Wednesday, December 2, 2015

Pergulatan Hati

Pergulatan Hati


*Ali Ahsan Al-Haris


Hidup itu memang penuh luka dan liku, tak dapat di pungkiri juga bahwasanya senang atas canda dan tawa ini membuat rindu kita pula. Namun apa daya jikalau hati sudah serasa bosan dengan hiruk piku dunia, rasanya serasa ingin pergi saja; namun entah kemana tubuh ini tak kuasa membawa.

Banyak aku temui model pergaulan dengan gayanya masing-masing, ada baik maupun tak berkenanya. Passion setiap individupun kurang begitu menarik perhatian jiwa, tatkala lagi hati sudah menjadi beku karena rasa penasaran yang tiada tara lagi. Entah aku sendiri harus bagaimana menanggapi semua beban hidup yang kualami, serasa ingin menyerah namun tak kuasa di labeli pengecut oleh nurani. Aku sendiri sadar bahwa hidup itu perjuangan yang tiada henti, ketidakjelasan serta tawakal yang mencoba berusaha di amalkanpun serasa sirna di pandang mata. Entah aku sendiripun sedang mencari tahu kenapa Tuhan merekayasa semua ini kepada hidupku.

Sumber Gambar : wall[dot]alphacoders[dot]com
Aku memiliki banyak teman dengan tipikal kepribadian yang berbeda-beda, aku pun banyak belajar dari mereka. Tak terkecuali mereka yang umurnya jauh di bawahku, karena belajar tentang moral bagiku adalah di atas segalanya, banyak pepatah maupun guru-guruku sendiri berkata bahwasanya jika ingin mencapai moral yang tinggi salah satu jalurnya dalah dengan mengenyam pendidikan. Sedangkan kalau berbicara pendidikan mainside kita pastinya dalah pendidikan formal. Sedikit banyak aku mengamini apa yang di katakan para guruku. Namun dengan berjalanya waktu dengan kesempatan pendidikan yang aku alami ini kenyataan tersebut sedikit berubah. Orang bermoral di kalangan Dunia Mahasiswa malah yang ada degradasi moral yang aku alami. Jujur saja memang selama menempuh pendidikan tnggi ini saya mengalami beberapa cobaan yang memang menghantam moralku, contoh saja saya harus mencerca teman atau membunuh karakternya demi kepentinganku maupun kepentingan teman-temanku. Dan itu adalah salah satu dari seribu hal yang akau alami, lantas aku bertanya kembali apa yang dimaksud dengan moral itu sendiri. Apakah hanya berbelas kasihan kepada teman atau mengasihani kepada teman semata.

Pertanyaan tersebut adalah salah satu dari sekian banyak masalah yang sebenarnya tidak penting untuk kalian ketahui. Tuhan memang memiliki sejuta cara untuk membuat hambanya bingung sehingga bersimpuh mengadu tanya padaNya.

Beda tempat beda cerita, beda lahan beda kepentingan. Ini pula yang ingin kuceritakan kepada pembaca. Sebelum beranjak lebih jauh, aku menulis tulisan ini dengan rentan waktu yang berbeda. Untuk paragraph awal tadi saya tulis kisaran satu minggu yang lalu, sedangkan untuk paragraph yang baru ini saya tulis pada pagi hari Rabu 2 Desember. Beda tanggal tentunya di ikuti pula beda situasi, hal ini aku rasakan betul dalam menulis, terlebih lebih tulisan bak ontologi seperti ini.

Kembali ke tema, pembaca pasti percaya bahwasanya semua orang memiliki kepentingan masing-masing, memeggang kepentingan masing-masing dan akan tetap memperjuangkan kepentinganya tercapai dengan cara yang berbeda-beda. Namun semua itu dapat berubah hanya dengan satu alasan; -Kepentingan Baru. Kenapa saya menuliskan kepentingan baru tentunya berangkat dari pengalaman sehari-hariku. Aku tak perlu bicara banyak teori masalah komunikasi ataupun teknik diskusi kepada pembaca, karena ada yang lebih bernilai dari hal tersebut, yakni pengalaman. Pembaca atau teman-temanku sendiri tak perlu bersikap seperti Intelijen kepadaku hanya untuk mengerti karakter dan gerakku. Cukup kalian baca semua tuisanku maka kalian akan dapat megambil kesimpulan mengartikan Ali itu seperti apa.


            Kepentingan bagiku adalah salah satu hal untuk memotivasi diri menjadi lebih semangat dan giat dalam mengejar akan sesuatu. Saya memiliki kepentingan dan begitupun teman-temanku. Sering kali dengan kepentingan yang sama ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Untuk menjadi yang terdepan, saya sendiri atau temanku terkadang melakukan aksi sepihak dengan klaim ataupun sumber informan paling benar. Itu dilakukan dengan berbagai alasan, selain untuk menjadi yang terdepan dalam kategori entah akupun tak tahu; sifat-sifat suka klaim, atau statement tanpa dasar yang jelas ini  memang sering aku temui. Entah memang, apakah ini sifat dari anak muda yang cenderung spontanitas atau memang hal ini sudah terbiasa di lingkungan kami. The end

No comments:

Post a Comment