SIAPAKAH KITA?
Pembaca yang budiman.
Banyak orang mempunyai hobi. Sebagian orang suka mengoleksi buku kono atau buku-buku penulis luar negeri, sebagian suka nonton film, yang lain mengisi hampir seluruh waktu luangnya dengan olahraga tertentu.
Banyak orang senang membaca. Namun selera membaca itu berbeda-beda. Sebagian orang hanya membaca Koran atau komik, sebagian senang membaca Novel, sementara yang lain lebih menyukai buku tentang Sejarah, Politik, atau Konspirasi-konspirasi terbaru.
Jika kebetulan aku tertarik pada buku Filsafat atau Antropologi, aku tidak bisa memaksa orang lain untuk ikut menyukai kesenanganku. Jika aku suka menonton semua program olahraga di televisi, aku harus menyadari bahwa orang lain mengangap olahraga itu membosankan.
Tidak adakah sesuatu yang memikat hati kita semua? Tidak adakah sesuatu yang menyangkut kepentingan semua orang - tidak soal apa atau dimana mereka tinggal di dunia ini? Ya, para pembaca yang budiman, memang ada masalah-masalah yang jelas akan menarik minat semua orang. Dan, itulah masalah-masalah yang akan saya bicarakan pada anda semua.
Apakah hal terpenting dalam kehidupan? Jika kita bertanya kepada seseorang yang sedang kelaparan, jawabannya adalah makanan. Jika kita bertanya kepada seseorang yang sedang kedinginan, jawabanya adalah kehangatan, ketika kita ajukan pertanyaan yang sama kepada orang yang merasa kesepian dan terasing seperti saya, jawabnya barangkali adalah ingin ditemani orang lain.
Namun, jika kebutuhan-kebutuhan dasar ini telah terpuaskan-masih adakah sesuatu yang dibutuhkan semua orang? Saya pribadi menganggapnya betul akan keberadaanya. Saya yakin manusia tidak dapat hidup dengan Nasi semata. Sudah pasti setiap orang membutuhkan makanan. Dan, setiap orang membutuhkan Cinta dan Perhatian termasuk Saya. Namun ada sesuatu yang kita harus fahami kembali - lepas dari semua itu - yang dibutuhkan setiap orang, yaitu mengetahui siapakah kita dan mengapa kita ada disini.
Bagaimana dunia diciptakan? Adakah kehendak atau makna dibalik yang terjadi? Adakah kehidupan setelah kematian? Bagaimana kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini? Dan yang terpenting, bagaimana seharusnya kita hidup yang konon secara teori diciptakan sebagai mahluk individu dan Sosial. Saya telah mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini setiap hariku, setiap pagiku hingga fajar mencumbuiku kembali. Kita tidak mengenal kebudayaan yang tidak mengaitkan diri dengan pertanyaan apakah manusia itu dan darimana datangnya dunia.
Sekarang pun setiap individu saya rasa harus menemukan jawabannya sendiri untuk pertanyaan-pertanyaan yang sama. Kamu tidak akan tahu apakah ada Tuhan atau apakah ada kehidupan setelah kematian dengan mencarinya dibuku Ensklopedia. Buku Ensklopedia juga tidak memberi tahu kita bagaimana sebaiknya kita hidup. Namun, menbaca apa yang telah diyakini orang lain dapat membantu kita untuk merumuskan sudut pandang kehidupan kita sendiri.
Banyak teka teki kuno yang kini telah berhasil dijelaskan oleh Ilmu Pengetahuan. Seperti apa bentuk Bumi yang sebelumnya menjadi Misteri. Dulu, itu bukanlah sesuatu yang dapat dipecahkan lewat Diskusi, melainkan diserahkan pada Imajinasi setiap Individu. Tetapi, kini kita tahu dengan tepat seperti apa bentuk Bumi, dan tak seorangpun yang masih “percaya” pada bentuk Bumi menurut orang kuno karna telah tejawab oleh ilmu pengetahuan yang sebelumnya mereka menduga bahwa bentuk Bumi itu segi empat.
Seperti menonton tipuan sulap. Kita tidak mengerti bagaimana tipuan itu dilakukan. Maka kita bertanya: bagaimana pesulap itu mengubah sepasang selendang sutra putih menjadi seekor kelinci hidup?
Banyak yang menjalani pengalaman di dunia dengan ketidakpercayaan yang sama seperti ketika seorang pesulap dengan tiba-tiba menarik seekor kelinci dari topinya, padahal sebelumnya telah ditunjukan bahwa topi itu kosong.
Dalam kasus kelinci, kita tahu bahwa pesulap itu telah memperdaya kita. Yang kita ketahui hanyalah bagaimana dia melakukanya. Tapi, jika menyangkut dunia bukanlah hasil sulapan tangan dan tipuan, sebab kita berada disini di dalamnya, kita merupakan bagian darinya. Sesungguhnya, kita adalah kelinci putih yang ditarik keluar dari topi. Satu-satunya perbedaan kita dan kelinci putih itu adalah bahwa kelinci tidak menyadari dirinya ikut ambil bagian dalam suatu tipuan sulap. Tidak seperti kita. Kita merasa kita adalah bagian dari sesuatu yang misterius dan kita ingin tahu bagaiman cara kerjanya.
Sepanjang menyangkut kelinci putih, barangkali lebih baik kita bandingkan dengan seluruh alam raya. Kita yang hidup disini adalah seranga-seranga mikroskopis yang hidup di sela-sela bulu kelinci. Namun, saya selalu berusaha untuk memanjat helaian-helaian lembut bulu binatang itu untuk dapat menatap langsung ke mata si tukang sulap.
Jadi, siapa kita? Mengapa kita ada disini? Mengapa dunia ini diciptakan? Apakah tujuan hidup kita? Siapah yang kita tuju? Mari kita berdiskusi.
Terimakasih Banyak
No comments:
Post a Comment