Friday, July 11, 2014

MAKALAH RESIKO USAHA (DAMPAK TURUNYA PENDAPATAN PENGUSAHA RENTAL JEEP AKIBAT NAIKNYA TIKET MASUK DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU)

DAMPAK TURUNYA PENDAPATAN PENGUSAHA RENTAL  JEEP AKIBAT NAIKNYA TIKET MASUK DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU


RESIKO USAHA
UNTUK MEMENUHI NILAI TUGAS TERSTRUKTUR
KAPITA SELEKTA KEWIRAUSAHAAN
Yang diajar oleh Bapak Dr. Ir. ANTHON EFANI, MP


Oleh:

            NAMA :           ALI  AHSAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
APRIL

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas terstruktur ini.

Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Kewirausahaan (KSKWU). Tugas ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, diantaranya:

1.      Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya.

2.      Orang tua yang telah memberikan dorongan baik moral maupun materiil

3.      Keluarga besar KOMPI UB.

4.      Keluarga besar HIMASEKA FPIK UB

5.      Keluarga besar KOMPAK UB

6.      Keluarga besar Nawak Adventure

7.      Keluarga besar Malang Selatan Rescue

8.      Keluarga besar PMI Kota Malang

9.      Keluarga besar WALHI JATIM

10.  Teman-teman semua yang telah membantu

11.  Bang Ucok dkk

12.  Pukat.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang membangun, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Pengusaha Rental Jepp Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan Universitas Brawijaya umunya dan Fakultas Perikanan Khususnya. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan, terimakasih.

           Malang, 01 April 2014

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang

            Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah taman nasional di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3 ha.

Taman nasional ini adalah salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Dengan adanya penerbangan langsung Malang-Jakarta dan Malang-Denpasar diharapkan jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik akan semakin meningkat. Selain Gunung Bromo yang merupakan daya tarik utama, Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Meski demikian untuk sampai ke puncak Semeru tidaklah semudah mendaki Gunung Bromo dan para pendaki diharuskan mendapat izin dari kantor pengelola taman nasional yang berada di Malang.

Penggemar hiking disarankan untuk mengambil rute dari Malang karena bisa menikmati keindahan lautan pasir lebih panjang. Start point dapat dimulai dari Ngadas yang merupakan desa terakhir yang berada di dalam kawasan taman nasional serta tempat untuk melengkapi perbekalan terutama persediaan air karena setelah ini tidak akan dijumpai sumber air.

            Seiring dengan berjalanya waktu, TNBTS menjadi ikon wisata yang paling sering dikunjungi di Indonesia maupun mancanegara. Hal ini banyak didasarkan karena keeksotisan pemandangan alamnya yang sangat memukau dan menjadi tempa liburan favorit oleh pengunjung.

            Kawasan pariwisata tentunya akan memperhatikan sarana dan prasarana terutama transportasi. Di kawasan TNBTS transportasi yang cocok digunakan salah satunya adalag Jepp, kendaran yang identik dengan style adventure ini sering digunakan para pengunjung untuk menuju ke Bromo maupun ke ranupani untuk para calon pendaki mengingat jalan yang dilalui kebanyakan bermedan terjal dan menanjak.

Usaha rental Jepp ini makin lama menjadi daya tarik sendiri untuk para pengusaha karena profit yang didapatkan cukup besar banyaknya para wisatawan yang berkunjung ke TNBTS. Akan tetapi hal ini menjadi pro dan kontra dikalangan para pengusaha rental Jepp maupun calon pengunjung TNBTS karena naiknya tiket masuk yang mencapi 300%. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap pendapatan para pengusaha rental Jepp yang mengantungkan hidupnya kepada para wisatawan yang menggunakan jasa mereka.

BAB II

METODE

A. Lokasi / Populasi

            Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) adalah taman nasional di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3 ha.

            Sedangkan untuk kantor pusat Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terletak di Jalan Raden Intan, Kota Malang arah ke Terminal Arjosari Kota Malang.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Referensi koran lokal/nasional dan media masa

2. Catatan lapangan

3. Wawancara

BAB III

LAPORAN

Dalam wirausaha, banyak resiko yang akan di hadapi oleh pengusaha baik internal maupun eksternal. Untuk studi kasus ini, para pengusaha rental Jeep di kawasan TNBTS mengalami resiko eksternal di karenakan naiknya tiket masuk ke kawasan TNBTS sehingga mengakibatkan pendapatan para pengusaha Jepp menurun drastis.

Resiko usaha yang dialami oleh para pengusaha ini adalah buah dari kebijakan pemerintah untuk mendapatkan profit yang tinggi tanpa memperduikan aspek sosial ekonomi. Lantas tidak perlu heran jikalau banyak para penyedia jasa, aktivis pariwisata dan lembaga swadaya masyrakat banyak yang berdemonstrasi karena mosi tidak percaya terhadap pemerintah.

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Kenaikan Tarif Masuk Menuju Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru membuat Para penyedia jasa pariwisata yang ada di Malang, Probolinggo, Pasuruan dan Bali, menggelar demo tolak kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di depan DPRD Kota Malang dan Kantor Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Senin (10/3/2014). Dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa mengecam pemerintah, terutama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 tahun 2014 tentang kenaikan harga tiket masuk TNBTS.

Hal ini didasarkan karena para penyedia jasa parawisata pendapatanya berkurang seiring ditetapkanya peraturan tersebut terlebih lagi para pengusaha rental Jepp. Kenaikan tarif masuk bromo yang naik mencapai 300% membuat para wisatawan enggan untuk berkunjung ke TNBTS terlebih lagi untuk wisatawan lokal. Biaya masuk yang cenderung mahal  membuat pengunjung enggan untuk berkunjung sehingga membuat pendapatan para pengusaha Jepp turun drastis. Berikut adalah tarif masuk Bromo dan Semeru:

NO.

SEBELUM

SESUDAH

1.

LOKAL @Rp. 10.000 (All Day)

@Rp. 37.500 (Weekday)

 

 

@Rp. 67.500 (Weekend)

2.

MANCANEGARA @Rp. 72.500 (All Day)

@Rp. 267.500 (Weekday)

 

 

@Rp. 640.000 (Weekend)

Tabel.1

Tarif Masuk Bromo

NO.

SEBELUM

SESUDAH

1.

LOKAL @Rp. 10.000 (All Day)

@Rp. 40.000 (All Day)

 

 

@Rp. 67.500 (3 Day)

2.

MANCANEGARA @Rp. 72.500 (All Day)

@Rp. 267.500 (All Day)

 

 

@Rp. 850.000 (3 Day)

Tabel.2

Tarif Masuk Semeru

Kenaikan untuk tarif masuk gunung semeru juga sangat mempengaruhi pemasukan pendapatan para pengusaha rental Jepp di karenakan wisatawan terbanyak adalah wisatawan lokal, akibat naiknya tarif ini para pendaki lokal enggan untuk mendaki semeru di karenakan biaya administrasi yang sangat mahal.

Hal ini membuktikan bahwa setiap usaha mempunyai resiko sendiri-sendiri tak terkecuali usaha di bidang pariwisata seperti rental Jepp ini. Untuk  itu para pengusaha rental Jepp di kawasan TNBTS di haruskan untuk dapat mengelola resiko usaha sekecil mungkin. Hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil resiko usaha rental Jepp antara lain:

1.      Banting Harga

Para pengusaha rental Jepp dapat menurunkan harga agar para wisatawan tertarik untuk berkunjung ke TNBTS meskipun harga tiket masuk yang mahal.

2.      Pengurangan jumlah armada

Agar usaha rental Jepp efisien dalam mengahadapi fenomena naiknya tiket masuk TNBTS pengurangan jumlah Jepp yang disewakan tidak terlalu banyak agar biaya solar dan oli cenderung kecil.

3.      Aspek teknis-ekonomis

Pengusaha Jepp dapat menawarkan paket keluarga atau liburan secara spesial agar para wisatawan lebih tertarik.

4.      Pelayanan lebih ditingkatkan

Dalam hal usaha pariwisata, aspek yang paling penting adalah menjaga kepuasan dan lenyamanan pelanggan agar tidak kecewa dengan harga yang mereka bayar.

5.      Sasaran pemasaran

Menanggapi naiknya tiket masuk di kawasan TNBTS, para pengusaha rental Jepp harus pintar-pintar dalam mengalisa pasar agar targetan pasar tepat sasaran dan biaya yang di keluarkan efisien.

KESIMPULAN

·         Dalam setiap usaha pasti akan ditemukan resiko

·         Sebelum membuat usaha/bisnis hendaknya di analisis terlebih dahulu resiko usaha yang akan dihadapi secara kajian mendalam

·         Fenomena naiknya tiket masuk di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membuat para pengusaha rental Jepp dan yang lain tidak mudah untuk menerimanya

·         Kenaikan tarif yang mencapai 300% membuat para wisatawan lokal enggan untuk berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru khususnya Bromo.

DAFTAR PUSTAKA

http://travel.okezone.com/read/2014/03/10/407/952572/tarif-wisata-naik-300-persen-pelaku-wisata-bromo-demo-tnbts/large

https://www.facebook.com/SIAGABROMO

http://regional.kompas.com/read/2014/02/27/2049235/Harga.Tiket.Masuk.ke.Semeru-Bromo.Naik.3.Kali.Lipat

http://regional.kompas.com/read/2014/03/04/1347156/Harga.Tiket.Masuk.Bromo-Tengger-Semeru.Naik.Penyedia.Jasa.Pariwisata.Protes

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Kenaikan Tarif Masuk Menuju Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru

No comments:

Post a Comment