KARAKTERISTIK SEDIMEN LITORAL DI PANTAI
SINDULANG SATU
Daerah pantai didefinisikan sebagai daerah pertemuan antara
darat dan laut, dimana ke arah darat
sejauh masih mendapat pengaruh laut (angin laut, pasang surut, perembesan air laut) dan wilayah laut sejauh masih mendapat
pengaruh proses alami yang terjadi di darat. Pemanfaatan ruang pantai perlu mendapat
perhatian khusus. Lahan pantai khususnya di kawasan litoral mengalami proses dinamika
disebabkan karena peran faktor oseanografi dan juga intervensi manusia. Kondisi seperti ini
juga berlaku pada lahan litoral yang ada di kawasan pantai Sindulang Satu. Perubahan yang terjadi
pada lahan ini secara fisik antara lain terkait dengan kondisi sedimen. Seperti apa
karakteristik sedimen dan faktor hidro-oseanografi pada lahan ini khususnya di
kawasan litoral sangat penting untuk dideskripsikan dan dianalisis.
Berdasarkan
hasil observasi komposisi material sedimen yang terklasifikasi pada pantai Sindulang Satu yaitu: pasir halus, pasir
sedang, pasir sangat halus, pasir kasar dan kerikil, selain itu didapati juga debu dan batu. Rataan
empirik dari distribusi granulometri sedimen yang terbanyak diperoleh yaitu:
pasir halus dengan penyortiran tersortir buruk, nilai kemencengan asimetris ke ukuran kecil dan simetris
granulometri yang peruncingannya mesokurtik. Faktor hidrodinamika yang berperan dalam transport
sedimen pada daerah pantai Sindulang Satu adalah arus pasut.
Penelitian
ini dilaksanakan dengan menerapkan
metode deskriptif terhadap data contoh.
Kegiatan observasi dan pengukuran
diarahkan untuk mengungkap aspek
morfologi gisik (granulometri sedimen)
dan hidro oceanografi khususnya arus yang berlaku pada lahan ltoral pantai
lindulang satu.
Contoh
sedimen permukaan sebanyak 100 – 150 gr mewakili 3 stasiun dicuplik tepat pada
titik dimana air terhempas menggunakan pinggan sodokan. Masing – masing contoh
sedimen dikemas dalam wadah plastik yang sudah dinomori, selanjutnya dibawa ke
laboratorium. Penanganan contoh sedimen di laboratorium mengikuti prosedur
sebagai berikut :
1. Pengeringan
contoh sedimen di bawah sinar matahari dan penimbangan secara berulang untuk
mengetahui apakah sedimen tersebut sudah benar benar kering setelah itu di
catat hasilnya sebagai berat kotor
2. Pemisahan
dedauan dan garam dari sedimen menggunakan air tawar
3. Pengeringan
dan penimbangan seperti butir 1 untuk memperoleh berat bersih contoh sedimen.
Bila berat bersih berkurang lebih besar 5% dari berat awal, contoh sedimen
dianggap gagal dan tidak digunakan dalam pengolahan data selanjutnya.
Kehilangan bobot sedimen dengan persentasi sebesar ini dapat menyebabkan bias
dalam analisis granulometri
4. Penyaringan
sedimen dengan ayakan (sieve) dan penimbangan sedimen menurut kelompok ukuran
butiran
5. Pencatatan
berat kumulatif seluruh kelompok butiran sedimen sebagai koreksi terhadap
distribusi hasil penimbangan pada masing-masing kelompok.
Berdasarkan metode yang digunakan, hasil pengolahan data
granulometri sedimen disajikan dalam
betuk klasifikasi dan peubah granulometri sedimen. Hasil pencuplikan sampel sedimen yang telah dilakukan di sekitar perairan pantai Sindulang Satu diperoleh 18
sampel sedimen untuk 3 stasiun pengambilan. Setelah sedimen dianalisis,
hasilnya di sajikan dalam histogram komposisi sedimen. Granulometri sedimen ditetapkan
menurut persentase kumulatifnya dengan
berat total contoh sampel sedimen adalah
sebanyak 1785.27 gram. Persentase sedimen yang terdistribusi di kawasan litoral pantai Sindulang Satu didominasi oleh
pasir halus sebesar 68%, diikuti pasir
sedang 19%, pasir sangat halus 19%, pasir kasar 5% dan kerikil 5%. Selain itu
didapati juga debu dan batu sebesar 1%. Analisis granulometri sedimen
dikerjakan untuk menentukan perubahan
perubahan granulometri sedimen, seperti rataan empiric, penyortiran , kemencengan
kurva dan peruncingan , nilai perubah distribusi granulometri sedimen digunakan
untuk mentafsirkan sebarannya.
Beberapa
hal penting yang diperoleh
lewat
penelitian ini adalah:
1. Secara
granulometri, sedimen yang tersebar pada
kawasan litoral pantai Sindulang Satu didominasi oleh butiran pasir berukuran
sedang (0.28 mm – 0.45 mm), tersortir sedang, simetris ke ukuran kecil dan
asimeteris granulometri, serta mesokurtik. Kawasan litoral ini
cenderungmengalamideposisi dan mendapat pengaruh arus dan gelombang yang
bekerja fluktuatif dan lemah.
2. Kawasan
littoral Sindulang Satu dipengaruhi oleh arus pasang surut dengan kecepatan
saat surut berkisar 0,70 – 0,80 knot dengan arah dominan ke Barat Laut, saat
pasang kecepatan bervariasi antara 0,68 – 0,72 knot dengan arah dominan ke
Tenggara. Sekitar muara Sungai Tondano arah arus mengalami pembelokan ke arah
Tenggara baik saat surut maupun pasang. Kecepatan arus saat pasang umumnya
lebih lemah dibandingkan saat surut.
Refrensi:
Rignolda
Djamaluddin. 2013. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis
Program
Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam
PRatulangi, Manado
No comments:
Post a Comment