Wednesday, May 7, 2014

TEKNIK BERDISKUSI



TEKNIK BERDISKUSI
)*Ali Ahsan



“Satu-satunya Yang Baik Adalah Pengetahuan Dan Satu-satunya Yang Jahat Ialah Kebodohan”_Diogertis

Diskusi saya rasa takan pernah luput dari dunia mahasiswa. Diskusi biasa dilakukan oleh mahasiswa dalam membahas tugas mata kuliah, pengembangan materi ataupun resensi dari makalah atau artikel. 

Menurut kamus ilmiah, Diskusi berarti: Pembahasan Bersama Tentang Suatu Masalah; Tukar Pikiran; Bahas-Membahas Tentang Suatu Masalah. Dikusi dapat dilakukan dalam semua disiplin ilmu yang di perbicarakan.

Dari beberapa pengalaman saya, diskusi biasa kita lakukan dengan Tema yang telah disepakati di awal. Hal ini bermanfaat bagi peserta forum yang rencana akan kita undang belajar terlebih dahulu apa tema materi yang akan di diskusikan.

Dalam diskusi yang pernah saya ikuti dan adakan, saya biasa menggunakan beberapa perangkat diskusi yang penting. Pertama, silabus; berguna agar materi yang akan disampaikan sesuai dengan target dan tujuan kita. Kedua, pemateri; berguna sebagai sumber informasi diskusi. Ketiga, notulen; bertugas untuk mencatat proses berjalanya diskusi dan memaparkan hasil dari apa yang forum diskusikan. Keempat, moderator; bertugas sebagai pemimpin (ketua/penengah diskusi). Kelima, peserta forum; hal inilah yang sebenarnya komponen paling penting, kami biasa melakukan diskusi jikalau peserta forum lebih dari dua selain pemateri. Tujuanya jelas, agar proses diskusi tidak menjadi debat kusir tanpa sebuah kesimpulan berarti.

Beberapa komponen diskusi yang saya sampaikan diatas dapat di modifikasi sesuai budaya diskusi di tempat diadakanya diskusi tersebut dan kenyamanan peserta forum tanpa meninggalkan komponen penting dari diskusi itu sendiri.

Untuk diskusi dengan peserta forum yang menurut kalian secara wacana kurang mempuni. Saya sering meniadakan pemateri dan moderator, saya selalu menanyai peserta forum satu per-satu sesuai dengan silabus yang telah kita sepakati di awal. Hal ini menurutku sangat bermanfaat karena dapat melatih peserta forum yang mungkin secara mental malu untuk berbicara di depan umum menjadi sedikit demi sedikit berani untuk berbicara, dapat menambah wawasan diantara peserta forum satu dengan yang lain dan men-upgrade kekurangan maupun kelebihanya. Tentunya hal ini berjalan karena saya tidak pernah meninggalkan sub bab jejak pendapat dan studi kasus di dalam silabus yang telah kita sepakati bersama.

Sedangkan untuk diskusi dengan peserta forum yang menurut saya wacananya mempuni, saya sering mengundang pemateri yang berkompeten dalam bidangnya untuk memaparkan pemikiranya yang kemudian kita kritisi bersama. Hal ini saya lakukan dengan tujuan agar pemahaman yang sudah ada di semua peserta forum termasuk pemateri menjadi bertambah dan semakin kokoh tanpa meninggalkan komponen penting diskusi yang telah saya sampaikan diatas.

Pengalaman saya yang bermanfaat adalah sewaktu kita menhadiri atau mengadakan diskusi sebaiknya peserta forum di sarankan untuk belajar terlebih dahulu tema yang telah di sepakati bersama agar saat berjalanya diskusi peserta sudah mempunyai bekal wacana, hal ini bertujuan agar diskusi tidak satu arah.

Kendala yang biasa saya alami dalam mengikuti atau mengadakan diskusi adalah adanya peserta forum yang terlalu mengokohkan argumenya tanpa mau mendengarkan argumen bahkan saran dari peserta forum yang lain. Sesuai yang saya sampaikan di awal tadi, hal ini hanya akan berujung pada debat kusir semata.

Diskusi dilakukan dengan tujuan untuk bertukar informasi antara peserta forum satu dengan yang lain. Pertukaran wacana ini bertujuan agar pemahaman yang sudah ada antara peserta satu dan yang lain menjadi seragam. Kesalahan kita selama ini menganggap debat sama diskusi itu sama. Keterbukaan fikiran, kerendahan hati dalam menerima dan mendengarkan pendapat peserta forum yang lain perlu di tekankan, hal ini dapat melatih kita menjadi pribadi yang arif dan bijakasana dalam menanggapi suatu permasalahan. Hal inilah yang harus kita rubah. Saya harap pengalaman sederhana ini bermanfaat bagi para user.

Terakhir, jangan pernah lupa untuk mencatat apa saja yang sekiranya penting dalam proses berjalanya diskusi meskipun hal ini sudah menjadi tugas dari notulen. Perbedaan cara tafsir dan pemahaman dalam mencerna informasi membuat hasil catatan yang berbeda-berbeda. Diskusi yang memakan waktu lama terkadang membuat kita lupa dengan apa yang disampaikan diawal. Catatanlah yang akan membantu kalian dapat mengikuti alur diskusi dan faham betul apa tujuan di adakanya materi diskusi yang telah kalian sepakati di awal.

Sekali lagi, DISKUSI berbeda dengan DEBAT

Semoga catatan sederhana ini banyak memberi manfaat bagi para user. Kalau user kebetulan suka membaca buku, saya harap untuk sering mendiskusikan apa yang telah user baca agar pemahaman dari buku tak membuat user terbelenggu.

Jangan lupa pula untuk menulis. Karena menulis adalah memori kedua kita setelah otak. Tulisan ini saya persembahkan untuk kalian yang masih penasaran dengan apa manfaat dari diskusi dan yang sekarang mungkin malas berdiskusi karena yang ada hanya perdebatan semata.

Hasil dari diskusi adalah kesimpulan. Sebuah wacana akhir yang telah disepakati bersama untuk menjadi sebuah pemahaman yang kokoh dan bulat sehingga dapat membuat pribadi kita lebih konsisten. Go AHead  

Sekian beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.

Jika ada yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.

#Go AHead Indonesia
#Cintai Indonesia Dengan Kreatif
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun: @aliahsanID

No comments:

Post a Comment