DISTRIBUSI SEDIMEN DASAR DI
PERAIRAN PESISIR
BANYUASIN, SUMATERA SELATAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji distribusi sedimen dasar di
perairan Pesisir
Banyuasin.
Sampel sedimen yang diperoleh selanjutnya dianalisis di laboratorium untuk
penentuan besar ukuran butir dan dilakukan perhitungan statistik untuk
menganalisis sebaran sedimen Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen yang
terdistribusi di perairan Banyuasin umumnya didominasi oleh ukuran kecil yaitu
dalam kelompok lanau (silt).
Perairan pesisir Banyuasin merupakan
bagian dari perairan Selat Bangka dan merupakan kawasan strategis dalam
pengembangan kawasan pesisir. Daerah tersebut dimanfaatkan sebagai areal
kegiatan perikanan, pemukiman, dan direncanakan sebagai areal pelabuhan.
Peningkatan pemanfaatan areal pantai tersebut berdampak pada terganggunya
keseimbangan dinamika pantai. Masalah yang dapat timbul di daerah pantai
yakni abrasi dan sedimentasi. Sebagai daerah yang banyak mendapat masukan
sedimen melalui sungai-sungai besar di sekitarnya, maka morfologi perairan
pesisir Banyuasin akan berubah secara dinamis. Perubahan morfologi ini sangat
dipengaruhi oleh respons yang diberikan oleh kekuatan pasang surut, arus dan
angin serta kondisi dan suplai sedimen.
Perubahan morfologi akan merujuk
kepada aktivitas pengendapan sedimen (sedimentasi) yang terjadi di pantai.
Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Februari 2007 – Mei 2007 berupa pengambilan dan
analisis data sedimen dasar. Pengambilan contoh sedimen dilakukan di 40
stasiun menggunakan Bottom Grab Sampler (Peterson Grab).Sampel sedimen yang
diperoleh selanjutnya dianalisis di laboratorium
untuk penentuan besar ukuran butir. Analisis ukuran butir sedimen menggunakan metode ayak sieve net untuk ukuran sedimen
pasir dan metode pipet untuk ukuran lempung dan lanau.
Secara umum berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan data lapangan diperoleh bahwa nilai rata-rata
fraksi sedimen di lokasi penelitian berkisar 22.77 – 175.35 μm (berada pada kategori lanau sedang hingga pasir halus).
Berdasarkan analisis data muara sungai banyuasin karakterisitik sedimen dasar
dalam bentuk lanau. Berdasarkan nilai kemencengansedimen, maka butiran sedimen
cenderung bervariasi dari butiran halus hingga kasar,Kondisi ini
mengindikasikan terjadinya
percampuran butiran yang kasar dan halus pada lokasi pengambilan sampel
Berdasarkan hasil perhitungan
maka fraksi sedimen di muara Sungai Banyuasin memiliki kecepatan mengendap
sebesar 0.073 – 0.30 cm/s. Dengan kedalaman lokasi 1 – 6 m maka fraksi sedimen
tersebut dapat mengendap hingga
kedalaman 6 m dengan waktu endap 5.26 menit – 2.28 jam.
Nilai
rata-rata fraksi sedimen di sekitar muara Sungai Musi berkisar 21.89 μm – 99.98
μm. Kondisi ini menunjukkan bahwa tipe fraksi sedimen dasar cenderung
bervariasi dalam bentuk lanau sedang hingga pasir sangat halus. Nilai pemilihan
sedimen diperoleh gambaran kondisi pemilahan sedimen dalam kondisi poorly
sorted hingga moderately sorted. Berdasarkan nilai pemilahan sedimen juga
diperoleh bahwa daerah yang berada pada bagian tengah muara akan memiliki kondisi sedimen yang lebih tersortir dengan
baik dibandingkan dengan stasiun pengamatan yang berada pada sisi tepi muara
sedimen dasar di sekitar muara Sungai Musi didominasi oleh pasir sangat halus.
Hasil analisis data pengukuran di
sekitar muara Sungai Upang, seluruh stasiun pengamatan memiliki karakterisitik
sedimen dasar dalam bentuk lanau sedang hingga lanau kasar dengan nilai
rata-rata ukuran butir berkisar 22.87 μm – 51.11 μm. fraksi sedimen dalam
bentuk pasir sangat halus dominan padas tasiun yang terletak pada bagian tengah
muara, sedangkan pada bagian tepi lebih didominasi oleh fraksi lanau kasar.
Fraksi sedimen dalam bentuk pasir sangat halus yang dominan pada lokasi ini
memiliki kecepatan mengendap sebesar 0.3 – 0.83 cm/s.Dengan kedalaman
lokasi 1.2 – 5.6 mmaka fraksi sedimen
tersebut dapatmengendap dengan waktu endap 5.26 menit – 2.28 jam.
Berdasarkan hasil pengamatan di sekitar muara Sungai Air Saleh, seluruh
stasiun pengamatan tersusun dari jenis sedimen dasar lanau sedang dengan
kisaran nilai rata-rata ukuran butir adalah 21.23 – 28.78 μm. Berdasarkan nilai
rata-rata fraksi sedimen, diperoleh indikasi bahwa energy gerak air di muara
Sungai Musi dan Sungai Upang jauh lebih tinggi disbanding dengan dua muara
sungai yang lain sehingga butiran sedimen fraksi liat
dan debu selalu berada dalam bentuk suspensi.
Kondisi yang menunjukkan bahwa sedimen
dengan fraksi halus telah mengendap dapat dilihat dari nilai skewness atau kemiringan ukuran butiran.
Sedimen yang terdistribusi di perairan Banyuasin umumnya didominasi oleh
ukuran kecil yaitu dalam kelompok lanau (silt) dengan kisaran sorting pada
kategori poorly sorted dan moderately sorted serta skweness yang dominan
simetris. Berdasarkan karakteristik sedimen yang diperoleh dari penelitian di
perairan pesisir Banyuasin, dapat disimpulkan bahwa terdapat indikasi energi
gerak air di muara Sungai Musi dan Sungai Upang jauh lebih tinggi disbanding
dengan dua muara sungai yang
lain sehingga butiran sedimen fraksi liat dan debu selalu berada dalam bentuk
suspensi. Sedangkan pada muara Sungai Banyuasin dan Air Saleh, daerahnya
relatif terlindung sehingga energi gerak air di lokasi ini jauh lebih rendah,
sehingga sedimen fraksi lanau dapat terendapkan.
Refrensi:
Azhar Kholik Affandi dan Heron Surbakti .2012. Distribusi Sedimen
Dasar di Perairan Pesisir
Banyuasin, Sumatera Selatan. Program
Studi Ilmu Kelautan Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya.Palembang
No comments:
Post a Comment