Monday, July 7, 2014

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN HUBUNGAN PANJANG DAN BERAT


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
HUBUNGAN PANJANG DAN BERAT
1.        PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Menurut Wahyuningsih dan Barus (2006), Panjang tubuh sangat berhubungan dengan berat tubuh. Hubungan panjang dan berat seperti hukum kubik yaitu bahwa  berat sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Namu hubungan yang terdapat pada ikan tidak demikian, karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda.
Dalam analisis hubungan panjang dan berat pada ikan dapat dilakukan dengan menggunakan suatu teknik yaitu teknik hubungan eksponensial dan hubungan linear (Pauly,1993 dalam Wahyudi, 2001).

Periode pertumbuhan memanjang maksimum terjadi sebelum ikan dewasa kelamin, setelah mencapai dewasa sebagian besar makanan yang diperoleh tidak hanya digunakan untuk pertumbuhan memanjang saja tetapi juga untuk proses kematangan gonad dan ditimbun dalam bentuk lemak sebagai cadangan dimusim dingin serta untuk perawatan tubuh (Dani dan Sujiati, 1985).

1.2       Maksud dan Tujuan
                        Maksud praktikum Biologi Perikanan tentang Hubungan Panjang dan Berat adalah untuk mengetahui hubungan panjang dan berat dan agar mampu menentukan pertumbuhan ikan dalam populasi alami.

                        Tujuan praktikum Biologi Perikanan tentang Hubungan Panjang dan Berat adalah agar praktikan mampu mendemonstrasikan teknik-teknik pengukuran untuk menentukan pertumbuhan ikan.

1.3       Waktu dan Tempat
                        Praktikum Biologi Perikanan materi Hubungan Panjang dan Berat dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2013, pada pukul 07.00-12.00 WIB untuk kelompok 1-kelompok 9 dan 13.00-17.00 WIB untuk kelompok 11-20 yang bertempat di Laboratorium Reproduksi Ikan, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan serta Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Gedung D lantai 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN SEKSUALITAS


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
SEKSUALITAS
1.        PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Menurut Wahyuningsih dan Barus (2006), seksualitas hewan terdiri dari dua jenis yaitu jantan dan betina. Begitu juga seksualitas pada ikan, terdapat ikan jantan yang memiliki organ penghasil sperma dan ikan betina yang memiliki penghasil telur. Pada suatu populasi terdapat ikan yang berbeda seksualitasnya yang disebut populasi heteroseksual. Tetapi, jika dalam suatu populasi terdapat ikan yang sama seksulitasnya disebut populasi monoseksual.

Sistem kelamin pada ikan dbedakan atas system kelamin jantan dan betina. Pada ikan bertulang sejati system kelamin betina disusun oleh ovarium yang pada umumnya ada dua dan tampak seperti agar-agar jernih yang berisi sel telur dan saluran telur (oviduk) yang merupakan saluran tempat lewatnya sel telur yang bermuara pada perus genitalia yang ukurannya sangat pendek dan bersatu pada bagian belakangnya. Sistem kelamin ikan jantan disusun oleh testes yang menghasilkan spermatozoa, vas deferens yang merupakan dua buah saluran sperma dan porus genetalia yang merupakan lubang pelepasan sperma ke luar (Omar,2011).

Akan tetapi penentuan seksualitas ikan pada suatu perairan harus berhati-hati karena secara keseluruhan terdapat bermacam-macam seksualitas ikan mulai dari hermaprodit sinkroni, protandri, protogini, serta gonokorisme berdiferensiasi dan tidak berdiferensiasi (Iqbal,2008).

1.2              Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Biologi Perikanan tentang seksualitas adalah untuk mengetahui secara mikroskopik organ-organ baik secara ekternal maupunsecar internal. Serta mampu mengidentifikasi gambaran secara morfologi dan anatomi organ reproduksi ikan. 

Tujuan dari praktikum Biologi Perikanan tentang seksualitas adalah organ praktikan mampu mengetahui dan mempraktekkan secara makroskopis organ-organ baik secara eksternal maupun secra internal internal. Serta agar praktikum mampu mengidentifikasi gambaran secara morfologi dan anatomi agar reproduksi ikan.

1.3       Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi Perikanan materi seksualitas dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2013, pada pukul 07.00-12.00 WIB untuk kelompok 1-kelompok 9 dan 13.00-17.00 WIB untuk kelompok 11-20 yang bertempat di Laboratorium Reproduksi Ikan, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan serta Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Gedung D lantai 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
 Readmore ........................

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD (TKG)


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
TINGKAT KEMATANGAN GONAD (TKG)

1.        PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Ikan nila mulai matang gonad pada umur sekitar 4-5 bulan dengan kisaran berat 120-180 gram per ekornya. Ciri-ciri induk yang matang kelamin, pada individu jantan seluruh tubuhnya berwarna hitam, kecuali pada dagu berwarna putih dan merah cerah pada ujung sirip punggung, sirip dada dan sirip ekor. Sebaliknya, individu betina warna tubuhnya keabu-abuan dan pada individu yang lebih besar, sedikit warna merah sering terlihat pada ujung sirip ekor (Dani dan Sutijati, 1985).

            Menurut Wahyuningsih dan Barus (2006), tingkat kematangan gonad dapat dipergunakan sebagai penduga status reproduksi ikan, ukuran dan umur pada saat pertama kali matang gonad, proporsi jumlah stok yang secara produktif matang dengan pemahaman tentang siklus reproduksi bagi suatu populasi atau spesies. Sejalan dengan pertumbuhan gonad, maka gonad akan semakin bertambah besar dan berat sampai batas maksimum ketika terjadi pemijahan. Indeks kematangan gonad semakin meningkat dengan meningkatnya pematangan gonad.

            Pengelompokan tingkat kematangan gonad (TKG) dapat dilakukan secara visual, tanpa mematikan hewannya, yaitu dengan melihat perbandingan volume visual gonad bulk ripe (>50 %). Namun, bila hanya dilihat dari ukuran gonad atau VGB (tanpa pembedahan), sangat susah untuk membedakan antara recovery dengan partly spawned atau spent pada TKG yang terakhir, gonad bersifat lembek dan berwarna pucat (Chumaidi, et al.,2007).

1.2              Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Biologi Perikanan materi Tingkat Kematangan Gonad ialah mengetahui cara identifikasi organ seks primer dari ikan baik bentuk dan perkembangan gonad, serta mengetahui gambar dan anatomi organ seksualitas pada ikan.

Tujuan dari praktikum Biologi Perikanan materi Tingkat Kematangan Gonad adalah mampu mendemonstrasikan secara makroskopis organ reproduksi ikan dan mampu mengidentifikasi organ seks primer dan mampu menentukan tingkat kematangan gonad.

1.3       Waktu dan Tempat
                        Praktikum Biologi Perikanan materi tingkat kematangan gonad dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2013, pada pukul 07.00-12.00 WIB untuk kelompok 1-kelompok 9 dan 13.00-17.00 WIB untuk kelompok 11-20 yang bertempat di Laboratorium Reproduksi Ikan, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan serta Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Gedung D lantai 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

MATERI DASAR-DASAR MANAJEMEN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


Bagi mahasiswa/I yang mengambil mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen, materi  dapat di unduh secara gratis di bawah ini :

   2.    Sejarah Teori Manajemen
   4.    Proses Perencanaan
   11.  Kepemimpinan
   12.  Motivasi  
   13.  Komunikasi 
   14.  Pengawasan