BAU BUSUK MEDIA MASSA
)*Ali Ahsan
Bicara bulan Juli,
maka bicara Piala Dunia dan momen menjelang Pemilihan Presiden (PILPRES), dua
fokus utama diatas yang memang akhir-akhir ini sering aku ikuti di media massa.
Televisi, sebagai media massa yang paling tenar di Indonesia dan masive dalam memberitakan
kejadian serta melempar isu membuat pendidikan politik di negeri ini bak perang
saudara. Mengapa perang saudara? Hal ini aku munculkan karena kasus Metro TV
dan Tv One yang sama-sama berkedudukan di Indonesia memiliki jagoanya sendiri
menjadi Presiden sehingga berimbas pada pemberitaan di kedua stasiun televisi
tersebut saling adu hantam isu. Kepemilikan stasiun televisi oleh politikuslah
yang menjadi akar permasalahan hal ini.
Metro TV yang dimiliki
oleh Surya Paloh yang menjadi ketua Partai Politik Nasional Demokrat (NASDEM)
dan TV ONE oleh Abu Rizal Bakrie sekaligus Ketua Partai Golongan Karya (GOLKAR)
akhir-akhir ini semakin gencar-gencarnya memberitakan kebaikan dan keburukan
salah satu calon kontestan Pilpres. Hal inilah yang membuat para masyarakat
luas dirugikan, untung jika penonton dapat menyaring informasi secara cerdas,
jikalau tidak! Yang ada hal ini hanya berbuntu menjadi perang frekuensi dan
penggiringan opini semata bukan! Bagiku sendiri, hal tersebut malah menjadi
Bomerang tersendirri bagi kepemilikan media dimana stasiun televisi yang
melakukan hal tersebut akan terancam kehilangan kepercayaan dari konsumen
maupun sponsor.
Media massa yang
seharusnya independen dalam menyampaikan pemberitaan yang benar dan mendidik
sekarang hanya menjadi isapan jempol belaka di saat CEO media massa telah
terjun ke politik, kepentingan yang dibawa oleh pemilik media untuk konsumsi
golonganya membuat masyarakat luas menjadi di rugikan. Aksi-aksi Demonstarasi
para Mahasiswa dan Kaum Buruh menjadi basi ketika media massa utamanya televisi
memberitakanya dengan tidak benar demi melindungi oknum-oknum yang menyuapnya.
Aku akui tulisanku ini
memang kurang teratur dalam kronologis penulisan maupun EYD, namun
kepentinganku hanya untuk menyadarkan para pembaca bahwa media massa mulai dari
Televisi, Koran, Media Online, Radio, Majalah dll sudah jauh dari kata
Independen dan jujur memberitakan suatu peristiwa. Kita para konsumen media
massa hanya dirugikan dengan aksi yang dilakukanya.
Coba para pembaca
menonton film dokumnter “Behind The Frequency”, dalam film tersebut jelas bahwa
konglomerasi media memang terjadi di negeri kita. Jikalau pembaca memang
berminat untuk menonton silahkan Direct Message saya via Twitter karena percuma
kalau pembaca mencarinya lewat internet karena film dokementer yang mengungkap
tentang kebusukan media massa di Indonesia telah di Blockir oleh oknum-oknum
yang merasa di rugikan.
Siapapun Presiden yang
terpilih besok bukanlah pemimpin yang di usung oleh rakyat, presiden besok
adalah pemimpin yang di usung oleh media massa. Terserah apa pendapat kalian,
aku sadari memang emosi dalam menulis artikel ini. Aku sadar emosiku ini takan
mampu meredam pergerakan media massa yang sudah terlampau batas. Aku ingin para
pembaca sadar utamanya para mahasiswa, aku ingin generasi Indonesia yang saat
ini duduk di bangku SD-Perguruan Tinggi dapat mencerna informasi di media massa
secara cerdas.
Aku tidak menyarankan
untuk Golput, aku juga tidak menggiring opini untuk mencoblos salah satu calon
kontestan Pilpres, namun inilah yang terjadi dalam konstelasi politik negeri
ini. Sumber daya manusia negeri ini akan segera hancur jikalau
generasi-generasi muda hanya diam dan pasrah dalam permasalahan Tanah Air yang
kita cintai ini.
Frekuensi adalah milik rakyat
Indonesia, bukan milik golongan, frekuensi adalah aset negara bukan aset
perorangan.
Hidup Mahasiswa Hidup Rakyat
Indonesia.
Go Ahead Indonesia.
Sekian beberapa pendapat
dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya agar pemahaman
yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar tercapailah suatu
gambaran diri yang konsisten.
Jika ada yang kurang tepat mari kita
diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata.
Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca
dan Menulis.
#Go AHead
Indonesia
#Cintai Indonesia
Dengan Kreatif
#Yang Penting
Bagiku Adalah Dialoq
Behind
The Gun: @aliahsanID
No comments:
Post a Comment