Mencari Sebuah Bentuk Keadilan
Keadilan, terbesit malam ini bagaimana bentuk dari sebuah keadilan. Ya. Bagaimana para pemerintah, politikus, negarawan, pengamat politik, mahasiswa, atau rakyat-rakyat biasa seperti saya bahkan seorang filsuf tentang bentuk sebuah keadilan. Memang saya dapat membayangkan bagaimana suatu keadilan tersebut, tapi apakah itu yang di sebut keadilan .? itukan hanya sebuah pemkiran, dan pemikiran adalah hasil dari imajinasi otak. Rasa tak punya bentuk, begtitupun dengan sebuah perasaan. Bagaiman mewujudkan sebuah negara yang adil dan makmur, parameter yang jelasnya itu seperti apa. Apakah saya termasuk orang2 yang suka mengeluh ..?? ya sepertinya memang saya termasuk dalam golongan tersebut. Filsuf adalah orang2 yang mengetahui secara mendalam serta terdidik tapi dia tak terlalu memperlihatkanya, sedangkan saya hanya mengeluh dari sebuah perenungan semata yang sok.
Saya sering mengamati dan bertanya kepada diri saya sendiri, apakah negara saya akan tetap seperti ini satu abad mendatang ..!! mahasiswa, politikus, pemerintah, ulama selalu orasi tentang keadilan keadilan dan keadilan. Akan tetapi bentuk dari keadilan saja mereke belum tahu, apakah memang saya yang belum diberitahu dan malas untuk mencari tahu. Mungkin bentuk dari keadilan adalah interpretasi dari sebuah pemikiran. Ya, itulah yang mereka katakan. Sekarang saya tahu, maksud saya; sekarang saya sedikit lebih tahu arti dari sebuah bentuk keadilan. Keadilan menurut saya seperti kemajuan teknologi, kenaikan dan penurunan harga saham atau mungkin seperti musim hujan yang kadang deras terkadang tidak.
Bentuk dari sebuah keadilan dapat diketahui nanti pasca kita mati, selama ini kita hanya mengada ngada, berdiagnosa secara masal, membaca perkiraan secara musyawarah bagaimana arti dari bentuk sebuah keadilan. Ya. Hidup kita ini hanyalah sebuah dongeng, tak ada yang pasti, tak ada yang dapat disimpulkan, menurut saya kesimpulan dari sebuah kesimpulan adalah nanti sewaktu kta mati. Mati kembali bersatu dengan yang konon asal penciptaan kita (TANAH).
Semoga pemerintah, politikus, negarawan, mahasiswa dan semua elemen dapat bekerja lebih baik untuk negeri tercinta saya dan entah mereka menyebut apa tentang negeri mereke sendiri. Semoga saya termasuk manusia yang berguna, indonesia beruntung melahirkan saya, bukan malah merasa malu melahirkan saya karna saya suka mengeluh, mencaci, menghina, memaki, mengutuk negeri yang sampai saat ini saya injak (INDONESIA).
Aku cinta negeriku, keadilan adalah tujuan bersama, kemakmuran adalah cita-cita, kematian adalah panggilan agung. Takan ada sebuah bentuk dari keadilan. Illah yang tahu bukan saya, kamu, kita, mereka bahkan kalian.
No comments:
Post a Comment