melindungi produck dari kontaminasi bakteri.Dalam
tahapan ini sebaiknya dilakukan secara cepat untuk menghindari kenaikan suhu
pada udang dan kemunduran kwalitas udang karena terpecah dari rantai dingin.
4.1.2.8 Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan dalam proses pembekuan
ada dua yaitu : ABF (Air Blast Freezer) di gunakan jika bahan yang akan di
bekukan banyak + 1 ton up dan CPF ( Contact Plate Freezer )
di gunakan jika bahan yang akan dibekukan maksimal 2 kw.
Setelah udang di tata di long pan, masukan dan tata di
rak pembekuan yang telah disediakan.Suhu akan matang bila sudah mencapai – 380c
proses ini memakan waktu 6 – 8 jam.Setelah udang tertata semua,tutup pintu
ABF/CPF kemudian mesinya dihidupkan.Selama proses pembekuan suhu dan mesin ABF di
monitoring dan di catat oleh petugas setiap 1 jam sekali. Untuk mengetahui
apakah Air Blast Freezer dapat berfungsi secra baik atau tidak.
4.1.2.9 Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan dan pelabelan bertujuan untuk mengemas
produck dam melindungi produck dari kontaminasi silang serta sesuai dengan
spesifikasi buyer.Dalam tahapan ini yang paling penting adalah pelabelan dan
berat penimbangan. Sebelum memulai proses,siapkan alat terlebih dahulu (
basket,MC,timbangan,plastik,sheel,lakban dll).Pertama kalibrasi timbangan yang
akan digunakan,kemudian sortir udang sesuai jenis (HO,HL dan MO) ,size :
Head On : 100-150/150-200/200-250/250-300
Untuk
sortir kwalitas : KW 1 : bersih, tidak
patah, tidak ada black spot
Reeject : Ada
black spot,patah dan berwarna hijau
4.1.2.10 Penyimpanan di cold storage
Penyimpanan di cold storage bertujuan
untukmempertahankan suhu udang pada – 200c dan mencegah
kemunduran mutu udang.Sebelum produck di masukan ke cold storage petugas
packing mencatat barang yang masuk untuk mempermudah penghitunganya atau dan
pada saat loading. Produck yang di simpan di dalam cold storage di tata sesuai
prinsip FIFO (Firs In First Out).Dalam setiap jam sekali petugas akan memonitor
mesin dan mencatat suhu cold storage agar dapat mengetahui apakah cold storage
berfungsi dengan baik atau tidak.
Alur tahapan
proses Udang Kipas Meat Only ( MO ).
4.1.3.1Penerimaan bahan baku
Udang kipas yang berasal dari supliyer di angkut menggunakan mobil
pick
up atau truck .Sedangkan udang kipasnya di taruh
di blong atau fishbox yang sudah di beri es curah.Penampungan udang kipas yang
baik adalah penampungan kering untuk meminimalisasi jumlah bakteri.Sedangkan
hal yang perlu di perhatikanPada sa’at penerimaan yaitu : kondisi fishbox,
transport dan banyak sedikitnya es.
4.1.3.2 Penyortiran
Setelah udang kipas di bongkar dari fishbox atau blonx,cuci terlebih
dahulu dengan air dingin yang sudah di campur klorin + 50 ppm.Hal
tersebut bertujuan untuk mengeleminasi benda asing yang menempel pada udang
kipas.jika udang kipas selesai di cuci, taruh udang kipas di meja sortir dan
kemudian sortir sesuai dengan size,
kwalitas, jenis dan mutu.
A. Untuk penyortiran kwalitas hanya dilakukan
dengan organoleptik saja sedangkan yang perlu diamati:
1. Black
spot : Noda hitam yang biasanya menepel
pada ekor dan cangkang
2. Bau D I : Segar
D II :
Mulai asam
D III : Asam dan mulai busuk
3. Tekstur : Keras dan utuh
4. Warna : Cerah
B. Dalam tahap
penyortiran size semua bergantung pada permintaan buyer.Sedangkan size udang kipas yang di
terima di PT. fisindho isma raya dalam bentuk whole yaitu mulai dari :
a. 600 up untuk udang kipas head
leas ( HL )
b.100 up untuk udang kipas head on ( HO )
c. 100 up soft untuk udang kipas meat only ( MO )
Dalam penyortiran udang kipas sebaiknya dilakukan
secepat mungkin agar suhu udang kipas tidak naik seingga mempengaruhi kwalitas dan mutunya.Udang kipas yang di
terima haruslah kwalitas no satu jika tida kwalitas nomor satu di kembalikan ke
supliyer hal ini bertujuan untuk menghindari banyaknya reject dan jatuhnya
rendemen.Setelah udang kipas selesai di sortir, masukan udang kipas ke dalam
basket sesuai dengan size.Sebelum udang kipas mulai diproses ,tampung dahulu
dengan menggunakan box yang berisi air
dingin dengan suhu + 1 - 40c .Sebelum udang
kipas mulai di tampung, check terlebih dahulu suhu penampungan hal ini
bertujuan untuk memenuhi sudah standart atau belum sehingga nantinya tidak
mengalami penurunan kwalitas.Selain itu ,udang kipas ditampung berdasarkan
size dan jenis producknya ( HO, HL dan
MO ).
4.1.3.3 Penimbangan 1
Penimbangan pertama dilakukan karna bertujuan untuk
mengetahui berat agar mempermudah dalam pembayaranya dan setelah di timbang di
catat sesuai dengan size.Sebelum timbangan digunakan, kalibersi terlebih dahulu untuk mengecek
timbangan yang akan digunakan normal atau tidak.Setelah dikaliberasi siapkan
peralatan yang akan digunakan (basket dan timabangan)dalam keadaan bersih
sebelum dan sesudah digunakan.
4.1.3.4 Pengupasan
Udang kipas yang akan dibuat meat only dipotong mulai dari bagian pangkal
kepalanya kemudian ditarik kebawah sehingga daging terpisah dari kepala da
cangkang.Jika pada bagian samping,
kepala dan ekor udang berwarna hitam maka potong menggunakan gunting yang
bersih dan tajam.Udang yang sudah di potong bersih di taruh di dalam baskom
yang berisi air dingin yang bersuhu + 1 – 30c.
4.1.3.5 Pencucian dan pengecekan
Pencucian dan pengecekan bertujuan untuk mengecek
kwalitas dan membersihkan kotoran yang tertinggal pada udang.Air yang di
gunakan dalam pencucian udang harus bersih dan bersuhu + 1 -
30c
untuk menghindari kenaikan suhu pada udang.Jika air sudah mencapai suhu
standart, cuci udang dengan cara mencelupkan satu per satu ke dalam bak
pencucian dan pastikan udang benar-benar bersih dari kotoran yang menempel.
Sewaktu proses pencucian dan pengecekan jika air pencucian terlihat kotor maka
segera ganti dengan air yang bersih.Udang kipas yang selesai dicuci di taruh di
basket dan ditiriskan sebelum di timbang kembali.
4.1.3.6 Penimbangan ke II
Penimbangan kedua dilakukan karna bertujuan untuk
mengetahui hasil produksi dan rendemen berat setelah di timbang di catat sesuai
dengan size.Sebelum timbangan digunakan,
kalibersi terlebih dahuku untuk mengecek timbangan yang akan digunakan
normal atau tidak.Setelah dikaliberasi siapkan peralatan yang akan digunakan
(basket dan timabangan)dalam keadaanbersih sebelum dan sesudah digunakan.
4.1.3.7 Penyusunan
Penyusunan bertujuan untuk mempermudah dalam proses pembekuan di air blast freezer.
Sebelum udang di tata dipan ,lap atau semprot pan menggunakan alcohol atau
klorin agar kuman dan bakteri yang berada di pan bisa mati.Beri alas plastic
yang sudah dilap menggunakan alcohol, setelah itu Udang di tata dengan
meletakan bagian perut berada dibawah (down) dan punggung berada diatas (up)
serta bagian ekor direntangkan.Jika udang sudah tertata rapi di pan, taruh
plastic di atas udang yang sudah di lap dengan alcohol untuk menghindari
dehidrasi pada udang dan melindungi produck dari kontaminasi bakteri.Dalam
tahapan ini sebaiknya dilakukan secara cepat untuk menghindari kenaikan suhu
pada udang dan kemunduran kwalitas udang karena terpecah dari rantai dingin.
4.1.3.8 Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan dalam proses pembekuan
ada dua yaitu : ABF (Air Blast Freezer) di gunakan jika bahan yang akan di
bekukan banyak + 1 ton up dan CPF ( Contact Plate Freezer )
di gunakan jika bahan yang akan dibekukan maksimal 2 kw.
Setelah udang di tata di long pan, masukan dan tata di
rak pembekuan yang telah disediakan.Suhu akan matang bila sudah mencapai – 380c
proses ini memakan waktu 6 – 8 jam.Setelah udang tertata semua,tutup pintu
ABF/CPF kemudian mesinya dihidupkan.Selama proses pembekuan suhu dan mesin ABF
di monitoring dan di catat oleh petugas setiap 1 jam sekali. Untuk mengetahui
apakah Air Blast Freezer dapat berfungsi secra baik atau tidak.
4.1.3.9 Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan dan pelabelan bertujuan untuk mengemas
produck dam melindungi produck dari kontaminasi silang serta sesuai dengan
spesifikasi buyer.Dalam tahapan ini yang paling penting adalah pelabelan dan
berat penimbangan. Sebelum memulai proses,siapkan alat terlebih dahulu (
basket,MC,timbangan,plastik,sheel,lakban dll).Pertama kalibrasi timbangan yang
akan digunakan,kemudian sortir udang sesuai jenis (HO,HL dan MO) ,size : Meat
Only: 1 oz up ( 28 g )
4.1.3.10 Penyimpanan di cold storage
Penyimpanan di cold storage bertujuan
untukmempertahankan suhu udang pada – 200c dan mencegah
kemunduran mutu udang.Sebelum produck di masukan ke cold storage petugas
packing mencatat barang yang masuk untuk mempermudah penghitunganya atau dan
pada saat loading. Produck yang di simpan di dalam cold storage di tata sesuai
prinsip FIFO (Firs In First Out).Dalam setiap jam sekali petugas akan memonitor
mesin dan mencatat suhu cold storage agar dapat mengetahui apakah cold storage
berfungsi dengan baik atau tidak.
Proses Pembekuan Ikan Bentuk Utuh (
WHOLE )
Untuk proses pembekuan ikan bentuk utuh PT. fisindho isma raya biasanya
menggunakan ikan jenis demersal dan pelaggis, seperti :
1.
Kuniran (
upeneus SP )
2.
Swangi (
priancanthus targenus SP )
3.
Bloso (
saurida tumbil SP )
4.
Belanak (
mugil SP )
5.
Tengiri (
scemberomorus SPP )
6.
Tongkkol (
auxis SP )
7.
Lemuru (
saudinela lougicep SP )
Tapi untuk ikan di atas semua kembali pada permintaan buyer dan
pasar.kalau sewaktu-waktu buyer meminta jenis ikan lainya, maka ikan yang dip
roses juga berbeda.Sedangkan alur proses untuk pembekuan ikan bentuk utuh
(whole),yaitu :
Alur tahapan
Proses Pembekuan Ikan Bentuk Utuh (whole)
4.1.4.1 Penerimaan Bahan Baku
Ikan yang berasal dari supliyer di angkut menggunakan
truck atau mobil pick up. Sedangkan ikanya ditaruh dalam blong atau fishbox
yang sudah diberi es curah.Setelah sampai di pabrik, Buka pintu penerimaan kemudian bongkar
terlebih dahulu dengan cara membuang esnya dahulu dengan menggunakan scrop anti
karat.Dalam pembongkaran hendaknya dilakukan secepat mungkin untuk mencegah
kenaikan suhu pada ikan dan penurunan mutu dan kwalitas pada ikan.
Untuk pencarian bahan baku,PT. fisindho isma raya
biasanya mendatangkan dari kota : juwana (pati),
brondong(lamongan),kraggan(rembang) dan bulu (banten).Sedangkan hal yang sangat
perlu diperhatikan sewaktu penerimaan adalah :
ü
Kondisi
transport
ü
Kondisi box atau fishbox
ü
Suhu ikan dengan batas maksimal 20c
ü
Kesegaran ikan
4.1.4.2 Penyortiran
Setelah ikan dibongkar,ikan di cuci terlebih dahulu
dengan klorin (desinfektan) yang kadarnya +50 ppm hal ini
bertujuan untuk mengeleminasi kotoran dan benda asing yang menempel pada tubuh
ikan. Ikan yang sudah selesai di cuci di taruh di meja sortir untuk kemudian di
sortir sesuai size, kwalitas, jenis dan mutu.Untuk penyortiran kwalitas
meliputi mata, insang, tekstur dan bau.Sedangkan size ikan biasanya mengikuti
buyer.
Dalam proses penyortiran sebaiknya dilakukan dengan
cepat untuk menghindari kenaikan suhu pada ikan dan kemunduran mutu pada ikan.
Pada saat penerimaann ikan yang diterima harus ikan yang kwalitas nomor satu
jika itdak masuk kwalitas nomor satu sebaiknya dikembalikan ke supliyer.Cara
Penyortiran hanya mengandalkan organoleptik saja termasuk dalam penyortiran
size.Ikan yang sudah di sortir di taruh di asket untuk berlanjut ke tahap
selanjutnya.
4.1.4.3 Penimbangan
Ikan yang selesai di sortir kemudian ditimbang,hal ini
bertujuan untuk mengetahui berat ikan agar mempermudah dalam pembayaranya dan
memperoleh bahan baku dengan kwalitas nomor satu. Tapi sebelum timbangan
digunakan,timbangan di kaliberasi terlebih dahulu untuk mengetahui normal atau
tidakah timbangan yang akan digunakan.Penimbangan dilakukan sesuai dengan hasil
sortasi dan perelatan yang digunakan (basket dan timbangan)harus selalu dalam
keadaan bersih sebelum dan sesudah digunakan.Pada saat penimbangan petugas
mencatat hasil timbangan dan kadang-kadang mengechek hasil timbangan secara
berkala ( sampling).
4.1.4.4 Pencucian
Setelah ikan selesai ditimbang ikan dicuci menggunakan
air es yang bersuhu +1-30c hal ini bertujuan untuk membersihkan
ikan dari kotoran, benda asing dan mengurangi jumlah mikroorganisme.
Bak pencucian di isi air bersih kemudian di beri es
sampai suhunya mencapai + 1-30c .Setelah suhu air
pencucian mencapai suhu standart cuci ikan dengan cara mencelupkanya ke dalam
bak pencucian,setelah bersih kemudian semprot ikan dengan air dingin.Jika air
pencucian terlihat kotor, maka segera ganti dengan air yang baru agar tidak
mengkontaminasi ikan lainya.Dalam tahap pencucian ini hal yang perlu
diperhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (bak cuci dan
basket) harus selalu bersih seebelum dan setelah di gunakan.
4.1.4.5 Penyusunan
Setelah ikan di cuci, susun ikan di pan yang telah di
beri plastik dengan cara lapisan pertama bagian perutnya menghadap ke atas
sedangkan yang ke dua menghadap ke bawah hal ini bertujuan agar isi perut pada
ikan tidak meluber dan cara ini di sebut block.
Setelah pan penuh, tutup bagian atasnya dengan plastic untuk menghindari terjadinya dehudrasi pada ikan.
4.1.4.6 Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan dalam proses frozen ada
dua yaitu : ABF (Air Blast Freezer) di gunakan jika bahan yang akan di bekukan
banyak + 1 ton up dan CPF ( Contact Plate Freezer )
di gunakan jika bahan yang akan dibekukan maksimal 2 kw.
Setelah udang di tata di long pan, masukan dan tata di
rak pembekuan yang telah disediakan.Suhu akan matang bila sudah mencapai – 380c
proses ini memakan waktu 6 – 8 jam.Setelah udang tertata semua,tutup pintu
ABF/CPF kemudian mesinya dihidupkan.Selama proses pembekuan suhu dan mesin ABF
di monitoring dan di catat oleh petugas setiap 1 jam sekali Untuk mengetahui
apakah Air Blast Freezer dapat berfungsi secra baik atau tidak.
4.1.4.7 Pengemasan
Ikan yang sudah beku di kemas sesuai dengan spesifikasi
buyer. Dalam pengemasan ikan bentuk utuh ini kadang buyer ada yang mengiginkan
di glassing terlebih dahulu yaitu, mencelupkan ikan ke dalam air es yang
bersuhu + 1 -30c.Hal ini bertujuan untuk melapisi ikan
agar tidak mudah dehidrasi.
Pan yang masih ada ikanya di masukan ke air glasing
lalu lepaskan pan dengan ikanya.Setelah ikan terlepas dari pan ,masukan ke
dalam plastic polyitilen dan kemudian diberi label..Sewaktu tahap pengemasan
usahakan dilakukan secara cepat untuk menghindari kenaikan suhu pada ikan dan kemunduran mutu ikan.
4.1.4.8 Penyimpanan di cold storage
Penyimpanan di cold storage bertujuan
untukmempertahankan suhu udang pada – 200c dan mencegah
kemunduran mutu udang.Sebelum produck di masukan ke cold storage petugas
packing mencatat barang yang masuk untuk mempermudah penghitunganya atau dan
pada saat loading. Produck yang di simpan di dalam cold storage di tata sesuai
prinsip FIFO (Firs In First Out).Dalam setiap jam sekali petugas akan memonitor
mesin dan mencatat suhu cold storage agar dapat mengetahui apakah cold storage
berfungsi dengan baik atau tidak.
Alur tahapan
proses loin
4.1.5.1 Penerimaan Bahan Baku
Ikan yang berasal dari supliyer di angkut menggunakan
truck atau mobil pick up. Sedangkan ikanya ditaruh dalam blong atau fishbox
yang sudah diberi es curah.Setelah sampai di pabrik, Buka pintu penerimaan kemudian bongkar
terlebih dahulu dengan cara membuang esnya dahulu dengan menggunakan scrop anti
karat.Dalam pembongkaran hendaknya dilakukan secepat mungkin untuk mencegah
kenaikan suhu pada ikan dan penurunan mutu serta kwalitas pada ikan.
Untuk pencarian bahan baku,PT. fisindho isma raya
biasanya mendatangkan dari kota : juwana (pati),
brondong(lamongan),kraggan(rembang) dan bulu (banten) tapi jika diantara kota
tersebut kekurangan stock perusahaan akan mencari ke kota lain .Ikan yang biasa
di gunakan untuk loin adalah ikan tengiri, dikarenakan bentuknya panjang dan
dagingnya enak. .Sedangkan hal yang sangat perlu diperhatikan sewaktu
penerimaan adalah :
ü
Kondisi
transport
ü
Kondisi box atau fishbox
ü
Check suhu ikan dengan batas maksimal 20c
ü
Kesegaran ikan
4.1.5.2 Pencucian I
Setelah ikan di bongkar,ikan di cuci dengan air dingin
yang bersuhu +1-30c.Hal inibertujuan
untuk membersihkan ikan dari kotoran, benda asing, mengurangi jumlah organisme
dan mengeleminasi benda-benda asing yang masih menempel.
Bak pencucian di isi air bersih kemudian di beri es
sampai suhunya mencapai + 1-30c .Setelah suhu air
pencucian mencapai suhu standart cuci ikan dengan cara mencelupkanya ke dalam
bak pencucian,setelah bersih kemudian semprot ikan dengan air dingin.Jika air pencucian
terlihat kotor, maka segera ganti dengan air yang baru agar tidak
mengkontaminasi ikan lainya.Dalam tahap pencucian ini hal yang perlu
diperhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (bak cuci dan
basket) harus selalu bersih sebelum dan setelah di gunakan.
4.1.5.3 Penyortiran
Setelah ikan dibongkar,ikan di cuci terlebih dahulu
dengan klorin (desinfektan) yang kadarnya +50 ppm hal ini
bertujuan untuk mengeleminasi kotoran dan benda asing yang menempel pada tubuh
ikan. Ikan yang sudah selesai di cuci di taruh di meja sortir untuk kemudian di
sortir sesuai size, kwalitas, jenis dan mutu.Untuk penyortiran kwalitas
meliputi mata, insang, tekstur dan bau.Sedangkan size ikan biasanya mengikuti
buyer.
Dalam proses penyortiran sebaiknya dilakukan dengan
cepat untuk menghindari kenaikan suhu pada ikan dan kemunduran mutu pada ikan.
Pada saat penerimaann ikan yang diterima harus ikan yang kwalitas nomor satu
jika itdak masuk kwalitas nomor satu sebaiknya dikembalikan ke supliyer.Cara
Penyortiran hanya mengandalkan organoleptik saja termasuk dalam penyortiran
size.Ikan yang sudah di sortir di taruh di asket untuk berlanjut ke tahap
selanjutnya.
4.1.5.4 Penimbangan
Ikan yang selesai di sortir kemudian ditimbang,hal ini
bertujuan untuk mengetahui berat ikan agar mempermudah dalam pembayaranya dan
memperoleh bahan baku dengan kwalitas nomor satu. Tapi sebelum timbangan
digunakan,timbangan di kaliberasi terlebih dahulu untuk mengetahui normal atau
tidakah timbangan yang akan digunakan.Penimbangan dilakukan sesuai dengan hasil
sortasi dan perelatan yang digunakan (basket dan timbangan)harus selalu dalam
keadaan bersih sebelum dan sesudah digunakan.Pada saat penimbangan petugas
mencatat hasil timbangan dan kadang-kadang mengechek hasil timbangan secara
berkala ( sampling).
4.1.5.5 Pencucian II
Ikan yang sudah ditimbang di cuci kembali dengan air
yang bersuhu +1-30c .Hai ini bertujuan untuk
mempertahankan suhu ikan, mmencegah mikrobiologi yang menempel pada ikan dan
mengeleminasi benda asing.
Bak pencucian di isi air bersih kemudian di beri es
sampai suhunya mencapai + 1-30c .Setelah suhu air
pencucian mencapai suhu standart cuci ikan dengan cara mencelupkanya ke dalam
bak pencucian,setelah bersih kemudian semprot ikan dengan air dingin.Jika air pencucian
terlihat kotor, maka segera ganti dengan air yang baru agar tidak
mengkontaminasi ikan lainya.Dalam tahap pencucian ini hal yang perlu
diperhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (bak cuci dan basket)
harus selalu bersih sebelum dan setelah di gunakan.
4.1.5.6 Pemfiletan
Ikan yang sudah dicuci ditaruh di meja filet untuk di
ambil dagingnya dengan cara membelahnya dari pangkal ekor – sampai pangkal
kepala dengan pisau filet yang bersih dan tajam agar tidak mengkontaminasi produck.Setelah
dagingya di ambil, taruh filet di basket yang sudah diberi es curah yang di
bungkus plastik.Untuk kepala dan tulang di taruh di basket by produck (bak
trolli) yang berada di bawah meja filet agar tidak mengkontaminasi hasil
filet.Jika proses pemfiletan selesai, bersihkan meja dengan cara menyiramnya
dengan air bersih.Hal yang perlu di perhatikan dalam pemfiletan yaitu :
kebersihan alat ( pisau dan basket ), suhu filet ,hasil filet dan by produck.
4.1.5.7 Pengulitan
Setelah pemfiletan selesai di lakukan proses pengulitan
tujuanya untuk memisahkan kulit dari daging. Sebelum proses pengulitan
dilakukan, peralatan yang akan di gunakan harus dalam keadaan bersih agar tidak
mengkontaminasi produck.Filet yang masih ada kulitnya(skin on) di belah atau disobek
kulitnya mulai dari pangkal ekor dan setelah sobek tarik ke atas secara
perlahan agar tidak ada kulit yang tertinggal pada daging. Kulit yang sudah
terlepas dari daging taruh di basket
basket yang sudah di beri es curah.Dalam proses pengulitan, sebaiknya
dilakukan dengan cepat untuk menhindari kenaikan suhu pada filet dan kemunduran
mutu pada filet.Setelah proses pengulitan selesai, segera bersihkan meja dengan
cara menyiramnya menggunakan air bersih agar tidak mengkontaminasi produck dan
menimbulkan tunbuhnya bakteri.
4.1.5.8 Cabut tulang
Setelah proses pengulitan selesai, tulang atau duri
yang masih tertinggal di filet di cabut dengan menggunakan pinset yang terbuat
dari bahan stanlies steal tujuanya untuk mencegah kontaminasi terhadap produck.
Pencabutan tulang dilakukan satu per satu agar tiddak ada tulang tertinggal di
filet. Tulang dari hasil pencabutan di taruh di pan kecil untuk menghindari
tercampurnya kembali ke produck.Proses cabut tulang harus di lakukan dengan
cepat dan teliti tujuanya untuk menghindari kenaikan suhu pada filet dan
kemunduran mutu pada filet.Dalam proses cabut tulang hal perlu diperhatikan
adalah : kebersihan peralatan, suhu filet dan hasil cabut tulang. Setelah
proses cabut tulang selesai, segera bersihkan meja dengan cara menyiramnya
menggunakan air bersih agar tidak mengkontaminasi produck dan menimbulkan tumbuhnya
bakteri.
4.1.5.9 Loin
Filet di loin dengan cara membelah salah satu sisi-sisi
filet menjadi dua bagian memanjang tepat pada bagian blood line (garis darah).Hal
ini bertujuan untuk membentuk filet menjadi loin dan mempercantik
penampilanya.Sewaktu pemotongan pastikan pisau yang digunakan bersih, tajam dan
tidak mengkontaminasi produck dengan kemiringan pemotongan 450 .Jika
hasil loin masih terdapat blod line, bersihkan dengan pisau dengan cara
menyayatnya.Dalam proses loin usahan di lakukan dengan cepat untuk menghindari
kenaikan suhu pada loin dan kemunduran mutu pada loin.Hal perlu diperhatikan
dalam proses loin adalah : kebersihan peralatan (pisau dan basket), suhu loin
dan hasil loin.
4.1.5.10 Pencucian dan pengecekan
Setelah proses loin, dilakukan pencucian dan pengecekan
tujuanya untuk mempertahankan suhu ikan, mengurangi jumlah mikroorganisme,
mengeleminasi benda asing pada ikan dan menentukan hasil loin yang ditentukan.
Loin di semprot dengan air dingin yang bersuhu +
1-30c dan pengecekan loin di lakukan dengan menggunakan indra
sensorik dan loin di check kembali apakah loin sudah terbebas dari tulang,
sisik, bau, parasit, milky dan grean meat.Pencucian dan pengecekan dilakukan
dengan cepat untuk menhindari kenaikan suhu pada loin dan kemunduran mutu loin,
sedangkan hal yang perlu di perhatikan dalam pencucian dan pengechekan adalah :
suhu air pencucian, suhu filet, dan hasil pencucian dan pengecekan.
4.1.5.11 Pengelapan
Pengelapan di lakukan menggunakn spon kwalitas super
yang tidak mudah rontok dan mudah menyerap air.Pengelapan dilakukan karna
bertujuan untuk membersihkan loin dari kotoran yang mungkin masih menempel dan
menghilangkan air pada permukaan loin.Sebelum proses pengelapan dilakukan, spon
di rendam dengan alkohol 70% tujuanya untuk membunuh bakteri yang terkandung
pada spon dan loin.Jika waktu pengelapan spon terlihat kotor, cuci dengan air
bersih atau ganti dengan yang baru.Pengelapan di lakukan satu per satu sampai
loin bersih dan air di permukaanya kering.Dalam proses pengelapan sebaiknaya
dilakukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu pada loin dan kemunduran
mutu pada loin.Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam pengelapan adalah:
kondisi spon, suhu loin dan hasil pengelapan.
4.1.5.12 Sortir size
Setelah proses pengelapan di lakukan proses sortir
size.Hal ini bertujuan untuk mendistribusikan loin berdasarkan ukuran dan jenis
kepada masing-masing buyer.Sizeng di lakukan menggunakan timbangan digital yang
sebelumnya sudah di kaliberasi terlebih dahulu agar dapat di ketahui normal
atau tidakah timbangan yang akan digunakan.Proses sizing sebaiknya dilkukan
dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu pada loin dan kemunduran mutu pada
loin.Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam sizing adalah : kaliberasi
timbangan, suhu loin dan kebersihan peralatan.Setelah proses sizing selesai,
cuci peralatan dengan detergen atau sabun .
4.1.5.13 Pembungkusan (wrapping)
Setelah proses sizing selesai, loin di masukan ke dalam
plastic individual pack (IVP) yang kemudian di tali bagian ujungnya atau sesuai
dengan permintaan buyer. Sebelum proses wrapping di mulai,semprot tangan
terlebih dahulu menggunakan alcohol denagan kadar 70% agar bakteri yang berada
di tangan dan plastik mati.Setelah loin di wrapping, tata di long pan yang
sebelumnya sudah di semprot dengan alcohol sedangakan hal yang perlu di
perhatikan dalam pengelapan adalah: suhu loin, label, plastic dan hasil loin.
4.1.5.14 Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan dalam proses frozen ada
dua yaitu : ABF (Air Blast Freezer) di gunakan jika bahan yang akan di bekukan
banyak + 1 ton up dan CPF ( Contact Plate Freezer )
di gunakan jika bahan yang akan dibekukan maksimal 2 kw.
Setelah udang di tata di long pan, masukan dan tata di
rak pembekuan yang telah disediakan.Suhu akan matang bila sudah mencapai – 380c
proses ini memakan waktu 6 – 8 jam.Setelah udang tertata semua,tutup pintu
ABF/CPF kemudian mesinya dihidupkan.Selama proses pembekuan suhu dan mesin ABF
di monitoring dan di catat oleh petugas setiap 1 jam sekali Untuk mengetahui
apakah Air Blast Freezer dapat berfungsi secra baik atau tidak.
4.1.5.15 Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan dan pelabelan bertujuan untuk mengemas produck
sesuai dengan spesifikasi buyer dan untuk melindungi produck dari kontaminasi
silang.Sebelum proses di lakukan,timbangan yang akan digunakan di kaliberasi
terlebih dahulu untuk mengetahui timbangan normal atau tidak. Penimbangan dan
pelabelan dilalukan oleh operator packing yang sudah saniter hal ini bertujuan
untuk mencegah kontaminasi bakteri ke produck serta penimbangan dan pelabelan
di sesuaikan dengan spesifikasi buyer.
Setelah penimbangan selesai, masukan produck ke dalam
Master Carton dan di beri label yang meliputi : (merk produck, jenis, kwalitas,
size, berat, tanggal produksi dan nama perusahaan).Dalam tahap pengemasan dan
pelabelan sebaiknya di lakukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu
pada produck dan kemunduran mutu pada produck serta kwalitas.Hal yang perlu di
perhatikan dalam pengemasan dan pelabelan adalah : kaliberasi timbangan, label,
berat, dan kondisi loin beku.
4.1.5.16 Penyimpanan di cold storage
Penyimpanan di cold storage bertujuan
untukmempertahankan suhu udang pada – 200c dan mencegah
kemunduran mutu udang.Sebelum produck di masukan ke cold storage petugas
packing mencatat barang yang masuk untuk mempermudah penghitunganya atau dan
pada saat loading. Produck yang di simpan di dalam cold storage di tata sesuai
prinsip FIFO (Firs In First Out).Dalam setiap jam sekali petugas akan memonitor
mesin dan mencatat suhu cold storage agar dapat mengetahui apakah cold storage
berfungsi dengan baik atau tidak.
Alur
tahapan proses cumi-cumi beku (loligo vulgaris)
4.1.6.1 Penerimaan Bahan Baku
Cumi-cumi yang berasal dari supliyer di angkut
menggunakan truck atau mobil pick up. Sedangkan cuminya ditaruh dalam blong
atau fishbox yang sudah diberi es curah.Setelah sampai di pabrik, Buka pintu penerimaan kemudian bongkar
terlebih dahulu dengan cara membuang esnya dahulu menggunakan scrop anti
karat.Dalam pembongkaran hendaknya dilakukan secepat mungkin untuk mencegah
kenaikan suhu pada ikan, penurunan mutu dan kwalitas pada ikan. Sedangkan hal
yang sangat perlu diperhatikan sewaktu penerimaan adalah :
ü
Kondisi
transport
ü
Kondisi box atau fishbox
ü
Check suhu ikan dengan batas maksimal 20c
ü
Kesegaran ikan
4.1.6.2 Pencucian I
Setelah cumi di bongkar,cumi di cuci dengan air dinginn
yang bersuhu +1-30c.Hal ini bertujuan untuk
membersihkan ikan dari kotoran, benda asing, mengurangi jumlah organisme dan
mengeleminasi benda-benda asing yang masih menempel.
Bak pencucian di isi air bersih kemudian di beri es
sampai suhunya mencapai + 1-30c .Setelah suhu air
pencucian mencapai suhu standart cuci ikan dengan cara mencelupkanya ke dalam
bak pencucian,setelah bersih kemudian semprot ikan dengan air dingin.Jika air
pencucian terlihat kotor, maka segera ganti dengan air yang baru agar tidak
mengkontaminasi cumi-cumi lainya.Dalam tahap pencucian ini hal yang perlu
diperhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (bak cuci dan
basket) harus selalu bersih seebelum dan setelah di gunakan.
4.1.6.3 Sortasi
Setelah cumi di cuci, cumi di sortir berdasarkan jenis,
size dan mutu.Penyortiran di lakukan karana bertujuan untuk memperoleh bahan
baku dengan kwalitaas yang diinginkan.Penyortiran dibagi menjadi tiga
tahap,yaitu :
A.
sortir size
Cumi
di bedakan atau di pisah berdasarkan size, sedangkan size cumi yang biasa di
cari oleh para buyer adalah : 10 – 15 cm
15 – 20 cm
20 – up
Cumi
di ukur dari pangkal ekor sampai mulut cumi.
B.
sortir jenis
Cumi
di bedakan menjadi dua jenis yaitu :
a.
Cumi sotong
(cenderung berbentuk panjang)
b.
Cumi belekutak
(cenderung berbentuk pendek)
C.
sortir kwalitas
Untuk sortir kwalitas cumi, ada beberapa kategori yaitu
:
a. Warna
Ø
KW I : Cerah
Ø
KW II :
Kusam
Ø
KW III : Pucat
b. Kondisi
Ø
KW I :
Utuh
Ø
KW II :
Cacat
Ø
KW III : Busuk
c. Bau
Ø
KW I :
Segar
Ø
KW II :
Mulai asam
Ø
KW III : Mulai busuk
d. Tekstur
Ø
KW I :
Elastis
Ø
KW II :
Soft < 20%
Ø
KW III : Soft > 20%
e. Benda asing
Ø
KW I :
Tidak ada
Ø
KW II : Ada.
4.1.6.4 Penimbangan
Cumi yang selesai di sortir kemudian ditimbang,hal ini
bertujuan untuk mengetahui berat cumi agar mempermudah dalam pembayaranya dan
memperoleh bahan baku dengan kwalitas nomor satu. Tapi sebelum timbangan
digunakan,timbangan di kaliberasi terlebih dahulu untuk mengetahui normal atau
tidakah timbangan yang akan digunakan.Penimbangan dilakukan sesuai dengan hasil
sortasi dan perelatan yang digunakan (basket dan timbangan)harus selalu dalam
keadaan bersih sebelum dan sesudah digunakan.Pada saat penimbangan petugas
mencatat hasil timbangan dan kadang-kadang mengechek hasil timbangan secara
berkala ( sampling).
4.1.6.5 Pencucian II
Cumi yang sudah ditimbang di cuci kembali dengan air
yang bersuhu +1-30c .Hai ini bertujuan untuk
mempertahankan suhu cumi, mencegah mikrobiologi yang menempel pada cumi dan
mengeleminasi benda asing yang menempel pada cumi..
Bak pencucian di isi air bersih kemudian di beri es
sampai suhunya mencapai + 1-30c .Setelah suhu air
pencucian mencapai suhu standart cuci cumi dengan cara mencelupkanya ke dalam
bak pencucian,setelah bersih kemudian semprot cumi dengan air dingin.Jika air
pencucian terlihat kotor, maka segera ganti dengan air yang baru agar tidak
mengkontaminasi cumi lainya.Dalam tahap pencucian ini hal yang perlu
diperhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (bak cuci dan
basket) harus selalu bersih sebelum dan setelah di gunakan.
4.1.6.6 Pembungkusan (wrapping)
Setelah proses pencucian selesai, cumi di masukan ke
dalam plastic individual pack (IVP) yang kemudian di tali bagian ujungnya atau
sesuai dengan permintaan buyer. Sebelum proses wrapping di mulai,semprot tangan
terlebih dahulu menggunakan alcohol denagan kadar 70% agar bakteri yang berada
di tangan dan plastik mati.Setelah cumi di wrapping, tata di pan yang
sebelumnya sudah di semprot dengan alcohol sedangakan hal yang perlu di
perhatikan dalam pengelapan adalah: suhu loin, label, plastic dan hasil loin.
4.1.6.7 Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan dalam proses frozen ada
dua yaitu : ABF (Air Blast Freezer) di gunakan jika bahan yang akan di bekukan
banyak + 1 ton up dan CPF ( Contact Plate Freezer )
di gunakan jika bahan yang akan dibekukan maksimal 2 kw.
Setelah udang di tata di long pan, masukan dan tata di
rak pembekuan yang telah disediakan.Suhu akan matang bila sudah mencapai – 380c
proses ini memakan waktu 6 – 8 jam.Setelah udang tertata semua,tutup pintu
ABF/CPF kemudian mesinya dihidupkan.Selama proses pembekuan suhu dan mesin ABF
di monitoring dan di catat oleh petugas setiap 1 jam sekali Untuk mengetahui
apakah Air Blast Freezer dapat berfungsi secra baik atau tidak.
4.1.6.8 Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan dan pelabelan bertujuan untuk mengemas
produck sesuai dengan spesifikasi buyer dan untuk melindungi produck dari
kontaminasi silang.Sebelum proses di lakukan,timbangan yang akan digunakan di
kaliberasi terlebih dahulu untuk mengetahui timbangan normal atau tidak. Penimbangan
dan pelabelan dilalukan oleh operator packing yang sudah saniter hal ini
bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri ke produck serta penimbangan dan
pelabelan di sesuaikan dengan spesifikasi buyer.
Setelah penimbangan selesai, masukan produck ke dalam
Master Carton dan di beri label yang meliputi : (merk produck, jenis, kwalitas,
size, berat, tanggal produksi dan nama perusahaan).Dalam tahap pengemasan dan
pelabelan sebaiknya di lakukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu
pada produck dan kemunduran mutu pada produck serta kwalitas.Hal yang perlu di
perhatikan dalam pengemasan dan pelabelan adalah : kaliberasi timbangan, label,
berat, dan kondisi loin beku.
4.1.6.9 Penyimpanan di cold storage
Penyimpanan di cold storage bertujuan untukmempertahankan
suhu udang pada – 200c dan mencegah kemunduran mutu udang.Sebelum
produck di masukan ke cold storage petugas packing mencatat barang yang masuk
untuk mempermudah penghitunganya atau dan pada saat loading. Produck yang di
simpan di dalam cold storage di tata sesuai prinsip FIFO (Firs In First
Out).Dalam setiap jam sekali petugas akan memonitor mesin dan mencatat suhu
cold storage agar dapat mengetahui apakah cold storage berfungsi dengan baik
atau tidak.
FILET
SKIN ON dan SKIN LES
Filet identik dengan pengambilan daging secara utuh
(bersih dari bahan selain daging), sedangkan bentuk filet di bagi menjadi
dua,yaitu :
A.
Filet Skin On (SO) --------Dengan kulit masih menempel
tapi tanpa sisik.
B.
Filet Skin Less (SL)-------Tanpa kulit dan sisik
Jenis ikan yang biasa di gunakan dalam proses filet
skin less ,yaitu :
Ø
Kerapu
Ø
Lencam
Ø
Kaci-kaci
Ø
Padi-padi
Ø
Angkoli
Sedangkan untuk proses filet skin on jenis ikan yang
biasa digunakan adalah :
Ø
Kakap merah
Ø
Sawo pendek
Ø
Kakap bongkok
1. Alur tahapan
proses filet skin less ( SL )
4.1.7.1 Penerimaan Bahan Baku
Ikan yang berasal dari supliyer di angkut menggunakan
truck atau mobil pick up. Sedangkan ikanya ditaruh dalam blong atau fishbox
yang sudah diberi es curah.Setelah sampai di pabrik, Buka pintu penerimaan kemudian bongkar
terlebih dahulu dengan cara membuang esnya dahulu dengan menggunakan scrop anti
karat.Dalam pembongkaran hendaknya dilakukan secepat mungkin untuk mencegah
kenaikan suhu pada ikan dan penurunan mutu serta kwalitas pada ikan.
Untuk pencarian bahan baku,PT. fisindho isma raya
biasanya mendatangkan dari kota : juwana (pati),
brondong(lamongan),kraggan(rembang) dan bulu (banten) tapi jika diantara kota
tersebut kekurangan stock perusahaan akan mencari ke kota lain .Ikan yang biasa
di gunakan untuk loin adalah ikan tengiri, dikarenakan bentuknya panjang dan
dagingnya enak. .Sedangkan hal yang sangat perlu diperhatikan sewaktu
penerimaan adalah :
ü
Kondisi
transport
ü
Kondisi box atau fishbox
ü
Check suhu ikan dengan batas maksimal 20c
ü
Kesegaran ikan
ü
Pengujian residu logam setiap enam bulan sekali
4.1.7.2 Pencucian I
Setelah ikan di bongkar,ikan di cuci dengan air dingin
yang bersuhu +1-30c.Hal inibertujuan
untuk membersihkan ikan dari kotoran, benda asing, mengurangi jumlah organisme
dan mengeleminasi benda-benda asing yang masih menempel.
Bak pencucian di isi air bersih kemudian di beri es
sampai suhunya mencapai + 1-30c .Setelah suhu air
pencucian mencapai suhu standart cuci ikan dengan cara mencelupkanya ke dalam
bak pencucian,setelah bersih kemudian semprot ikan dengan air dingin.Jika air
pencucian terlihat kotor, maka segera ganti dengan air yang baru agar tidak
mengkontaminasi ikan lainya.Dalam tahap pencucian ini hal yang perlu
diperhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (bak cuci dan
basket) harus selalu bersih sebelum dan setelah di gunakan.
4.1.7.3 Sortasi
Setelah ikan selesai di cuci, ikan di sortir
berdasarkan jenis, size dan mutu. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bahan baku
dengan kwalitas nomor satu, jika bahan yang di terima tidak kwalitas nomor satu
maka bahan akan di kembalikan ke supliyer. Untuk sortasi jenis ikan PT.
fisindho isma raya biasa menerima ikan jenis : kerapu (ephinephelusse SP),
lencam (lethrinus lencam SP), kaci-kaci (plectorhinchus SP), padi-padi ( ), dan
angkoli ( ).Sedangkan untuk filet skin less PT. fisindho isma raya biasanya
menerima size mulai dari 400 g up atau sesuai dengan spesifikasi buyer.Dalam
penyortiran ada beberapa tahap ,yaitu:
1. Warna kulit : KW I
: Cerah
KW II :
Kusam
KW III : Pucat
2. Warna mata : KW I
: Bening
KW II : Agak keruh
KW III: Keruh
3.
Bau : KW I : D I
KW II
: D II
KW III
: D III
4.
Lendir : KW I : < 20%
KW
II : 20 – 30%
KW
III : > 20%
5.
Tekstur :KW I : Elastis
KW
II : Soft < 20%
KW
III : Soft > 20%
6.
Benda asing : KW I :
Tidak ada
KW II : Ada
Dalam proses penyortiran sebaiknya dilakukukan dengan
cepat, cermat dan teliti agar suhu filet tidak naik dam mempengaruhi kwalitas
ikan.
4.1.7.4 Penimbangan
Ikan yang selesai di sortir kemudian ditimbang,hal ini
bertujuan untuk mengetahui berat ikan agar mempermudah dalam pembayaranya dan
memperoleh bahan baku dengan kwalitas nomor satu. Tapi sebelum timbangan
digunakan,timbangan di kaliberasi terlebih dahulu untuk mengetahui normal atau
tidakah timbangan yang akan digunakan.Penimbangan dilakukan sesuai dengan hasil
sortasi dan perelatan yang digunakan (basket dan timbangan)harus selalu dalam
keadaan bersih sebelum dan sesudah digunakan.Pada saat penimbangan petugas mencatat
hasil timbangan dan kadang-kadang mengechek hasil timbangan secara berkala (
sampling).
4.1.7.5 Pencucian II
Ikan yang sudah ditimbang di cuci kembali dengan air
yang bersuhu +1-30c .Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan suhu ikan, mmencegah mikrobiologi yang menempel pada ikan dan
mengeleminasi benda asing.
Bak pencucian di isi air bersih kemudian di beri es
sampai suhunya mencapai + 1-30c .Setelah suhu air
pencucian mencapai suhu standart cuci ikan dengan cara mencelupkanya ke dalam
bak pencucian,setelah bersih kemudian semprot ikan dengan air dingin.Jika air
pencucian terlihat kotor, maka segera ganti dengan air yang baru agar tidak
mengkontaminasi ikan lainya.Dalam tahap pencucian ini hal yang perlu
diperhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (bak cuci dan
basket) harus selalu bersih sebelum dan setelah di gunakan.
4.1.7.6 Pemfiletan
Ikan yang sudah dicuci ditaruh di meja filet untuk di
ambil dagingnya dengan cara membelahnya dari pangkal ekor – sampai pangkal
kepala dengan pisau filet yang bersih dan tajam agar tidak mengkontaminasi
produck.Setelah dagingya di ambil, taruh filet di basket yang sudah diberi es
curah yang di bungkus plastik.Untuk kepala dan tulang di taruh di basket by
produck (bak trolli) yang berada di bawah meja filet agar tidak mengkontaminasi
hasil filet.Jika proses pemfiletan selesai, bersihkan meja dengan cara
menyiramnya dengan air bersih.Hal yang perlu di perhatikan dalam pemfiletan
yaitu : kebersihan alat ( pisau dan basket ), suhu filet ,hasil filet dan by
produck.
4.1.7.7 Pengulitan
Setelah pemfiletan selesai di lakukan proses pengulitan
tujuanya untuk memisahkan kulit dari daging. Sebelum proses pengulitan
dilakukan, peralatan yang akan di gunakan harus dalam keadaan bersih agar tidak
mengkontaminasi produck.Filet yang masih ada kulitnya(skin on) di belah atau
disobek kulitnya mulai dari pangkal ekor dan setelah sobek tarik ke atas secara
perlahan agar tidak ada kulit yang tertinggal pada daging. Kulit yang sudah
terlepas dari daging taruh di basket basket yang sudah di beri es curah.Dalam
proses pengulitan, sebaiknya dilakukan dengan cepat untuk menhindari kenaikan
suhu pada filet dan kemunduran mutu pada filet.Setelah proses pengulitan
selesai, segera bersihkan meja dengan cara menyiramnya menggunakan air bersih
agar tidak mengkontaminasi produck dan menimbulkan tunbuhnya bakteri.
4.1.7.8 Cabut tulang
Setelah proses pengulitan selesai, tulang atau duri
yang masih tertinggal di filet di cabut dengan menggunakan pinset yang terbuat
dari bahan stanlies steal tujuanya untuk mencegah kontaminasi terhadap produck.
Pencabutan tulang dilakukan satu per satu agar tiddak ada tulang tertinggal di
filet. Tulang dari hasil pencabutan di taruh di pan kecil untuk menghindari
tercampurnya kembali ke produck.Proses cabut tulang harus di lakukan dengan
cepat dan teliti tujuanya untuk menghindari kenaikan suhu pada filet dan
kemunduran mutu pada filet.Dalam proses cabut tulang hal perlu diperhatikan
adalah : kebersihan peralatan, suhu filet dan hasil cabut tulang. Setelah
proses cabut tulang selesai, segera bersihkan meja dengan cara menyiramnya
menggunakan air bersih agar tidak mengkontaminasi produck dan menimbulkan
tumbuhnya bakteri.
4.1.7.9 Perapihan (Triming)
Setelaah proses pencabutan tulang selesai, filet di bersihkan
dari membran dan di rapikan bentuknya. Hal ini bertujuan untuk membersihkan
membran yang menempel pada daging dan merapikan bentuk filet.Daging dipotong
untuk mendapatkan bentuk yang dikehendaki atau sesuai dengan spesifikasi
buyer.Misalnya pemotongan dalam bentuk natural, one cut dan portion cut.
Pembersihan membran di lakukan menggunakan pisau yang bersih dan tajam agar
tidak mengkontaminasi produck. Setelah di trimming, hasil trimingnya di taruh
di basket by produck agar tidak tercampur dengan hasil trimming. Dalam proses
pembersihan dan perapihan usahakan dilakukan dengan cepat untuk mencegah
kenaikan suhu dan penurunan kwalitas pada filet.Sedangkan hal yang perlu
diperhatikan dalam tahap perapihan adalah : mengechek hasil perapihan filet
secara visual dan mengechek membran jika masih ada yang menempel pada daging.
4.1.7.10 Pencucian dan pengecekan
Setelah proses perapihan, dilakukan pencucian dan
pengecekan tujuanya untuk mempertahankan suhu filet, mengurangi jumlah
mikroorganisme, mengeleminasi benda asing pada ikan dan menentukan hasil filet
yang ditentukan.
Filet di semprot dengan air dingin yang bersuhu +
1-30c dan pengecekan filet di lakukan dengan menggunakan indra
sensorik dan filet di check kembali apakah filet sudah terbebas dari tulang,
sisik, bau, parasit, milky dan grean meat.Pencucian dan pengecekan dilakukan
dengan cepat untuk menhindari kenaikan suhu pada loin dan kemunduran mutu loin,
sedangkan hal yang perlu di perhatikan dalam pencucian dan pengechekan adalah :
suhu air pencucian, suhu filet, dan hasil pencucian dan pengecekan.
4.1.7.11 Pengelapan
Pengelapan di lakukan menggunakn spon kwalitas super
yang tidak mudah rontok dan mudah menyerap air.Pengelapan dilakukan karna
bertujuan untuk membersihkan filet dari kotoran yang mungkin masih menempel dan
menghilangkan air pada permukaan filet. Sebelum proses pengelapan dilakukan,
spon di rendam dengan alkohol 70% tujuanya untuk membunuh bakteri yang
terkandung pada spon dan filet.Jika waktu pengelapan spon terlihat kotor, cuci dengan
air bersih atau ganti dengan yang baru. Pengelapan di lakukan satu per satu
sampai filet bersih dan air di permukaanya kering.Dalam proses pengelapan
sebaiknaya dilakukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu pada filet
dan kemunduran mutu pada filet. Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelapan adalah: kondisi spon, suhu loin dan hasil pengelapan.
4.1.7.12 Sortir size
Setelah proses pengelapan di lakukan proses sortir
size.Hal ini bertujuan untuk mendistribusikan filet berdasarkan ukuran dan
jenis kepada masing-masing buyer.Sizeng di lakukan menggunakan timbangan
digital yang sebelumnya sudah di kaliberasi terlebih dahulu agar dapat di
ketahui normal atau tidakah timbangan yang akan digunakan.Proses sizing
sebaiknya dilkukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu pada filet dan
kemunduran mutu pada filet.Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam sizing
adalah : kaliberasi timbangan, suhu filet dan kebersihan peralatan.Setelah
proses sizing selesai, cuci peralatan dengan detergen atau sabun .
4.1.7.13 Pemvakuman dan Sheall
Pemvakuman dan sheall bertujuan untuk mencegah
kontaminasi dan dehidrasi pada filet. Setelah proses sizing selesai, filet di
masukan ke dalam plastic IVP (Individual Vaccum Pack) yang sudah di beri label kemudian
tata di alas sheal kemudian vakum dengan skala 6 psi. Pemasukan filet ke plastik
sebaiknya di lakukan dengan cepat untuk mencegah kenaikan suhu pada filet dan
kemunduran kwalitas. Setelah filet selesai di vakum ,tata di long pan yang
telah di semprot dengan alkohol.
4.1.7.14 Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan dalam proses frozen ada
dua yaitu : ABF (Air Blast Freezer) di gunakan jika bahan yang akan di bekukan
banyak + 1 ton up dan CPF ( Contact Plate Freezer )
di gunakan jika bahan yang akan dibekukan maksimal 2 kw.
Setelah filet di tata di long pan, masukan dan tata di
rak pembekuan yang telah disediakan.Suhu akan matang bila sudah mencapai – 380c
proses ini memakan waktu 6 – 8 jam.Setelah filet tertata semua,tutup pintu
ABF/CPF kemudian mesinya dihidupkan.Selama proses pembekuan suhu dan mesin ABF
di monitoring dan di catat oleh petugas setiap 1 jam sekali.Untuk mengetahui
apakah Air Blast Freezer dapat berfungsi secara baik atau tidak.
4.1.7.15 Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan dan pelabelan bertujuan untuk mengemas
produck sesuai dengan spesifikasi buyer dan untuk melindungi produck dari
kontaminasi silang.Sebelum proses di lakukan,timbangan yang akan digunakan di
kaliberasi terlebih dahulu untuk mengetahui timbangan normal atau tidak.
Penimbangan dan pelabelan dilalukan oleh operator packing yang sudah saniter
hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri ke produck serta
penimbangan dan pelabelan di sesuaikan dengan spesifikasi buyer.
Setelah penimbangan selesai, masukan produck ke dalam
Master Carton dan di beri label yang meliputi : (merk produck, jenis, kwalitas,
size, berat, tanggal produksi dan nama perusahaan).Dalam tahap pengemasan dan
pelabelan sebaiknya di lakukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu
pada produck dan kemunduran mutu pada produck serta kwalitas.Hal yang perlu di
perhatikan dalam pengemasan dan pelabelan adalah : kaliberasi timbangan, label,
berat, dan kondisi loin beku.
4.1.7.16 Penyimpanan di cold storage
Penyimpanan di cold storage bertujuan untuk
mempertahankan suhu filet pada – 200c dan mencegah
kemunduran mutu filet .Sebelum produck di masukan ke cold storage petugas
packing mencatat barang yang masuk untuk mempermudah penghitunganya atau dan
pada saat loading. Produck yang di simpan di dalam cold storage di tata sesuai
prinsip FIFO (Firs In First Out).Dalam setiap jam sekali petugas akan memonitor
mesin dan mencatat suhu cold storage agar dapat mengetahui apakah cold storage
berfungsi dengan baik atau tidak.
2.Alur
tahapan proses filet skin on
4.1.8.1 Penerimaan Bahan Baku
Ikan yang berasal dari supliyer di angkut menggunakan
truck atau mobil pick up. Sedangkan ikanya ditaruh dalam blong atau fishbox
yang sudah diberi es curah.Setelah sampai di pabrik, Buka pintu penerimaan kemudian bongkar
terlebih dahulu dengan cara membuang esnya dahulu dengan menggunakan scrop anti
karat.Dalam pembongkaran hendaknya dilakukan secepat mungkin untuk mencegah
kenaikan suhu pada ikan dan penurunan mutu serta kwalitas pada ikan.
Untuk pencarian bahan baku,PT. fisindho isma raya
biasanya mendatangkan dari kota : juwana (pati),
brondong(lamongan),kraggan(rembang) dan bulu (banten) tapi jika diantara kota
tersebut kekurangan stock perusahaan akan mencari ke kota lain .Ikan yang biasa
di gunakan untuk loin adalah ikan tengiri, dikarenakan bentuknya panjang dan
dagingnya enak. .Sedangkan hal yang sangat perlu diperhatikan sewaktu
penerimaan adalah :
ü
Kondisi
transport
ü
Kondisi box atau fishbox
ü
Check suhu ikan dengan batas maksimal 20c
ü
Kesegaran ikan
ü
Pengujian residu logam setiap enam bulan sekali
4.1.8.2 Pencucian I
Setelah ikan di bongkar,ikan di cuci dengan air dingin
yang bersuhu +1-30c.Hal inibertujuan
untuk membersihkan ikan dari kotoran, benda asing, mengurangi jumlah organisme
dan mengeleminasi benda-benda asing yang masih menempel.
Bak pencucian di isi air bersih kemudian di beri es
sampai suhunya mencapai + 1-30c .Setelah suhu air
pencucian mencapai suhu standart cuci ikan dengan cara mencelupkanya ke dalam
bak pencucian,setelah bersih kemudian semprot ikan dengan air dingin.Jika air
pencucian terlihat kotor, maka segera ganti dengan air yang baru agar tidak
mengkontaminasi ikan lainya.Dalam tahap pencucian ini hal yang perlu
diperhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (bak cuci dan
basket) harus selalu bersih sebelum dan setelah di gunakan.
4.1.8.3 Sortasi
Setelah ikan selesai di cuci, ikan di sortir
berdasarkan jenis, size dan mutu. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bahan baku
dengan kwalitas nomor satu, jika bahan yang di terima tidak kwalitas nomor satu
maka bahan akan di kembalikan ke supliyer. Untuk sortasi jenis ikan PT.
fisindho isma raya biasa menerima ikan jenis : kerapu (ephinephelusse SP),
lencam (lethrinus lencam SP), kaci-kaci (plectorhinchus SP), padi-padi ( ), dan
angkoli ( ).Sedangkan untuk filet skin less PT. fisindho isma raya biasanya
menerima size mulai dari 400 g up atau sesuai dengan spesifikasi buyer.Dalam
penyortiran ada beberapa tahap ,yaitu:
1. Warna kulit : KW I
: Cerah
KW II : Kusam
KW III : Pucat
2. Warna mata : KW I
: Bening
KW II : Agak keruh
KW III: Keruh
3.
Bau : KW I : D I
KW II
: D II
KW III
: D III
4.
Lendir : KW I : < 20%
KW
II : 20 – 30%
KW
III : > 20%
5.
Tekstur :KW I : Elastis
KW
II : Soft < 20%
KW
III : Soft > 20%
6.
Benda asing : KW I :
Tidak ada
KW II : Ada
Dalam proses penyortiran sebaiknya dilakukukan dengan
cepat, cermat dan teliti agar suhu filet tidak naik dam mempengaruhi kwalitas
ikan.
4.1.8.4 Penimbangan
Ikan yang selesai di sortir kemudian ditimbang,hal ini
bertujuan untuk mengetahui berat ikan agar mempermudah dalam pembayaranya dan
memperoleh bahan baku dengan kwalitas nomor satu. Tapi sebelum timbangan
digunakan,timbangan di kaliberasi terlebih dahulu untuk mengetahui normal atau
tidakah timbangan yang akan digunakan.Penimbangan dilakukan sesuai dengan hasil
sortasi dan perelatan yang digunakan (basket dan timbangan)harus selalu dalam
keadaan bersih sebelum dan sesudah digunakan.Pada saat penimbangan petugas
mencatat hasil timbangan dan kadang-kadang mengechek hasil timbangan secara
berkala ( sampling).
4.1.8.5 Penyisikan
Penyisikan bertujuan untuk memisahkan sisik dari kulit
dengan menggunakan alat scrop yang terbuat dari stainlies steal. Penyisikan di
lakukan mulai dari pangkal ekor sampai pangkal kepala dengan arah berlawanan
sisik.Dalam tahap penyisikan sebaiknya di lakukan dengan cepat untuk
menghindari kenaikan suhu pada ikan dan kemunduran mutu pada ikan.
4.1.8.6 Pencucian II
Ikan yang sudah ditimbang di cuci kembali dengan air
yang bersuhu +1-30c .Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan suhu ikan, mmencegah mikrobiologi yang menempel pada ikan dan
mengeleminasi benda asing.
Bak pencucian di isi air bersih kemudian di beri es
sampai suhunya mencapai + 1-30c .Setelah suhu air
pencucian mencapai suhu standart cuci ikan dengan cara mencelupkanya ke dalam
bak pencucian,setelah bersih kemudian semprot ikan dengan air dingin.Jika air
pencucian terlihat kotor, maka segera ganti dengan air yang baru agar tidak
mengkontaminasi ikan lainya.Dalam tahap pencucian ini hal yang perlu
diperhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (bak cuci dan
basket) harus selalu bersih sebelum dan setelah di gunakan.
4.1.8.7 Pemfiletan
Ikan yang sudah dicuci ditaruh di meja filet untuk di
ambil dagingnya dengan cara membelahnya dari pangkal ekor – sampai pangkal
kepala dengan pisau filet yang bersih dan tajam agar tidak mengkontaminasi
produck.Setelah dagingya di ambil, taruh filet di basket yang sudah diberi es
curah yang di bungkus plastik.Untuk kepala dan tulang di taruh di basket by
produck (bak trolli) yang berada di bawah meja filet agar tidak mengkontaminasi
hasil filet.Jika proses pemfiletan selesai, bersihkan meja dengan cara
menyiramnya dengan air bersih.Hal yang perlu di perhatikan dalam pemfiletan
yaitu : kebersihan alat ( pisau dan basket ), suhu filet ,hasil filet dan by
produck.
4.1.8.8 Cabut tulang
Setelah proses pengulitan selesai, tulang atau duri
yang masih tertinggal di filet di cabut dengan menggunakan pinset yang terbuat
dari bahan stanlies steal tujuanya untuk mencegah kontaminasi terhadap produck.
Pencabutan tulang dilakukan satu per satu agar tiddak ada tulang tertinggal di
filet. Tulang dari hasil pencabutan di taruh di pan kecil untuk menghindari
tercampurnya kembali ke produck.Proses cabut tulang harus di lakukan dengan
cepat dan teliti tujuanya untuk menghindari kenaikan suhu pada filet dan
kemunduran mutu pada filet.Dalam proses cabut tulang hal perlu diperhatikan
adalah : kebersihan peralatan, suhu filet dan hasil cabut tulang. Setelah
proses cabut tulang selesai, segera bersihkan meja dengan cara menyiramnya
menggunakan air bersih agar tidak mengkontaminasi produck dan menimbulkan
tumbuhnya bakteri.
4.1.8.9 Perapihan (Triming)
Setelaah proses pencabutan tulang selesai, filet di
bersihkan dari membran dan di rapikan bentuknya. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan membran yang menempel pada daging dan merapikan bentuk
filet.Daging dipotong untuk mendapatkan bentuk yang dikehendaki atau sesuai
dengan spesifikasi buyer.Misalnya pemotongan dalam bentuk natural, one cut dan
portion cut. Pembersihan membran di lakukan menggunakan pisau yang bersih dan
tajam agar tidak mengkontaminasi produck. Setelah di trimming, hasil trimingnya
di taruh di basket by produck agar tidak tercampur dengan hasil trimming. Dalam
proses pembersihan dan perapihan usahakan dilakukan dengan cepat untuk mencegah
kenaikan suhu dan penurunan kwalitas pada filet.Sedangkan hal yang perlu
diperhatikan dalam tahap perapihan adalah : mengechek hasil perapihan filet
secara visual dan mengechek membran jika masih ada yang menempel pada daging.
4.1.8.10 Pencucian dan pengecekan
Setelah proses perapihan, dilakukan pencucian dan
pengecekan tujuanya untuk mempertahankan suhu filet, mengurangi jumlah mikroorganisme,
mengeleminasi benda asing pada ikan dan menentukan hasil filet yang ditentukan.
Filet di semprot dengan air dingin yang bersuhu +
1-30c dan pengecekan filet di lakukan dengan menggunakan indra
sensorik dan filet di check kembali apakah filet sudah terbebas dari tulang,
sisik, bau, parasit, milky dan grean meat.Pencucian dan pengecekan dilakukan
dengan cepat untuk menhindari kenaikan suhu pada loin dan kemunduran mutu loin,
sedangkan hal yang perlu di perhatikan dalam pencucian dan pengechekan adalah :
suhu air pencucian, suhu filet, dan hasil pencucian dan pengecekan.
4.1.8.11 Pengelapan
Pengelapan di lakukan menggunakn spon kwalitas super
yang tidak mudah rontok dan mudah menyerap air.Pengelapan dilakukan karna
bertujuan untuk membersihkan filet dari kotoran yang mungkin masih menempel dan
menghilangkan air pada permukaan filet. Sebelum proses pengelapan dilakukan,
spon di rendam dengan alkohol 70% tujuanya untuk membunuh bakteri yang
terkandung pada spon dan filet.Jika waktu pengelapan spon terlihat kotor, cuci
dengan air bersih atau ganti dengan yang baru. Pengelapan di lakukan satu per
satu sampai filet bersih dan air di permukaanya kering.Dalam proses pengelapan
sebaiknaya dilakukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu pada filet dan
kemunduran mutu pada filet. Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelapan adalah: kondisi spon, suhu loin dan hasil pengelapan.
4.1.8.12 Sortir size
Setelah proses pengelapan di lakukan proses sortir
size.Hal ini bertujuan untuk mendistribusikan filet berdasarkan ukuran dan
jenis kepada masing-masing buyer.Sizeng di lakukan menggunakan timbangan
digital yang sebelumnya sudah di kaliberasi terlebih dahulu agar dapat di
ketahui normal atau tidakah timbangan yang akan digunakan.Proses sizing sebaiknya
dilkukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu pada filet dan kemunduran
mutu pada filet.Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam sizing adalah :
kaliberasi timbangan, suhu filet dan kebersihan peralatan.Setelah proses sizing
selesai, cuci peralatan dengan detergen atau sabun .
4.1.8.13 Pemvakuman dan Sheall
Pemvakuman dan sheall bertujuan untuk mencegah
kontaminasi dan dehidrasi pada filet. Setelah proses sizing selesai, filet di
masukan ke dalam plastic IVP (Individual Vaccum Pack) yang sudah di beri label
kemudian tata di alas sheal kemudian vakum dengan skala 6 psi. Pemasukan filet
ke plastik sebaiknya di lakukan dengan cepat untuk mencegah kenaikan suhu pada
filet dan kemunduran kwalitas. Setelah filet selesai di vakum ,tata di long pan
yang telah di semprot dengan alkohol.
4.1.8.14 Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan dalam proses frozen ada
dua yaitu : ABF (Air Blast Freezer) di gunakan jika bahan yang akan di bekukan
banyak + 1 ton up dan CPF ( Contact Plate Freezer )
di gunakan jika bahan yang akan dibekukan maksimal 2 kw.
Setelah filet di tata di long pan, masukan dan tata di
rak pembekuan yang telah disediakan.Suhu akan matang bila sudah mencapai – 380c
proses ini memakan waktu 6 – 8 jam.Setelah filet tertata semua,tutup pintu
ABF/CPF kemudian mesinya dihidupkan.Selama proses pembekuan suhu dan mesin ABF
di monitoring dan di catat oleh petugas setiap 1 jam sekali.Untuk mengetahui
apakah Air Blast Freezer dapat berfungsi secara baik atau tidak.
4.1.8.15 Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan dan pelabelan bertujuan untuk mengemas
produck sesuai dengan spesifikasi buyer dan untuk melindungi produck dari
kontaminasi silang.Sebelum proses di lakukan,timbangan yang akan digunakan di
kaliberasi terlebih dahulu untuk mengetahui timbangan normal atau tidak.
Penimbangan dan pelabelan dilalukan oleh operator packing yang sudah saniter
hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri ke produck serta
penimbangan dan pelabelan di sesuaikan dengan spesifikasi buyer.
Setelah penimbangan selesai, masukan produck ke dalam
Master Carton dan di beri label yang meliputi : (merk produck, jenis, kwalitas,
size, berat, tanggal produksi dan nama perusahaan).Dalam tahap pengemasan dan
pelabelan sebaiknya di lakukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu
pada produck dan kemunduran mutu pada produck serta kwalitas.Hal yang perlu di
perhatikan dalam pengemasan dan pelabelan adalah : kaliberasi timbangan, label,
berat, dan kondisi loin beku.
4.1.8.16 Penyimpanan di cold storage
Penyimpanan di cold storage bertujuan untuk
mempertahankan suhu filet pada – 200c dan mencegah
kemunduran mutu filet .Sebelum produck di masukan ke cold storage petugas
packing mencatat barang yang masuk untuk mempermudah penghitunganya atau dan
pada saat loading. Produck yang di simpan di dalam cold storage di tata sesuai
prinsip FIFO (Firs In First Out).Dalam setiap jam sekali petugas akan memonitor
mesin dan mencatat suhu cold storage agar dapat mengetahui apakah cold storage
berfungsi dengan baik atau tidak.
Alur Tahapan
Proses Teri Nasi
4.1.9.1 Penerimaan
Teri nasi yang berasal dari supliyer di angkut
menggunakan truck atau mobil pick up. Sedangkan terinasinya di taruh dalam
blong dengan penampungan kering, hal ini bertujuan agar teri nasi tidak lembek
sedangkan blong yang di gunakan untuk menampung teri dasarnya harus berlubang
agar air yang berada di dalam blong menetes keluar sehingga tidak membuat teri
nasi lembek. Penataan teri sewaktu di dalam blong adalah : Dasar blong di beri
es balok yang sudah di pecah-pecah terlebih dahulu,setelah itu tuangkan teri
nasi sampai mencapai tinggi setengah blong.Setelah itu, beri es balok yang
sudah di pecah-pecah kecil dan begitupun seterusnya sampai penuh.
4.1.9.2 Sortasi
Sortasi bertujuan untuk memperoleh bahan baku dengan kwalitas
nomor satu. Proses ini dilakukan di meja sortir dengan cara menumpahkan teri
nasi yang ada di keranjang ke meja sortir kemudian di pilih sesuai mutu dan
kwalitas. Pisahkan teri nasi dengan ikan jenis lain (cemek, buntek, petek,
layur, cumi dll) atau juga benda asing (karang, batu, jarring dan benda selain
ikan) Dalam proses penyortiran teri
usahan di lakukan dengan cepat dan teliti.Sedangkan hal yang perlu di
perhatikan dalam penyortiran teri nasi yaitu : menghindari jatuhnya rendemen
(batas minimal 90%).
4.1.9.3 Pencucian
Setelah teri nasi selesai di sortir, taruh teri nasi di
basket kemudian cuci dengan cara mencelupkanya ke dalam bak pencucian yang
bersuhu 1 - 30c. Pada saat pencucian, teri masih ada di dalam
basket kemudian aduk secara perlahan dan ambil kotoran, benda asing atau ikan
jenis lainya yang masih tertinggal.Pencucian di lakukan lebih dari satu kali
sampai teri nasi benar-benar bersih. Hal ini bertujuan untuk membersihkan teri
dari kotoran, benda asing, mengurangi jumlah mikroorganisme dan mengeleminasi
benda asing yang masih tertinggal. Jika air pencucian terlihat kotor maka
segera ganti dengan yang bersih dan dingin. Dalam tahap pencucian ,hal yang
perlu di perhatikan adalah : suhu air, kebersihan air dan peralatan (basket)
harus selalu bersih sebelum dan sesudah di gunakan.
4.1.9.4 Bagging
Sebelum teri memasuki proses bagging, teri ditiriskan
terlebih dahulu dan di check kembali apakah masih ada ikan jenis lain, benda
asing atau kotoran yang tertinggal. Setelah teri nasi benar-benar tiris, teri
nasi dimasukan ke plastic poliyitilen yang sudah berlabel. Dalam tahap bagging,
teri yang dimasukan jangan terlalu banyak dan terlalu sedikit karna,
memperlambat pada saat proses penimbangan dan menjadikan teri yang sudah di
bagging menghitam ,berair dan mengakibatkan tidak sempurnanya hasil vakum
nantinya. Tujuan teri nasi di bagging adalah : untuk melindungi produck dari
kontaminasi bakteri dan untuk mengemas produck. Hal yang perlu di perhatikan
dalam proses bagging adalah : Tiris atau tidakah teri sebelum di bagging dan
hasil bagging.
4.1.9.5 Penimbangan
Penimbangan bertujuan untuk memperoleh data berat,
bahan baku yang masuk dan memperoleh bahan baku dengan kwalitas nomor satu.
Tapi,sebelum timbangan di gunakan hendaknya di kaliberasi terlebih dahuulu
untuk mengetahui normal atau tidakah timbangan yang akan di gunakan. Teri nasi
di timbang hingga mencapai berat 258 – 260 g, sebenarnya berat teri nasi adalah
250 g tapi, sewwaktu penimbangan di tambah dengan berat plastic dan label yang
beratnya hamper mencapai 10 g. Proses penimbangan harus dilakukan dengan cepat
untuk menghindari nnaiknya suhu pada teri dan kemunduran mutu serta
kwalitas.Hal yang perlu di ketahui pada saat tahap bagging : kaliberasi
timbangan dan hasil timbanngan. Sedangkan untuk peralatan harus dalam keadaan
bersih setelah di gunakan
4.1.9.6 Pemvakuman dan Sheall
Pemvakuman dan sheall bertujuan untuk mencegah
kontaminasi dan dehidrasi pada filet. Setelah proses sizing selesai, filet di
masukan ke dalam plastic IVP (Individual Vaccum Pack) yang sudah di beri label
kemudian tata di alas sheal kemudian vakum dengan skala 6 psi. Pemasukan filet
ke plastik sebaiknya di lakukan dengan cepat untuk mencegah kenaikan suhu pada
filet dan kemunduran kwalitas. Setelah filet selesai di vakum ,tata di long pan
yang telah di semprot dengan alkohol.
4.1.9.7 Penyusunan
Penyusunan bertujuan untuk mempermudah dalam proses pembekuan di air blast freezer.
Sebelum udang di tata dipan ,lap atau semprot pan menggunakan alcohol atau
klorin agar kuman dan bakteri yang berada di pan bisa mati.Beri alas plastic
yang sudah dilap menggunakan alcohol, setelah itu Udang di tata dengan
meletakan bagian perut berada dibawah (down) dan punggung berada diatas (up)
serta bagian ekor direntangkan.Jika udang sudah tertata rapi di pan, taruh
plastic di atas udang yang sudah di lap dengan alcohol untuk menghindari
dehidrasi pada udang dan melindungi produck dari kontaminasi bakteri.Dalam
tahapan ini sebaiknya dilakukan secara cepat untuk menghindari kenaikan suhu
pada udang dan kemunduran kwalitas udang karena terpecah dari rantai dingin.
4.1.9.8 Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan dalam proses frozen ada
dua yaitu : ABF (Air Blast Freezer) di gunakan jika bahan yang akan di bekukan
banyak + 1 ton up dan CPF ( Contact Plate Freezer )
di gunakan jika bahan yang akan dibekukan maksimal 2 kw.
Setelah filet di tata di long pan, masukan dan tata di
rak pembekuan yang telah disediakan.Suhu akan matang bila sudah mencapai – 380c
proses ini memakan waktu 6 – 8 jam.Setelah filet tertata semua,tutup pintu
ABF/CPF kemudian mesinya dihidupkan.Selama proses pembekuan suhu dan mesin ABF
di monitoring dan di catat oleh petugas setiap 1 jam sekali.Untuk mengetahui
apakah Air Blast Freezer dapat berfungsi secara baik atau tidak.
4.1.9.9 Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan dan pelabelan bertujuan untuk mengemas
produck sesuai dengan spesifikasi buyer dan untuk melindungi produck dari
kontaminasi silang.Sebelum proses di lakukan,timbangan yang akan digunakan di
kaliberasi terlebih dahulu untuk mengetahui timbangan normal atau tidak.
Penimbangan dan pelabelan dilalukan oleh operator packing yang sudah saniter
hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri ke produck serta
penimbangan dan pelabelan di sesuaikan dengan spesifikasi buyer.
Setelah penimbangan selesai, masukan produck ke dalam
Master Carton dan di beri label yang meliputi : (merk produck, jenis, kwalitas,
size, berat, tanggal produksi dan nama perusahaan).Dalam tahap pengemasan dan
pelabelan sebaiknya di lakukan dengan cepat untuk menghindari kenaikan suhu
pada produck dan kemunduran mutu pada produck serta kwalitas.Hal yang perlu di
perhatikan dalam pengemasan dan pelabelan adalah : kaliberasi timbangan, label,
berat, dan kondisi loin beku.
4.1.9.10Penyimpanan di cold storage
Penyimpanan di cold storage bertujuan untuk
mempertahankan suhu filet pada – 200c dan mencegah
kemunduran mutu filet .Sebelum produck di masukan ke cold storage petugas
packing mencatat barang yang masuk untuk mempermudah penghitunganya atau dan
pada saat loading. Produck yang di simpan di dalam cold storage di tata sesuai
prinsip FIFO (Firs In First Out).Dalam setiap jam sekali petugas akan memonitor
mesin dan mencatat suhu cold storage agar dapat mengetahui apakah cold storage
berfungsi dengan baik atau tidak.
4.2 Sanitasi dan hygiene
Sannitasi dan hygiene adalah tindakan pencegahan
penyakit dengan dengan cara menghilangkan factor-faktor yang dapat menjadi atau
yang berhubungan dengan mata rantai perkembang biakan bakteri. Dalam sebuah industri
perikanan, sanitasi dan hygiene adalah hal yang paling utama oleh karena itu
perusahaan wajib mempunyai SSOP (Standart Sanitazion Manufacturing Operator
Procedur).Sedangkan SSOP yang di terpkan di PT. Fisindho Isma Raya,yaitu :
1. Keamanan Air
Air yang di gunakan untuk proses di PT. Fisindho Isma
Raya adalah air yang memenuhi standart air minum dengan batas maksimal
toleransi bakteri pada air adalah 500.000 koloni/gram yang di hitung dengan
cara TPC (Total Plate Count), sedangka di PT. Fisindho Isma Raya sendiri hanya + 100.000 koloni/gram.
Untuk memenuhi hal tersebut air di perlakukan dengan cara :
A.
Ozonisasi, hal ini bertujuan untuk memecah dinding sel
bakteri yang terkandung di dalam air.
B.
Filtrasi, penyaringan dengan filterkom dan penjernihan
karbon aktif serta karbon filter, hal ini di lakukan sebanyak dua kali agar
filtrasi menghasilkan air dengan kwalitas yang bagus.
2. ES
Es yang digunakan untuk proses harus terbuat dari air
yang sudah atandart air minum. Es juga akan di uji ke balai laboraturium setiap
enam bulan sekali dengam mengambil sample es yang di buat sendiri dan beli.
3. Permukaan yang kontak dengan produck
Dalam hal ini, sanitasi yang di maksud adalah sanitasi
peralatan seperti pisau, basket, meja busa dll. Syarat peralatan yang di
gunakan :
A.
Terbuat dari stainless steal atau acrylic
B.
Mudah di bersihkan
C.
Tidak mudah dan sobek dan pecah agar tidak menimbulkan
adanya benda asing dalam produck. Selain itu, sebelum dan sesudah peralatan di
gunakan di perlakukan dengan dua tindakan, yaitu :
Ø
Pembersihan (Di sikat dengan sabun atau
detergen) ,dan
Ø
Pembunuhan (Di siram air panas, chlorine atau
alkohol)
4. Kontaminasi
Kontaminasi dapat di cegah dengan cara memisah
bangunan/peralatan antara yang bersih dan kotor. Serta konstruksi bangunan
harus sesuai dengan standart sanitasi.
5. Kontaminasi silang
Hal-hal yang dapat menyebabkan kontaminasi silang
adalah :
a. Tidak terpisahnaya ruang bersih dan kotor
b. Karyawan yang tidak mencuci tangan dan kaki saat
akan memasuki ruang proses ,dan
c. Karyawan yang makan, minum dan meludah di ruang
proses atau saat proses berlangsung.
6.
Kebersihan Karywan
Karyawan yang akan melakukan proses di PT. Fisindho
Isma Raya harus menaati aturan sebagai berikut :
a. Wajib memakai perlengkapan kerja yang sudah di
tetapkan perussahaan seperti: memakai wair pack, masker ,hairnet ,tutp kepala
,apron ,sarung tangan latex ,sarung tangan kain
dan sepatu bot.
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Sanitasi personal meliputi : (kuku, rambut,
kumis,jenggot, perhiasan, seragam dan tidak boleh memakai parfum di karenanakan
akan mempengaruhi penciuman pada saat penyortiran kwalitas)
7. Limbah padat dan cair
Limbah di bedakan menjadi dua jenis yaitu limbah padat
dan cair, berikut cara penanganan kedua limbah tersebut :
a. Padat : Hanya di tarug di dalam basket, wadah atau
tempat sampah dan tidak boleh menumpuk
di ruang proses atau tempat peembuangann limbah.
b. Cair :
Dibuang atau dibersihakan mulai dari tempat bersih ke tempat kotor.
8. Penyimpanan dan penggunaan bahan kimia
Penyimpanan bahan kimia seperti, pestisida,
desinfektan, detergen, alcohol, kaporit, alkohol, cholorine, prostek dan
lain-lain.
9. Penyimpanan dan Penggunaan bahan pengemas
Untuk
penyimpanan bahan pengemas, sebagai berikut :
a. Harus di simpan di ruang terpisah dari ruangan
lainya
b. Terhindar dari debu, air dan kotoran serta tidajk
boleh kontak langsung dengan lantai
c. Bahan pengemas harus kuat dan tidak mempengaruhi
karakteristik produck
d. Penggunaan dan penyimpananya harus memperhatikan system
FIFO (Firs In First Out) serta sirkulasi udara.
10. Pengendalian Hama Penggerak
Pengendalian hama ini dengan cara di tangkap atau di
jebak menggunakan penagkap khusus yang telah di buat secara khusus. Hal ini
bertujusn agar hama tidak mempengaruhi dan merusak SSOP.
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil setelah pembuatan
laporan ini dan tentunya setelah melakasanakan praktik kerja industri di PT.
Fisindho Isma Raya, bidang teknologi
pengolahan hasil perikanan khususnya pembekuan :
1.
setiap tahap-tahap pengolahan hasil perikanan di
laksanakan secara cepat dan hati-hati untuk mempertahankan suhu dan mutu bahan.
2.
sanitasi dan higyne yang di terapkan di PT. Fisindho
Isma Raya sudah di terapkan dengan baik karena telah mengacu pada standart (
HACCP ).
3.
rincian tugas bagi staff dan karyawan sudah di atur
dengan jelas, sehingga memudahkan kordinasi setiap lini produksi.
4.
adanya sistim penanganan limbah yang baik, sehingga limbah yang di hasilkan tidak
mencemari lingkungan.
5.
sarana produksi dan penunjang produksi sudah lumayan
lengkap.
6.
raw material dan sarana pelengkap yang ada memiliki
stabdart keamanan pangan yang tinggi.
Sehingga produk yang di hasilkan terjamin mutunya.
7.
penangnan denag produksi pabrik dan bagian – bagianya
sudah di atur dengan baik, sehingga
proses produksi dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
5.2 saran
Setelah penulis mengikuti praktek kerja industri dam mengikuti semua prosese yang
ada. Penulis dapat memeberikan saran sebagai
berikut :
Ø
perlu di bangunan khusus untuk laboratorium
mikrobiologi
Ø
baiknya mempunyai laboratorium uji
mikroorganoleptik sendiri.
Ø
Sarana yang sudah tidak layak di pakaiharus
segera di perbaiki atau dig anti ( trolly,
penyisik ikan bergerigi, basket
).
Ø
Jalan pintu masuk antara ruangan pembuangan
limbah dan gudang kering sebaiknya di bedakan atau di pisah , karena dapat terjadi kontaminasi silang
saat limbah di angkut.
Ø
Memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggar
peraturan , sehingga tercipta kesadaran dan disiplin kerja yang tinggi.
Ø
Meningkatkat SSOP dan meningkatkan GMP yang
telah ada.
L
A
M
P
I
R
A
N
-