REZIM
)*Ali Ahsan
Banyak
para pemimpin dari sebuah rezim yang tak mau jika rezim yang pernah ia peggang
di rebut oleh klan yang notabenya berbeda pandangan denganya. Hal ini telah
menjadi konsumsi kita, bahkan hal ini telah menjadi rahasia umum. Banyak didasari
oleh kepentingan yang sama namun dalam mencapai tujuanya mereka saling hantam
karena menurutnya cara yang ia lakukan adalah yang paling benar. Model seperti
ini memang bayak kita jumpai dan terlebih karena didasarkan oleh rezim yang
tamak akan kekuasaan.
Posisi
pemimpin hanyalah baju belaka, tubuh yang berada di dalamnya terdapat manusia-manusia
penuh ilmu dan stratak tingkat zeus. Manusia seperti inilah yang sebenarnya
matia-matian mempertahankan dan menjalankan dari kepemerintahan tersebut. Posisi
strategis semua jabatan yang kita hendaki untuk di isi oleh para manusia
berkepribadian baik memang takan mungkin terjadi, dorongan golongan yang
menyokongnya untuk memperluas daerah jajahan dan relasi politis membuat figur
dari pemimpin itu sendiri menjadi tenggelam dengan arahan dari para tubuh yang
berada di dalam sosok pemimpin diatas.
Banyak
kita temui pemimpin negara, instansi, perusahaan, organisasi dll secara
perilaku terlihat baik, bagi kita mereka terlihat seperti malaikat penolong
semua permasalahan kita. Tutur bahasa dan perilaku yang telah membius kita
telah men-amini bahwa sosok yang memimpin kita adalah sosok ratu adil. Kita
sering tak sadar bahwa sosok malaikat itu sebenarnya adalah setan, pandangan
yang membutakan kita adalah karena gencarnya media atau mulut yang
mendeskripsikan sosoknya yang baik sehingga kritik dari luar tak lagi mau kita
terima. Hal inilah yang menjadikan kita menjadi terbelenggu dengan pemikiran
kita sendiri, kritik dan saran yang seharusnya kita pertimbangkan malah jauh0jau
kita buang. Hal sepele yang seharusya kita fahami hanya menjadi bualan sampah
semata.
Sosok
pemimpin saya sadari memang penting adanya, orang-orang yang lebih kuat darinya
yang mati-matian membantu dan membelanya juga sangat penting posisinya. Sinergis
keduanya akan menumbukan sebuah proses kepemerintahan yang kuat dan progresif.
Hanya satu yang biasa dilakukan, pentingnya oposisi juga sangat berpengaruh
sebagai pengawalan kebijakan dari sebuah rezim penguasa.
Tapi
sayang, perbedaan sering membuat kita terlena. Perbedaan sering membuat kita
beda bahwa sebenarnya kita lemah darinya.
No comments:
Post a Comment