Friday, July 4, 2014

BAU BUSUK MEDIA MASSA

BAU BUSUK MEDIA MASSA
)*Ali Ahsan

Bicara bulan Juli, maka bicara Piala Dunia dan momen menjelang Pemilihan Presiden (PILPRES), dua fokus utama diatas yang memang akhir-akhir ini sering aku ikuti di media massa. Televisi, sebagai media massa yang paling tenar di Indonesia dan masive dalam memberitakan kejadian serta melempar isu membuat pendidikan politik di negeri ini bak perang saudara. Mengapa perang saudara? Hal ini aku munculkan karena kasus Metro TV dan Tv One yang sama-sama berkedudukan di Indonesia memiliki jagoanya sendiri menjadi Presiden sehingga berimbas pada pemberitaan di kedua stasiun televisi tersebut saling adu hantam isu. Kepemilikan stasiun televisi oleh politikuslah yang menjadi akar permasalahan hal ini.

Metro TV yang dimiliki oleh Surya Paloh yang menjadi ketua Partai Politik Nasional Demokrat (NASDEM) dan TV ONE oleh Abu Rizal Bakrie sekaligus Ketua Partai Golongan Karya (GOLKAR) akhir-akhir ini semakin gencar-gencarnya memberitakan kebaikan dan keburukan salah satu calon kontestan Pilpres. Hal inilah yang membuat para masyarakat luas dirugikan, untung jika penonton dapat menyaring informasi secara cerdas, jikalau tidak! Yang ada hal ini hanya berbuntu menjadi perang frekuensi dan penggiringan opini semata bukan! Bagiku sendiri, hal tersebut malah menjadi Bomerang tersendirri bagi kepemilikan media dimana stasiun televisi yang melakukan hal tersebut akan terancam kehilangan kepercayaan dari konsumen maupun sponsor.

Media massa yang seharusnya independen dalam menyampaikan pemberitaan yang benar dan mendidik sekarang hanya menjadi isapan jempol belaka di saat CEO media massa telah terjun ke politik, kepentingan yang dibawa oleh pemilik media untuk konsumsi golonganya membuat masyarakat luas menjadi di rugikan. Aksi-aksi Demonstarasi para Mahasiswa dan Kaum Buruh menjadi basi ketika media massa utamanya televisi memberitakanya dengan tidak benar demi melindungi oknum-oknum yang  menyuapnya.

Aku akui tulisanku ini memang kurang teratur dalam kronologis penulisan maupun EYD, namun kepentinganku hanya untuk menyadarkan para pembaca bahwa media massa mulai dari Televisi, Koran, Media Online, Radio, Majalah dll sudah jauh dari kata Independen dan jujur memberitakan suatu peristiwa. Kita para konsumen media massa hanya dirugikan dengan aksi yang dilakukanya.

Coba para pembaca menonton film dokumnter “Behind The Frequency”, dalam film tersebut jelas bahwa konglomerasi media memang terjadi di negeri kita. Jikalau pembaca memang berminat untuk menonton silahkan Direct Message saya via Twitter karena percuma kalau pembaca mencarinya lewat internet karena film dokementer yang mengungkap tentang kebusukan media massa di Indonesia telah di Blockir oleh oknum-oknum yang merasa di rugikan.

Siapapun Presiden yang terpilih besok bukanlah pemimpin yang di usung oleh rakyat, presiden besok adalah pemimpin yang di usung oleh media massa. Terserah apa pendapat kalian, aku sadari memang emosi dalam menulis artikel ini. Aku sadar emosiku ini takan mampu meredam pergerakan media massa yang sudah terlampau batas. Aku ingin para pembaca sadar utamanya para mahasiswa, aku ingin generasi Indonesia yang saat ini duduk di bangku SD-Perguruan Tinggi dapat mencerna informasi di media massa secara cerdas.

Aku tidak menyarankan untuk Golput, aku juga tidak menggiring opini untuk mencoblos salah satu calon kontestan Pilpres, namun inilah yang terjadi dalam konstelasi politik negeri ini. Sumber daya manusia negeri ini akan segera hancur jikalau generasi-generasi muda hanya diam dan pasrah dalam permasalahan Tanah Air yang kita cintai ini.
Frekuensi adalah milik rakyat Indonesia, bukan milik golongan, frekuensi adalah aset negara bukan aset perorangan.

Hidup Mahasiswa Hidup Rakyat Indonesia.
Go Ahead Indonesia.

Sekian beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.
Jika ada yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.

#Go AHead Indonesia
#Cintai Indonesia Dengan Kreatif
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun: @aliahsanID


No comments:

Post a Comment