Anak perempuan itu bernama Nuna. Di umurnya yang ke tiga, ia belajar membaca Al Qur'an di sebuah yayasan dekat rumahnya.
Ia selalu bersemangat untuk belajar huruf-huruf hijaiyah. Setiap hari, Nuna selalu mengulang-ulang hafalan huruf-huruf hijaiyahnya.
Ia memiliki banyak mainan, salah satunya adalah mainan hewan. Nuna sering menggunakan mainan hewannya untuk bermain dan mengembangkan imajinasinya.
Suatu hari, Nuna sedang bermain dengan mainan hewannya di halaman rumahnya. Ia sedang menyusun mainan hewannya berjejer rapi dekat polybag pohon terong.
"Ini adalah seekor singa," kata Nuna sambil menunjuk mainan singa. "Nama singa adalah S. Huruf s dibaca sa."
"Ini adalah seekor kambing," kata Nuna lagi sambil menunjuk mainan kambing. "Nama kambing adalah k. Huruf k dibaca Kaf."
Nuna terus menyusun mainan hewannya menjadi sebuah cerita. Setiap mainan hewan yang ia gunakan, ia namai dengan huruf hijaiyah.
Ibunya merasa, dengan bermain itu, membantu Nuna untuk mengingat huruf-huruf hijaiyah.
"Nuna, sudah jam makan siang," panggil ibu Nuna dari dalam rumah.
"Iya, Bu," jawab Nuna.
Nuna lalu menyimpan mainan hewannya dan pergi ke dalam rumah untuk makan siang.
Nuna terus bermain dengan mainan hewannya setiap hari. Ia semakin senang bermain dengan mainan hewannya karena ia merasa bahwa bermain dengan mainan hewannya dapat membantunya untuk belajar.
Malamnya, Nuna belajar menghafalkan huruf alfabet. Karena ibunya sudah merasa ia cukup hafal, ia mulai mengajaknya belajar membaca kata per kata.
"Nuna, dengerin apa kata, Ibu"
"Ini, Di", Ibunya berucap seraya menunjukan kata di.
"di", sahut Nuna
"Nas", lanjut Ibunya
Nuna mengikuti
"Ti", ibunya melanjutkan. "Kalau dibaca apa, Nun?"
"Dinasti", jawab Nuna
"Wehhhh, sippp", kata Ibunya Nuna.
"Dinasti, itu apa, Bu?"
"Nuna, Ayah jelaskan dan berikan contohnya, mumpung akhir-akhir ini ramai di pemberitaan", sahutnya.
No comments:
Post a Comment