“DARI ATAS TANDU PAK DIRMAN
MEMIMPIN PERANG RAKYAT SEMESTA”
)*Ali Ahsan
RESENSI BUKU
PENULIS :
N.S.S TARJO
PENERBIT :
Yayasan Wiratama 45 Yogyakarta
CETAKAN :
Pertama
Dari
buku yang bercover tua ini aku belajar banyak dan tahu tentang perjuangan
Panglima Besar Jenderal Sudirman. Dalam keadaan sakit TBC akut, Jenderal
Sudirman tetap memimpin pasukan untuk mengusir Belanda dari bumi Indonesia.
Dengan kondisi hanya memiliki satu paru-paru disertai dengan cuaca ekstrem,
beliau dengan gesit tetap melakukan stratak gerilya di rawa-rawa maupun gunung
demi menghindari kepungan Belanda dan mengkordinir tentara-tentara yang berada
di kota lain.
Dalam
keadaan seperti itu, beliau mengatur seluruh gerakan tentara yang dikomandoinya
dengan bantuan para ajudannya. Surat-surat serta bantuan radio membuat beliau
tetap faham dengan keadaan di daerah lain meski posisi beliau berada di tengah
hutan bergerilya menghindari kepungan Belanda.
Semangat
kemerdekaan yang didasari UUD’45 dan proklamasi di dukung perjuangan suci
beliau untuk Indonesia yang merdeka seutuhnya membuatnya kuat melawan sakit
untuk tetap berjuang melawan Belanda. Ya, semangat itulah yang perlu kita
contoh dan ejawantahkan di kehidupan berbangsa daan bernegara sekarang ini.
Para
dokter pribadi beliau yang mengkhawatirkan kondisi kesehatanya saat bergerilya
telah memprediksikan kesehatan beliau takan bertahan lama, maksimal tiga bulan.
Namun yang terjadi malah sebaliknya, yang ada tubuh putera pertiwi bertahan
selama delapan belas bulan sebelum sang saka merah putih membalut tubuh beliau
untuk di antarkan ke liang kubur pada 29 Januari 1950 di usia yang sangat muda
untuk seukuran Panglima Jenderal.
Saat
rangkaian pemkaman beliau, para tokoh-tokoh militer, Pemerintah, Sipil dan
rakyat yang berduka atas meninggalnnya beliau dengan sangat ramai dan khidmat
mengantar putera pertiwi menuju tempat istirahatnya yang terakhir.
Sultan
Hamengkubuwono IX sebagai Menteri Pertahanan dan mewakili pemerintah dalam pidato
di pemakaman menaikan pangkat Jenderal Sudirman menjadi bintang empat sebagai
bukti dan penghargaan jasa-jasa beliau untuk tanah air tercintanya.
Dalam
usia 38 tahun, sang Jenderal besar telah menyumbangkan banyak prestasi untuk negerinya.
Tenaga, fikiran dan nyawanya telah ia abdikan demi kemerdekaan Indonesia yang
sesungguhnya.
Kami akan
teruskan perjuanganmu Jenderal.
No comments:
Post a Comment