Showing posts with label OPINI. Show all posts
Showing posts with label OPINI. Show all posts

Sunday, May 8, 2022

Hikmah Silaturahmi 2: Duda 65 Tahun itu Menikah Lagi

Sumber Ilustrasi Gambar: unsplash

Pada edisi pertama, saya menulis tentang perempuan yang dua puluh lima tahun lebih hidup menjanda. Dari kehidupannya itu, ada hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik, terutama pada babakan seni hidup berumah tangga.

Di edisi yang kedua, saya akan bercerita tentang duda bernama Lintang (nama samaran). Di kampung, ia cukup dihormati para warga. Lintang menyandang status duda saat berumur 65 tahun atau 5 tahun yang lalu. Mendiang istrinya meninggal karena gagal jantung.

Saturday, May 7, 2022

Hikmah Silaturahmi 1: Bertemu Janda

Sumber Ilustrasi Gambar: pixabay
Saya mengenal seseorang yang dua puluh lima tahun lebih hidup menjanda? sebelum ada jawaban, tentu ada latar belakang masalahnya. Inilah serunya jika berbicara dengan orangtua.

**
Ia (perempuan yang saya kenal) menikah di umur 24 tahun. Entah bagaimana ceritanya, laki-laki yang ia nikahi itu sebelumnya sudah memiliki istri. Parahnya, ia tahu suaminya sudah beristri lewat hal yang tidak pernah ia duga sekali pun. Yakni istri pertama datang ke kantor tempatnya bekerja dan melabraknya. Ia dituduh perebut lelaki orang. Seisi penghuni kantor heboh, semua pasang mata bertanya seraya menghakimi "masa iya temanku ini perebut lelaki orang?" -salah seorang perempuan berujar.

Monday, April 25, 2022

Jamaah Warung Kopi dan Desas-desus Korupsi Berjamaah

Sumber Gambar : Twitter Humas Pemda  DIY
Di samping Masjid dekat rumah ada sebuah warung kopi, selepas sholat Tarawih, saya dan beberapa jamaah sering "nyangkruk" di sana sembari minum kopi, makan gorengan dan rerasan. Saat weekend, Masjid dan warung akan sangat ramai. Maklum, mayoritas jamaahnya para pekerja luar kota.

Bagi saya dan beberapa jamaah lainnya, warung kopi ini bagaikan saksi bisu untuk cerita-cerita kami. Mulai dari 'ngrasani' Jokowi sampai yang saya dengar secara langsung Sabtu (16/04) minggu lalu: "Desas-desus Korupsi Berjamaah".

Tidak patut dibilang kelompok, namun jamaah shalat Tarawih yang biasa ngopi ke warung samping Masjid, orangnya ya itu-itu saja. Termasuk saya.

Sunday, April 24, 2022

Sumur dan Sedekah

Sumber Gambar: Unsplash
Dari sekian banyak nasihat yang pernah kita terima, pasti ada salah satu atau dua yang menghujam ke hati, menusuk ke palung terdalam dan menjadi kompas kehidupan kita. Begitu juga yang saya alami. Meski realitasnya masih belajar mempraktekkannya, bersedekah ternyata gampang-gampang sulit.

Mari kita perkecil pembahasannya. Sedekah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun, sedekah mencakup segala amal, atau perbuatan baik.

Tuesday, April 19, 2022

16 Tahun Perjalanan MAJ-KZ: Dulu, Saya Kira Tempat Pengobatan Alternatif


Rutinan MAJ-KZ (Sumber Foto: Kafi Kita)
Desa Karangrandu, namanya. Letaknya boleh dibilang ditengah-tengah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dulu dikenal sebagai lumbung padi Jepara, lebih heroik lagi banyak yang bilang sebagai salah satu lumbung padi Jawa Tengah. Kota di pesisir utara Jawa itu beberapa kali mendapatkan gelar sebagai Kota Adipura. Jarak dari Semarang kurang lebih 78 KM, memakan waktu 1 jam 50 menit jika kalian naik sepeda motor ke Kota Ukir atau sebaliknya.

Berbicara Karangrandu, di sebagian benak orang akan mengingat: desa ini dikenal dengan gethuk, pecel, telur asin dan Helikopter. Contoh yang terakhir adalah bukti sejarah desa ku. Alhamdulillah, setidaknya pernah tercatat sejarah meski sebagai bahan bullying.

Friday, April 15, 2022

Mau Dibawa ke Mana Kegiatan 41 Hari Menulis?

Sumber foto: unsplash.com
Di awal kemunculannya, kegiatan ini dapat dikatakan langka. Memang sudah bermunculan kegiatan sejenis seperti membagikan gambar yang mengejawantahkan semangat dan optimis. Tapi tidak untuk tantangan menulis dengan rentan waktu yang cukup lama. Memasuki tahun keempat, perjuangan rekan-rekan Indokaff Bahagia memulai kegiatan ini mulai tampak titik terangnya. Saya amati, dua tahun kebelakang pesertanya cukup banyak dan produktif dalam memproduksi tulisan-tulisan dengan gayanya masing-masing.

Memasuki minggu ketiga Ramadhan, mayoritas peserta cukup konsisten dengan tema yang ditentukan oleh pihak penyelenggara. Setiap menjelang tidur, saya spot check postingan rekan-rekan, banyak dari cerita-cerita mereka menarik, menginspirasi dan menghibur.

Wednesday, April 13, 2022

Unpopular Opinion: Cara Cepat Kaya

Sumber Foto: Unsplash

Tulisan ini bukan hasil dari penelitian ilmiah. Tidak banyak metode dan referensi penelitian pembanding yang saya gunakan. Ini hanya refleksi diri saja, mengamati dan mengkaji lingkungan sekeliling. Selain itu, tulisan ini sebagai hiburan saja. Agar timeline Facebook kalian sekali-kali adem dong, tidak ada berita demo, info pencurian atau berita porno.

Di tahun 2014 (Geblek banget kan) saya mulai tersadar bagaimana seseorang bisa memiliki banyak uang. Rezekinya kok lancar dan mengalir deras bagai sumber mata air. Keberadaan orang tersebut bak sebuah pohon yang tinggi dengan ranting dan dahan yang melebar, membuat teduh dan nyaman siapa saja yang ngadem di bawahnya. Namanya juga pohon, ada yang memanfaatkan untuk rehat, pun yang mengeksploitasi demi kepentingan pribadi (parasit).

Thursday, August 12, 2021

Kyai Sobirin dan Kesetiaannya Dengan Al-Quran

Ia biasa dipanggil Si Kutu, hidup menggelandang dari satu kota ke kota lainnya demi menyambung hidup. Ia bekerja sebagai tukang foto kopi, ngekos di pinggir sebuah lembah, kamarnya kecil dan berada di lingkungan yang kumuh. Hanya ada tiga gubuk dan satu mushola kecil di sekitar ia tinggal, dihuni beberapa mahasiswa dan tukang rombeng. Maklum, sewa kamarnya murah.


Si Kutu sering bermasalah dengan tidur malamnya, terutama menjelang subuh. Ia terganggu suara bacaan Al-Quran yang berasal dari mushola kecil di ujung jalan gubuknya. Ia berencana mencekik leher orang yang membaca Al-Quran malam-malam itu, menyumpel mulutnya dengan serbet, memukul kepalanya dengan benda tumpul sampai ia mampus. Namun, berkali-berkali ia berencana, berkali-kali ia gagal. 

Thursday, November 24, 2016

Cinta Yang Buta

Cinta Yang Buta

Laura dan Maura, sosok kembar identik tapi memiliki sifat yang berbeda. Laura mempunyai sifat yang pendiam. Lebih suka menikmati kesendiriannya dengan membaca buku. Karena itulah Laura tidak mempunyai banyak teman dan mendapat julukan kutu buku dari teman-temannya sekelasnya. Berbeda sekali dengan Maura yang lebih suka kumpul bersama teman-temannya. Mudah bergaul dan selalu ceria. Karena sifat mereka yang sangat berbeda inilah orang-orang tak begitu sulit membedakan keduanya.
Malam itu adalah malam yang spesial bagi Maura. Akhirnya orang yang ditunggu-tunggu telah datang. Hendry datang dengan membawa setangkai bunga mawar merah di tangannya. Dengan senyum bahagia Maura menerima bunga yang dibawa Hendry dan menggandeng lengan Hendry dengan mesra.
“Laura! Laura!” teriak Maura memanggil.
Laura yang sedang asyik membaca buku di kamarnya pun terpaksa menyudahinya dan segera menghampiri Maura.
“Ada apa sih Maura? Pakai teriak-teriak segala,” ucap Laura dengan kesal.

“Nggak ada apa-apa sih. Aku cuma mau ngenalin pacarku sama kamu.” Maura lalu menggandeng kembali lengan Hendry, “Namanya Hendry, teman sekelas kita. Sekarang sudah menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Kamu kenal kan?”
“Ya. Sejak kapan kalian jadian?” tanya Laura, matanya terlihat sedikit berkaca-kaca menatap ke arah Hendry.
“Seminggu yang lalu.” Maura lalu menarik tangan Hendry dan meninggalkan Laura sendirian di teras.
Beberapa saat Laura terdiam, kemudian tersenyum memaksa. Laura lantas masuk dan membiarkan Maura dan Hendry yang sudah duduk berduaan di ruang tamu. Mereka terlihat sangat mesra. Tak henti-hentinya Hendry memuji Maura hingga terdengar oleh Laura. Diam-diam Laura sejak tadi memperhatikan mereka. Perasaannya kacau balau. Rasa marah dan sedih bercampur aduk hingga tak terasa meneteskan air matanya. Bagaimana tidak, Hendry adalah lelaki yang diam-diam dicintainya selama ini ternyata sudah berpacaran dengan saudari kembarnya. Walaupun mereka kembar, Laura tak pernah menceritakan perasaannya pada siapa pun. Begitu pula sebaliknya, Maura juga tak pernah bercerita tentang perasaannya pada siapa pun termasuk kepada Laura.
Maura pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan yang akan dihidangkannya untuk Hendry. Melihat hendry duduk sendirian di ruang tamu, Laura menghampiri Hendry. Laura pun mencoba menggoda Hendry, tapi Hendry selalu menghindar.
“Maaf, aku hanya menyukai Maura. Sebaiknya kamu tinggalkan aku sendiri, sebelum Maura datang!” usir Hendry dengan halus.
Laura lantas pergi meninggalkan Hendry dalam perasaan jengkel.
Di dapur Maura asyik menyiapkan makanan untuk Hendry. Melihat Maura yang sibuk menyiapkan makanan, Laura menghampiri dan membantunya. Tanpa sepengetahuan Maura, Laura menambahkan sesuatu pada minuman yang dibuat Maura. Setelah semuanya selesai, Maura mengantarkan makanan dan minuman yang dibuatnya kepada Hendry. Laura menatap punggung Maura dengan seringai licik. “Nikmati saja hari terakhirmu dengan Hendry tersayang. Sebentar lagi kau tidak akan bisa bersamanya lagi.” Laura terkikik pelan. Laura lantas kembali ke kamarnya dengan senyum yang tak henti-hentinya tergambar di wajahnya.
Maura menyuapi makanan pada Hendry dengan mesra. Hendry begitu senang mendapat perlakuan mesra dari pacarnya itu.
“Hend, kamu cobain deh minuman yang aku buat! Pasti enak,” pinta Maura manja. Hendry pun segera meminumnya. Tetapi setelah beberapa teguk, Hendry meletakkan gelas itu ke atas meja. Hendry merasa lehernya tercekik begitu kuat, nafasnya pun tersengal-sengal. Akhirnya tak bisa bernafas sama sekali. Maura yang melihat Hendry sudah tak bernyawa lagi menangis histeris sambil menggoyang-goyang tubuh Hendry.
“Laura! Cepat kemari!” panggil Maura menangis histeris.
Laura segera menghampiri Maura. Laura terkejut ketika melihat Hendry sudah tak bernyawa lagi. Laura lantas menenangkan Maura yang terus menangis.
Rumah Laura dan Maura dipenuhi oleh tetangga. Mereka berdesakan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di rumah mereka. Tak lama kemudian polisi datang. Polisi lalu memindahkan mayat Hendry dan menggeledah seisi rumah. Tak lupa makanan dan minuman yang dimakan Hendry diamankan oleh polisi untuk penyelidikan. Laura membantu polisi menunjukkan semua ruangan yang ada di rumahnya. Pada akhirnya sampai di kamar Maura, polisi menemukan sebotol racun di dalam lemari pakaiannya. Belum sempat berkata, Maura ditangkap polisi. Maura pun berontak, berusaha membela diri.
“Pak, tolong lepaskan saya! Saya tidak tau apa-apa kenapa Hendry meninggal,” jelas Maura menangis.
“Kemungkinan Hendry meninggal karena keracunan, dan saya menemukan botol racun ini di lemari pakaian anda. Jadi anda jelaskan saja di kantor polisi,” ucap polisi itu sambil membawa Maura ke mobil polisi.
Maura sangat terkejut dan syok mendengar perkataan polisi itu. Maura tidak tahu apa-apa tentang racun itu. Maura sudah sangat terpukul dengan kematian Hendry yang tiba-tiba, dan sekarang dituduh sebagai pembunuh Hendry.

“Laura, tolong aku! Kumohon! Aku tak bersalah,” pinta Maura.
Laura hanya diam sambil menatap Maura yang tengah menuju ke kantor polisi dengan senyum sinis di bibirnya.

“Selamat tinggal Maura sayang. Sayang sekali, seharusnya kamu yang mati di tanganku,” pikirnya dengan penuh kebencian.
Beberapa polisi membawa sekantung plastik mayat yang berisi mayat Hendry lewat begitu saja di hadapannya. Laura hanya bisa menatap plastik mayat Hendry di kejauhan dan berkata dengan pelan “Lebih baik kau mati, daripada aku harus melihatmu bersama dengan gadis lain. Kalau aku tak bisa memilikimu, maka tak ada seorang pun yang boleh memilikimu.” [Oleh : Betry Silviana].