Friday, September 18, 2015

PERILAKU SEKS PRA NIKAH MAHASISWA



PERILAKU SEKS PRA NIKAH MAHASISWA

)Ali Ahsan Al-Haris

Sumber Gambar : merdeka[dot]com
Selamat datang di blog pribadi saya, semoga kesehatan dan pencerahan hidup selalu meyertai kawan-kawan semua. Melihat kalender, ini adalah bulan September; dimana bulan yang menurutku amat menyakitkan. Mengapa saya anggap menyakitkan, banyak aku alami hal sering ditinggalkan, ditinggal lulus teman-temanku, di tinggal sosok ketua umum yang sudah demisioner, ditinggal fase dimana aku harus berevaluasi penuh.

Siapp, kali ini saya akan menyinggung dan mencoba menyelami pengaruh seks pra nikah di kalangan mahasiswa. Perlu pembaca ketahui, saya bukanlah mahasiswa jurusan Psikologi atau pendidikan. Namun tulisan ini berangkat dari kenyataan yang secara langsung aku alami dan amati di tengah pusaran kehidupan kaum muda yang sejatinya masih mengalami fase pencarian jatidiri. Sebut saja dengan Find Youre self.

Seorang keponakan saya pernah berpendapat ke saya, bahwasanya manusia yang paling berbahaya adalah anak kelas 1 SMA sampai dengan umur 22 tahun. Dia berpendapat seperti itu karena memang jarang memikirkan apa yang akan mereka alami setelahnya, sebut saja tak mau berfikirkan apa arti sebuah penyesalan. Ya, saya sendiri mengalaminya. Apa yang aku lakukan saat kelas 1 SMA sampai saat aku berumur 22 tahun. Hidup yang aku jalani hanya menuruti ego semata (Ingat hanya EGO), kalau sudah ke kiri ya gak tau ke kiri terus sampai gak tau mana kanan dan mana arah tengah. Namun sewaktu ingat kanan, nurani akan dengan sendirinya mencari jalan tersebut. Hal ini akan berubah (dan semoga pembaca mengalaminya)saat kalian berumur 23 tahun, entah dorongan apa yang melatarbelakngi namun berfikir matang dan cenderung hati-hati akan kalian alami. Tak mau menyepelekan hal kecil akan sering kalian alami.

Kembali ke tema, seks pra nikah mahasiswa. Hubungan pacaran kaum muda memang salah satu hal yang sangat mengasyikan, fase berbunga-bunga dan cenderung dunia hanya dimiliki oleh pasangan dua sejoli saja. Ketertarikan pada pandangan pertama menjadi salah satu factor yang menjadi awal dari hubungan yang notabenya diluar kewajaran. Keterlibatan hubungan fisik dan emosional antar pasangan menjadi titik inti dari sebuah hubungan, banyak secara sadar atau tidak, kalian di anggap pasangan saling mengerti ketika telah mengalami hal tersebut. Kedua, ketampanan atau kecantikan yang ideal antar pasangan menjadi factor yang tak bisa dilepaskan pasca kenyamanan. Jujur saja hal ini pernah dibantah oleh teman saya, mereka beranggapan nyaman terlebih dahulu, baru bilang cantik atau tampan. Lantas saya bantah kembali, mana mungkin ada pasangan yang akan memikirkan nyaman atau tidaknya, toh yang pertama kali kalian fikirkan cantik dan ganteng tidaknya bagi kalian bukan !!

Kepedulian, ini adalah hal bisa dikatakan awal dari segalanya, salah besar jika kalian berpasangan tak memiliki kepedulian antar pasangan, bisa saya pastikan hubungan yang kalian jalani akan menemukan pertengakaran demi pertengkaran. Ke sesi berikutnya adalah komitmen, menemukan sebuah posisi dimana pasangan kalian tidak akan kalian tinggalkan dengan alasan apapun. Dan kalian pasti akan mengalami hal ini.

Lantas apa hubunganya hal-hal diatas dengan perilaku seks pra nikah mahasiswa ? kan gak mungkin juga kalau kalian gak cinta, peduli, saling mengerti akan mau melakukan hal seperti kontak fisik antar pasangan.  Mahasiswa yang identik dengan rumah pondokan yang dapat dibilang kos atau kontrakan. Kebebasan berperilaku tanpa ada pengawasan dari orangtua sering membuat kita juga berperilaku liar. Sering berbicara atau membuka situs porno ? atau setidaknya apakah salah satu dari kalian pernah membuka ? bagaimana perasaan kalian pasca melihatnya ?

Pernah saya mendengar dari guru saya sendiri (namun saya belum pernah membaca tulisan dari sumber ilmiah)bahwasanya saat seorang anak ketika melihat gambar atau menonton video porno serasa akan membekas seumur hidup seakan hal tersebut takan pernah hilang. Berlanjut ke remaja, hasrat untuk mengetahui hal tersebut lebih dalam  yang akan memotivasi mereka untuk melakukan pra sex (itu sebutan saya sendiri); seperti berpeggangan tangan, duduk saling menyandar bahkan kontak fisik.

Hal ini akan berlanjut seperti ciuman, peeting dan persetubuhan. Sebenarnya sadar kalau hal tersebut salah, namun mau apalagi kalau NAFSU MENDERU-DERU.

Saya sendiri bingung mau memotivasi pembaca dengan cara apa gar tidak melakukan hubungan seks pra nikah. Karena yang dapat mengcover diri kalian adalah diri kalian sendiri. Semakin kalian dilarang, semakin beringas pula kalian akan mencari tahu bagaimana rasanya persetubuhan.

Agama, TUHAN. Adalah dua hal yang harus pembaca peggang. Bukan bermaksut menggurui dan sok tau. Karena melakukan kebaikan adalah hal baik dengan Tuhan yang menjadi tujuan.

Semoga Tuhan menyertaimu. Meminta belas kasihanyalah agar hidup kita selalu dalam lindunganya. Aminn

Behing the gun @aliahsanID

No comments:

Post a Comment