Friday, July 14, 2017

Warga Negara Yang Baik (Nipu)

Warga Negara Yang Baik (Nipu)

*Ali Ahsan Al Haris

Mungkin aku perlu belajar lebih dalam lagi untuk menjadi warga negara yang baik. Mungkin aku yang terlampau bodoh sehinga tidak faham apa yang telah pemerintah hari ini kerjakan, bekal ilmu jurnalistik yang tidak kunjung aku kuasai membuatku selalu muak atas pemberitaan media masa sekarang. Ya bagaimana tidak, kalau aku pintar dalam hal tersebut tentu aku takan memiliki keinginan untuk menjadi warga negara yang baik.

Aku coba memahami saat ada media mainstream, offline maupun online memberitakan tentang presiden kita. Bayangkan, hanya mau mengantri kopi, sekedar jajan dan makan gorengan di pedagang kaki lima, naik kereta api klas ekonomi menjadikan beliau artis pemenuh headline media-media kita.
Terbayangkan gak sih kalau itu semua kadang membuat kita merasa konyol dan cenderung berfikir itu adalah hal memalukan, seperti halnya status facebook kawanku “Bisa gak sich setiap apa yang kita lakukan tidak berujung status di facebook?”

Apa presiden dan petinggi negeri ini gak tahu atau memang gak mau tahu tentang kerusakan hutan di negerinya sendiri, rusaknya terumbu karang, banyaknya pungutan liar, proyek jalan yang cenderung asal jadi, terlebih naikya bahan pokok, komoditas utama pula.

Hai bapak dan ibu yang terhormat di negeri ini, bisa kan membeli kopi dengan meminta tolong staff kalian, makan gorengan masakan cheff pribadi kalian tanpa harus susah antri demi liputan berita semata. Waktu yang ada pada kalian dapat dipergunakan untuk memikirkan masalah-masalah negeri ini. Cari solusi yang tepat agar negeri ini tak tercekik hutang yang makin tahun makin bertambah, masa anak baru lahir saja sudah menanggung hutang negara. Meyedihkan bukan.

Akh tapi ya sudahlah. Rasa-rasanya aku memang kudu belajar menjadi warga negara yang baik kok, Pak. Dulu aku berfikiran bahwa menghargai dan mebela kalian itu adalah hal yang menjijikan, posisi kita lho sama sebagai warga negara.


Tapi mulai sekarang, aku akan menjadi warga negara yang baik. Setidaknya aku akan berusaha mempercayai pemberitaan Bapak dan Ibu, entah apapun itu. Begitu ya, Pak.

No comments:

Post a Comment