Monday, July 7, 2014

TIPE SEDIMEN PERMUKAAN DASAR LAUT SELATAN DAN UTARA KEPULAUAN TAMBELAN PERAIRAN NATUNA SELATAN


TIPE SEDIMEN PERMUKAAN DASAR LAUT
SELATAN DAN UTARA KEPULAUAN TAMBELAN
PERAIRAN NATUNA SELATAN

Berdasarkan pembagian laut menurut Nybakken (1992), wilayah perairan sekitar Kepulauan Tambelan termasuk laut lepas dan pesisir. Berdasarkan faktor fisik dan sebaran komunitas biotanya, kedalaman laut daerah ini termasuk dalam zona litoral dan neritik. Pada zona litoral, daerah peralihan antara kondisi daratan dan lautan, sedimentasi dipengaruhi oleh proses alami laut (seperti pasang surut dan angin laut) maupun darat (seperti sedimentasi akibat penggundulan hutan dan aliran air tawar dari sungai). Zona neritik berada pada kisaran kedalaman saat surut terendah sampai kedalaman yang dapat ditembus matahari (±200 meter). Secara geografis, perairan Tambelan termasuk wilayah paparan (continental shelf).

Sedimen Permukaan Dasar Laut
Sedimen adalah material bahan padat, berasal dari batuan yang mengalami proses pelapukan; peluluhan (disintegration); pengangkutan oleh air, angin dan gaya gravitasi; serta pengendapan atau terkumpul oleh proses atau agen alam sehingga membentuk lapisan-lapisan di permukaan bumi yang padat atau tidak terkonsolidasi (Bates dan Jackson, 1987). Boggs (1986) menyebutkan sedimen permukaan dasar laut umumnya tersusun oleh: material biogenik yang berasal dari organisma; material autigenik hasil proses kimiawi laut (seperti glaukonit, garam, fosfor); material residual; material sisa pengendapan sebelumnya; dan material detritus sebagai hasil erosi asal daratan (seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung).

Batuan Penyusun
Supandjono (1955) telah memetakan Kepulauan Tambelan dan sekitarnya, dan menyebutkan bahwa litologi daerah ini terdiri atas:
a. Batuan Gunungapi Raya (Kvr): berupa lava andesik-basaltik dan breksi; kehitaman memperlihatkan kekar-kekar yang terisi kuarsa; dengan umur pentarikhan K-Ar 106 juta tahun.
b. Kerabat Granit Sukadana (Kgs): tersusun oleh granit, granodiorit putih kotor-coklat muda, setempat merah muda; umumnya terkekarkan; mengandung batuan asing andesit-basalt; menerobos Batuan Gunungapi Raya; umur pentarikhan K-Ar 84 juta tahun.
c. Kerabat Intrusif Sintang (Toms): berupa retas andesit dan dasit berwarna kelabu muda-kelabu tua; terkekarkan; tampak menerobos satuan granit Sukadana dan Batuan Gunung api Raya; umur pentarikhan K-Ar 20-37 juta tahun
d. Terumbu karang.
e. Aluvium (Qa): berupa lumpur, lempung, pasir, kerikil dan kerakal; umumnya masih lepas; merupakan hasil endapan sungai dan pantai.

Litologi Kepulauan Tambelan
Dari penelaahaan geologi regional menurut Supandjono (1955), diketahui pulau-pulau bagian selatan, meliputi Menggirang Kecil, Menggirang Besar, Benua, Lipi, Jelak, Tamban dan Ibul; tersusun oleh batuan granit Sukadana (Kgs), terumbu karang, dan aluvium. Adapun di pulau-pulau bagian utara, meliputi Uwi, Sendulang Kecil, Sedua Besar, Bungin dan Tambelan, selain ketiga batuan tersebut, dijumpai lava dan breksi Batuan Gunungapi Raya (Kvr) dan Kerabat Intrusif Sintang (Toms) yang keras.

Faktor Fisik Oseanografi
Faktor oseanografi mempengaruhi proses pengendapan di bagian selatan dan utara. Sistem arus regional dipengaruhi oleh dua sistem arus besar, yaitu arus regional dan musiman (monsoon). Arah arus dominan dari baratlaut ke timurlaut sekaligus mengisi perairan selat, dan arus surut dominan dari tenggara ke barat laut. Rejim pengendapan dengan arus turbidit cenderung terjadi di bagian selatan, berbeda dengan sedimentasi arus tenang di bagian utara. Hal ini ditunjukkan oleh indeks kekeruhan yang lebih tinggi di selatan dibandingkan utara daerah penelitian. Tingkat kecerahan yang diukur pada 7 stasiun sekitar pulau karang dan terumbu karang di selatan Kepulauan Tambelan menunjukkan kisaran 5,03 sampai 9,4 M (rata-rata = 7,05 M), sedangkan tingkat kecerahan pada 4 stasiun di bagian utara menunjukan kisaran 8,46 sampai 10,73 M (rata-rata = 9,31 M). Salinitas menunjukkan kisaran antara 30 sampai 33 ppm (rata-rata = 31,9 ppm).

Metoda Penelitian
Objek penelitian adalah sampel-sampel sedimen permukaan dasar laut sekitar Kepulauan Tambelan berupa box core, gravity core maupun sampel yang diambil langsung dari dasar perairan dangkal di lingkungan terumbu karang, pantai berpasir, dan hutan bakau (mangrove).

Metoda Sampling
Di perairan lepas pantai sampai laut terbuka, sampel sedimen diambil pada 12 stasiun pengamatan dengan cara diderek (dredging) untuk mendapatkan box corer sample berukuran 50 x 60 x 40 cm. Sampel yang diambil tidak dipengaruhi oleh aliran/pergerakan air sewaktu box diangkat dari dasar laut ke atas kapal. Hal ini ditunjukkan oleh jernihnya bagian air permukaan yang ada di dalam box sampel yang berarti sedimen tidak mengalami perubahan susunan (rusak). Pada 5 lokasi terpilih, pengambilan sedimen lunak maupun keras dari dasar laut dilakukan dengan metoda coring atau jatuh bebas untuk mendapatkan gravity corer atau penginti jatuh bebas. Dengan cara ini, dasar laut ditembus secara vertikal hingga 3 meter panjang untuk sampling sedimen-sedimen oseanik yang masih gembur dan jenuh air. Selain sampel box corer dan gravity corer, dilakukan pengambilan sampel permukaan dasar laut secara langsung atau dengan cara menyelam di perairan dangkal. Pada zona litoral dan sekitar terumbu karang dengan kedalaman < 12 meter diambil 11 sampel sedimen; di pantai berpasir diambil 7 sampel, dan di hutan bakau diambil 5 sampel.

No comments:

Post a Comment