Coba Kita Tanya Kembali
Kita sering mengaku bahwasanya kita dalah Mahasiswa, kaum elite terpelajar yang digadang-gadang menjadi penerus Bangsa. Akan tetapi kita sendiri juga tak sadar mengapa kita disebut mahasiswa, kita sering terlena dengan iklim dan kondisi kampus tanpa mau tahu peradigma sosial yang sedang terjadi di luar kita (Masyrakat). Perguruan tinggi adalah miniatur dari sebuah negara, miniatur dari sebuah masyrakat, dimana banyak hal-hal yang memang harus diluruskan tak terkecuali kebijakan kebijakan para teknokrat yang terkadang secara sengaja kebijakanya membunuh kaum kaum proletar. Tapi kita secara sadar tak sadar hanya diam menonton drama tersebut, menonton dengan acuh drama kolosal yang sedang terjadi di hadapan kita, disamping kita, yang berbarengan dengan apa yang kita lakukan. Seperti inikah !!
Sering digembor-gemborkan para dosen-dosen mantan aktivis, senior senior kita yang kita jadikan panutan bahkan kutukan bahwa mahasiswa adalah agent of change, sosial control, Iron Stock. Tapi apa yang kita lakukan ?, kita hanya mengkritisi semata, mencerca pemerintah saja, terkadang ada organisasi organisasi intra maupun ekstra yang selalu mengembor gemborkan bahwa pentingya keadlilan. Ya, itu memang sebuah kewajiban bagi pemerintah untuk menegakan keadilan. Tapi pertanyaanya apakah hanya tugas pemerintah saja ..?? hal inilah yang sering membuat saya kecewa, sukanya demo, sukanya protes tapi mahasiswa sendiri juga serba salah. Pemerintahnyapun begitu, diberi saran, dikritik membangun tetap saja tak ada perubahan.
Ada apa dengan pemerintah dan mahasiswa, hubungan mereka apakah akan tetap saling bersimpangan, apakah akan tetap saling sikat, saling tubruk atau bahkan saling hantam. Perasaan semua kebijakan pemerintah tak ada yang benar di mata mahasiswa, apakah para mahasiswa ini pernah menjadi pemerintah ..?? apakah pernah coba saya tanya. Saya miris melihat hal ini, apakah ketika saya demo itu adalah hal yang benar !! apakah ketika mengumpat pemerintah, mencerca pemerintah, menghina sampai mengutuk itu salah ?, sedangkan saya sendiri belum menjadi pemerintah.
Apakah benar pemerintahan sekarang hancur karna bias ketika mereka menjadi mahasiswa yang seperti sering mencerca, mencemooh bahkan mengutuk. Apakah hal ini adalah sebuah sitem hukum alam ..!! apakah tuhan hanya duduk manis menonton drama ini. Tidak. Tapi mungkin tuhan hanya merenung, berfikir, menyesal menciptakan manusia manusia seperti kita. Bahkan murka. Saya sadari sikap saya salah, apakah saya harus berubah menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang); tapi itu sama saja saya membohongi diri saya sendiri, saya berdusta dan dosa besar. Sama saja saya membiarkan kebrobokan sebuah sistem yang jelas jelas itu salah.
Sekarang banyak pula klaim bahwa organsasi A adalah buruk, karna yang benar adalah organisasi B, Ya sering saya dengar hal semacam itu, tai kucing semua. Mengapa manusia senang berbuat seperti itu. Mengapa harus saling fitnah dan saling caci, apakah hal itu dilakukan hanya untuk mendapat anggota yang banyak yang berujung pada politik praktis. Hina sekali. Tapi ketika mahasiswa seperti saya berkomentar mereka malah memusuhi saya. Entah kenapa saya juga tak tahu. Mungkin mahasiswa sekarang benci dengan orang-orang seperti saya yang mencoba bersuara ditengah tengah-tengah mereka yang mengaku sebagai PALING BENAR. Coba tanya pada diri kita kembali. Apakah baik mencerca orang, menilai orang dari keburukanya , mengkritisi orang sedang diri kita sendiri HINA.
Saya tidak mengajarkan para pembaca untuk cuek terhadap sekitar, saya tak mengajarkan kepada para pembaca untuk berkonfrontasi, saya tak mengajarkan para pembaca untuk saling mencurigai, tapi saya mengajarkan pada pembaca untuk mulai sekarang BERTANYA KEMBALI PADA DIRI MASING-MASING. Bertanya apakah kita harus diam jika itu salah, apakah akan tetap maju jika yang kita lakukan salah dan apakah akan tetap seperti ini jika nurani berkata salah.
Kalianlah para penerus negeri ini, kaulah yang mengerti, kaulah yang faham, kaulah yang dapat mengobati, mari kita bergerak menuju sebuah kebenaran. Takut hanya pada tuhan, bukan pada Dosen, Mahasiswa, Senior, Teman, Organisasi maupun Sistem.
yang benar, kita tau itu salah dan kita beraksi tpi dengan catatan kita beraksi pada jalan yang lurus.
ReplyDelete