BUSINES
PLAN
PENGOLAHAN
DAN PEMASARAN TERASI PUGER
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah :
Kapita Selekta Kewirausahaan
Dosen pengampu :
Dr. Ir. Agus Tjahjono
Oleh :
ALI AHSAN AL HARIS
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
OKTOBER 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ikan merupakan
bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor.
Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain.
Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu
olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya.
Tanda ikan yang sudah busuk:
- mata suram dan tenggelam;
- sisik suram dan mudah lepas;
- warna kulit suram dengan lendir tebal;
- insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;
- dinding perut lembek;
- warna keseluruhan suram dan berbau busuk.
Tanda ikan yang masih segar:
- daging kenyal;
- mata jernih menonjol;
- sisik kuat dan mengkilat;
- sirip kuat;
- warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;
- insang berwarna merah;
- dinding perut kuat;
- bau ikan segar.
- mata suram dan tenggelam;
- sisik suram dan mudah lepas;
- warna kulit suram dengan lendir tebal;
- insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;
- dinding perut lembek;
- warna keseluruhan suram dan berbau busuk.
Tanda ikan yang masih segar:
- daging kenyal;
- mata jernih menonjol;
- sisik kuat dan mengkilat;
- sirip kuat;
- warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;
- insang berwarna merah;
- dinding perut kuat;
- bau ikan segar.
Ikan merupakan
salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah
didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh
sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan
ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan,
sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak.
Untuk
mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakukan yang baik
selama proses pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat yang
digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih.
Ada
bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan,
pemindangan, perasapan, peragian, dan pendinginan ikan. Terasi merupakan produk
ikan setengah basah yang dibuat dari udang atau ikan-ikan kecil yang dicampur
dengan garam, kemudian diragikan. Terasi digunakan sebagai bahan penyedap
masakan seperti pada masakan sayuran,sambal, rujak, dan sebagainya. Sebagai
bahan makanan setengah basah yang berkadar garam tinggi, terasi dapat disimpan
berbulan-bulan.
Puger adalah salah satu kecamatan di kabupaten Jember, kecamatan ini cukup terkenal dengan pantai, nelayan dan karakter masyarakat yang khas. Produk unggulan dari daerah ini adalah terasi Puger yang dikenal karena aroma rasanya yang khas, enak, gurih dan diolah secara tradisional tanpa bahan pengawet. Orang Jember yang merantau sering kangen dengan terasi Puger ini. Masyarakat luar Jember pun kalau berkunjung ke Jember tidak lupa membawa terasi Puger selain suwar-suwir sebagai oleh-oleh. Terasi adalah salah satu produk olahan hasil perikanan dengan cara fermentasi, terkenal sebagai bahan utama sambal terasi. Meskipun sebenarnya bisa dipakai sebagai bumbu masakan lain.
Puger adalah salah satu kecamatan di kabupaten Jember, kecamatan ini cukup terkenal dengan pantai, nelayan dan karakter masyarakat yang khas. Produk unggulan dari daerah ini adalah terasi Puger yang dikenal karena aroma rasanya yang khas, enak, gurih dan diolah secara tradisional tanpa bahan pengawet. Orang Jember yang merantau sering kangen dengan terasi Puger ini. Masyarakat luar Jember pun kalau berkunjung ke Jember tidak lupa membawa terasi Puger selain suwar-suwir sebagai oleh-oleh. Terasi adalah salah satu produk olahan hasil perikanan dengan cara fermentasi, terkenal sebagai bahan utama sambal terasi. Meskipun sebenarnya bisa dipakai sebagai bumbu masakan lain.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada
makalah Bussines plan-PENGOLAHAN DAN PEMASARAN TERASI PUGER
antara lain :
·
Apakah terasi dan kelebihan dari produk terasi lain
itu?
·
Apa saja kandungan gizi yang terkandung dalam
terasi?
·
Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan terasi puger?
·
Bagaimana proses pembuatan terasi puger?
·
Bagaimana rincian anggaran dalam bussines plan ini?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah dengan
pemilihan judul Bussines plan-pengolahan dan pemasaran terasi puger ini adalah
untuk member informasi dan memasarkan kepada orang lain tentang terasi puger
beserta kelebihan disbanding dengan terasi yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Terasi dan Kelebihannya
Terasi
adalah produk awetan dari ikan atau udang
rebon
segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
dengan proses penggilingan dan penjemuran yang berlangsung relatif lama (
sekitar 3 hari ). Terasi umumnya berbentuk padat, teksturnya agak kasar, dan
mempunyai kekhasan berupa aroma yang tajam namun rasanya sangat gurih. Terasi
yang diperdagangkan ada 2 macam, yaitu terasi udang dan terasi ikan. Terasi
udang biasanya mempunyai warna cokelat kemerahan, sedangkan terasi ikan
berwarna kehitaman.
Dalam praktiknya, sebagian produsen
terasi yang nakal ada yang menggunakan ikan busuk atau limbah (kepala) udang
sebagai bahan bakunya. Meski murah, terasi seperti ini kualitasnya buruk dan
membahayakan kesehatan.
2.2 Kandungan Gizi pada Terasi
Melihat dari bahan bakunya, terasi
mempunyai kandungan protein, kalsium dan yodium yang cukup
tinggi. Namun kandungan tersebut tidak begitu banyak berperan, karena fungsi
terasi yang hanya sebagai penyedap mengakibatkan pemakaian terasi dalam masakan
sangat sedikit.
2.3 Alat dan Bahan yang dibutuhkan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan
terasi puger ini adalah :
Udang rebon
Garam
Gula
Alat yang digunakan dalam pembuatan
terasi puger adalah :
Alat penjemur rebon
Penggilingan
Keranjang
Untuk udang rebon atau ebi sebanyak
100kg, dibutuhkan garam sebanyak 10kg dan gula sebanyak 2,5kg. atau dapat
disesuaikan sendiri oleh pengolah terasi puger. Karena selera tiap pembuat
berbeda dan hal ini akan menentukan laku tidaknya dan sanggup tidaknya terasi
bersaing di pasaran. Karena selain kualitas yang baik, para pembeli biasanya
memperhatikan rasa yang dimiliki terasi tersebut.
2.4 Proses Pembuatan Terasi Puger
Langkah
pertama udang rebon atau ebi dicuci bersih lalu ditiriskan. Setelah itu udang
rebon dijemur sampai setengah kering, biasanya memakan waktu setengah hari jika
cuaca mendukung. Lalu tambahkan garam balok atau garam kasar. Penggunaan garam
halus membuat rasa terasi kurang enak. Lalu udang rebon di tumbuk atau digiling
sambil sedikit demi sedikit diberi garam. Setelah halus, udang rebon
diangin-anginkan selama semalam. Lalu esoknya udang di tumbuk lagi sambil
diberi sedikit air agar tidak terlalu kering. Setelah halus, udang rebon di
cetak sesuai keinginan pasar. Umumnya di puger di cetak bulat memanjang.
Setelah itu di bungkus dengan kertas minyak, lalu di bungkus lagi dengan
plastic pembungkus.
2.5 Rincian Anggaran
Rincian anggaran dana yang digunakan
dalam proses pengolahan terasi puger ini adalah :
Ebi
100kg : Rp 5.500.000,-
Garam
10 kg : Rp 25.000,-
Gula
2,5 kg : Rp 25.000,-
Tenaga
dan kemasan : Rp 100.000,-
Total : Rp
5.650.000,-/100 kg
Biaya
@ 1 kg : Rp 56.500,-
Harga
@ 1 kg : Rp 70.000 ´ 100 kg
Keuntungan
@ 1 kg : Rp 13.500,-
Pendapatan : Rp 1.300.000,-/100 kg
2.6 Proses
Pemasaran
Pemasaran terasi dapat dilakukan
dengan cara membuka counter sendiri, dipasarkan dengan cara membuat pamphlet,
menawarkan kepada konsumen secara langsung, memberikan sedikit sampel dan juga
dapat dipasaran dengan cara menitipkan di toko-toko sekitar. Terasi yang
dipasarkan dapat berupa ukuran per 1kg, 0,5kg, 0,25kg.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terasi adalah produk awetan dari ikan atau udang
rebon
segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
dengan proses penggilingan dan penjemuran yang berlangsung relatif lama (
sekitar 3 hari ). Bahan dasar yang digunakan untuk membuat terasi adalah udang
rebon atau ebi, gula dan garam kasar. Modal yang dibutuhkan tidak banyak, namun
memberikan keuntungan yang lumayan besar.
3.2 Saran
Sebaiknya
saat memulai wirausaha, modal yang digunakan modal kecil dahulu. Tidak terlalu
ambisius, sehingga proses wirausaha akan dapat berjalan dengan baik.
No comments:
Post a Comment