Friday, July 4, 2014

KORELASI ANTARA KENTUT DAN ASMARA

KORELASI ANTARA KENTUT DAN ASMARA
)*Ali Ahsan

Judul diatas pastinya terkesan aneh bagi para pembaca, akan tetapi kalau boleh jujur memang judul diatas berangkat dari kebiasaan teman-temanku yang memang suka kentut dengan ada yang sangat tinggi. Meski terkesan menjadi kebiasaan yang jorok, dunia perkentutan menurutku memang harus di apresiasi dari segi seni, mengapa? Menurutku kentut selain bawaan biologis seorang manusia juga menjadi sebuah goresan tersirat dari insan yang senang berasmara, mungkin lebih tepatnya berpacaran.

Berbicara kentut, proses biologis dimana seseorang mengeluarkan proses eksresi berupa gas yang terkadang bersuara dan tidak dimana hal tersebut dapat menjadi indikator apakah gas tersebut membawa bau yang dapat megusik kenyaman manusia dimana orang tersebut berada. Proses terjadinya kentut ini saya analogikan sama halnya dengan orang yang naksir lawan jenis, posisikanlah diri kita naksir cewek dengan kriteria-kriteria yang menurut kita sangatlah cocok dan kita sendiri berharap cewek tersebut merespon perasaan kita. Dari beberapa pengalaman pribadi dan cerita teman-temanku, cowok yang dikenal jantan oleh sebagian para waita ternyata cenderung defensif dalam masalah percintaan. Hal inilah yang saya maksud dengan proses terjadinya kentut, cowok yang cenderung defensif alias sok atau secara lebih jelas jual mahal daripada cewek  dengan sering menahan perasaanya di hadapan cewek inilah yang sebenarnya menjadikan predikat kaum galau itu kebanyakan para kaum Adam.

Cowok itu sok, dalam arti ini yang saya maksud dia sering mengelak dan tak mengakui bahwa dia itu cinta dengan cewek. Cara yang cowok lakukan biasanya dengan memberikan kesan acuh tak acuh terhadap perbicangan yang memang kebetulan sedang membicarakan sosok cewek tersebut. Perasaan cinta dan kagumnya sebenarnya besar, namun sayang perasaan yang dipendam-pendamnya malah menjadi bomerang dirinya sehingga waktupun tak dapat menduga apa yang sebenarnya cowok harap.

Memendam rasa cinta pastinya di rasakan semua insan termasuk aku, akan tetapi perasaan gengsi yang dimiliki oleh cewek bahwasanya cowok yang harus mengutarakan perasaanya dahulu daripada laki-laki serta laki-laki yang cenderung defensif serta menjaga harga diri di depan cewek membuat komunikasi untuk menuju apa yang dinamakan kata hati ini menjadi terhambat.

Perasaan itu momentum, kita tak dapat menduga kapan ia akan datang untuk menncumbu hati kita. Kedatanganya memang diharap-harapkan bagi orang-orang yang galau, namun belum tentu juga kedatanganya membawa kenikmatan dan kebahagiaan bagi kita. Perasaan hanya stimulus, dia dapat berwujud ketika kita memanfaatkan mulut kita untuk membangun komunikasi yang baik dengan cewek yang kita taksir. Utarakanlah perasaanmu, karena sesungguhnya dia menunggumu untuk mengatakan itu, sungguh.

Sekian beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.

Jika ada yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.
#Go AHead Indonesia
#Cintai Indonesia Dengan Kreatif
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq

Behind The Gun: @aliahsanID


No comments:

Post a Comment