Monday, July 7, 2014

DISTRIBUSI SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PESISIR BANYUASIN, SUMATERA SELATAN



DISTRIBUSI SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PESISIR
BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

I.                    PENDAHULUAN

Perairan pesisir Banyuasin merupakan bagian dari perairan Selat Bangka dan merupakan kawasan strategis dalam pengembangan kawasan pesisir. Daerah tersebut dimanfaatkan sebagai areal kegiatan perikanan, pemukiman, dan direncanakan sebagai areal pelabuhan,peningkatan morfologi perairan pesisir Banyuasin akan berubah secara dinamis yang dibentuk oleh hasil endapan sedimen tersebut (DKP, 2001). Perubahanmorfologi ini sangat dipengaruhi oleh respons yang diberikan oleh kekuatan pasang surut, arus dan angin serta kondisi dan suplai sedimen (Wood et al.,1998). Perubahan morfologi akan merujuk kepada aktivitas pengendapan sedimen (sedimentasi) yang terjadi dipantai, hal ini merupakan fungsi ekstrim dari hasil evaluasi yang relative penting dari variasi sedimen yang masuk dan keluar pada zona perairan tersebut(Komar, 1976).
 Untuk menganalisis sedimentasi di daerah tersebut maka dinamika wilayah perairan estuari perlu dipahami dengan baik. Salah satu alternatif dalam mengkaji dan menentukan lingkungan sedimentasi serta arah transpor sedimen maka penentuan parameter statistik seperti besar butir rata-rata (mean grain size),standar deviasi kepencongan (skewness) dan kurtosissering digunakan (Folk, 1974;Dyer, 1986; CHL, 2002).

ll.METODE PENELITIAN
Analisis ukuran butir sedimennsesuai ayakan ASTM (American Society for Testing and Materials) menggunakan metode ayak sieve net untuk ukuran sedimen pasir dan metode  pipet untuk ukuran lempung dan lanau (Faturahman dan Wahyu, 1992). Selanjutnya pengelompokan klasifikasi sedimendilakukan menurut Skala Wenworth.Prosedur analisis fisik sedimen di atas dianalisis dengan menggunakan software Matlab 2007b dengan keluaran berupa parameter statistik sedimen(Gaussian Distribution) meliputi ukuranpartikel sedimen, sorting,skewness dankurtosis.
 
II.                  HASIL DAN PEMBAHASAN

   a)      Muara Sungai Banyuasin

Berdasarkan hasil analisis data pengukuran di sekitar muara Sungai Banyuasin, seluruh stasiun pengamatan memiliki karakterisitik sedimen dasar dalam bentuk lanau sedang dengan nilai rata-rata ukuran butir berkisar 20.53 μm – 25.48 μm. Nilai kondisi pemilahan sedimen berkisar 0.7 – 1.46 phi unit, dengan kondisi pemilahan dominan poorly dan moderately sorted.
Berdasarkan nilai kemencengan sedimen, maka butiran sedimen cenderung bervariasi dari butiran halus hingga kasar dan didominasi oleh kondisi simetris dengan kisaran nilai - 0.29 – 0.33. Kondisi ini mengindikasikan terjadinya percampuran butiran yang kasar dan halus pada lokasi pengambilan sampel. Kondisi percampuran ini digambarkan melalui distribusi ukuran butiran sedimen(Gambar2). Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa prsentase ukuran butir cenderung merata dengan nilai tertinggi pada fraksi lanau kasar (35.50 %).

b) Muara Sungai Musi

Nilai rata-rata fraksi sedimen di sekitar muara Sungai Musi berkisar 21.89
μm – 99.98 μm. Kondisi ini menunjukkan bahwa tipe fraksi sedimendasar cenderung bervariasi dalam bentuk lanau sedang hingga pasir sangat halus. Nilai pemilahan sedimen berkisar antara 0.8 – 1.48 phi unit sehingga diperoleh gambaran kondisi pemilahan sedimen dalam kondisi poorly sorted hingga moderately sorted.
Berdasarkan nilai pemilahan sedimen juga diperoleh bahwa daerah yang berada pada bagian tengah muara(stasiun 18 dan 20) akan memiliki kondisi sedimen yang lebih tersortir dengan baik dibandingkan dengan stasiun pengamatan yang berada pada sisi tepi muara (stasiun 17 dan 19) Nilai kemencengan sedimen
berkisar antara -0.07 – 0.71. Berdasarkan sebaran nilai tersebut maka diperoleh
gambaran bahwa sedimen di muara Sungai Musi berada pada sebaran simetris hingga very fine skewed. Gambar3 menunjukkan bahwa kondisi sedimen dasar di sekitar muara Sungai Musi didominasi oleh pasir sangat halus (37.08%) kemudian lanau kasar dengan prosentase 21.86 %

V.KESIMPULAN
Sedimen yang terdistribusi diperairan Banyuasin umumnya didominasi oleh ukuran kecil yaitudalam kelompok lanau (silt) dengan kisaran sorting pada kategori poorly sorted dan moderately sorted serta skweness yang dominan simetris. Berdasarkan karakteristik sedimen yang diperoleh dari penelitian di perairan pesisir Banyuasin, dapat disimpulkan bahwa terdapat indikasi energi gerak air di muara Sungai Musi dan Sungai Upang jauh lebih tinggi disbanding dengan dua muara sungai yang lain sehingga butiran sedimen fraksi liat dan debu selalu berada dalam bentuk suspensi.
Sedangkan pada muara Sungai Banyuasin dan Air Saleh, daerahnya relatif terlindung sehingga energi gerak air di lokasi ini jauh lebih rendah, sehingga sedimen fraksi lanau dapat terendapkan.

V.DAFTAR PUSTAKA

[DKP]DepartemenKelautandanPerikanan. 2001. Coastal Zone Area
Optimalisation Desain for Development of BrakishwaterPond.SPLOECF.Directorate General Fisheries, Department of Fisheries and Marine Affair.Jakarta.
Dyer, K.R., 1986. Coastal and Estuarine Sediment Dynamics John Wiley
dan Sons  Ltd, New York.
Faturahman, A.,    dan Wahyu M., 1992, Prosedur Pengerjaan Preparasi
Contoh Untuk Berbagai Analisis,
Pusat pengembangan Geologi
Kelautan, Bandung
Folk RL. 1974. Petrology of Sedimentary Rocks. Austin Texas: Hemphill
Publishing Co.Komar, P. D. 1976. Beach Processes andSedimentation, New Jersey:

No comments:

Post a Comment