COKLAT FILSAFAT
Fela, anak
kelas empat dasar ini adalah keponakan saya yang selalu mendapa rangking
dikelasnya! Dia sangat senang memakan permen coklat, uang jajan per hari Rp.4000
sering ia tabung demi membeli permen coklat kesukaanya. Ayahnya sudah beberapa
kali mengigatkan Fela jikalau coklat dapat membuat giginya ompong, akan tetapi rasa
cintanya makan coklat sudah mendarah sumsum bak orang kecanduan. Larangan ayahnya
ini tidak membuat fela berhenti memakan coklat kesukaanya.
Hari
Sabtu, tepat pembagian Rapor akhir tahun ajaran. Lagi-lagi Fela mendapat rangking
satu dikelasnya. Sore harinya ketika Fela masuk kamarnya hendak mengambil
boneka tiba-tiba ada kotak persegi berwarna merah tergeletak di samping bantal
tidurnya, di samping kotak misterius tersebut ada secarik kertas bertuliskan “Coklat Filsafat Untuk Peri Kecil”, rasa
keingintahuan Fela akan isi kotak tersebutpun bertambah tanpa menghiraukan
kotak tersebut punya siapa, karna yang jelas kotak misterius tersebut ditunjukan
untuknya.
Dengan
cepat Fela membuka kotak persegi berwarna merah itu, didalamnya terdapat tujuh
butir coklat. Apakah ini coklat dari
dunia peri? – tanya Fela dalam hati. Fela menutup pintu kamarnya kemudian
menguncinya dari dalam, dia ambil kotak tersebut beserta isinya menuju kursi
disebelah jendela kamarnya yang menghadap ke halaman belakang rumahnya yang
rindang. Dengan rasa penasaran akan rasa coklat tersebut Fela mengambil satu butir kemudian langsung
mengunyahnya. Akan tetapi hal aneh terjadi, Fela muntah-muntah dan merasakan
pahit yang luar biasa menjalar di mulut dan tenggorokanya, itu bukanlah coklat,
tujuh butir yang Fela rasa coklat ialah
isi dari buah pohon Mahoni yang mempunyai rasa pahit sangat luar biasa. Merasa tertipu
fela melemparkan kotak tersebut kelantai kamarnya, sambil meminum air untuk menghilangkan rasa
pahit tadi Fela melihat ada secarik kertas lagi di dalam kotak tersebut. Botol minum
dia letakan diatas meja belajarnya, kemudian dia mengambil secarik kertas
tersebut dan menuju ranjang tidurnya, kertas tersebut bertuliskan :
“Hidup itu tidak selalu manis, terkadang
pahit; asam dan bahkan mati rasa. Dari coklat tersebut kamu akan belajar bahwa
masih ada hal lain yang lebih menyenangkan daripada coklat yang kau beli setiap
harinya”
Dipojok
bawah kiri surat tersebut tertulis nama ayahnya, sambil menangis Fela keluar
kamar dan menghampiri ayahnya yang sedang membaca koran di teras depan.
By :Ali Ahsan
@aliahsanID
No comments:
Post a Comment