INTENSIFIKASI
LAHAN DENGAN SISTEM MINA PADI
MAKALAH
Ditulis Untuk
Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Penyuluhan
Oleh:
ALI
AHSAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan
kepada Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan kepada saya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Intensifikasi
Lahan Dengan Sistem Mina Padi ini tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuknya sehingga terbebas dari
dari jalan yang salah.
Penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Makalah Intensifikasi
Lahan Dengan Sistem Mina Padi ini, khususnya pada teman-teman atas perhatian, dedikasi, arahan serta
motifasinya sehingga makalah ini selesai tanpa ada hambatan.
Sangat disadari
bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, walaupun telah
dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak
kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
saran yang membangun agar laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Malang, 1 Oktober
2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
COVER.................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................
iii
1. PENDAHULUAN...............................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................
2
1.3 Manfaat Hasil
Penulisan..........................................................................
2
2. TINJAUAN
PUSTAKA........................................................................................
3
3. PEMBAHASAN MASALAH...............................................................................
5
3.1 Pengertian Penyuluhan............................................................................
5
3.2 Studi Kasus Pemberdayaan Masyarakat
Nelayan Desa Kusu Lovra........ 8
3.3 Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Yang Dilakukan
Melaui
Kegiatan Penyuluhan................................................................................
10
4. PENUTUP........................................................................................................
12
4.1 Kesimpulan...............................................................................................
12
4.2 Saran........................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pertambahan
jumlah penduduk mendorong meningkatnya kebutuhan manusia yang beraneka ragam,
oleh karena itu perlu digalakkan usaha peningkatan produksi beras sebagai bahan
makanan pokok. Permintaan konsumen terkait makanan tidak hanya pada konsumsi
beras saja. Saat ini, permintaan konsumen terhadap ikan juga tinggi. Melihat
pangsa pasar produk perikanan yang tinggi ini, alangkah baiknya jika
dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan petani.
Lahan sawah
yang subur sebagai sumber daya lahan utama produksi beras semakin lama semakin
berkurang. Hal ini di akibatkan adanya pergeseran fungsi lahan ke fungsi non
pertanian. Sedangkan pendapatan semakin menurun mengingat harga beras yang
tidak stabil dan bayang-bayang gagal panen. Untuk mengatasi hal itu perlu
dilakukan usaha pendayagunaan lahan yang ada melalui intensifikasi
(Supriadiputra dan Setiawan, 2005 dalam Tiku, 2008).
Intensifikasi
bisa dilakukan dengan menerapkan sistem mina padi. Sistem Mina Padi ialah
sistem pemeliharaan ikan yang dilakukan bersama padi di sawah (Afrianto dan
Liviawaty, 1998 dalam Tiku, 2008). Usaha semacam ini lebih populer
dengan sebutan “Inmindi” atau Intensifikasi Mina Padi. Sejumlah keuntungan yang
didapat petani dengan menggunakan teknik mina padi ini diantaranya adalah lahan
sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang mengandung berbagai unsur
hara sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk yang akan berdampak positif
terhadap penurunan gas metan (CH4) yang
dihasilkan dari sisa pemupukan
tersebut (Damayanti, 2011). Selain itu, Menurut Afrianto dan Liviawati (1998) dalam
Tiku (2011), sistem perikanan terpadu dapat memperkecil resiko kehilangan
sumber penghasilan, karena dari sistem ini tidak mengandalkan pada satu sumber
saja, sehingga kegagalan salah satu jenis usaha dapat ditopang oleh
keberlangsungan usaha yang lainnya.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari uraian
latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagi
berikut:
A.
Apa keuntungan sistem
mina padi?
B.
Bagaimana mengajak
petani padi beralih dari sistem non mina padi menjadi sistem mina padi?
1.3 Tujuan
Penulisan
Dengan
memperhatikan permasalahan dan latar belakang di atas, kemudian dirumuskan
beberapa tujuan penulisan seperti di bawah ini:
A.
Untuk mengkaji keuntungan
sistem mina padi
B.
Menganalisis cara
penyuluhan sistem mina padi pada petani
1.1 Manfaat
Hasil Penulisan
Penulisan
makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi pembaca sebagai tambahan
pengetahuan dalam pemahaman mengenai sistem mina padi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Intensifikasi
mina padi adalah bagian dari sistem budidaya ikan di sawah. Budidaya ikan di
sawah merupakan suatu kegiatan pertanian yang memadukan budidaya ikan dengan
budidaya padi sawah. Menurut Hanafi (1993) dalam Diodenha (2001), sistem
usahatani mina padi bukanlah hal yang baru karena telah diterapkan pada tahun
1950-1960-an namun keuntungan yang didapat masih tergolong rendah. Hal tersebut
disebabkan karena teknik budidayanya masih sederhana (tradisional) dan beragam.
Usaha pemeliharaan ikan di sawah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan lahan.
Peningkatan
efisiensi penggunaan lahan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani yang
didapat dari adanya tambahan penghasilan berupa ikan tanpa mengurangi
pendapatannya dari tanaman padi. Usaha tersebut juga berpotensi meningkatkan
produksi padi karena kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan tersedianya
kotoran ikan dan sisa makanan yang berfungsi sebagai pupuk. Pertumbuhan gulma
dapat ditekan karena gulma dapat menjadi pakan ikan, begitu pula perkembangan
populasi hama dan penyakit tanaman padi karena ikan memakan binatang kecil yang
merupakan hama padi. Perilaku ikan dalam mencari makanan yang biasanya
dilakukan dengan membolak-balik tanah membantu memperbaiki struktur tanah.
Berdasarkan penjelasan tersebut teknologi pertanian Inmindi dinilai sebagai
teknologi yang tepat guna.
Untuk
menentukan jenis ikan yang akan dipelihara perlu diperhatikan faktor yang
menyangkut kualitas ikan dan kesesuaian dengan lingkungannya. Faktor ikan
menyangkut kualitas ikan adn kesesuaian dengan lingkungannya. Faktor sawah
meliputi sistem irigasi yang baik dan tingkat kesuburan yang berhubungan dengan
ketersediaan makanan alami bagi ikan (Diodenha, 2011).
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Keuntungan Sistem Mina Padi
Sistem minapadi
adalah usahatani ikan yang dikembangkan
di dalam areal persawahan atau dengan
kata lain sistem usahatani minapadi adalah usahatani terpadu yang
meningkatkan produktivitas lahan sawah yang menghasilkan padi dan ikan
(Damayanti, 2011). Menurut Supriadiputra dan Setiawan (1994) dalam
Hafsanita (2002), budidaya ikan di sawah dikenal ada beberapa macam. Namun pada
dasarnya sama, hanya berbeda pada saat penanaman, lama penanaman serta
kepadatan penebaran benih ikannya. Budidaya ikan yang biasa dilakukan oleh
petani dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
- Budidaya ikan sebagai penyelang
Budidaya
ikan dengan sistem ini merupakan pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan di
antara dua masa tanam padi, dimulai setelah pengolahan tanah sampai benih siap
ditanam. Lamanya pemeliharaan biasanya berkisar 20-30 hari.
- Budidaya ikan sebagai palawija
Biasanya
petani akan menanam ikan sebagai palawija setelah dua kali masa tanam padi.
Lamanya pemeliharaan berkisar 80-90 hari.
3.
Budidaya ikan bersama
padi (mina padi)
Sistem
ini merupakan pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan bersama tanaman padi.
Lamanya pemeliharaan tergantung pada tujuan penanaman ikan itu sendiri yaitu
untuk pendederan atau ikan siap konsumsi.
Berdasarkan
lamanya pemeliharaan, sistem mina padi dibagi menjadi tiga kelompok:
1.
Pemeliharaan sampai
penyiangan pertama
Ikan
dipelihara sampai tanaman padi berumur 20-25 hari setelah tanam atau pada
penyiangan pertama. Ikan yang dipelihara berukuran 1-3 cm (kebul) sampai ukuran
3-5 cm (belo)
2.
Pemeliharaan sampai
penyiangan pertama
Ikan
dipelihara sampai padi berumur 30-35 hari setelah tanam atau penyiangan kedua.
Diharapkan benih yang ditebar menjadi berukuran 5-8 cm (ngaramo)
3.
Pemeliharaan sampai
penyiangan pertama
Ikan
dipelihara sampai tanaman padi berbunga. Pemeliharaan pada tahap ini merupakan
pembesaran ikan sehingga ikan yang dihasilkan berupa ikan siap konsumsi.
Menurut
Supriadiputra dan Setiawan (2005), agar mendapatkan hasil yang tinggi, ikan
yang akan ditebarkan sebaiknya memenuhi persyaratan berikut :
-
Warna tidak mencolok
Hal
ini untuk menghindari hewan pemangsa sebab warna yang mencolok
akan
menarik perhatian hewan pemangsa. Sebaiknya dihindari warna
merah
dan kuning keemasan. Paling baik adalah warna gelap.
-
Tahan hidup di air dangkal dan panas
Ketinggian
air pada sistem mina padi biasanya sekitar 20-30 cm dan bersuhu tinggi. Oleh
karena itu, harus dicari jenis ikan yang tahan terhadap dua kondisi tersebut
agar pertumbuhan ikan tidak terganggu.
-
Dipilih dari induk unggul dan sehat
Apabila
ikan yang ditebar berasal dari induk yang unggul dan sehat, maka
diharapkan
pertumbuhannya akan baik. Induk yang unggul dan sehat
untuk
ikan mas, misalnya, yaitu yang berasal dari strain majalaya.
-
Disukai oleh masyarakat dan mempunyai harga
jual yang memuaskan
Selain
ikan mas dan tawes, jenis ikan lain yang juga baik dibudidayakan
dengan
sistem ini yaitu ikan tambakan, mujair, nila, dan nilem.
Jenis ikan yang
umum dibudidayakan dalam sistem mina padi adalah ikan mas (Cyprinus carpio),
tawes (Puntius javanicus), nilem (Osteohilus hasselti), merah
mata (Puntius orphiodes), nila (Tilapia nilatica), kancra (Labeobarbus
trombroides), dan karper (Ctenophary-ngodon idellus). Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan jenis ikan adalah volume air, ketersediaan benih,
pakan, pasar, dan kebiasaan petani. Pada
minapadi, ketinggian air genangan
tanaman padi terbatas antara 10-15 cm, dan pada bagian caren ketinggian
airnya 20-30 cm (Suriapermana et al. 1989 dalam Sasa dan Syahroni,
2006).
Salah satu
upaya memperoleh pakan ikan yang murah adalah memanfaatkan azolla dalam sistem
minapadi. Menurut Lales et al. (1989) dalam Sasa dan Syahroni, (2006),
azolla dapat men-substitusi pakan ikan
sekitar 30%. Oleh karena itu,
minapadi-azolla dalam suatu hamparan dapat meningkatkan kesuburan anah,
mengendalikan gulma dan hama padi, serta meningkatkan hasil padi (Fagi et al.
1992 dalam Sasa dan Syahroni, 2006). Selain itu, penggunaan azolla
sebagai pakan ikan di sawah berpeluang meningkatkan produktivitas dan
pendapatan.
Azolla merupakan
tumbuhan air yang mampu
mengikat N bebas
dari udara melahi simbiosis
dengan Anabaena azollae. Azolla dapat
digunakan sebagai pupuk
hijau organik dan
membantu dalam memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah
sehingga bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman, terutama padi. Selain itu azolla mampu
menekan pertumbuhan gulma air, menekan perkembang biakan nyamuk, terutama
pada air yang tergenang dan dapat juga digunakan sebagai pakan ternak unggas dan
ikan karena kandungan protein
dan mineral nya tinggi (Arifin,
2003 dalam Kaimuddin, et al., 2008).
Menurut
Khairuman dan Amri (2002) dalam Tiku (2008), dalam budi daya sawah
sistem usahatani mina padi terdapat perbedaan bentuk sawah dengan sistem non
mina padi. Pada sistem mina padi, sawahnya terdapat kamalir atau caren yang merupakan saluran yang dibuat
dibagian paling dalam petakan sawah. Ada juga kamalir yang dibuat membelah
bagian tengah sawah tegak lurus sejajar sisi lebar pematang.
Di sawah yang
dijadikan tempat pemeliharaan ikan selain pakan, kamalir juga dibutuhkan
sekali. Fungsi utama kamalir dalam pemeliharaan ikan bersama padi di sawah
sebagai berikut:
1.
Melindungi ikan dari
kekeringan. Dengan adanya kamalir, sekalipun bagian tengah sawah sudah kering,
ikan akan bertahan dikamalir dengan sisa air yang masih tertinggal di kamalir.
2.
Melindungi ikan dari
hama. Kamalir yang memiliki kedalaman memadai akan menjadi tempat berlindung
yang aman bagi ikan dari serangan hama, seperti sero atau linsang dan ular.
3.
Memudahkan proses
pemanenan. Saat panen, sawah disurutkan sampai tinggal sedikit sehingga ikan
akan berkumpul di kamalir yang masih menyisakan air macak-macak. Ikan yang
sudah berkumpul di kamalir akan mudah dipanen.
4.
Tempat memberi makan
ikan. Kamalir menjadi tempat memberi makanikan yang baik karena terletak
dibagian pinggiran sawah, sehingga pemberian pakan akan efektif.
5.
Memudahkan mobiltas
ikan. Kamalir merupakan tempat ikan bergeraksecara leluasa dan dengan mudah
bisa berpindah-pindah ke seluruh petakan sawah.
Kamalir umumnya
dibuat dengan lebar 40-45 cm, tinggi 25-30 cm, dan panjangnya tergantung dari
panjang atau lebar petakan sawah.
Berdasarkan hasil penelitian, luas kamalir yang optimum adalah 2-4% dari luas
petakan sawah. Produksi padi di sawah tidak akan berkurang walaupun penggunaan
lahan sawah untuk tanaman padi menurun karena digunakan untuk kamalir.
Berkurangnya penggunaan lahan sawah diimbangi dengan tingginya produksi padi
yang ditanam dibarisan pinggir.
Usaha mina padi
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan.
Menurut Agustian (1997) dalam Hafsanita (2002), sistem ini mempunyai
keuntungan:
1.
Meningkatkan pendapatan petani, karena petani
mendapat tambahan dari hasil ikan
2.
Meningkatkan produksi
tanaman padi, karena sistem ini dapat:
a.
meningkatkan kesuburan
tanah, karena kotoran ikan berfungsi sebagai pupuk,
b.
pertumbuhan gulma
dapat ditekan, karena ikan memakan gulma-gulma tersebut,
c.
perkembangan populasi
hama dan penyakit tanaman padi dapat ditekan, karena ikan akan memakan
binatang-binatang kecil hama tersebut, dan
d.
ada perilaku ikan yang
mencari makan dengan membolak-balik tanah, sehingga dapat memeperbaiki struktur
tanah.
3.
Meningkatkan efisiensi
dan produktifitas lahan
4.
Tanaman padi dapat
lebih terkontrol, karena petani lebih sering ke sawah
5.
Memenuhi kebutuhan
protein hewani
6.
Mengurangi biaya
pengolahan
Biaya
untuk persiapan lahan ikan sudah menjadi satu dengan biaya persiapan lahan
untuk padi, pakan ikan bisa didapat dari pemanfaatan azolla pada tanaman padi.
3.2
Usaha yang dilakukan
untuk mengajak petani padi beralih dari sistem non mina padi menjadi sistem
mina padi
Sistem mina
padi memiliki banyak keuntungan salah satunya adalah petani mendapatkan
keuntungan ganda dari hasil panen padi dan hasil panen ikan. Hal inilah yang
menjadi pendorong agar petani menerapkan sistem mina padi pada lahannya. Cara
pengenalan sistem mina padi ini bisa dilakukan dengan kegiatan penyuluhan kepada
para petani.
Tujuan
diadakannya penyuluhan adalah untuk menumbuhkan perubahan yang lebih terarah
dalam kegiatan usaha tani yaitu dalam bentuk pengetahuan. Ketrerampilan, sikap
dan motivasi tindakan petani untuk bertani lebih baik (better farming),
berusaha tani lebih menguntungkan (better businnes), kehidupan keluarganya
lebih sejahtera (better living), masyarakat yang lebih baik (better comunnity)
dan lingkungan yang lebih sehat (better enviroment).
Melihat kondisi
sasarannya adalah petani dimana sebagian besar waktunya berada di sawah maka
pendekatan dan metode yang digunakan oleh petugas penyuluh yaitu melalui
kelompok tani dalam kegiatan ceramah dan diskusi. Petugas penyuluh dalam
menyampaikan informasi atau ide tidak melakukan kunjungan langsung ke sasaran,
tetapi melalui kontak petani dan atau lurah. Tahap selanjutnya kontak petani
dan lurah menyebarkan undangan kepada ketua-ketua kelompok tani untuk
menghadiri pertemuan, yang biasanya dilakukan di rumah lurah. Dari ketua
kelompok inilah kemudian setiap anggota kelompok mengetahui materi penyuluhan.
Adapun usaha penyuluhan yang dilakukan antara lain:
1.
Ceramah dan diskusi
pada kelompok tani
2.
Rapat bersama pemuka
desa
3.
Pemberian modal awal
kepada kelompok tani untuk dijadikan lahan percontohan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian
yang telah diberikan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Intensifikasi lahan
bisa dilakukan dengan sistem mina padi
2.
Sistem mina padi
memberikan banyak keuntungan pada petani antara lain:
a.
Mendapat keuntungan
ganda dari hasil panen padi dan ikan
b.
Meningkatkan kesuburan
tanah, menekan pertumbuhan gulma dan hama penyakit, memperbaiki struktur tanah
c.
Meningkatkan efisiensi
dan produktifitas lahan
d.
Tanaman padi dapat
lebih terkontrol, karena petani lebih sering ke sawah
e.
Memenuhi kebutuhan
protein hewani
f.
Mengurangi biaya
pengolahan
3.
Pengenalan sistem mina
padi pada petani dilakukan dengan kegiatan penyuluhan
4.
Usaha yang dilakukan
untuk menyampaikan inovasi sistem mina padi adalah :
a.
Ceramah dan diskusi
pada kelompok tani
b.
Rapat bersama pemuka
desa
c.
Pemberian modal awal
kepada kelompok tani untuk dijadikan lahan percontohan
4.2 Saran
Dari uraian
kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah:
1.
Diharapkan pemerintah
dapat terus berinovasi dengan
meluncurkan bibit unggul dan pestisida yang ramah lingkungan dan dapat memenuhi
kebutuhan petani padi sawah secara umumnya dan petani mina padi secara
khususnya. Sehingga penggunaan pestisida dapat langsung di lakukan pada saat
ikan masih berada di sawah atau aman bagi padi sekaligus ikan disawah
2.
Dibutuhkan penelitian
tentang budi daya ikan di sawah yang mendukung keberlangsungan usaha mina padi
yang lebih aman dari resiko agar dapat meningkatkan pendapatan petani dan
menstabilkan pendapatan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak terlena
dengan kemajuan teknologi petanian yang sudah ada, sebab hama dan penyakit baru
selalu muncul dan berevolusi seiring dengan penggunaan pestisida.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Yusma. 2011. Potensi Dan
Peluang Pengembangan Sistem Minapadi Sebagai Upaya Penanganan Dampak Perubahan
Iklim Di Provinsi Jambi. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi-IV
Diodenha, Astar. 2001. Persepsi
Lingkungan Petani Desa Purwasari, Kec. Dramaga, Kab. Bogor Terhadap Penerapan
Teknologi Intensifikasi Mina Padi (INMIDI). Skripsi. Institut Pertanian
Bogor
Hafsanita, Shanti Dewi. 2002. Analisis
Ekonomi Pola Pemanfaatan Lahan Sawah Untuk Perikanan Di Kecamatan Binong,
Kabupaten Subang, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian
Kaimuddin., Bachrul Ibrahim., dan Lina
Tangko. 2008. Budidaya padi sawah irigasi dengan aplikasi azolla dan ikan
nila. Jurnal agrivigor 7(3): 242-253
Sasa, Johari J., dan O. Syahromi. 2006.
Sistem Minapadi dalam Perspektif Produktivitas Lahan, Pendapatan, dan
Lingkungan. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol. 25
No. 2
Tiku, Gilda vanessa. 2008. Analisis
Pendapatan Usahatani Padi Sawah Menurut Sistem Mina Padi dan Sistem Non Mina
Padi (Kasus Desa Tapos I Dan Desa Tapos Ii, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor
Semoga bermanfaat, Budayakan Membaca dan Menulis.
#Go AHead Indonesia
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun: @aliahsanID
like bos....simpel, namun penjelasan nya sesuai dengan yang saya harapkan....
ReplyDeleteTerimakasih atas apresiasinnya Mas.
Delete