STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PERAIRAN
KUALA GIGIENG, KABUPATEN ACEH BESAR, PROVINSI ACEH
Oleh: Syahrul Purnawan,
Ichsan Setiawan, Marwantim
Muara
merupakan suatu wilayah yang menghubungkan antara laut dan sungai. Sebagai
penghubung tersebut tentunya muara ini mempunyai banyak fungsi terutama dilihat
secara ekologi, yaitu sebagai sumber zat hara dan bahan organik, sebagai
habitat dan tempat untuk bereproduksi, tempat mencari makan, dan sebagainya.
Kuala Gigieng adalah salah satu muara yang sangat strategis, karena diapit oleh
tiga desa yaitu Gampong Lambada Lhok, Gampong Lamnga, dan Gampong Baro,
kemudian berhubungan langsung dengan selat Malaka. Namun penumpukan sedimen di
daerah ini cenderung tidak stabil dan berubah-ubah, maka dilakukanlah
penelititan untuk mengkaji peristiwa ini.
Penelitian dilakukan di perairan Kuala Gigieng,
Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar. Pengumpuan sampel dilakukan empat
kali pengulangan selama bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2011 di 9 stasiun,
yaitu stasiun 1, 2, dan 3 di daerah hilir; 4, 5, dan 6 di daerah tengah; dan 7,
8, dan 9 di daerah hulu. Pengambilan sampel sedimen secara coring dengan
menggunakan tube core sampler berdiameter 3,5 inchi dengan kedalaman sampel 15
cm. Sampel yang diambil kemudian dikeringkan, selanjutnya setiap sampel diambil
200 gram untuk dianalisis dengan metode ayak basah pada saringan bertingkat
(sieve analysies) dengan ukuran 4,75 mm, 1,70 mm. 850 µm, 250 µm, 150 µm dan
dengan ditadah dengan media penampung.
Tabel distribusi berat sampel
sedimen di perairan Kuala Gigieng
Persentase berat sedimen (%)
Jenis
sedimen
|
Kawasan
Hilir
(menghadap
ke laut)
|
Kawasan
Tengah
|
Kawasan
Hulu
(menghadap
ke sungai)
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
|
Kerakal
(>4,75
mm)
|
0
|
0, 13
|
0
|
0
|
0, 25
|
0, 13
|
0, 04
|
1, 02
|
0
|
Kerikil
(1,70 -
4,75 mm)
|
0, 63
|
1, 47
|
1, 47
|
0, 99
|
3, 22
|
1, 87
|
6, 87
|
1, 71
|
5, 38
|
Pasir
kasar
(0,85 -
1,70 mm)
|
3, 49
|
2, 91
|
1, 56
|
4, 66
|
5, 48
|
2, 47
|
5, 88
|
9, 33
|
4, 50
|
Pasir
sedang
(0,25 –
0,85 mm)
|
69, 39
|
69, 23
|
67, 98
|
68,35
|
72, 60
|
67, 29
|
51, 99
|
46, 01
|
46, 26
|
Pasir
halus
(0,15 –
0,25 mm)
|
23, 07
|
22, 59
|
25, 83
|
20, 16
|
15, 21
|
11, 73
|
35, 24
|
29, 28
|
27, 50
|
Lumpur
(<0,15
mm)
|
3, 43
|
3, 69
|
3, 65
|
3, 62
|
4, 59
|
1, 52
|
5, 15
|
9, 00
|
2, 50
|
Ukuran butir
rata-rata (d)
|
0, 50
|
0, 52
|
0, 48
|
0, 59
|
0, 58
|
0, 78
|
0, 50
|
0, 67
|
0, 51
|
Dari penelitian
tersebut didapatkan hasil bahwa di perairan Kuala Gigieng menunjukkan tiga
fraksi sedimen yaitu kerikil, pasir, dan lumpur, serta yang paling mendominasi
adalah pasir sedang dengan ukuran (0,25-0,85 mm) pada daerah hilir, tengah,
maupun hulu. Meskipun untuk persentase sedimen pasir halus di daerah hulu yang
lebih besar daripada di daerah hilir dan tengah. Ini disebabkan karena pengaruh
arus laut yang terjadi di sepanjang pantai atau juga disebut dengan transpor
sedimen sepanjang pantai (Longshore sediment transport) ditandai dengan terangkatnya
pasir oleh turbulensi yang menyebabkan erosi dan akresi di daerah pantai.
Distribusi sedimen dipangaruhi oleh faktor oseanografi yaitu arus. Pada
daerah dengan turbulensi tinggi, fraksi yang berukuran makroskopis seperti
kerikil dan pasir akan lebih cepat mengendap daripada yang berukuran
mikroskopis seperti lumpur. Fraksi halus terangkut dalam bentuk suspensi
sedangkan fraksi kasar akan tenggelam lebih cepat. Pada penelitian di muara Kuala
Gigieng, arus yang paling. Kecepatan arus mempengaruhi distribusi sebaran
sedimen, dimana butiran sedimen yang lebih besar ditemukan pada daerah yang
memiliki kecepatan arus yang lebih tinggi.
Sumber:
Purnawan,
Syahrul., Ichsan setiawan, dan marwantim. 2012. Studi Sebaran Sedimen
berdasarkan Ukuran Butir di Perairan Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh Besar,
Provinsi Aceh. Jurnal Departemen Perikanan Vol 1 (1): 31-36 pp
No comments:
Post a Comment