Sunday, May 4, 2014

MELIHAT MASALAH SECARA CERDAS



MELIHAT MASALAH SECARA CERDAS
Oleh:
Ali Ahsan


“Informasi Itu Penafsiran, Pengaruh Adalah Upaya Untuk Memotivasi, Mendorong Dan Mengendalikan Orang”_Jalaludin Rakhmat

Kemampuan untuk melihat pokok masalah yang sesungguhnya membutuhkan (Kesabaran), (cara berfikir rasional), dan (kecermatan) dahulu, yang berbeda dari biasa.
Sedangkan cara untuk memecahkanya yakni:

  1.      Luangkan waktu untuk mengurai masalahnya, jangan terburu-buru dan enggan mengurai masalah, emosi dapat mendorong kita untuk bertindak cepat, dan ketergesaan jarang membuat orang berfikir cepat.

  2.      Pilih masalah yang akan di bahas terlebih dahulu, pilihlah yang paling menganggu. Jika hal ini salah di lakukan oleh setiap orang yang akan menangani masalah maka untuk seterusnya akan keliru dan berbuntut menimbulkan masalah baru.

  3.      Harus singkat, carikan masalah dalam satu kalimat. Deskripsikan masalah yang sedang kalian alami, baca deskripsi dari masalah kalian kemudian cari simpul masalah kalian yang sesungguhnya. Jika kita belum bisa mencari inti masalah dalam satu kalimat maka jangan sampai bicara dan bertindak untuk menyelesaikanya, boleh dikata masalah yang kalian alami malah semakin tak jelas dan tak terfokus ketika di bicarakan.

Untuk menangani sebuah masalah cobalah melihat (pola) dari permasalahanya, analogikan ketika kita sering terlambat datang rapat. Hal tersebut sudah terjadi berulang-ulang, ketika terjadi pertama kali hal ini memang dapat dimaklumi, jika hal ini terjadi untuk kedua kali dan berlanjut terus menerus hal ini bisa dikatakan sebagai sebuah kesalahan.

Paragraf sederhana tadi adalah sebuah pola, maka sekarang saya berbicara masalah dalam segi (Hubungan). Masalah  hubungan adalah urusan yang lebih besar daripada ISI atau POLA.

Yang menjadi masalah (bukan) bahwa orang lain telah mengecewakan kita berulang kali, melainkan kekecewaan berulang kali telah membuat kita kehilangan kepercayaan terhadap mereka. Kita meragukan kompetisi mereka. Kita sudah tak menghormati janji mereka, hal ini akan sangat berpengaruh dalam menangani dan memperlakukan satu sama lain dalam hubungan pekerjaan, organisasi, bisnis, kebijakan publik dll.

Ketika berbicara masalah, kompleksitas yang terjadi di hubungan hanya perlu diklasifikasikan tiga dimensi yakni (Konsekuensi), (Niat) dan (Keinginan). Hal ini akan saya urai satu per-satu menurut pengalaman saya.

a.      Konsekuensi
Terlambat bukanlah sebuah masalah, karena masalah yang sebenarnya adalah hal yang terjadi setelahnya. Keterlambatan dapat membuat kita kehilangan kesempatan bertemu dosen untuk membahas tambahan nilai, kehilangan pelanggan dsb, karena hal sederhana seperti terlambatlah yang membuat kita merugi dan mempunyai masalah. 

Ketika ingin menjelaskan sebuah masalah yang perlu kita lakukan adalah berhenti sejenak dan bertanya kepeda diri sendiri, APA KONSEKUENSI MASALAH ITU BAGI SAYA? BAGI HUBUNGAN KITA? BAGI TUGASNYA? DAN BAGI ORANG LAIN? Dengan menganalisis konsekuensinya kita dapat terbantu untuk menentukan apa yang paling penting untuk di bahas.

b.      Niat
Mungkin hal ini saya akan membahas tentang niat dalam koteks hubungan. Ketika berorganisasi, berbisnis atau entah apa yang membahas dalam konteks hubungan antara individu satu dengan individu yang lain maupun kelompok. Ketika seseorang mengajak kita berpatner, koalisi, konsolidasi maka menurut saya hal pertama yang difikirkan adalah (NIAT) apa yang mereka bawa, (Niat adalah motif yang tak tampak) hal ini dapat menguntungkan dan sebalikya.

Analisis niat ini dapat di gunakan untuk orang-orang yang terlambat datang, mengecewakan kita, melangar janji dsb dapat kita analisis hanya dengan mencoba memahami niat apa yang mereka bawa. Serta yang paling penting adalah jangan sibuk sendiri membahas masalah yang sedang menganggu kita padahal masalah tersebut tak mempunyai bobot berarti. Fikirkan niat yang mereka bawa. Karena hal ini dapat langsung di konfrontasikan kepada lawan atau partner kita.

c.       Keinginan
Kedua konsep diatas takan berhasil tanpa di dorong dengan keinginan yang kuat. Cukup itu saja, serta jangan lupa berdo’a.
Wacana tanpa aksi : Pembodohan
Aksi tanpa wacana : Tolol

Sekian beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.

Jika ada yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.

#Go AHead Indonesia
#Cintai Indonesia Dengan Kreatif
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun: @aliahsanID


No comments:

Post a Comment