TEKNIK
BERDISKUSI
)*Ali Ahsan
“Satu-satunya Yang Baik
Adalah Pengetahuan Dan Satu-satunya Yang Jahat Ialah Kebodohan”_Diogertis
Diskusi
saya rasa takan pernah luput dari dunia mahasiswa. Diskusi biasa dilakukan oleh
mahasiswa dalam membahas tugas mata kuliah, pengembangan materi ataupun resensi
dari makalah atau artikel.
Menurut
kamus ilmiah, Diskusi berarti: Pembahasan
Bersama Tentang Suatu Masalah; Tukar Pikiran; Bahas-Membahas Tentang Suatu
Masalah. Dikusi dapat dilakukan dalam semua disiplin ilmu yang di
perbicarakan.
Dari
beberapa pengalaman saya, diskusi biasa kita lakukan dengan Tema yang telah
disepakati di awal. Hal ini bermanfaat bagi peserta forum yang rencana akan
kita undang belajar terlebih dahulu apa tema materi yang akan di diskusikan.
Dalam
diskusi yang pernah saya ikuti dan adakan, saya biasa menggunakan beberapa
perangkat diskusi yang penting. Pertama, silabus; berguna agar materi yang akan
disampaikan sesuai dengan target dan tujuan kita. Kedua, pemateri; berguna
sebagai sumber informasi diskusi. Ketiga, notulen; bertugas untuk mencatat
proses berjalanya diskusi dan memaparkan hasil dari apa yang forum diskusikan.
Keempat, moderator; bertugas sebagai pemimpin (ketua/penengah diskusi). Kelima,
peserta forum; hal inilah yang sebenarnya komponen paling penting, kami biasa
melakukan diskusi jikalau peserta forum lebih dari dua selain pemateri.
Tujuanya jelas, agar proses diskusi tidak menjadi debat kusir tanpa sebuah
kesimpulan berarti.
Beberapa
komponen diskusi yang saya sampaikan diatas dapat di modifikasi sesuai budaya
diskusi di tempat diadakanya diskusi tersebut dan kenyamanan peserta forum
tanpa meninggalkan komponen penting dari diskusi itu sendiri.
Untuk
diskusi dengan peserta forum yang menurut kalian secara wacana kurang mempuni.
Saya sering meniadakan pemateri dan moderator, saya selalu menanyai peserta
forum satu per-satu sesuai dengan silabus yang telah kita sepakati di awal. Hal
ini menurutku sangat bermanfaat karena dapat melatih peserta forum yang mungkin
secara mental malu untuk berbicara di depan umum menjadi sedikit demi sedikit
berani untuk berbicara, dapat menambah wawasan diantara peserta forum satu
dengan yang lain dan men-upgrade kekurangan maupun kelebihanya. Tentunya hal
ini berjalan karena saya tidak pernah meninggalkan sub bab jejak pendapat dan
studi kasus di dalam silabus yang telah kita sepakati bersama.
Sedangkan
untuk diskusi dengan peserta forum yang menurut saya wacananya mempuni, saya
sering mengundang pemateri yang berkompeten dalam bidangnya untuk memaparkan
pemikiranya yang kemudian kita kritisi bersama. Hal ini saya lakukan dengan
tujuan agar pemahaman yang sudah ada di semua peserta forum termasuk pemateri
menjadi bertambah dan semakin kokoh tanpa meninggalkan komponen penting diskusi
yang telah saya sampaikan diatas.
Pengalaman
saya yang bermanfaat adalah sewaktu kita menhadiri atau mengadakan diskusi
sebaiknya peserta forum di sarankan untuk belajar terlebih dahulu tema yang
telah di sepakati bersama agar saat berjalanya diskusi peserta sudah mempunyai
bekal wacana, hal ini bertujuan agar diskusi tidak satu arah.
Kendala
yang biasa saya alami dalam mengikuti atau mengadakan diskusi adalah adanya
peserta forum yang terlalu mengokohkan argumenya tanpa mau mendengarkan argumen
bahkan saran dari peserta forum yang lain. Sesuai yang saya sampaikan di awal
tadi, hal ini hanya akan berujung pada debat kusir semata.
Diskusi
dilakukan dengan tujuan untuk bertukar informasi antara peserta forum satu
dengan yang lain. Pertukaran wacana ini bertujuan agar pemahaman yang sudah ada
antara peserta satu dan yang lain menjadi seragam. Kesalahan kita selama ini
menganggap debat sama diskusi itu sama. Keterbukaan fikiran, kerendahan hati
dalam menerima dan mendengarkan pendapat peserta forum yang lain perlu di
tekankan, hal ini dapat melatih kita menjadi pribadi yang arif dan bijakasana
dalam menanggapi suatu permasalahan. Hal inilah yang harus kita rubah. Saya
harap pengalaman sederhana ini bermanfaat bagi para user.
Terakhir,
jangan pernah lupa untuk mencatat apa saja yang sekiranya penting dalam proses
berjalanya diskusi meskipun hal ini sudah menjadi tugas dari notulen. Perbedaan
cara tafsir dan pemahaman dalam mencerna informasi membuat hasil catatan yang
berbeda-berbeda. Diskusi yang memakan waktu lama terkadang membuat kita lupa
dengan apa yang disampaikan diawal. Catatanlah yang akan membantu kalian dapat
mengikuti alur diskusi dan faham betul apa tujuan di adakanya materi diskusi
yang telah kalian sepakati di awal.
Sekali lagi, DISKUSI berbeda dengan DEBAT
Semoga
catatan sederhana ini banyak memberi manfaat bagi para user. Kalau user
kebetulan suka membaca buku, saya harap untuk sering mendiskusikan apa yang
telah user baca agar pemahaman dari buku tak membuat user terbelenggu.
Jangan
lupa pula untuk menulis. Karena menulis adalah memori kedua kita setelah otak.
Tulisan ini saya persembahkan untuk kalian yang masih penasaran dengan apa manfaat
dari diskusi dan yang sekarang mungkin malas berdiskusi karena yang ada hanya
perdebatan semata.
Hasil
dari diskusi adalah kesimpulan. Sebuah wacana akhir yang telah disepakati
bersama untuk menjadi sebuah pemahaman yang kokoh dan bulat sehingga dapat
membuat pribadi kita lebih konsisten. Go AHead
Sekian
beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya
agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar
tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.
Jika ada
yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya
untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.
#Go AHead Indonesia
#Cintai Indonesia Dengan Kreatif
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun: @aliahsanID
No comments:
Post a Comment