Friday, April 15, 2022

Mau Dibawa ke Mana Kegiatan 41 Hari Menulis?

Sumber foto: unsplash.com
Di awal kemunculannya, kegiatan ini dapat dikatakan langka. Memang sudah bermunculan kegiatan sejenis seperti membagikan gambar yang mengejawantahkan semangat dan optimis. Tapi tidak untuk tantangan menulis dengan rentan waktu yang cukup lama. Memasuki tahun keempat, perjuangan rekan-rekan Indokaff Bahagia memulai kegiatan ini mulai tampak titik terangnya. Saya amati, dua tahun kebelakang pesertanya cukup banyak dan produktif dalam memproduksi tulisan-tulisan dengan gayanya masing-masing.

Memasuki minggu ketiga Ramadhan, mayoritas peserta cukup konsisten dengan tema yang ditentukan oleh pihak penyelenggara. Setiap menjelang tidur, saya spot check postingan rekan-rekan, banyak dari cerita-cerita mereka menarik, menginspirasi dan menghibur.

Dari dua puluh empat peserta, lima puluh persennya konsisten menulis setiap hari. Sisanya, termasuk saya ini kalah langkah dari mereka-mereka. Dari awal program ini jalan, saya sudah angkat topi ke penyelenggara dan peserta. Terkhusus bagi mereka yang konsisten memproduksi tulisan saban hari. Kalian sungguh luar biasa.


Sebelum menulis, seseorang akan memikirkan sebuah tema. Kemudian kita akan berbicara kerangka berpikir, tulisan ini mau diarahkan kemana, untuk siapa dan mau diisi konten yang bagaimana. Memang terkesan sepele, namun akan terasa rumit saat ada target harian. Ya untung saja pihak penyelenggara memberi syaratnya mudah. Bayangkan saja jika rekan-rekan Indokaff Bahagia mensyaratkan setiap tulisan minimal terdiri dari 500 kata. Hehe.

Bagaimana nasib lima puluh persen peserta lainnya? idealnya harus tetap semangat dong. Meski progresnya lambat, jadikan rekan-rekan yang produktif sebagai pemicu bahwa Anda juga dapat melakukan hal itu. Saya juga berharap, selepas kegiatan ini selesai, penyelenggara segera mem-follow up peserta yang kurang aktif. Buat kelompok kecil, mitigasi masalah mereka dimana, tanyakan mengapa mereka kok lambat sekali. Bahkan, malam ini masih saya temui peserta yang baru setor satu tulisan.


Meski tema penulisan sudah ditentukan oleh penyelenggara, masih saya temui beberapa peserta yang setiap harinya menulis tema berbeda. Empat hari fokus menulis kegiatan harian, dua harinya mencoba merespon peristiwa-peristiwa di sekitar mereka bahkan skala nasional. Jika peserta merespon situasi lingkungan yang masih ia jangkau secara fisik tentu masih biasa saja. Saya amati ada beberapa peserta yang cukup lama konsisten menulis tema aktivitas harian, tiba-tiba ia banting kemudi menulis tema lain. Jangan menganggap hal ini sepele, mereka ini luar biasa lho. Wawasan mereka bertambah luas.

Mengingat keterbatasan data dan informasi, saya penasaran banyaknya peserta yang mengikuti event setiap Ramadhan ini. Apakah mereka sekedar ikut, menginginkan hadiah atau ada alasan-alasan pop lainnya! dan kalau tidak salah ingat, dua tahun ini pihak penyelenggara masih nyaman mengusung kegiatan harian sebagai tema utama. Apakah ini cukup sebagai bukti jika pihak penyelenggara kesulitan mencari bentuk?


Tanpa mengurangi rasa hormat kepada penyelenggara dan sebagai tanggung jawab moral saya menjadi peserta. Idealnya penyelenggaraan tahun depan (kalau masih dilaksanakan, sih) sudah berani merambah audio visual. Mengapa? saya percaya “Orang yang suka membaca, dia akan menulis. Orang yang suka menulis, kerangka berpikirnya pasti rasional”, kegiatan yang sudah berjalan selama empat periode dengan banyak alumni ini sudah waktunya naik kelas.

Malang, 15 April 2022
Ali Ahsan Al Haris

No comments:

Post a Comment