PERILAKU SEKS PRA NIKAH MAHASISWA
)Ali Ahsan Al-Haris
Sumber Gambar : merdeka[dot]com |
Selamat datang di blog pribadi saya, semoga
kesehatan dan pencerahan hidup selalu meyertai kawan-kawan semua. Melihat
kalender, ini adalah bulan September; dimana bulan yang menurutku amat menyakitkan.
Mengapa saya anggap menyakitkan, banyak aku alami hal sering ditinggalkan,
ditinggal lulus teman-temanku, di tinggal sosok ketua umum yang sudah
demisioner, ditinggal fase dimana aku harus berevaluasi penuh.
Siapp, kali ini saya akan menyinggung dan mencoba
menyelami pengaruh seks pra nikah di kalangan mahasiswa. Perlu pembaca ketahui,
saya bukanlah mahasiswa jurusan Psikologi atau pendidikan. Namun tulisan ini
berangkat dari kenyataan yang secara langsung aku alami dan amati di tengah
pusaran kehidupan kaum muda yang sejatinya masih mengalami fase pencarian
jatidiri. Sebut saja dengan Find Youre self.
Seorang keponakan saya pernah berpendapat ke saya,
bahwasanya manusia yang paling berbahaya adalah anak kelas 1 SMA sampai dengan
umur 22 tahun. Dia berpendapat seperti itu karena memang jarang memikirkan apa
yang akan mereka alami setelahnya, sebut saja tak mau berfikirkan apa arti
sebuah penyesalan. Ya, saya sendiri mengalaminya. Apa yang aku lakukan saat
kelas 1 SMA sampai saat aku berumur 22 tahun. Hidup yang aku jalani hanya
menuruti ego semata (Ingat hanya EGO), kalau sudah ke kiri ya gak tau ke kiri
terus sampai gak tau mana kanan dan mana arah tengah. Namun sewaktu ingat
kanan, nurani akan dengan sendirinya mencari jalan tersebut. Hal ini akan
berubah (dan semoga pembaca mengalaminya)saat kalian berumur 23 tahun, entah
dorongan apa yang melatarbelakngi namun berfikir matang dan cenderung hati-hati
akan kalian alami. Tak mau menyepelekan hal kecil akan sering kalian alami.
Kembali ke tema, seks pra nikah mahasiswa. Hubungan
pacaran kaum muda memang salah satu hal yang sangat mengasyikan, fase
berbunga-bunga dan cenderung dunia hanya dimiliki oleh pasangan dua sejoli
saja. Ketertarikan pada pandangan pertama menjadi salah satu factor yang menjadi
awal dari hubungan yang notabenya diluar kewajaran. Keterlibatan hubungan fisik
dan emosional antar pasangan menjadi titik inti dari sebuah hubungan, banyak
secara sadar atau tidak, kalian di anggap pasangan saling mengerti ketika telah
mengalami hal tersebut. Kedua, ketampanan atau kecantikan yang ideal antar
pasangan menjadi factor yang tak bisa dilepaskan pasca kenyamanan. Jujur saja
hal ini pernah dibantah oleh teman saya, mereka beranggapan nyaman terlebih
dahulu, baru bilang cantik atau tampan. Lantas saya bantah kembali, mana
mungkin ada pasangan yang akan memikirkan nyaman atau tidaknya, toh yang
pertama kali kalian fikirkan cantik dan ganteng tidaknya bagi kalian bukan !!
Kepedulian, ini adalah hal bisa dikatakan awal dari
segalanya, salah besar jika kalian berpasangan tak memiliki kepedulian antar
pasangan, bisa saya pastikan hubungan yang kalian jalani akan menemukan
pertengakaran demi pertengkaran. Ke sesi berikutnya adalah komitmen, menemukan
sebuah posisi dimana pasangan kalian tidak akan kalian tinggalkan dengan alasan
apapun. Dan kalian pasti akan mengalami hal ini.
Lantas apa hubunganya hal-hal diatas dengan perilaku
seks pra nikah mahasiswa ? kan gak mungkin juga kalau kalian gak cinta, peduli,
saling mengerti akan mau melakukan hal seperti kontak fisik antar pasangan. Mahasiswa yang identik dengan rumah pondokan
yang dapat dibilang kos atau kontrakan. Kebebasan berperilaku tanpa ada
pengawasan dari orangtua sering membuat kita juga berperilaku liar. Sering
berbicara atau membuka situs porno ? atau setidaknya apakah salah satu dari
kalian pernah membuka ? bagaimana perasaan kalian pasca melihatnya ?
Pernah saya mendengar dari guru saya sendiri (namun
saya belum pernah membaca tulisan dari sumber ilmiah)bahwasanya saat seorang
anak ketika melihat gambar atau menonton video porno serasa akan membekas
seumur hidup seakan hal tersebut takan pernah hilang. Berlanjut ke remaja,
hasrat untuk mengetahui hal tersebut lebih dalam yang akan memotivasi mereka untuk melakukan
pra sex (itu sebutan saya sendiri); seperti berpeggangan tangan, duduk saling
menyandar bahkan kontak fisik.
Hal ini akan berlanjut seperti ciuman, peeting dan
persetubuhan. Sebenarnya sadar kalau hal tersebut salah, namun mau apalagi
kalau NAFSU MENDERU-DERU.
Saya sendiri bingung mau memotivasi pembaca dengan
cara apa gar tidak melakukan hubungan seks pra nikah. Karena yang dapat
mengcover diri kalian adalah diri kalian sendiri. Semakin kalian dilarang,
semakin beringas pula kalian akan mencari tahu bagaimana rasanya persetubuhan.
Agama, TUHAN. Adalah dua hal yang harus pembaca
peggang. Bukan bermaksut menggurui dan sok tau. Karena melakukan kebaikan
adalah hal baik dengan Tuhan yang menjadi tujuan.
Semoga Tuhan menyertaimu. Meminta belas kasihanyalah
agar hidup kita selalu dalam lindunganya. Aminn
Behing the gun @aliahsanID
No comments:
Post a Comment