Thursday, April 3, 2014

MAKALAH "INTENSIFIKASI LAHAN DENGAN SISTEM MINA PADI"




INTENSIFIKASI LAHAN DENGAN SISTEM MINA PADI
MAKALAH
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Penyuluhan



Oleh:
ALI AHSAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012



KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan kepada saya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Intensifikasi Lahan Dengan Sistem Mina Padi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuknya sehingga terbebas dari dari jalan yang salah.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Intensifikasi Lahan Dengan Sistem Mina Padi ini, khususnya pada teman-teman  atas perhatian, dedikasi, arahan serta motifasinya sehingga makalah ini selesai tanpa ada hambatan.

Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran yang membangun agar laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.


Malang, 1 Oktober 2012
Penulis



DAFTAR ISI
                                                                                                            Halaman
COVER................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii 

1. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 2  
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
1.3 Manfaat Hasil Penulisan.......................................................................... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 3
3.  PEMBAHASAN MASALAH............................................................................... 5
3.1 Pengertian Penyuluhan............................................................................ 5
3.2 Studi Kasus Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Desa Kusu Lovra........ 8
3.3 Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Yang Dilakukan Melaui 
      Kegiatan Penyuluhan................................................................................ 10
4.  PENUTUP........................................................................................................ 12
4.1 Kesimpulan............................................................................................... 12
     4.2 Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk mendorong meningkatnya kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh karena itu perlu digalakkan usaha peningkatan produksi beras sebagai bahan makanan pokok. Permintaan konsumen terkait makanan tidak hanya pada konsumsi beras saja. Saat ini, permintaan konsumen terhadap ikan juga tinggi. Melihat pangsa pasar produk perikanan yang tinggi ini, alangkah baiknya jika dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan petani. 

Lahan sawah yang subur sebagai sumber daya lahan utama produksi beras semakin lama semakin berkurang. Hal ini di akibatkan adanya pergeseran fungsi lahan ke fungsi non pertanian. Sedangkan pendapatan semakin menurun mengingat harga beras yang tidak stabil dan bayang-bayang gagal panen. Untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan usaha pendayagunaan lahan yang ada melalui intensifikasi (Supriadiputra dan Setiawan, 2005 dalam Tiku, 2008).  

Intensifikasi bisa dilakukan dengan menerapkan sistem mina padi. Sistem Mina Padi ialah sistem pemeliharaan ikan yang dilakukan bersama padi di sawah (Afrianto dan Liviawaty, 1998 dalam Tiku, 2008). Usaha semacam ini lebih populer dengan sebutan “Inmindi” atau Intensifikasi Mina Padi. Sejumlah keuntungan yang didapat petani dengan menggunakan teknik mina padi ini diantaranya adalah lahan sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang mengandung berbagai unsur hara sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk yang akan berdampak positif terhadap penurunan gas metan (CH4) yang  dihasilkan  dari sisa pemupukan tersebut (Damayanti, 2011). Selain itu, Menurut Afrianto dan Liviawati (1998) dalam Tiku (2011), sistem perikanan terpadu dapat memperkecil resiko kehilangan sumber penghasilan, karena dari sistem ini tidak mengandalkan pada satu sumber saja, sehingga kegagalan salah satu jenis usaha dapat ditopang oleh keberlangsungan usaha yang lainnya.

1.2  Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagi berikut:
A.      Apa keuntungan sistem mina padi?
B.      Bagaimana mengajak petani padi beralih dari sistem non mina padi menjadi sistem mina padi?

1.3  Tujuan Penulisan
Dengan memperhatikan permasalahan dan latar belakang di atas, kemudian dirumuskan beberapa tujuan penulisan seperti di bawah ini:
A.      Untuk mengkaji keuntungan sistem mina padi
B.      Menganalisis cara penyuluhan sistem mina padi pada petani

1.1  Manfaat Hasil Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi pembaca sebagai tambahan pengetahuan dalam pemahaman mengenai sistem mina padi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Intensifikasi mina padi adalah bagian dari sistem budidaya ikan di sawah. Budidaya ikan di sawah merupakan suatu kegiatan pertanian yang memadukan budidaya ikan dengan budidaya padi sawah. Menurut Hanafi (1993) dalam Diodenha (2001), sistem usahatani mina padi bukanlah hal yang baru karena telah diterapkan pada tahun 1950-1960-an namun keuntungan yang didapat masih tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan karena teknik budidayanya masih sederhana (tradisional) dan beragam. Usaha pemeliharaan ikan di sawah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan. 

Peningkatan efisiensi penggunaan lahan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani yang didapat dari adanya tambahan penghasilan berupa ikan tanpa mengurangi pendapatannya dari tanaman padi. Usaha tersebut juga berpotensi meningkatkan produksi padi karena kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan tersedianya kotoran ikan dan sisa makanan yang berfungsi sebagai pupuk. Pertumbuhan gulma dapat ditekan karena gulma dapat menjadi pakan ikan, begitu pula perkembangan populasi hama dan penyakit tanaman padi karena ikan memakan binatang kecil yang merupakan hama padi. Perilaku ikan dalam mencari makanan yang biasanya dilakukan dengan membolak-balik tanah membantu memperbaiki struktur tanah. Berdasarkan penjelasan tersebut teknologi pertanian Inmindi dinilai sebagai teknologi yang tepat guna. 

Untuk menentukan jenis ikan yang akan dipelihara perlu diperhatikan faktor yang menyangkut kualitas ikan dan kesesuaian dengan lingkungannya. Faktor ikan menyangkut kualitas ikan adn kesesuaian dengan lingkungannya. Faktor sawah meliputi sistem irigasi yang baik dan tingkat kesuburan yang berhubungan dengan ketersediaan makanan alami bagi ikan (Diodenha, 2011).


BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Keuntungan Sistem Mina Padi
Sistem minapadi adalah usahatani  ikan yang dikembangkan di dalam areal persawahan atau dengan  kata lain sistem usahatani minapadi adalah usahatani terpadu yang meningkatkan produktivitas lahan sawah yang menghasilkan padi dan ikan (Damayanti, 2011). Menurut Supriadiputra dan Setiawan (1994) dalam Hafsanita (2002), budidaya ikan di sawah dikenal ada beberapa macam. Namun pada dasarnya sama, hanya berbeda pada saat penanaman, lama penanaman serta kepadatan penebaran benih ikannya. Budidaya ikan yang biasa dilakukan oleh petani dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
  1. Budidaya ikan sebagai penyelang
Budidaya ikan dengan sistem ini merupakan pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan di antara dua masa tanam padi, dimulai setelah pengolahan tanah sampai benih siap ditanam. Lamanya pemeliharaan biasanya berkisar 20-30 hari.

  1. Budidaya ikan sebagai palawija
Biasanya petani akan menanam ikan sebagai palawija setelah dua kali masa tanam padi. Lamanya pemeliharaan berkisar 80-90 hari.

3.      Budidaya ikan bersama padi (mina padi)
Sistem ini merupakan pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan bersama tanaman padi. Lamanya pemeliharaan tergantung pada tujuan penanaman ikan itu sendiri yaitu untuk pendederan atau ikan siap konsumsi. 

Berdasarkan lamanya pemeliharaan, sistem mina padi dibagi menjadi tiga kelompok:
1.      Pemeliharaan sampai penyiangan pertama
Ikan dipelihara sampai tanaman padi berumur 20-25 hari setelah tanam atau pada penyiangan pertama. Ikan yang dipelihara berukuran 1-3 cm (kebul) sampai ukuran 3-5 cm (belo)
2.      Pemeliharaan sampai penyiangan pertama
Ikan dipelihara sampai padi berumur 30-35 hari setelah tanam atau penyiangan kedua. Diharapkan benih yang ditebar menjadi berukuran 5-8 cm (ngaramo)
3.      Pemeliharaan sampai penyiangan pertama
Ikan dipelihara sampai tanaman padi berbunga. Pemeliharaan pada tahap ini merupakan pembesaran ikan sehingga ikan yang dihasilkan berupa ikan siap konsumsi. 

Menurut Supriadiputra dan Setiawan (2005), agar mendapatkan hasil yang tinggi, ikan yang akan ditebarkan sebaiknya memenuhi persyaratan berikut :
-           Warna tidak mencolok
Hal ini untuk menghindari hewan pemangsa sebab warna yang mencolok
akan menarik perhatian hewan pemangsa. Sebaiknya dihindari warna
merah dan kuning keemasan. Paling baik adalah warna gelap.
-           Tahan hidup di air dangkal dan panas
Ketinggian air pada sistem mina padi biasanya sekitar 20-30 cm dan bersuhu tinggi. Oleh karena itu, harus dicari jenis ikan yang tahan terhadap dua kondisi tersebut agar pertumbuhan ikan tidak terganggu.
-           Dipilih dari induk unggul dan sehat
Apabila ikan yang ditebar berasal dari induk yang unggul dan sehat, maka
diharapkan pertumbuhannya akan baik. Induk yang unggul dan sehat
untuk ikan mas, misalnya, yaitu yang berasal dari strain majalaya.
-           Disukai oleh masyarakat dan mempunyai harga jual yang memuaskan
Selain ikan mas dan tawes, jenis ikan lain yang juga baik dibudidayakan
dengan sistem ini yaitu ikan tambakan, mujair, nila, dan nilem.

Jenis ikan yang umum dibudidayakan dalam sistem mina padi adalah ikan mas (Cyprinus carpio), tawes (Puntius javanicus), nilem (Osteohilus hasselti), merah mata (Puntius orphiodes), nila (Tilapia nilatica), kancra (Labeobarbus trombroides), dan karper (Ctenophary-ngodon idellus). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan  jenis  ikan adalah volume air, ketersediaan benih, pakan, pasar, dan  kebiasaan petani. Pada minapadi, ketinggian air genangan  tanaman padi terbatas antara 10-15 cm, dan pada bagian caren ketinggian airnya 20-30 cm (Suriapermana et al. 1989 dalam Sasa dan Syahroni, 2006).

Salah satu upaya memperoleh pakan ikan yang murah adalah memanfaatkan azolla dalam sistem minapadi. Menurut Lales et al. (1989) dalam Sasa dan Syahroni, (2006), azolla dapat men-substitusi pakan  ikan sekitar 30%. Oleh karena  itu, minapadi-azolla dalam suatu hamparan dapat meningkatkan kesuburan anah, mengendalikan gulma dan hama padi, serta meningkatkan hasil padi (Fagi et al. 1992 dalam Sasa dan Syahroni, 2006). Selain itu, penggunaan azolla sebagai pakan ikan di sawah berpeluang meningkatkan produktivitas dan pendapatan.

Azolla  merupakan  tumbuhan  air yang  mampu  mengikat  N  bebas  dari  udara melahi simbiosis dengan Anabaena azollae.  Azolla  dapat  digunakan sebagai pupuk  hijau  organik  dan  membantu dalam memperbaiki sifat fisik,  kimia  dan biologi  tanah  sehingga  bermanfaat bagi pertumbuhan  tanaman,  terutama padi. Selain itu azolla mampu menekan pertumbuhan  gulma  air, menekan perkembang biakan nyamuk, terutama pada air  yang tergenang  dan dapat juga  digunakan sebagai pakan ternak unggas  dan  ikan karena  kandungan  protein  dan  mineral nya tinggi (Arifin, 2003 dalam Kaimuddin, et al., 2008).

Menurut Khairuman dan Amri (2002) dalam Tiku (2008), dalam budi daya sawah sistem usahatani mina padi terdapat perbedaan bentuk sawah dengan sistem non mina padi. Pada sistem mina padi, sawahnya terdapat kamalir atau  caren yang merupakan saluran yang dibuat dibagian paling dalam petakan sawah. Ada juga kamalir yang dibuat membelah bagian tengah sawah tegak lurus sejajar sisi lebar pematang.  

Di sawah yang dijadikan tempat pemeliharaan ikan selain pakan, kamalir juga dibutuhkan sekali. Fungsi utama kamalir dalam pemeliharaan ikan bersama padi di sawah sebagai berikut:
1.      Melindungi ikan dari kekeringan. Dengan adanya kamalir, sekalipun bagian tengah sawah sudah kering, ikan akan bertahan dikamalir dengan sisa air yang masih tertinggal di kamalir.
2.      Melindungi ikan dari hama. Kamalir yang memiliki kedalaman memadai akan menjadi tempat berlindung yang aman bagi ikan dari serangan hama, seperti sero atau linsang dan ular.
3.      Memudahkan proses pemanenan. Saat panen, sawah disurutkan sampai tinggal sedikit sehingga ikan akan berkumpul di kamalir yang masih menyisakan air macak-macak. Ikan yang sudah berkumpul di kamalir akan mudah dipanen.
4.      Tempat memberi makan ikan. Kamalir menjadi tempat memberi makanikan yang baik karena terletak dibagian pinggiran sawah, sehingga pemberian pakan akan efektif.
5.      Memudahkan mobiltas ikan. Kamalir merupakan tempat ikan bergeraksecara leluasa dan dengan mudah bisa berpindah-pindah ke seluruh petakan sawah.

Kamalir umumnya dibuat dengan lebar 40-45 cm, tinggi 25-30 cm, dan panjangnya tergantung dari panjang atau  lebar petakan sawah. Berdasarkan hasil penelitian, luas kamalir yang optimum adalah 2-4% dari luas petakan sawah. Produksi padi di sawah tidak akan berkurang walaupun penggunaan lahan sawah untuk tanaman padi menurun karena digunakan untuk kamalir. Berkurangnya penggunaan lahan sawah diimbangi dengan tingginya produksi padi yang ditanam dibarisan pinggir. 

Usaha mina padi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan. Menurut Agustian (1997) dalam Hafsanita (2002), sistem ini mempunyai keuntungan:
1.       Meningkatkan pendapatan petani, karena petani mendapat tambahan dari hasil ikan
2.      Meningkatkan produksi tanaman padi, karena sistem ini dapat:
a.      meningkatkan kesuburan tanah, karena kotoran ikan berfungsi sebagai pupuk,
b.      pertumbuhan gulma dapat ditekan, karena ikan memakan gulma-gulma tersebut,
c.       perkembangan populasi hama dan penyakit tanaman padi dapat ditekan, karena ikan akan memakan binatang-binatang kecil hama tersebut, dan
d.      ada perilaku ikan yang mencari makan dengan membolak-balik tanah, sehingga dapat memeperbaiki struktur tanah.
3.      Meningkatkan efisiensi dan produktifitas lahan
4.      Tanaman padi dapat lebih terkontrol, karena petani lebih sering ke sawah
5.      Memenuhi kebutuhan protein hewani
6.      Mengurangi biaya pengolahan
Biaya untuk persiapan lahan ikan sudah menjadi satu dengan biaya persiapan lahan untuk padi, pakan ikan bisa didapat dari pemanfaatan azolla pada tanaman padi.

3.2    Usaha yang dilakukan untuk mengajak petani padi beralih dari sistem non mina padi menjadi sistem mina padi
Sistem mina padi memiliki banyak keuntungan salah satunya adalah petani mendapatkan keuntungan ganda dari hasil panen padi dan hasil panen ikan. Hal inilah yang menjadi pendorong agar petani menerapkan sistem mina padi pada lahannya. Cara pengenalan sistem mina padi ini bisa dilakukan dengan kegiatan penyuluhan kepada para petani.

Tujuan diadakannya penyuluhan adalah untuk menumbuhkan perubahan yang lebih terarah dalam kegiatan usaha tani yaitu dalam bentuk pengetahuan. Ketrerampilan, sikap dan motivasi tindakan petani untuk bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan (better businnes), kehidupan keluarganya lebih sejahtera (better living), masyarakat yang lebih baik (better comunnity) dan lingkungan yang lebih sehat (better enviroment).

Melihat kondisi sasarannya adalah petani dimana sebagian besar waktunya berada di sawah maka pendekatan dan metode yang digunakan oleh petugas penyuluh yaitu melalui kelompok tani dalam kegiatan ceramah dan diskusi. Petugas penyuluh dalam menyampaikan informasi atau ide tidak melakukan kunjungan langsung ke sasaran, tetapi melalui kontak petani dan atau lurah. Tahap selanjutnya kontak petani dan lurah menyebarkan undangan kepada ketua-ketua kelompok tani untuk menghadiri pertemuan, yang biasanya dilakukan di rumah lurah. Dari ketua kelompok inilah kemudian setiap anggota kelompok mengetahui materi penyuluhan. Adapun usaha penyuluhan yang dilakukan antara lain:
1.      Ceramah dan diskusi pada kelompok tani
2.      Rapat bersama pemuka desa
3.      Pemberian modal awal kepada kelompok tani untuk dijadikan lahan percontohan


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah diberikan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Intensifikasi lahan bisa dilakukan dengan sistem mina padi
2.      Sistem mina padi memberikan banyak keuntungan pada petani antara lain:
a.      Mendapat keuntungan ganda dari hasil panen padi dan ikan
b.      Meningkatkan kesuburan tanah, menekan pertumbuhan gulma dan hama penyakit, memperbaiki struktur tanah
c.       Meningkatkan efisiensi dan produktifitas lahan
d.      Tanaman padi dapat lebih terkontrol, karena petani lebih sering ke sawah
e.      Memenuhi kebutuhan protein hewani
f.        Mengurangi biaya pengolahan
3.      Pengenalan sistem mina padi pada petani dilakukan dengan kegiatan penyuluhan
4.      Usaha yang dilakukan untuk menyampaikan inovasi sistem mina padi adalah :
a.      Ceramah dan diskusi pada kelompok tani
b.      Rapat bersama pemuka desa
c.       Pemberian modal awal kepada kelompok tani untuk dijadikan lahan percontohan
4.2  Saran
Dari uraian kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah:
1.      Diharapkan pemerintah dapat terus  berinovasi dengan meluncurkan bibit unggul dan pestisida yang ramah lingkungan dan dapat memenuhi kebutuhan petani padi sawah secara umumnya dan petani mina padi secara khususnya. Sehingga penggunaan pestisida dapat langsung di lakukan pada saat ikan masih berada di sawah atau aman bagi padi sekaligus ikan disawah
2.      Dibutuhkan penelitian tentang budi daya ikan di sawah yang mendukung keberlangsungan usaha mina padi yang lebih aman dari resiko agar dapat meningkatkan pendapatan petani dan menstabilkan pendapatan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak terlena dengan kemajuan teknologi petanian yang sudah ada, sebab hama dan penyakit baru selalu muncul dan berevolusi seiring dengan penggunaan pestisida.



DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Yusma. 2011. Potensi Dan Peluang Pengembangan Sistem Minapadi Sebagai Upaya Penanganan Dampak Perubahan Iklim Di Provinsi Jambi. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi-IV
Diodenha, Astar. 2001. Persepsi Lingkungan Petani Desa Purwasari, Kec. Dramaga, Kab. Bogor Terhadap Penerapan Teknologi Intensifikasi Mina Padi (INMIDI). Skripsi. Institut Pertanian Bogor
Hafsanita, Shanti Dewi. 2002. Analisis Ekonomi Pola Pemanfaatan Lahan Sawah Untuk Perikanan Di Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian
Kaimuddin., Bachrul Ibrahim., dan Lina Tangko. 2008. Budidaya padi sawah irigasi dengan aplikasi azolla dan ikan nila. Jurnal agrivigor 7(3): 242-253
Sasa, Johari J., dan O. Syahromi. 2006. Sistem Minapadi dalam Perspektif Produktivitas Lahan, Pendapatan, dan Lingkungan. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan  Vol. 25  No. 2
Tiku, Gilda vanessa. 2008. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Menurut Sistem Mina Padi dan Sistem Non Mina Padi (Kasus Desa Tapos I Dan Desa Tapos Ii, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor

       Semoga bermanfaat, Budayakan Membaca dan Menulis.

       #Go AHead Indonesia
       #Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
       Behind The Gun: @aliahsanID









2 comments:

  1. like bos....simpel, namun penjelasan nya sesuai dengan yang saya harapkan....

    ReplyDelete