RINDUKU PADAMU KUTEMUI DALAM ANIAYA SEPI
)*Ali Ahsan Al-Haris
Sumber Gambar : Nishaelf |
Yakinkah aku dengan hal yang selama ini aku jalani,
aku mencoba membaca dan mendengar tentangmu. Nafasku ini terkadang berontak
untuk lebih bertanya tentang siapa Engkau –sungguh. Terkadang penyakit hati
macam iri, dengki, nafsu dan selalu tak terima dengan hidup yang kujalani
membuatku bertanya tentang apa yang sebenarnya kau lakukan padaku. Skeptis
berfikirku ingin kau temani, cenderung aku selalu sendiri dalam menjalani hidup
di alam antah berantah ini. Aku selalu sedih jika tak kau beri jawaban tentang
siapa sosokmu. Apa memang sengaja engkau lakukan ini padaku. Apakah engkau tak
tahu jika selama ini aku merindukan sosokmu. Sadar aku memang selalu
menghianatimu, namun apakah engkau tega meninggalkanku dengan kenangan buruk
yang selama ini aku lalui.
Aku mencoba melakukan
sepenuh hati apa yang kau perintahkan padaku. Apakah engakau masih berfikiran
aku terpaksa melakukan hal itu semua !! kalau memang seperti itu, cobalah
engkau peggang tanganku lantas engkau bimbing aku sesuai dengan apa yang engkau
katakan. Hal ini aku inginkan agar aku semakin tahu sosokmu. Apa memang ada
rencana besar di balik semua ini. Terkadang dalam kesunyian malamku aku menjadi
menggigil karena rindu yang teramat dalam padamu, namun apa daya. Aku hanya
menangis meratapi sosokmu yang selama ini tak kutahu dari siapaun juga. Kalau
sudah seperti itu, aku cenderung emosi, kerinduan yang tak pernah sampai hanya
membuatku berfikiran bahwa semua ini sia-sia belaka.
Sering aku terpuruk dan teraniaya sepi, namun aku
tetap tersenyum karena aku yakin sosokmu menemaniku. Mungkin itulah yang engkau
mau dariku. Engkau sengaja membiarkanku dalam lingkungan yang asing sehingga
memaksaku untuk melakukan sebuah hal yang sebenarnya hal itu melanggar janji
diantara kita.
Namun aku selalu percaya dan percaya di tengah
kemunafikanku padamu, bahwa engkaulah sang egaliter. Sedihku, tangisku,
kesepian yang menusuk-nusuku selama ini memang tak berarti lagi. Karena aku
percaya engkaulah sandaran hatiku. Seperti saat aku menuliskan ini untukmu,
sore yang sepi menganiayaku. Kesendirianku membuatku sadar, bahwa selama ini
sebenarnya kau telah hadir di hatiku paling dalam. Aku merindukanmu, ijinkanlah
aku bertemu denganmu. Aku ingin pelukanmu.
No comments:
Post a Comment