Tuesday, December 1, 2015

Hari AIDS Dunia dan Propaganda Seks Bebas

Hari AIDS Dunia dan Propaganda Seks Bebas


*Ali Ahsan Al-Haris


Hari AIDS sedunia pertama kali dicetuskan pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk program AIDS Global di Organisasi Kesehatan sedunia di Genewa, Swis.[1][2] Bunn da Netter menyampaikan ide mereka kepada Dr. Jonathan Mann, Direktur Program AIDS yang kini dikenal dengan UNAIDS. Dr. Mann menyukai konsepnya, menyetujuinya, dan sepakat dengan rekemondasi bahwa peringatan pertama Hari AIDS sedunia akan diselenggarakan pada 1 Desember 1988.

Sumber Gambar : smeaker[dot]com
Bunn menyarankan tanggal 1 Desember untuk memastikan liputan oleh media berita barat, sesuatu yang diyakininya sangat penting untuk keberhasilan Hari AIDS Sedunia. Ia merasa bahwa karena 1988 adalah tahun pemilihan umum di AS, penerbitan media akan kelelahan dengan liputan pasca-pemilu mereka dan bersemangat untuk mencari cerita baru untuk mereka liput. Bunn dan Netter merasa bahwa 1 Desember cukup lama setelah pemilu dan cukup dekat dengan libur Natal sehingga, pada dasarnya, tanggal itu adalah tanggal mati dalam kalender berita dan dengan demikian waktu yang tepat untuk Hari AIDS Sedunia.

Bunn, yang sebelumnya bekerja sebagai reporter yang meliput epidemi ini untuk PIX-TV di San Francisco, bersama-sama dengan produsennya, Nansy Saslow, juga memikirkan dan memulai "AIDS Lifeline" ("Tali Nyawa AIDS") - sebuah kampanye penyadaran masyarakat dan pendidikan kesehatan yang disindikasikan ke berbagai stasiun TV di AS. "AIDS Lifeline" memperoleh Penghargaan Peabody, sebuah Emmy lokal, dan Emmy Nasional pertama yang pernah diberikan kepada sebuah stasiun lokal di AS.

Bagiku bukan peringatan hari AIDS, namun pemilihan tanggal 1 Desember sebagai hari penting bagi pengkampanye aktivitas sosial hanya karena lesunya masyarakat Amerika Serikat pasca pemilu yang selalu di suguhi pemberitaan pemilihan umum lantas untuk menanggulangi hal tersebut Bunn menggandeng media dan LSM menginisiasi 1 Desember sebagai hari AIDS.

Bagi pembaca mungkin akan merasa aneh mengapa hal sepele seperti itu harus dipertanyakan. Namun bagiku itu adalah hal yang berarti, karena USA dibalik itu semua, lagi-lagi negara adidaya tersebut yang unjuk gigi. Pernyataan ini bukan berarti saya phobia kepada USA dan sekutunya, namun lebih dari itu aku menilainya; seperti ada konspirasi besar di balik ini semua, hanya saja cara membahasakanya saja aku yang bingung harus mulai dari mana.

Pembaca pasti sudah tahu kalau DKI Jakarta menjadi tuan rumah hari AIDS sedunia, alasanya sungguh sepele; karena Jakarta provinsi tertinggi kasus HIV AIDS, [3]kalau dalam segi prevalensi Jakarta berada di posisi ke empat setelah Papua, Papua Barat dan Jawa Timur (Lho Jatim melok-melok rek). Namun perlu pembaca ketahui, sesungguhnya pemilihan Jakarta sebagai tuan rumah hari AIDS sedunia dikenakan beberapa factor; pertama, deklarasi Komitmen tentang HIV AIDS yang ditandatangani langsung oleh Gubernur DKI dengan sosoknya yang sangat baik, tegas, berwibawa, adil, bijaksana dan semua sifat-sifat kebaikan di mata media-media nasional dengan framing-nya yang terbukti sukses sampai saat ini; siapa lagi kalau bukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang bertekad menyelesaikan masalah HIV pada tahun 2020 dan berakhir getting to zero pada tahun 2030.
Alasan kedua tentunya Jakarta sebagai pusat Negara, Pemerintahan, Corong media massa tentunya akan sangat mudah  untuk mempengaruhi provinsi maupun kota-kota lain di Indonesia meniru hal ini, meskipun kegiatan di atas tidak ceremonial belaka, yang perlu kita perhatikan tentunya dalang di balik itu semua. Hari AIDS di identikan dengan pemakakain KONDOM agar lebih aman, ini kan GILA. Indonesia sebagai bangsa timur tentunya faham betul bahwasanya seks bebas adalah hal yang melanggar agama monoteis yang notabenya banyak di anut di negeri ini.

            Nakh, kalau pembaca mengikuti perkembangan pemberitaan akhir-akhir ini. Selain Papa Minta Saham. Aksi para Homoseksual, Lesbian maupun Biseksual banyak kita temui menyuarakan persamaan hak dimata hukum dan sosial. Sebelum kasus ini banyak terjadi di Jakarta dan Bali, pernah saya menulis hal yang menyangkut ini sebelumnya, silhakan baca di [Legalisasi Pernikahan Sesama Jenis dan Rokok], artikel tersebut membahas di legalkanya kaum homoseksual dan lesbian di mata hukum tepatnya di USA sedikit banyak akan merambah Indonesia pula. Dan hal ini berangsur-angsur sudah terbukti bukan !!

Semuanya kembali kepada pembaca, secercah tulisan sederhana ini hanya sebagai diskusi semata, Hari AIDS Dunia identik dengan KONDOM, KONDOM identik dengan SEX, karena ujung-ujungnya hanya free sex yang mereka targetkan di Indonesia, pintar bukan, Moral masyaraktanya yang pertama kali ia berangus.

Semoga hidupmu tak jauh-jauh dari Tuhanmu. Aminn


Salam Hangat;
Kota Malang, 29/11/2015


Ali Ahsan Al-Haris
@aliahsanID

Rujukan
1.        U.S. Centers for Disease Control and Prevention, International News, "World AIDS Day Co-Founder Looks Back 20 Years Later", CDC HIV/Hepatitis/STD/TB Prevention News Update, 12 Desember 2007
2.       AIDS Day Co-Founder Looks Back after 20 Years" By Rose Hoban, Voice of America, 6 Desember 2007
3.       Edited from Suara[dot]com://Jakarta-tuan-rumah-hari-AIDS-sedunia

Referensi lain :
Adityawan. Arief. Propaganda Pemimpin Politik Indonesia. 2008. LP3ES
Sastropoetro. Santoso. PROPAGANDA (Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa). 1983. Penerbit Alumni


No comments:

Post a Comment