Makalah Penyuluhan
Dinamika Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
. Latar Belakang
Kegiatan Penyuluhan menurut UU- SP3K Bab
I Pasal 1 Tahun 2006 diartikan proses pembelajaran bagi pelaku
utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Tujuan
penyuluhan jangka pendek yaitu untuk
menumbuhkan perubahan yang lebih terarah dalam aktivitas usaha tani dipedesaan,
perubahan menyangkut: tingkat pengetahuan, sikap, kemampuan, dan motif tindakan
petani. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan mempunyai fungsi menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dengan
tujuan agar petani dan nelayan dapat bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines) dan hidup lebih
sejahtera (better living).
Upaya mencapai tujuan perubahan bersama
tersebut diatas, kearah yang lebih baik dilakukan yaitu melalui proses
pembelajaran yang dilakukan oleh bapak ibu penyuluh untuk para petani, kelompok
tani, gabungan kelompok tani maupun pelaku usaha di perdesaan.
Secara khusus terkait dengan kegiatan penyuluh
sebagai mitra kerja pelaku utama dan pelaku usaha sangat penting dalam proses pencapaian
tujuan belajar
secara efektif. Kegiatan penyuluhan dapat mempertinggi proses
orang dewasa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang merupakan rangkaian
pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Jika ditinjau dari perpektif komunikasi,
penyuluhan pada hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian
pesan dari sumber pesan (penyuluh) melalui
saluran/media tertentu ke penerima pesan (petani). Pesan, sumber pesan,
saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi.
Pesan yang akan dikomunikasikan adalah materi penyuluhan pertanian. Salurannya
adalah media yang membantu menyamakan persepsi antara penyuluh dengan petani. Penafsiran persepsi yang berbeda dalam
memahami apa-apa yang didengar, dibaca, atau dilihat, dan diamatinya.
Untuk menyikapi hal tersebut maka seorang penyuluh pada saat menyajikan
informasi, transfer ilmu kepada petani peternak dianjurkan menguasai dan menggunakan
metode proses belajar mengajar dalam dinamika kelompok orang yang
disuluh agar
informasi tersebut dapat diterima atau diserap petani peternak dengan baik dan
pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa
kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.
Selain dari pada itu penyuluh diharapkan dapat lebih mengkongkritkan apa
yang dijelaskan kepada petani (sasaran), sehingga sasaran lebih mudah dan lebih
cepat menangkap materi, apa yang dilihat sasaran akan terkesan lebih lama dan
mampu memotivasi dan mampu memusatkan perhatian dalam proses kegiatan
penyuluhan di wilayah kerja penyuluhan.
BAB II
2.1
. Pengertian
Dinamika
Pengertian dinamika kelompok secara harfiah merupakan sebuah kata majemuk, dapat diartikan melalui asal katanya yaitu
dinamika dan kelompok. Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga
kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara
memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan.
Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam
kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya
setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Dinamika juga
didefinisikan sebagai suatu pola atau proses pertumbuhan, perubahan atau
perkembangan dari suatu bidang tertentu, atau suatu sistem ikatan yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi antara unsur yang satu dengan yang lain,
karena adanya pertalian yang langsung diantara unsur-unsur tersebut. Pengertian
dinamika ini lebih menekankan pada gerakan yang timbul dari dalam dirinya
sendiri, artinya sumber geraknya berasal dari dalam kelompok itu sendiri, bukan
dari luar kelompok.
2.2
. Pengertian
Kelompok
Kelompok
menurut Malkolm dan Knowles (1975) adalah suatu kumpulan yang
terdiri dari dua orang atau lebih, dapat dikatakan sebagai sebuah kelompok
apabila memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
a. Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi
melalui nama atau identitas lainnya.
b. Adanya kesadaran kelompok, dimana semua
anggotanya merasa bahwa mereka merupakan sebuah kelompok dan ada orang lain di
luar mereka, serta memiliki kesatuan persepsi tentang kelompok.
c.
Suatu
perasaan mengenai adanya kesamaan tujuan atau sasaran atau gagasan.
d. Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan, artinya setiap anggota saling memerlukan pertolongan
anggota lainya untuk mencapai tujuan-tujuan yang membuat mereka bisa menyatu
dalam kelompok.
e. Terjadinya interaksi, dimana setiap anggota
saling mengkomunikasikan, mempengaruhi dan bereaksi terhadap anggota lain.
f.
Kemampuan
untuk bertindak dengan suatu cara tertentu yang telah disepakati, artinya
kelompok sudah merupakan satu kesatuan organisasi yang tunggal dalam pencapaian
tujuan kelompok.
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang
mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y.
Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan
yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity
or dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith
menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu,
yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar
kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila
masing-masing anggota kelompok:
·
Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
·
Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya
·
Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
· Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota
kelompo
Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·
Terdiri dari dua orang atau lebih
·
Berinteraksi satu sama lain
·
Saling membagi beberapa tujuan yang sama
·
Melihat dirinya sebagai suatu kelompok
Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah
kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang
melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
2.3
. Pengertian Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu
kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan
psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat
berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan
sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota
kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan
saling menghargai pendapat orang lain
c.
Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
d.
Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke
dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar
individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang
bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut
sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang
diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming akan
membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu
mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang
disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua
anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu
dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing”.
Secara singkat proses dinamika kelompok dapat dilihat pada gambar berikut :
BAB III
3.1
. Unsur-Unsur Dinamika Kelompok
a. Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota
yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan
kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut
diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok
dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya bertentangan, b) sebagian bertentangan,
c) netral, d) searah dan e) identik. Dengan
demikian bentuk hubungan a,b,c tidak menguntungkan dan d,e adalah yang baik.
b. Struktur
Kelompok
Struktur kelompok
adalah bentuk hubungan antara individu – individu dalam kelompok sesuai posisi
dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai / mendukung
tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu :
a) Struktur
Kekuasaan Atau Pengambilan Keputusan
Kedinamisan kelompok sangat erat dengan
kecepatan pengambilan keputusan, selain harus jelas siapa yang mengambil
keputusan dan ketidakcepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan
lemahnya struktur kelompok.
b) Struktur Tugas Atau Pembagian Pekerjaan
Pembagian tugas dengan memperhatikan
perbedaan kemampuan masing-masing anggota adalah penting. Setiap anggota menginginkan tugas-tugas
tertentu, sehingga mendapatkan kepuasan dari tugasnya. Struktur tugas yang
melibatkan semua anggota dengan baik, maka struktur kelompok sebagai salah satu
unsur dinamika kelompok semakin kuat.
c) Struktur Komunikasi
Sistem komunikasi dalam kelompok perlu
diperhatikan agar pesan yang disampaikan keseluruh anggota kelompok dapat
sampai secara efektif. Komunikasi yang tidak lancar dalam kelompok menyebabkan
ketidakpuasan anggota kelompok berpartisipasi. Dengan komunikasi yang baik akan
mengakibatkan interaksi dan menjadikan kelompok menjadi kompak, dengan demikian
struktur kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin kuat.
d) Sarana Yang Tersedia Untuk Terjadinya
Interaksi
Interaksi didalam kelompok sangat diperlukan.
Struktur harus menjamin terjadi interaksi. Struktur kelompok sebagai salah satu
unsur dinamika kelompok, terjadinya interaksi semakin besar. Sebaliknya
struktur semakin lemah jika semakin kecil terjadinya interaksi.
c. Fungsi Tugas
Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang
harus dilakukan kelompok dalam melakukan tujuan yang diinginkan. Kegiatan ini
sebaiknya menyenangkan, sebab akan meningkatkan kedinamisan kelompok.
Sebaliknya kegiatan yang kurang menyenangkan, kurang memuaskan tidak
membangkitkan kedinamisan kelompok. Kriteria untuk mengukur fungsi tugas :
a) Fungsi
Memberi Informasi
Informasi merupakan hal yang angat penting
dalam kehidupan kelompok. Kelancaran arus informasi menandakan fungsi tugas
berjalan dengan baik. Jika kelompok tidak mendapat informasi, berarti tidak ada
gagasan yang masuk, maka kelompok itu akan berhenti.
b) Fungsi Koordinasi
Koordinasi berarti mengatur pola-pola
pemikiran/tindakan supaya ketemu dalam suatu kesepakatan pada suatu keadaan.
Betapapun kecilnya kelompok itu mengkoordinasi semua kegiatan individu demi
kepentingan kelompok adalah sangat penting. Tanpa koordinasi cenderung
mengakibatkan ketidakserasian tindakan dalam kegiatan yang dilakukan.
c) Fungsi Memuaskan Anggota
Tercapainya tujuan kelompok maupun tujuan
anggota kelompok harus dapat menimbulkan rasa puas pada semua anggota kelompok,
ada perasaan senang. Semakin tinggi tingkat kepuasan anggota karena tercapainya
tujuan mengakibatkan fungsi tugas semakin kuat.
d) Fungsi Berinisiatif
Kelompok mempunyai fungsi menghasilkan
inisiatif melaksanakan kegiatan kelompok yang bermanfaat. Inisiatif dapat timbul
dari semua anggota kelompok dan bukan hanya dari pengurus atau pimpinan
kelompok saja. Semakin banyak prakarsa yang timbul dari anggota kelompok, maka
fungsi tugas semakin baik.
e) Fungsi Mengajak Berpartisipasi.
Kelompok mempunyai fungsi mengajak semua
anggota berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Semakin sering kelompok
mengajak anggota-anggotanya berpartisipasi didalam setiap kegiatan kelompok,
maka fungsi tugas semakin baik.
f) Fungsi Menjelaskan (Klarifikasi)
Suatu tugas yang harus dilakukan suatu
kelompok adalah menjelaskan hal-hal yang mengganjal, harus secepatnya
dijernihkan. Tidak harus oleh pimpinan saja tapi boleh dengan anggota, sehingga
tidak menimbulkan kebingungan. Kelompok harus berusaha jangan sampai sesuatu
menjadi bentuk-bentuk pertanyaan yang tidak terjawab. Makin banyak hal-hal yang
tidak jelas, tidak terjawab, berupa tanda tanya saja, berarti semakin banyak
yang tidak diketahui, dengan demikan fungsi tugas menjadi lemah. Sebaliknya
semakin sering kelompok menjelaskan kepada anggota tentang segala sesuatu yang
kurang jelas, maka fungsi tugas semakin baik.
d. Mengembangkan dan Membina Kelompok
Mengembangkan
dan membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha mempertahankan kehidupan
kelompok. Usaha mempertahankan kehidupan kelompok dapat dilihat dari berbagai
ciri yaitu:
a) Partisipasi Semua Anggota
Semua anggota mengusahakan
agar ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang akan mengarahkan ke tujuan
kelompok. Partisipasi
aktif akan timbul bila masing-masing anggota merasa memiliki kelompok. Semakin
tinggi rasa memiliki kelompok, semakin tinggi rasa tanggung jawab pada
kelompoknya. Masing-masing anggota berusaha menimbulkan kesadaran bahwa orang
lain membutuhkan dirinya, maka perlu saling mengingatkan dan mencari tahu akan
ketidakhadiran anggota. Semakin tinggi tingkat partisipasi anggota, berarti pengembangan dan
pembinaan kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin kuat.
b)
Adanya Fasilitas
Semakin terjamin fasilitas, semakin berhasil
usaha untuk mempertahankan kehidupan
kelompok.
c)
Menumbuhkan Kegiatan Kelompok
Menumbuhkan kegiatan kelompok harus dapat
menumbuhkan bermacam-macam kegiatan, agar anggota bisa berpartisipasi dalam
kelompok. Kegiatan harus sesuai dengan tujuan kelompok dan yang dapat
meningkatkan partisipasi seluruh kelompok. Semakin banyak kegiatan, anggota
semakin berperan, semakin baik usaha untuk mempertahankan kehidupan kelompok.
d) Menciptakan Norma
Norma kelompok digunakan
untuk standar perilaku anggota, yaitu perilaku mana yang dapat dan tidak dapat
dilakukan. Norma untuk mengatur anggota kelompok beraktivitas, sehingga norma
harus semakin melembaga pada setiap anggota kelompok. Semakin jelas fungsi
norma dirasakan oleh anggota, semakin berhasil usaha mempertahankan kehidupan
kelompok.
e) Adanya Kesempatan Mendapatkan
Anggota Baru.
Mendapatkan anggota baru merupakan bagian
dari pembinaan kelompok. Semakin terbuka kesempatan mendapatkan anggota baru ,
semakin berhasil usaha mempertahankan kehidupan kelompok. Dengan demikian pengembangan
dan pembinaan kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin
kuat..
f)
Proses Sosialisasi
Sosialisasi
dimaksudkan untuk mengajarkan atau menurunkan norma terhadap anggota baru, agar
mereka merasa tidak asing dan cepat berperan aktif dan memahami norma dan
tujuan kelompok. Semakin baik anggota baru memahami seluk beluk kelompok, maka
pengembangan dan pembinaan kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok
semakin baik, usaha mempertahankan kehidupan kelompok semakin kuat.
e. Kekompakan Kelompok
Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa
untuk tetap tinggal dalam kelompok. Anggota yang tingkat kekompakannya tinggi
lebih terangsang untuk aktif mencapai tujuan kelompok. Kekompakan meningkatkan
potensi kelompok dan meningkatkan rasa memiliki kelompok dalam diri anggota
kelompok. Enam faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu :
a) Kepemimpinan Kelompok
Kepemimpinan bertugas menumbuhkan rasa
kesamaan diantara anggota kelompok, dapat menetralisir perbedaan dalam kelompok,
menumbuhkan ide-ide anggota dan keputusan dari anggota.
b) Keanggotaan Kelompok
Yang ideal anggota menunjukkan
kemauan yang tulus, saling merangkul, merasa bangga atas kelompoknya.
c) Nilai Tujuan Kelompok
Penilaian yang tinggi tehadap tujuan kelompok
oleh semakin banyak anggota kelompok, kelompok semakin kuat.
d) Homogenitas Anggota Kelompok
Perbedaan diantara anggota tidak dirasakan,
rasa kesamaan meningkat, maka aktivitas meningkat dan kelompok semakin kompak.
e) Keterpaduan Kegiatan kelompok
Setiap anggota merasakan melebur menjadi satu
didalam setiap kegiatan kelompok, kerjasama diantara kelompok semakin kuat,
akan memperbesar kekompakan kelompok.
f) Jumlah Anggota Kelompok
Jumlah anggota yang besar akan mempersulit
interaksi dan dapat memperlemah kekuatan kelompok.
f. Suasana Kelompok
Kelompok yang menarik
yaitu yang memiliki suasana dimana anggotanya merasa saling diterima dan saling
dihargai serta rasa persahabatan. Kelompok semakin dinamis jika mempunyai
semangat dalam kehidupan kelompok. Faktor yang mempengaruhi suasana kelompok :
a) Hubungan
Antara Anggota Kelompok
Hubungan yang
bersifat rukun, bersahabat dan penuh persaudaraan, menimbulkan perasaan
bersemangat untuk mencapai tujuan kelompok, sehingga suasana kelompok menjadi
baik. Hubungan yang kaku, formal, bermusuhan menimbulkan rasa apatis untuk
mencapai tujuan kelompok.
b) Kebebasan Berprestasi
Kebebasan berkreasi menimbulkan semangat
kerja sehingga kegiatan anggota kelompok semakin kelihatan untuk
mencapai tujuan kelompok. Kelompok perlu
mencari kebebasan dan pengawasan yang cocok, agar setiap anggota kelompok
dapat berbuat sesuatu dengan
tidak melanggar norma kelompok.
c) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang baik menimbulkan
semangat kelompok.
g. Tekanan pada kelompok
Tekanan pada kelompok dapat menimbulkan
tegangan untuk mendorong berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan kelompok. Tekanan tersebut mengharapkan perubahan
perilaku, ide, sikap dan kepercayan anggota kelompok. Fungsi tekanan pada kelompok
yaitu membantu kelompok mencapai tujuan, mempertahankan dirinya sebagai
kelompok, membantu anggota kelompok memperkuat pendapatnya, serta menetapkan
hubungan dengan lingkungan sosialnya. Tekanan yang kuat dan baik jika bersumber
pada kelompok itu sendiri. Pemberian tekanan pada kelompok harus cermat sebab
jika salah akan menimbulkan kepanikan dan mengurangi kedinamisan kelompok.
Contoh pemberian tekanan yaitu pemberian penghargaan atas prestasi atau hukuman
atas kesalahan. Semakin dirasakan sistem penghargaan maupun hukuman, akan
menumbuhkan dorongan berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan kelompok.
h. Efektivitas kelompok
Efektivitas kelompok adalah keberhasilan
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan cepat dan berhasil baik serta
memuaskan bagi setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan berikutnya. Semakin
berhasil kelompok mencapai tujuannya, semakin bangga anggota berasosiasi dengan
kelompoknya dan semakin puas anggota karena tujuan pribadi tercapai, maka
kelompok menjadi efektif.
3.2. Manfaat Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap
individu yang hidup dalam sebuah
kelompok. Manfaat dinamika kelompok
antara lain:
a. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam
mengatasi persoalan hidup. (Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain.)
b. Memudahkan
segala pekerjaan. (Banyak
pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang
lain)
c. Mengatasi
pekerjaan yang membutuhkan
pemecahan masalah dan mengurangi
beban pekerjaan yang
terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan
efesian.(pekerjaan besar dibagi-bagi
sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian)
d. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat (setiap individu
bisa memberikan masukan,
berinteraksi dan memiliki peran yang
sama dalam masyarakat)
BAB IV
TERAPAN
KONSEP DINAMIKA KELOMPOK
4.1
. Proses
Dinamika Kelompok
Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya
interaksi antar individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses
pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan
adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi
kebutuhannya.
Proses pembentukan kelompok dimulai dari
adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini
akan muncul motivasi dalam memenuhi
kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi,
sehingga terwujudlah sebuah kelompok. Pada tahap awal pembentukan kelompok ini
akan ditentukan kedudukan masing-masing individu, siapa yang menjadi ketua dan
siapa yang menjadi anggotanya. Dalam perjalanan kelompok akan terjadi interaksi
antar anggota yang memungkinkan terjadinya perpecahan (konflik), tapi konflik
ini biasanya bersifat sementara karena manfaat kelompok ini lebih besar, maka
anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah itu
perubahan kelompok akan mudah terjadi.
Berikut ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada saat proses pembentukan kelompok:
a. Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai
kemampuan yang berimbang, apabila ada anggota yang mempunyai tingkat
intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi
mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang
mencolok.
b. Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan
memotivasi setiap anggota untuk berkompetisi secara sehat, dalam mencapai
tujuan kelompok.
c. Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk
menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu dengan menggunakan metode
diskusi ataupun kerjasama, sehingga tujuan anggota adalah sebuah kesepakatan
bersama.
d. Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian
masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.
e. Independensi
Kebebasan yang dimaksudkan disini adalah
kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. sesuai
dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses
kelompok.
f. Interaksi
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota
kelompok merupakan syarat yang penting dalam kelompok.
4.2. Efektifitas Dinamika Kelompok
Efek dari
kegiatan dinamika kelompok ini bisa diketahui
dengan melihat karakteristik kelompok yang efektif adalah:
a.
Komunikasi dua arah
a.
Tujuan kelompok jelas dan diterima oleh anggota
b.
Partisipasi merata antar anggota
c. Kepemimpinan didasarkan pada kemampuan dan informasi, buka posisi dan
kekuasaan
d.
Kesepakatan diupayakan untuk keputusan yang penting
e.
Kontroversi dan konflik tidak diabaikan, diingkari atau ditekan
f.
Kesejahteraan anggota tidak dikorbankan hanya untuk mencapai tujuan
g.
Secara berkala anggota membahas efektivitas kelompok dan mendiskusikan cara
memperbaiki fungsinya
Perbandingan kelompok efektif dan kelompok
yang tidak efektif :
Faktor
|
Kelompok efektif
|
Kelompok inefektif
|
Atmosfer
|
Informal, relaks, nyaman, dimana anggota
bisa menunjukkan kesenangan dan keterlibatannya.
|
Tegang dan terkadang muncul kebosanan
|
Seting tujuan
|
Tujuan, tugas diklarifikasi, dimengerti dan
dimodifikasi, sehingga anggota bisa komitmen dan kooperatif dengan tujuan
kelompok
|
Tidak jelas, tidak dimengerti, tujuan tidak
mungkin dicapai
|
Kepemimpinan dan partisipasi anggota
|
Ada pergantian tiap beberapa waktu yang
telah disepakati.
|
Didelegasikan atau berdasar otoritas,
pemimpin mendominasi kelompok, partisipasi anggota tidak seimbang (anggota
yang mempunyai otoritas lebih
mendominasi)
|
Penekanan tujuan
|
Penekanan pada tiga fungsi kelompok (pencapaian tujuan, pemeliharaan internal
dan perkembangan)
|
Tidak ada penekanan tujuan
|
Komukasi
|
Terbuka dan dua arah. Di dorong untuk
mengeluarka ide dan perasaan (berhubungan dengan masalah dan perjalanan
kelompok)
|
Tertutup dan satu arah, tidak semua ide diberi dorongan, tujuan
individu berlawanan dengan tujuan kelompok.
|
Pembuatan keputusan
|
Secara mufakat
|
Berdasar otoritas dalam kelompok dengan
partisipasi minimal dari anggota kelompok
|
Kohesi
|
Difasilitasi, saling percaya, dan saling
memberi dukungan
|
Saling
mengabaikan
|
Toleransi konflik
|
Toleransi terhadap konflik tinggi, adanya
perbedaan/konflik dicari pemecahannya bersama
|
Toleransi terhadap konflik rendah, usaha
dilakukan untuk menghindar, mengingkari, menekan atau mengesampingkan
kontroversi
|
Kekuatan
|
Ditentukan oleh kemampuan anggota, kekuatan
sama
|
Ditentukan oleh kedudukan dalam kelompok
|
Evaluasi
|
Sering, semua anggota berperan dalam
evaluasi dan pengambilan keputusan bagaimana meningkatkan fungsi kelompok
|
Minimal, evaluasi kalau ada hanya dilakukan
oleh yang mempunyai otoritas tinggi
|
Kreatifitas
|
Didorong, difasilitasi untuk aktualisasi
diri dan keefektifan interpersonal
|
Tidak didorong, individu takut
|
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dinamika kelompok merupakan suatu
kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan
psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat
berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama, yang menggambarkan
proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke
dalam kelompok dengan latar belakang
yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Dinamika kelompok dimaksudkan untuk 1) Membangkitkan kepekaan diri seorang
anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan
rasa saling menghargai, 2) Menimbulkan rasa solidaritas anggota, 3) Menciptakan
komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok, 4) Menimbulkan adanya
i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.
5.2. Implikasi
Sebagai
mitra kerja pelaku utama dan pelaku usaha, penyuluh pertanian mempunyai peranan
yang sangat penting dalam proses penyuluhan yang merupakan rangkaian
pengembangan kemampuan, pengetahuan ketrampilan dan sikap dari pelaku utama dan
pelaku usaha. Dalam proses
penyuluhan dengan menerapkan dinamika
kelompok yang baik,
sehingga kondisi belajar dapat kondusif sehingga materi bisa diterima dengan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Slamet, M. 2000. Kelompok, Organisasi dan Kepemimpinan.
IPB, Bogor.
Munir, B. 2001. Dinamika Kelompok
: Penerapannya dalam Laboratorium Ilmu Perilaku. Universitas Sriwijaya, Palembang.
Santosa, S. 2004. Dinamika
Kelompok. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Danim, S. 2004. Motivasi
Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Huraerah,A. 2006. Dinamika Kelompok : Konsep dan Aplikasi. PT Refika Aditama, Bandung.