Sumber Foto: Unsplash |
Tulisan ini bukan hasil dari penelitian ilmiah. Tidak banyak metode dan referensi penelitian pembanding yang saya gunakan. Ini hanya refleksi diri saja, mengamati dan mengkaji lingkungan sekeliling. Selain itu, tulisan ini sebagai hiburan saja. Agar timeline Facebook kalian sekali-kali adem dong, tidak ada berita demo, info pencurian atau berita porno.
Di tahun 2014 (Geblek banget kan) saya mulai tersadar bagaimana seseorang bisa memiliki banyak uang. Rezekinya kok lancar dan mengalir deras bagai sumber mata air. Keberadaan orang tersebut bak sebuah pohon yang tinggi dengan ranting dan dahan yang melebar, membuat teduh dan nyaman siapa saja yang ngadem di bawahnya. Namanya juga pohon, ada yang memanfaatkan untuk rehat, pun yang mengeksploitasi demi kepentingan pribadi (parasit).
Di tulisan ini, saya mengambil lima orang sebagai contoh figur sebagai "Tampak Banyak Uang". Kelima figur ini, tiga menjadi karyawan dan dua wirausahawan. Perlu dimengerti, saya memilih istilah wirausahawan agar mindset pembaca tidak menginterpretasikannya ke sosok yang memiliki banyak usaha. Ya anggap saja kedua figur yang saya jadikan contoh ini memiliki usaha kelas menengah.
Ke lima figur ini memiliki saudara, ya jelas dong. Maksud saya, saudara mereka lebih dari dua. Anehnya, dari saudara mereka dapat dipastikan ada saja yang bonyok secara ekonomi.
Dari lima figur ini, saya menarik kesimpulan jika ingin banyak uang cara paling mudah ya membantu perekonomian keluarga.
Pernyataan di atas mungkin terkesan sepele. Tapi mari kita jujur pada diri sendiri. Terutama bagi pembaca yang sudah berkeluarga. Di antara kita, pasti ada yang membiayai atau mensubsidi orang tua dan saudara-saudaranya. Mulai dari membayar tagihan listrik; memberi uang bulanan; membayar tagihan air; Wi-Fi; angsuran sepeda motor; SPP adik; iuran BPJS dan biaya tak terduga lainnya. Tulisan ini lahir untuk mereka. Saya hormat setinggi-setingginya bagi kalian yang melakukan hal di atas.
Dari kelima figur yang saya jadikan contoh. Semua kebutuhan hidupnya terbilang berkecukupan terlepas sesusah apa mereka melakukan hal itu. Apa maknanya? Allah SWT yang menjadikan mereka berkecukupan.
Baca: Jepara Masih Kota Ukir?
Bahkan, saya sampai memiliki teori sendiri: "Jika kamu ingin hidup kaya, cukupilah orang tua dan saudara-saudaramu." Pernyataan yang klise, ya? Hehe.
Oke, begini. Jamak kita temui orang-orang yang mapan secara ekonomi tapi ogah banget membantu keluarganya sendiri. Kalau kata anak-anak sekarang, "Duite dipaku". Tapi banyak juga kita temukan yang kurang baik secara ekonomi namun legowo membantu keluarganya. Orang-orang seperti itu jika kita amati, rezekinya lancar jaya bak sumber mata air. Hidupnya sehat bahagia dan adem ayem. Berbeda dengan yang tampak kaya, ada saja masalah di kehidupannya, mulai urusan keluarga dan karir.
Dari hal ini juga, menjadikan saya ingat pesan dari Bapak, "Islam mengajarkan bersedekah, sedangkan kapitalis mengajarkan menabung. Satunya ngajarin mengeluarkan, satunya lagi memaksa kita untuk menyimpan. Dua konsep ini bertentangan tapi punya satu tujuan: cara mudah cepat kaya."
Bagaimana, kalian pengen kaya dengan jalur ini?
Terima kasih.
Malang, Rabu 13 April 2022.
Ali Ahsan Al Haris.
No comments:
Post a Comment