KORELASI
ANTARA KENTUT DAN ASMARA
)*Ali Ahsan
Judul
diatas pastinya terkesan aneh bagi para pembaca, akan tetapi kalau boleh jujur
memang judul diatas berangkat dari kebiasaan teman-temanku yang memang suka
kentut dengan ada yang sangat tinggi. Meski terkesan menjadi kebiasaan yang
jorok, dunia perkentutan menurutku memang harus di apresiasi dari segi seni,
mengapa? Menurutku kentut selain bawaan biologis seorang manusia juga menjadi
sebuah goresan tersirat dari insan yang senang berasmara, mungkin lebih
tepatnya berpacaran.
Berbicara
kentut, proses biologis dimana seseorang mengeluarkan proses eksresi berupa gas
yang terkadang bersuara dan tidak dimana hal tersebut dapat menjadi indikator
apakah gas tersebut membawa bau yang dapat megusik
kenyaman manusia dimana orang tersebut berada. Proses terjadinya kentut ini
saya analogikan sama halnya dengan orang yang naksir lawan jenis, posisikanlah
diri kita naksir cewek dengan kriteria-kriteria yang menurut kita sangatlah
cocok dan kita sendiri berharap cewek tersebut merespon perasaan kita. Dari
beberapa pengalaman pribadi dan cerita teman-temanku, cowok yang dikenal jantan
oleh sebagian para waita ternyata cenderung defensif dalam masalah percintaan.
Hal inilah yang saya maksud dengan proses terjadinya kentut, cowok yang
cenderung defensif alias sok atau secara lebih jelas jual mahal daripada
cewek dengan sering menahan perasaanya
di hadapan cewek inilah yang sebenarnya menjadikan predikat kaum galau itu
kebanyakan para kaum Adam.
Cowok
itu sok, dalam arti ini yang saya maksud dia sering mengelak dan tak mengakui bahwa
dia itu cinta dengan cewek. Cara yang cowok lakukan biasanya dengan memberikan
kesan acuh tak acuh terhadap perbicangan yang memang kebetulan sedang
membicarakan sosok cewek tersebut. Perasaan cinta dan kagumnya sebenarnya
besar, namun sayang perasaan yang dipendam-pendamnya malah menjadi bomerang
dirinya sehingga waktupun tak dapat menduga apa yang sebenarnya cowok harap.
Memendam
rasa cinta pastinya di rasakan semua insan termasuk aku, akan tetapi perasaan
gengsi yang dimiliki oleh cewek bahwasanya cowok yang harus mengutarakan
perasaanya dahulu daripada laki-laki serta laki-laki yang cenderung defensif
serta menjaga harga diri di depan cewek membuat komunikasi untuk menuju apa
yang dinamakan kata hati ini menjadi terhambat.
Perasaan
itu momentum, kita tak dapat menduga kapan ia akan datang untuk menncumbu hati
kita. Kedatanganya memang diharap-harapkan bagi orang-orang yang galau, namun
belum tentu juga kedatanganya membawa kenikmatan dan kebahagiaan bagi kita.
Perasaan hanya stimulus, dia dapat berwujud ketika kita memanfaatkan mulut kita
untuk membangun komunikasi yang baik dengan cewek yang kita taksir. Utarakanlah
perasaanmu, karena sesungguhnya dia menunggumu untuk mengatakan itu, sungguh.
Sekian beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.
Jika ada yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.
#Go AHead Indonesia
#Cintai Indonesia Dengan Kreatif
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun: @aliahsanID
No comments:
Post a Comment