KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat,
sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang
ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang
telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Sangat disadari bahwa dengan
kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, walaupun telah
dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih
dirasakan banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan saran yang membangun agar karya ilmiah ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Harapan yang paling besar
dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun
ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain
yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah
dari judul ini ( Perubahan Sosial Masyarakat Desa ) sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada.
Malang, September 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
BAB
II PEMBAHASAN
DEFINISI
PERUBAHAN SOSIAL
KARAKTERISTIK
PERUBAHAN SOSIAL
SEBAB –SEBAB
PERUBAHAN SOSIAL
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL
ASPEK-ASPEK
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DESA
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia
selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat berupa
perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula
perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta
ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang
berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat ditemukan
oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan
kehidupan masyarakat pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak
sempat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di Indonesia
misalnya akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis, tidak
maju, dan tidak berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada
pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang teliti
karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik
tertentu sepanjang masa. Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan,
alat transportasi modern, bahkan dapat mengikuti berita-berita
mengenai daerah lain melalui radio, televisi, dan sebagainya yang
kesemuanya belum dikenal sebelumnya.
Perubahan-perubahan
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,
pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi
sosial dan lain sebagainya.
Perubahan-perubahan yang
terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang
normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia
lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di
bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dengan cepat dapat
diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat
memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun, dewasa ini
perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya sehingga
membingungkan manusia yang menghadapinya, yang sering berjalan
konstan. Perubahan memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi,
karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus,
walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi
unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
1. 2. Rumusan masalah
1.
Bagaimanakah
definisi perubahan sosial?
2.
Bagaimanakah
aspek-aspek perubahan sosial pada masyarakat desa?
1. 3. Tujuan
1.
Mengetahui
definisi perubahan social secara umum dan pada masyarakat desa.
2.
Mengetahui
aspek-aspek perubahan sosial pada masyarakat desa.
I. 4. Manfaat
1.
Memahami
definisi perubahan social secara umum dan pada masyarakat desa.
2.
memahami
mengenai aspek-aspek perubahan sosial pada masyarakat desa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Perubahan
Sosial
2.1.1.
Definisi
Perubahan Sosial
Banyak pengertian yang
menjelaskan tentang bagaimana perubahan sosial tersebut terjadi dalam
masyarakat. Hal demikian disebabkan karena tiap-tiap masyarakat
mempunyai kondisi lingkungan sosial budaya dan alam yang berbeda.
Beberapa
ahli sosiologi pun mengartikan perubahan sosial berbeda-beda menurut
pandangannya masing-masing. Berikut adalah beberapa pengertian dari
perubahan sosial menurut para ahli.
a.
John Lewis
Gillin and John Philip Gillin
Menurut J.L Gillin dan J.P
Gillin perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup
yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun
karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
b.
Max Weber
Berpendapat bahwa perubahan
sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai
akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological
Writings).
c.
W. Kornblum
Berpendapat bahwa perubahan
sosial budaya adalah perubahan suatu budaya masyarakat secara
bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing
World).
d.
Selo
Soemardjan
Selo Soemardjan mengatakan
bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system
sosialnya. Termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan
pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat
tersebut.
e.
Robert H.
Leuser
Robert mengatakan bahwa
perubahan sosial sebagai perubahan dalam segi fenomena sosial di
berbagai tingkat kehidupan manusia, mulai dari tingkat individu
orang-perorangan sampai tingkat dunia.
f.
Kingsley
Davis
Davis mengartikan perubahan
sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi masyarakat.
g.
Robert Mac
Iver
Dalam bukunya “A Textbook of
Society” ia mengatakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan-perubahan dalam hubungan-hubungan sosial (social
relationship) atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
h.
William F.
Ogburn
William menyatakan bahwa
perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material atau
non material.
Dari beberapa pengertian
diatas, perubahan sosial dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial
adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara
unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial
sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi
fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
2.1.2.
Karakteristik
Perubahan Sosial
Dengan memahami definisi
perubahan sosial dan budaya di atas, maka suatu perubahan dikatakan
sebagai perubahan sosial budaya apabila memiliki karakteristik
sebagai berikut.
1.
Tidak ada
masyarakat yang perkembangannya berhenti karena setiapmasyarakat
mengalami perubahan secara cepat ataupun lambat.
2.
Perubahan
yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti
perubahan pada lembaga sosial
yang ada.
3.
Perubahan yang
berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan kekacauan sementara
karena orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi.
4.
Perubahan tidak
dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena
keduanya saling berkaitan.
2.1.3.
Sebab-sebab
Perubahan Sosial
Menurut Prof. Soerjono
Soekamto ada dua penyebab terjadinya perubahan sosial yaitu perubahan
yang disebabkan oleh masyarakat itu sendiri (intern) dan dari luar
(ekstern).
1. Sebab Intern
Merupakan sebab yang berasal
dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
Dinamika penduduk, yaitu
pertambahan dan penurunan jumlah penduduk di suatu desa. Pertambahan
penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Tempat
tinggal yang semula terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah
atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk pedesan
juga akan menyebabkan perubahan sosial
budaya. Contoh perubahan penduduk adalah program urbanisasi dan
TKI.
Adanya penemuan-penemuan
baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru
(discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari
bentuk penemuan lama (invention).
Munculnya berbagai bentuk
pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
2. Sebab Ekstern
Merupakan sebab yang berasal
dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
Adanya pengaruh bencana
alam.
Kondisi ini terkadang memaksa
masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal
yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam
dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga
dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
Adanya peperangan.
Peristiwa peperangan, baik
perang saudara maupun perang antar negara dapat menyebabkan
perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan
ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
Adanya pengaruh kebudayaan
masyarakat lain.
Bertemunya dua kebudayaan
yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu
kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration
effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut
cultural animosity. Jika suatu kebudayaan
mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan
muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli
dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru
tersebut.
2.1.4.
Bentuk-bentuk
Perubahan Sosial
Perubahan
adalah sebuah kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan itu
bisa berupa kemajuan maupun kemunduran.
Bila dilihat dari sisi
maju dan mundurnya, maka bentuk perubahan sosial dapat dibedakan
menjadi:
1.
Perubahan
sebagai
suatu kemajuan (progress)
Perubahan sebagai suatu
kemajuan merupakan perubahan yang memberi dan membawa kemajuan pada
masyarakat. Hal ini tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa
memberikan keuntungan dan berbagai kemudahan pada manusia. Perubahan
kondisi masyarakat tradisional, dengan kehidupan teknologi yang masih
sederhana, menjadi masyarakat maju dengan berbagai kemajuan teknologi
yang memberikan berbagai kemudahan merupakan sebuah perkembangan dan
pembangunan yang membawa kemajuan. Jadi, pembangunan dalam masyarakat
merupakan bentuk perubahan ke arah kemajuan (progress).
Perubahan
dalam arti
progress misalnya listrik masuk desa, penemuan alat-alat
transportasi, dan penemuan alat-alat komunikasi. Masuknya jaringan
listrik membuat kebutuhan manusia akan penerangan terpenuhi;
penggunaan alat-alat elektronik meringankan pekerjaan dan memudahkan
manusia memperoleh hiburan dan informasi; penemuan alat-alat
transportasi memudahkan dan mempercepat mobilitas manusia proses
pengangkutan; dan penemuan alat-alat komunikasi modern seperti
telepon dan internet, memperlancar komunikasi jarak jauh.
2.
Perubahan
sebagai suatu kemunduran (regress)
Tidak semua perubahan yang
tujuannya ke arah kemajuan selalu berjalan sesuai rencana. Terkadang
dampak negatif yang tidak direncanakan pun muncul dan bisa
menimbulkan masalah baru. Jika perubahan itu ternyata tidak
menguntungkan bagi masyarakat, maka perubahan itu dianggap sebagai
sebuah kemunduran.
Misalnya, penggunaan HP
sebagai alat komunikasi. HP telah memberikan kemudahan dalam
komunikasi manusia, karena meskipun dalam jarak jauh pun masih bisa
komunikasi langsung dengan telepon atau SMS. Disatu sisi HP telah
mempermudah dan mempersingkat jarak, tetapi disisi lain telah
mengurangi komunikasi fisik dan sosialisasi secara langsung. Sehingga
teknologi telah menimbulkan dampak berkurangnya kontak langsung dan
sosialisasi antar manusia atai individu.
Jika dilihat dari proses
berlangsungnya, menurut Soerjono Soekamto perubahan dapat dibedakan
menjadi Evolusi dan Revolusi (perubahan lambat dan perubahan cepat).
1.
Evolusi
Evolusi adalah
perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam
waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat
yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti
kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata
lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha
masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan
hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh,
perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.
2. Revolusi
Revolusi, yaitu perubahan
sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan
revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam
masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan
semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses
revolusi memerlukan persyaratan tertentu, antara lain:
a.
Ada keinginan
umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b.
Adanya
pemimpin/kelompok yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c.
Harus bisa
memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d.
Harus ada tujuan
gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e.
Kemampuan
pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak
puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk
dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
Contoh perubahan secara
revolusi adalah peristiwa reformasi (runtuhnya rezim Soeharto),
peristiwa Tsunami di Aceh, semburan lumpur Lapindo (Sidoarjo).
Jika dilihat dari ruang
lingkupnya, perubahan sosial dibagi menjadi dua, yaitu perubahan
social yang berpengaruh besar dan perubahan sosial yang berpengaruh
kecil.
Perubahan kecil adalah
perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat.
Contoh perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan
mode pakaian.
2.
Perubahan besar
Perubahan besar adalah
perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa
pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak
industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
Jika dilihat dari
keadaannya, perubahan sosial dibagi menjadi dua yaitu, perubahan yang
Direncanakan dan Tidak Direncanakan.
1.
Perubahan yang
dikehendaki atau direncanakan
Perubahan yang dikehendaki
atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan
atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan
agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.
Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau
perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan
Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi.
2.
Perubahan
yang tidak
dikehendaki atau yang tidak direncanakan
Perubahan
yang tidak
dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan
yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan.
Contoh perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan
adalah munculnya berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa
peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan tatanan Orde
Baru ke Orde Reformasi.
2.1.5.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Budaya
Terjadinya sebuah perubahan
tidak selalu berjalan dengan lancar, meskipun perubahan tersebut
diharapkan dan direncanakan. Terdapat faktor yang mendorong sehingga
mendukung perubahan, tetapi juga ada faktor penghambat sehingga
perubahan tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Faktor pendorong
perubahan Sosial
Faktor pendorong merupakan
alasan yang mendukung terjadinya perubahan. Menurut Soerjono Soekanto
ada sembilan
faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial, yaitu:
1.
Terjadinya
kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain.
2.
Sistem
pendidikan formal yang maju
3.
Sikap menghargai
hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
4.
Toleransi
terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
5.
Sistem terbuka
dalam lapisan-lapisan masyarakat.
6.
Penduduk yang
heterogen.
7.
Ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
8.
Orientasi ke
masa depan
9.
Nilai bahwa
manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup.
Faktor penghambat
perubahan
Banyak
faktor yang menghambat sebuah proses perubahan. Menurut Soerjono
Soekanto, ada delapan buah faktor yang menghalangi terjadinya
perubahan sosial, yaitu:
1. Kurangnya hubungan dengan
masyarakat lain.
2. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat.
3. Sikap masyarakat yang
mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung konservatif.
4. Adanya kepentingan pribadi
dan kelompok yang sudah tertanam kuat
(vestedinterest).
5. Rasa takut terjadinya
kegoyahan pada integrasi kebudayaan dan menimbulkan perubahan pada
aspek-aspek tertentu dalam masyarakat.
6. Prasangka terhadap hal-hal
baru atau asing, terutama yang berasal dari Barat.
7. Hambatan-hambatan yang
bersifat ideologis.
8. Adat dan kebiasaan tertentu
dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah.
2.2.
Aspek-Aspek
Perubahan Sosial Pada Masyarakat Desa
2.2.1
Perubahan-perubahan
Khusus
Disini yang dimaksud dengan
aspek-aspek perubahan yaitu menyangkut tentang perubahan khusus dalam
masyarakat desa yang diperkirakan penting untuk memahami kehidupan
masyarakat desa. Hal ini dapat memperdalam pemahaman tentang dinamika
kehidupan desa.
a)
Urbanisasi
dan Perkembangan Masyarakat Desa
Urbanisasi, terlebih dalam
artinya sebagai proses pengotaan, adalah suatu bentuk khusus
modernisasi. Dengan kata lain, konsep modernisasi yang sangat luas
cakupan pengertiannya itu mendapatkan bentuknya yang khusus di
pedesaan dalam konsep urbanisasi. Sebagaimana diketahui urbanisasi
adalah proses pengotaan (proses mengotanya suatu desa), proporsi
penduduk yang tinggal di desa dan di kota, dan perpindahan penduduk
dari desa ke kota (urbanward migration).
Urbanisasi dalam arti proses
pengkotaan hakekatnya meng gambarkan proses perubahan dari suatu
wilayah dengan masyara katnya
yang semula adalah desa atau bersifat pedesaan kemudian berubah
dan berkembang menjadi kota atau bersifat kekotaan. Dalam
kenyataannya
secara umum desa memang selalu mengalami peru bahan
dan perkembangan. Cepat-lambatnya atau besar-kecilnya peru bahan
dan perkembangan yang terjadi tergantung pada banyak faktor, antara
lain tergantung- kepada potensi wilayah yang bersangkutan. Perubahan
itu secara umum cenderung mengarah ke sifat-sifat perkotaan.
Namun, tidak semua perubahan dan perkembangan yang terjadi
di desa itu dapat disimpulkan sebagai proses pengkotaan (proses
perubahan desa menjadi kota). Proses perubahan itu seringkali hanya
merupakan proses perubahan biasa saja, yang hakekatnya secara
umum terjadi di semua kelompok masyarakat. Menurut Roland L.
Warren, proses perubahan yang menunjukkan terjadinya metamor pose
dari desa menjadi kota hanya dapat disimak lewat adanya gejala yang
disebut great change.
Indikator dari adanya great
change ini adalah:
1.
Division of
labor, yakni bila pada desa itu telah menunjukkan
tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok kerja yang
berbeda-beda tetapi saling ada ketergantungan atau jalinan.
2.
Munculnya
diferensiasi kepentingan dan asosiasi.
3.
Semakin
bertam bahnya
hubungan yang sistemik dengan masyarakat yang lebih luas.
4.
Muncul dan
berkembangnya fenomena birokratisasi dan imperso nalisasi
dalam kegiatan usaha;
5.
Pengalihan
fungsi-fungsi ke lembagaan bidang
usaha yang menguntungkan.
6.
Adanya
proses penerapan gaya hidup perkotaan.
7.
Adanya
proses
perubahan nilai-nilai (Roland L. Warren, 1963: 54).
Yang sering diulas dalam
berbagai pembahasan adalah konsep urbanasasi
dalam artian pergeseran penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi
dalam artian ini banyak diulas berkaitan dengan kerugian- kerugian
yang dialami desa jika penduduknya bermigrasi ke kota. Desa akan
kehilangan para penduduknya dan itu menyebabkan desa semakin sulit
berkembang. Disamping itu ada pula gejala urbanisasi yang tidak
permanen. Artinya, para migran tersebut tidak secara permanen menetap
di kota. Jika
tidak ada peluang lagi bekerja di kota, mereka akan kembali ke desa.
Di desapun meski mereka lebih merasakan sebagai seorang warga desa,
namun selalu siap untuk bergerak ke kota apabila menemukan peluang
pekerjaan di kota.
b)
Perubahan
Kultural
Perubahan kultural
(kebudayaan) adalah perubahan kebudayaan masyarakat desa dari pola
tradisional menjadi bersifat modern. Dalam hal ini yang dimaksud
adalah kebudayaan desa yang awalnya bersifat tradisional mulai dari
alat yang digunakan, ideologi, pendidikan, sedikit demi sedikit
menjadi berkembang ke arah yang lebih modern.
Yang menjadi titik tolak utama
pengertian pola kebudayaan
tradisional adalah yang dikemukakan oleh Paul H. Landis an
Everett M. Rogers. Seperti telah diuraikan dalam bab tersebut, nurut
Paul H. Landis keberadaan pola kebudayaan tradisional tentukan
oleh tiga faktor. Ketiga faktor itu adalah:
1.
Sejauh
mana ketergantungan
masyarakat terhadap alam,
2.
Bagaimana
tingkat teknolo gi nya.
3.
Bagaimana
sistem. produksinya.
Pola kebudayaan tradisio nal
akan tetap eksis apabila masyarakat desa memiliki ketergantungan yang
sangat besar
terhadap alam, namun dengan tingkat teknologi yang tinggi,
dan produksi yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebu tuhan
keluarga. Ini berarti bahwa apabila ketergantungan terhadap alam
berkurang atau bahkan hilang, tingkat teknologinya tinggi, dan
produksi
ditujukan untuk mengejar keuntungan (profit orientecl), maka
kebudayaan tradisional menjadi kehilangan dasar eksistensinya Dan hal
tersebut menunjukkan perubahan cultural pada masyarakat desa yang
sudah terlihat. Selain hal tersebut meningkatnya teknologi pada
masyarakat desa juga menunjukkan semakin berubahnya kebudayaan di
desa. Ynag awalnya menggunakan alat pertanian yang sederhana,
sekarang mulai maju dengan menggunakan teknologi-teknologi modern.
Hal ini tidak buruk karena dapat semakin memajukan desa kearah
modern. Akan
tetapi masih ada kendala dalam memajukan desa kea rah modern. Hal
ini disebabkan karena
cara hidup modern menuntut biaya tinggi. Sebaliknya,
cara hidup tradisional adalah merupakan cara hidup yang relatif
murah. Oleh karena itu, sekalipun misalnya penduduk telah mendapatkan
dan menyerap pengetahuan baru dan budaya modern, namun
pengaruhnya hanya sebatas sikap dan pandangan hidup saja. Mereka
tidak memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan hidup modern
karena masalah struktural, yakni karena mereka termasuk golongan
miskin yang rendah tingkat keberdayaannya.
c)
Perubahan
Struktural
Senada dengan uraian tentang
perubahan kebudayaan di atas, bagian
ini juga mencoba mengungkapkan perubahan struktur masya rakat
desa yang menjadi semakin bersifat kompleks.
Struktur
adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan
lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat
fundamental bagi setiap sistem.
Identifikasi suatu struktur adalah suatu tugas subjektif, karena
tergantung pada asumsi kriteria bagi pengenalan bagian-bagiannya dan
hubungan
mereka. Karenanya, identifikasi kognitif
suatu struktur berorientasi tujuan dan tergantung pada pengetahuan
yang ada.
d)
Perubahan
Lembaga dan Kelembagaan
Lembaga adalah sebagai wahana
untuk memenuhi kebutuhan dalam suatu masyarakat. Dalam kaitan ini
kelembagaan adalah sebagai wujud dari suatu tindakan bersama
(Collective
action).
Jadi jika suatu masyarakat menginginkan suatu kebutuhan baru dan
beragam maka secara otomatis lembaga lama akan tidak berfungsi lagi.
Seperti telah dijelaskan di
atas, secara umum lembaga diartikan
sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam suatu
masyarakat. Kelembagaan dalam kaftan ini adalah tindakan bersama
(collective action) yang memiliki pola atau tertib yang jelas dalam
upaya untuk mencapai tujuan atau kebutuhan tertentu. ini berarti
bahwa kelembagaan yang ada dalam suatu masyarakat eksistensinya
ditentukan oleh sifat dan ragam kebutuhan yang ada dalam
suatu masyarakat. Dengan demikian apabila dalam masyarakat muncul
kebutuhan-kebutuhan baru yang semakin meluas dan bera gam,
maka lembaga-lembaga lama menjadi kurang dapat berfungsi. Sebagai
konsekuensinya, lembaga-lembaga baru yang instrumental bagi
pemenuhan kebutuhan baru itu semakin dituntut keberadaannya.
Munculnya
lembaga-lembaga baru di desa-desa belum tentu rupakan
tanggapan dari kebutuhan-kebutuhan baru yang berkemba ng
di tengah masyarakat itu. Lembaga-lembaga baru dapat saja muncul
berdasarkan program-program pembangunan yang diadakan oleh
Pemerintah. Sebagai contoh di Indonesia terdapat seiurnfah mbaga
baru seperti LSD/LKMD, BUD, KUD, LMD, BPD, dan bagainya.
Badan-badan lain di luar Pemerintah juga ikut menyum bang
hadirnya lembaga-lembaga baru itu, seperti misalnya berbagai lembaga
dari berbagai LSM yang bergerak di pedesaan.
e)
Perubahan dan
Pembangunan dalam Bidang Pertanian
Perubahan dan pembangunan di
bidang pertanian tidak lepas dari perubahan yang ada di dunia ini
khususya dalam IPTEK dan teknologi yang menunjang peningkatan dalam
sektor pertanian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil makalah ini dapat
ditarik kesimpulan yaitu perubahan sosial dapat disimpulkan bahwa
perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada
dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Selain itu kesimpulan yang
dapat penulis temukan dari makalah ini adalah setiap masyarakat
senantiasa berada dalam proses sosial, dengan kata lain
perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap
masyarakat dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat
pada suatu waktu tertentu dengan keadaannya pada masa lampau.
Tidak ada satu pun perubahan
sosial yang tidak membawa pengaruh bagi masyarakat. Perubahan sosial
akan membawa pengaruh positif bagi kehidupan masyarakatnya, tetapi
juga berdampak negatif. Dampak atau akibat dari perubahan sosial
yaitu semakin kompleksnya alat dan perlengkapan dalam memnuhi
kebutuhan hidup,majunya teknologi diberbagaibidang kehidupan,
industri berkembang maju, tercipta stabilitas politik,meningkatkan
tarap hidup masyarakat, dan sebagainya.
5.2 Saran
Dari pembahasan mengenai
perubahan sosial ini, kami menyarankan agar masyarakat desa mampu
mengenali karakteristik desanya agar mampu mengikuti perubahan sosial
tanpa mengubah struktur desa tersebut. Sehingga unsur dari desa
tersebut tidak hilang dan masih mampu mempertahankan aspek-aspek yang
ada dalam desa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Soekamto,Soerdjono.2007.Sosiologi
Suatu Pengantar.Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada