Pergulatan
Hati
*Ali Ahsan Al-Haris
Hidup
itu memang penuh luka dan liku, tak dapat di pungkiri juga bahwasanya senang
atas canda dan tawa ini membuat rindu kita pula. Namun apa daya jikalau hati
sudah serasa bosan dengan hiruk piku dunia, rasanya serasa ingin pergi saja;
namun entah kemana tubuh ini tak kuasa membawa.
Banyak
aku temui model pergaulan dengan gayanya masing-masing, ada baik maupun tak
berkenanya. Passion setiap individupun kurang begitu menarik perhatian jiwa,
tatkala lagi hati sudah menjadi beku karena rasa penasaran yang tiada tara
lagi. Entah aku sendiri harus bagaimana menanggapi semua beban hidup yang
kualami, serasa ingin menyerah namun tak kuasa di labeli pengecut oleh nurani.
Aku sendiri sadar bahwa hidup itu perjuangan yang tiada henti, ketidakjelasan
serta tawakal yang mencoba berusaha di amalkanpun serasa sirna di pandang mata.
Entah aku sendiripun sedang mencari tahu kenapa Tuhan merekayasa semua ini
kepada hidupku.
Sumber Gambar : wall[dot]alphacoders[dot]com |
Aku
memiliki banyak teman dengan tipikal kepribadian yang berbeda-beda, aku pun
banyak belajar dari mereka. Tak terkecuali mereka yang umurnya jauh di bawahku,
karena belajar tentang moral bagiku adalah di atas segalanya, banyak pepatah
maupun guru-guruku sendiri berkata bahwasanya jika ingin mencapai moral yang
tinggi salah satu jalurnya dalah dengan mengenyam pendidikan. Sedangkan kalau
berbicara pendidikan mainside kita pastinya dalah pendidikan formal. Sedikit
banyak aku mengamini apa yang di katakan para guruku. Namun dengan berjalanya
waktu dengan kesempatan pendidikan yang aku alami ini kenyataan tersebut
sedikit berubah. Orang bermoral di kalangan Dunia Mahasiswa malah yang ada
degradasi moral yang aku alami. Jujur saja memang selama menempuh pendidikan
tnggi ini saya mengalami beberapa cobaan yang memang menghantam moralku, contoh
saja saya harus mencerca teman atau membunuh karakternya demi kepentinganku
maupun kepentingan teman-temanku. Dan itu adalah salah satu dari seribu hal
yang akau alami, lantas aku bertanya kembali apa yang dimaksud dengan moral itu
sendiri. Apakah hanya berbelas kasihan kepada teman atau mengasihani kepada
teman semata.
Pertanyaan
tersebut adalah salah satu dari sekian banyak masalah yang sebenarnya tidak
penting untuk kalian ketahui. Tuhan memang memiliki sejuta cara untuk membuat
hambanya bingung sehingga bersimpuh mengadu tanya padaNya.
Beda
tempat beda cerita, beda lahan beda kepentingan. Ini pula yang ingin
kuceritakan kepada pembaca. Sebelum beranjak lebih jauh, aku menulis tulisan
ini dengan rentan waktu yang berbeda. Untuk paragraph awal tadi saya tulis
kisaran satu minggu yang lalu, sedangkan untuk paragraph yang baru ini saya tulis
pada pagi hari Rabu 2 Desember. Beda tanggal tentunya di ikuti pula beda
situasi, hal ini aku rasakan betul dalam menulis, terlebih lebih tulisan bak ontologi
seperti ini.
Kembali ke
tema, pembaca pasti percaya bahwasanya semua orang memiliki kepentingan masing-masing,
memeggang kepentingan masing-masing dan akan tetap memperjuangkan kepentinganya
tercapai dengan cara yang berbeda-beda. Namun semua itu dapat berubah hanya
dengan satu alasan; -Kepentingan Baru.
Kenapa saya menuliskan kepentingan baru tentunya berangkat dari pengalaman
sehari-hariku. Aku tak perlu bicara banyak teori masalah komunikasi ataupun
teknik diskusi kepada pembaca, karena ada yang lebih bernilai dari hal
tersebut, yakni pengalaman. Pembaca atau teman-temanku sendiri tak perlu
bersikap seperti Intelijen kepadaku hanya untuk mengerti karakter dan gerakku. Cukup
kalian baca semua tuisanku maka kalian akan dapat megambil kesimpulan
mengartikan Ali itu seperti apa.
Kepentingan bagiku adalah salah satu
hal untuk memotivasi diri menjadi lebih semangat dan giat dalam mengejar akan
sesuatu. Saya memiliki kepentingan dan begitupun teman-temanku. Sering kali
dengan kepentingan yang sama ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Untuk
menjadi yang terdepan, saya sendiri atau temanku terkadang melakukan aksi
sepihak dengan klaim ataupun sumber informan paling benar. Itu dilakukan dengan
berbagai alasan, selain untuk menjadi yang terdepan dalam kategori entah akupun
tak tahu; sifat-sifat suka klaim, atau statement tanpa dasar yang jelas
ini memang sering aku temui. Entah memang,
apakah ini sifat dari anak muda yang cenderung spontanitas atau memang hal ini
sudah terbiasa di lingkungan kami. The end
No comments:
Post a Comment