Sumber Ilustrasi Gambar: unsplash |
Jadilah manusia ruang, agar dirimu bisa menampung segala hal. Jangan jadi manusia perabot yang hanya sibuk mencari ruang—Mbah Nun
Sunday, May 8, 2022
Hikmah Silaturahmi 2: Duda 65 Tahun itu Menikah Lagi
Saturday, May 7, 2022
Hikmah Silaturahmi 1: Bertemu Janda
Sumber Ilustrasi Gambar: pixabay |
Monday, April 25, 2022
Jamaah Warung Kopi dan Desas-desus Korupsi Berjamaah
Sumber Gambar : Twitter Humas Pemda DIY |
Sunday, April 24, 2022
Sumur dan Sedekah
Sumber Gambar: Unsplash |
Tuesday, April 19, 2022
16 Tahun Perjalanan MAJ-KZ: Dulu, Saya Kira Tempat Pengobatan Alternatif
Rutinan MAJ-KZ (Sumber Foto: Kafi Kita) |
Friday, April 15, 2022
Mau Dibawa ke Mana Kegiatan 41 Hari Menulis?
Sumber foto: unsplash.com |
Wednesday, April 13, 2022
Unpopular Opinion: Cara Cepat Kaya
Sumber Foto: Unsplash |
Thursday, August 12, 2021
Kyai Sobirin dan Kesetiaannya Dengan Al-Quran
Ia biasa dipanggil Si Kutu, hidup menggelandang dari satu kota ke kota lainnya demi menyambung hidup. Ia bekerja sebagai tukang foto kopi, ngekos di pinggir sebuah lembah, kamarnya kecil dan berada di lingkungan yang kumuh. Hanya ada tiga gubuk dan satu mushola kecil di sekitar ia tinggal, dihuni beberapa mahasiswa dan tukang rombeng. Maklum, sewa kamarnya murah.
Si Kutu sering bermasalah dengan tidur malamnya, terutama menjelang subuh. Ia terganggu suara bacaan Al-Quran yang berasal dari mushola kecil di ujung jalan gubuknya. Ia berencana mencekik leher orang yang membaca Al-Quran malam-malam itu, menyumpel mulutnya dengan serbet, memukul kepalanya dengan benda tumpul sampai ia mampus. Namun, berkali-berkali ia berencana, berkali-kali ia gagal.
Thursday, November 24, 2016
Cinta Yang Buta
Laura yang sedang asyik membaca buku di kamarnya pun terpaksa menyudahinya dan segera menghampiri Maura.
“Nggak ada apa-apa sih. Aku cuma mau ngenalin pacarku sama kamu.” Maura lalu menggandeng kembali lengan Hendry, “Namanya Hendry, teman sekelas kita. Sekarang sudah menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Kamu kenal kan?”
“Seminggu yang lalu.” Maura lalu menarik tangan Hendry dan meninggalkan Laura sendirian di teras.
Laura lantas pergi meninggalkan Hendry dalam perasaan jengkel.
“Hend, kamu cobain deh minuman yang aku buat! Pasti enak,” pinta Maura manja. Hendry pun segera meminumnya. Tetapi setelah beberapa teguk, Hendry meletakkan gelas itu ke atas meja. Hendry merasa lehernya tercekik begitu kuat, nafasnya pun tersengal-sengal. Akhirnya tak bisa bernafas sama sekali. Maura yang melihat Hendry sudah tak bernyawa lagi menangis histeris sambil menggoyang-goyang tubuh Hendry.
“Laura! Cepat kemari!” panggil Maura menangis histeris.
Laura segera menghampiri Maura. Laura terkejut ketika melihat Hendry sudah tak bernyawa lagi. Laura lantas menenangkan Maura yang terus menangis.
Maura sangat terkejut dan syok mendengar perkataan polisi itu. Maura tidak tahu apa-apa tentang racun itu. Maura sudah sangat terpukul dengan kematian Hendry yang tiba-tiba, dan sekarang dituduh sebagai pembunuh Hendry.
“Laura, tolong aku! Kumohon! Aku tak bersalah,” pinta Maura.
Laura hanya diam sambil menatap Maura yang tengah menuju ke kantor polisi dengan senyum sinis di bibirnya.
“Selamat tinggal Maura sayang. Sayang sekali, seharusnya kamu yang mati di tanganku,” pikirnya dengan penuh kebencian.