DISTRIBUSI SEDIMEN
DASAR DI PERAIRAN PESISIR
BANYUASIN,
SUMATERA SELATAN
I.
PENDAHULUAN
Perairan pesisir Banyuasin merupakan bagian dari
perairan Selat Bangka
dan merupakan
kawasan strategis
dalam pengembangan kawasan
pesisir. Daerah tersebut dimanfaatkan sebagai areal kegiatan
perikanan, pemukiman,
dan direncanakan
sebagai areal
pelabuhan,peningkatan morfologi
perairan pesisir Banyuasin
akan berubah secara dinamis yang dibentuk oleh hasil
endapan sedimen tersebut
(DKP, 2001). Perubahanmorfologi
ini sangat dipengaruhi oleh
respons yang diberikan oleh kekuatan pasang surut, arus dan
angin serta kondisi
dan suplai sedimen (Wood et al.,1998). Perubahan morfologi akan merujuk kepada aktivitas
pengendapan sedimen
(sedimentasi) yang terjadi dipantai, hal ini merupakan fungsi ekstrim dari hasil evaluasi
yang relative penting dari
variasi sedimen yang masuk dan
keluar pada zona perairan tersebut(Komar, 1976).
Untuk menganalisis sedimentasi di daerah
tersebut maka dinamika
wilayah perairan estuari perlu
dipahami dengan baik. Salah satu alternatif dalam
mengkaji dan menentukan
lingkungan sedimentasi serta
arah transpor sedimen maka
penentuan parameter statistik seperti besar butir rata-rata
(mean grain size),standar deviasi kepencongan (skewness) dan kurtosissering
digunakan (Folk, 1974;Dyer, 1986; CHL, 2002).
ll.METODE
PENELITIAN
Analisis ukuran butir sedimennsesuai ayakan ASTM
(American Society for Testing
and Materials) menggunakan
metode ayak sieve net untuk ukuran sedimen pasir dan
metode pipet untuk ukuran lempung dan
lanau (Faturahman dan
Wahyu, 1992). Selanjutnya
pengelompokan klasifikasi sedimendilakukan menurut Skala
Wenworth.Prosedur analisis fisik sedimen di atas dianalisis dengan
menggunakan software
Matlab 2007b dengan keluaran
berupa parameter statistik sedimen(Gaussian Distribution)
meliputi ukuranpartikel sedimen, sorting,skewness dankurtosis.
II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a) Muara Sungai Banyuasin
Berdasarkan hasil analisis data pengukuran di sekitar
muara Sungai Banyuasin,
seluruh stasiun pengamatan
memiliki karakterisitik sedimen dasar dalam bentuk lanau
sedang dengan nilai rata-rata
ukuran butir berkisar 20.53 μm
– 25.48 μm. Nilai
kondisi pemilahan
sedimen berkisar 0.7 – 1.46 phi unit, dengan kondisi pemilahan
dominan poorly
dan moderately sorted.
Berdasarkan nilai kemencengan sedimen, maka butiran
sedimen cenderung
bervariasi dari butiran halus
hingga kasar dan didominasi oleh kondisi simetris
dengan kisaran nilai - 0.29
– 0.33. Kondisi ini mengindikasikan
terjadinya percampuran butiran yang kasar dan halus pada
lokasi pengambilan
sampel. Kondisi percampuran
ini digambarkan melalui distribusi
ukuran butiran sedimen(Gambar2). Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa
prsentase ukuran butir cenderung
merata dengan nilai tertinggi
pada fraksi lanau kasar (35.50 %).
b)
Muara Sungai Musi
Nilai rata-rata
fraksi sedimen di sekitar muara Sungai Musi berkisar 21.89
μm – 99.98
μm. Kondisi ini menunjukkan bahwa tipe fraksi sedimendasar cenderung bervariasi
dalam bentuk lanau sedang hingga pasir sangat halus. Nilai pemilahan sedimen
berkisar antara 0.8 – 1.48 phi unit sehingga diperoleh gambaran kondisi
pemilahan sedimen dalam kondisi poorly sorted hingga moderately sorted.
Berdasarkan
nilai pemilahan sedimen juga diperoleh bahwa daerah yang berada pada bagian
tengah muara(stasiun 18 dan 20) akan memiliki kondisi sedimen yang lebih
tersortir dengan baik dibandingkan dengan stasiun pengamatan yang berada pada
sisi tepi muara (stasiun 17 dan 19) Nilai kemencengan sedimen
berkisar antara -0.07 – 0.71. Berdasarkan sebaran
nilai tersebut maka diperoleh
gambaran bahwa sedimen di muara Sungai Musi berada
pada sebaran simetris hingga very fine skewed. Gambar3 menunjukkan bahwa
kondisi sedimen dasar di sekitar muara Sungai Musi didominasi oleh pasir sangat
halus (37.08%) kemudian lanau kasar dengan prosentase 21.86 %
V.KESIMPULAN
Sedimen
yang terdistribusi diperairan Banyuasin umumnya didominasi oleh ukuran
kecil yaitudalam kelompok lanau (silt) dengan kisaran sorting pada kategori
poorly sorted dan
moderately sorted serta skweness yang dominan simetris. Berdasarkan karakteristik sedimen
yang diperoleh dari
penelitian di perairan pesisir
Banyuasin, dapat disimpulkan bahwa terdapat indikasi
energi gerak air di muara
Sungai Musi dan Sungai Upang
jauh lebih tinggi disbanding dengan dua muara sungai yang lain
sehingga butiran sedimen
fraksi liat dan debu selalu
berada dalam bentuk suspensi.
Sedangkan
pada muara Sungai Banyuasin
dan Air Saleh, daerahnya
relatif terlindung sehingga energi gerak air di lokasi ini jauh
lebih rendah, sehingga
sedimen fraksi lanau dapat
terendapkan.
V.DAFTAR PUSTAKA
[DKP]DepartemenKelautandanPerikanan. 2001. Coastal
Zone Area
Optimalisation Desain for Development of BrakishwaterPond.SPLOECF.Directorate
General Fisheries, Department of Fisheries and Marine Affair.Jakarta.
Dyer, K.R., 1986. Coastal and Estuarine Sediment
Dynamics John Wiley
dan Sons Ltd,
New York.
Faturahman, A., dan Wahyu M., 1992,
Prosedur Pengerjaan Preparasi
Contoh Untuk
Berbagai Analisis,
Pusat
pengembangan Geologi
Kelautan,
Bandung
Folk RL. 1974. Petrology of Sedimentary Rocks. Austin
Texas: Hemphill
Publishing Co.Komar, P. D. 1976. Beach Processes andSedimentation,
New Jersey:
No comments:
Post a Comment