Wednesday, December 11, 2013

Politik Kampus

“Berikut adalah catatan kecil dari teman seperjuangan, sebuah karya yang jujur dan berani mengutarakan apa yang seharusnya pada tempatnya dan apa yang seharusya di letakan jauh pada pandanganya. Azhar sapaan akarabnya, mempunyai idealisme yang kuat dan teguh dalam memandang sebuah paradigma yang sedang terjadi di kehidupan kampusnya. Jeli dalam melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi, bukan apa yang terjadi.”
Ali Ahsan Haris
Politik Kampus

Perkenalkan nama saya Azhar Try Bintang, saya anak ke 3 dari 4 bersaudara. Lahir dari pasangan Bpk Noor Khozin dan Ibu Eko Ani Rahayu yang berasal dari kota kecil di pesisir utara Jawa yaitu kota Arek-arek Lamongan. Saya lulus SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT salah satu Kecamatan yang menurut saya paling rame di kota Lamongan.

Saya bingung hoby saya apa? Tapi saya senang dengan Sepak Bola yang umum disukai oleh anak laki-laki Indonesia. Cita-cita saya semenjak kecil ingin menjadi Pemain Bola seperti Penjaga Gawang dengan yang mempunyai nama besar yaitu Van Der sar, mantan pemain tim favorit saya MU. Akan tetapi dengan berjalanya waktu serta proses yang saya jalani harapan untuk menjadi pemain sepak bola profesional itu termakan waktu karna orang tua saya lebih menyarankan untuk menempuh pendidikan lanjut.

Tujuan saya adalah Universitas Brawijaya Malang, tepatnya di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan; Program Studi Agrobisnis Perikanan, kenapa Saya memilih UB menjadi lokasi kuliah saya? Karena di sini situasi kotanya masih tergolong kondusif untuk kegiatan belajar sebagai bekal saya dalam menata kehidupan yang lebih baik. Dan mengapa Agrobisnis Perikanan? Karena peluang kerja dibidang perikanan Indonesia masih membutuhkan banyak sekali tenaga ahli dalam bidang Marketing, Penyuluh maupun Peneliti.

Tapi kalau boleh bilang memang kondisi kotanya kondusif, akan tetapi kondisi kampus UB terbilang kurang kondusif karena terlalu banyak mahasiswa belajar di Universitas Brawijaya Malang. Di Fakultas saya terlalu banyak mahasiswa, angkatan saya sendiri mencapai 1.500 Mahasiswa belum ditambah angkatan sebelumya dan angkatan yang akan datang. Gedung perkuliahan yang kurang, sarana prasana penunjang kegiatan belajar mengajar yang kurang memadahi membuat kuliah ini bak Pabrik Pengalengan dimana sebuah pabrik akan memproduksi sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan betul kualitas lulusanya.

Situasi ini pun deperkeruh dengan kondisi politik di kampus khususnya yang tak karuan akibat oknum-oknum tak bertanggung jawab yang hobinya menghembuskan isi-isu tak mendidik, memprovokasi, saling menghina, saling cerca, maki dan politik praktis kacangan. Hal ini diperparah dengan Mahasiswa/i perikanan yang menelan secara mentah isu tersebut tanpa berinisiatif mencari apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Saya sebenarnya juga heran mahasiswa/i yang suka menghembusakan isu-isu tak bertanggung jawab itu maunya apa, hal ini berimbas pada Organisasi tingkat Jurusan (HMJ) dimana oknum-oknum tersebut dengan sengaja memprovokasi teman-temanya untuk tidak aktif maupun berpartisipasi didalamnya. Tujuan mereka agar roda Organisasi tak jalan dan sangat senang jikalau HMJ dikatakan mati tanpa pernah mengadakan kegiatan. Yang sangat membuat saya miris adalah disaat HMJ mengadakan kegiatan lalu para oknum-oknum ini mengembosi para Mahasiswa Baru untuk tidak ikut serta karena alasan Background penguruslah; acaranya cupu; gak penting; pembodohan dll. padahal HMJ mencoba memfasilitasi apa yang Mahasiswa Baru butuhkan dengan melaksanakan Program Kerjanya.

Hal semacam itu membuat mahasiswa baru terhalang untuk bereksperimen, berkreasi dan menambah wawasanya. Mereka cendrung akan nampak bodoh dan tak tahu menahu HMJ-nya sendiri.

Hal ini membuat para mahasiswa/i bingung sendiri, mempertanyakan mengapa bisa seperti ini dan kenapa selalu terjadi di setiap harinya. Kesanya mahasiswa disuruh meyakini satu hal, padahal hal tersebut belum tentu benar bukan. Pandangan buta. Menurut saya hal itu adalah konyol, kebiasaan mengamati perpolitikan mahasiswa membuat saya banyak belajar. Kalau saya bertanya pada dosen pasti beliau tertawa melihat kondisi mahasiswa yang seperti itu karena mereka sejatinya tahu mana yang benar. Saya percaya suatu saat nanti apabila kejadian seperti ini terus berlanjut mereka yang menjadi korban akan terus bingung dan tidak konsentrasi apa tujuan mereka di Brawijaya.

Itu semua manjadikan kondisi sosial mahasiswa tak peka, padahal mahasiswa adalah sosial control untuk masyarakat. Bagaimana sebagai social control, orang sesama mahasiswa saja tak saling sapa. Apa ini yang dinamakan mahasiswa sebagai social control? Tidak masuk akal sekali kalau kita masih dibilang sebagai pioneer perubahan. Setiap informasi yang masuk langsung ditelan tanpa ada penyulingan yang intinya bias kita ambil.

Saya berharap semua hal seperti ini segera musnah, apabila terus menerus terjadi maaf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya malang tidak akan bisa bangkit seperti masa jayanya. Kesimpulannya bagi mahasiswa yang tidak jelas seperti itu tolong kalian koreksi diri sehingga kelak kampus yang “katanya mereka juga cintai ini” akan lebih baik dan mendapatkan tempat lagi sebagai tujuan calon mahasiswa baru. Semua itu memang membutuhkan proses yang lama dan perjuangan yang keras.

___________Terimakasih Banyak

Judul : Perpolitikan Kampus
Penulis : Azhar Tri Bintang/@Star_azharr/0856 55 28 3655
Penyunting : Ali Ahsan/@aliahsan809/0856 07 28 2017

No comments:

Post a Comment