Showing posts with label KEWIRAUSAHAAN. Show all posts
Showing posts with label KEWIRAUSAHAAN. Show all posts

Friday, July 11, 2014

MAKALAH RESIKO USAHA (DAMPAK TURUNYA PENDAPATAN PENGUSAHA RENTAL JEEP AKIBAT NAIKNYA TIKET MASUK DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU)

DAMPAK TURUNYA PENDAPATAN PENGUSAHA RENTAL  JEEP AKIBAT NAIKNYA TIKET MASUK DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU


RESIKO USAHA
UNTUK MEMENUHI NILAI TUGAS TERSTRUKTUR
KAPITA SELEKTA KEWIRAUSAHAAN
Yang diajar oleh Bapak Dr. Ir. ANTHON EFANI, MP


Oleh:

            NAMA :           ALI  AHSAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
APRIL

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas terstruktur ini.

Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Kewirausahaan (KSKWU). Tugas ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, diantaranya:

1.      Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya.

2.      Orang tua yang telah memberikan dorongan baik moral maupun materiil

3.      Keluarga besar KOMPI UB.

4.      Keluarga besar HIMASEKA FPIK UB

5.      Keluarga besar KOMPAK UB

6.      Keluarga besar Nawak Adventure

7.      Keluarga besar Malang Selatan Rescue

8.      Keluarga besar PMI Kota Malang

9.      Keluarga besar WALHI JATIM

10.  Teman-teman semua yang telah membantu

11.  Bang Ucok dkk

12.  Pukat.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang membangun, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Pengusaha Rental Jepp Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan Universitas Brawijaya umunya dan Fakultas Perikanan Khususnya. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan, terimakasih.

           Malang, 01 April 2014

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang

            Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah taman nasional di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3 ha.

Taman nasional ini adalah salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Dengan adanya penerbangan langsung Malang-Jakarta dan Malang-Denpasar diharapkan jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik akan semakin meningkat. Selain Gunung Bromo yang merupakan daya tarik utama, Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Meski demikian untuk sampai ke puncak Semeru tidaklah semudah mendaki Gunung Bromo dan para pendaki diharuskan mendapat izin dari kantor pengelola taman nasional yang berada di Malang.

Penggemar hiking disarankan untuk mengambil rute dari Malang karena bisa menikmati keindahan lautan pasir lebih panjang. Start point dapat dimulai dari Ngadas yang merupakan desa terakhir yang berada di dalam kawasan taman nasional serta tempat untuk melengkapi perbekalan terutama persediaan air karena setelah ini tidak akan dijumpai sumber air.

            Seiring dengan berjalanya waktu, TNBTS menjadi ikon wisata yang paling sering dikunjungi di Indonesia maupun mancanegara. Hal ini banyak didasarkan karena keeksotisan pemandangan alamnya yang sangat memukau dan menjadi tempa liburan favorit oleh pengunjung.

            Kawasan pariwisata tentunya akan memperhatikan sarana dan prasarana terutama transportasi. Di kawasan TNBTS transportasi yang cocok digunakan salah satunya adalag Jepp, kendaran yang identik dengan style adventure ini sering digunakan para pengunjung untuk menuju ke Bromo maupun ke ranupani untuk para calon pendaki mengingat jalan yang dilalui kebanyakan bermedan terjal dan menanjak.

Usaha rental Jepp ini makin lama menjadi daya tarik sendiri untuk para pengusaha karena profit yang didapatkan cukup besar banyaknya para wisatawan yang berkunjung ke TNBTS. Akan tetapi hal ini menjadi pro dan kontra dikalangan para pengusaha rental Jepp maupun calon pengunjung TNBTS karena naiknya tiket masuk yang mencapi 300%. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap pendapatan para pengusaha rental Jepp yang mengantungkan hidupnya kepada para wisatawan yang menggunakan jasa mereka.

BAB II

METODE

A. Lokasi / Populasi

            Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) adalah taman nasional di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3 ha.

            Sedangkan untuk kantor pusat Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terletak di Jalan Raden Intan, Kota Malang arah ke Terminal Arjosari Kota Malang.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Referensi koran lokal/nasional dan media masa

2. Catatan lapangan

3. Wawancara

BAB III

LAPORAN

Dalam wirausaha, banyak resiko yang akan di hadapi oleh pengusaha baik internal maupun eksternal. Untuk studi kasus ini, para pengusaha rental Jeep di kawasan TNBTS mengalami resiko eksternal di karenakan naiknya tiket masuk ke kawasan TNBTS sehingga mengakibatkan pendapatan para pengusaha Jepp menurun drastis.

Resiko usaha yang dialami oleh para pengusaha ini adalah buah dari kebijakan pemerintah untuk mendapatkan profit yang tinggi tanpa memperduikan aspek sosial ekonomi. Lantas tidak perlu heran jikalau banyak para penyedia jasa, aktivis pariwisata dan lembaga swadaya masyrakat banyak yang berdemonstrasi karena mosi tidak percaya terhadap pemerintah.

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Kenaikan Tarif Masuk Menuju Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru membuat Para penyedia jasa pariwisata yang ada di Malang, Probolinggo, Pasuruan dan Bali, menggelar demo tolak kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di depan DPRD Kota Malang dan Kantor Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Senin (10/3/2014). Dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa mengecam pemerintah, terutama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 tahun 2014 tentang kenaikan harga tiket masuk TNBTS.

Hal ini didasarkan karena para penyedia jasa parawisata pendapatanya berkurang seiring ditetapkanya peraturan tersebut terlebih lagi para pengusaha rental Jepp. Kenaikan tarif masuk bromo yang naik mencapai 300% membuat para wisatawan enggan untuk berkunjung ke TNBTS terlebih lagi untuk wisatawan lokal. Biaya masuk yang cenderung mahal  membuat pengunjung enggan untuk berkunjung sehingga membuat pendapatan para pengusaha Jepp turun drastis. Berikut adalah tarif masuk Bromo dan Semeru:

NO.

SEBELUM

SESUDAH

1.

LOKAL @Rp. 10.000 (All Day)

@Rp. 37.500 (Weekday)

 

 

@Rp. 67.500 (Weekend)

2.

MANCANEGARA @Rp. 72.500 (All Day)

@Rp. 267.500 (Weekday)

 

 

@Rp. 640.000 (Weekend)

Tabel.1

Tarif Masuk Bromo

NO.

SEBELUM

SESUDAH

1.

LOKAL @Rp. 10.000 (All Day)

@Rp. 40.000 (All Day)

 

 

@Rp. 67.500 (3 Day)

2.

MANCANEGARA @Rp. 72.500 (All Day)

@Rp. 267.500 (All Day)

 

 

@Rp. 850.000 (3 Day)

Tabel.2

Tarif Masuk Semeru

Kenaikan untuk tarif masuk gunung semeru juga sangat mempengaruhi pemasukan pendapatan para pengusaha rental Jepp di karenakan wisatawan terbanyak adalah wisatawan lokal, akibat naiknya tarif ini para pendaki lokal enggan untuk mendaki semeru di karenakan biaya administrasi yang sangat mahal.

Hal ini membuktikan bahwa setiap usaha mempunyai resiko sendiri-sendiri tak terkecuali usaha di bidang pariwisata seperti rental Jepp ini. Untuk  itu para pengusaha rental Jepp di kawasan TNBTS di haruskan untuk dapat mengelola resiko usaha sekecil mungkin. Hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil resiko usaha rental Jepp antara lain:

1.      Banting Harga

Para pengusaha rental Jepp dapat menurunkan harga agar para wisatawan tertarik untuk berkunjung ke TNBTS meskipun harga tiket masuk yang mahal.

2.      Pengurangan jumlah armada

Agar usaha rental Jepp efisien dalam mengahadapi fenomena naiknya tiket masuk TNBTS pengurangan jumlah Jepp yang disewakan tidak terlalu banyak agar biaya solar dan oli cenderung kecil.

3.      Aspek teknis-ekonomis

Pengusaha Jepp dapat menawarkan paket keluarga atau liburan secara spesial agar para wisatawan lebih tertarik.

4.      Pelayanan lebih ditingkatkan

Dalam hal usaha pariwisata, aspek yang paling penting adalah menjaga kepuasan dan lenyamanan pelanggan agar tidak kecewa dengan harga yang mereka bayar.

5.      Sasaran pemasaran

Menanggapi naiknya tiket masuk di kawasan TNBTS, para pengusaha rental Jepp harus pintar-pintar dalam mengalisa pasar agar targetan pasar tepat sasaran dan biaya yang di keluarkan efisien.

KESIMPULAN

·         Dalam setiap usaha pasti akan ditemukan resiko

·         Sebelum membuat usaha/bisnis hendaknya di analisis terlebih dahulu resiko usaha yang akan dihadapi secara kajian mendalam

·         Fenomena naiknya tiket masuk di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membuat para pengusaha rental Jepp dan yang lain tidak mudah untuk menerimanya

·         Kenaikan tarif yang mencapai 300% membuat para wisatawan lokal enggan untuk berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru khususnya Bromo.

DAFTAR PUSTAKA

http://travel.okezone.com/read/2014/03/10/407/952572/tarif-wisata-naik-300-persen-pelaku-wisata-bromo-demo-tnbts/large

https://www.facebook.com/SIAGABROMO

http://regional.kompas.com/read/2014/02/27/2049235/Harga.Tiket.Masuk.ke.Semeru-Bromo.Naik.3.Kali.Lipat

http://regional.kompas.com/read/2014/03/04/1347156/Harga.Tiket.Masuk.Bromo-Tengger-Semeru.Naik.Penyedia.Jasa.Pariwisata.Protes

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Kenaikan Tarif Masuk Menuju Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru

Wednesday, April 16, 2014

CONTOH PROPOSAL BUSSINES PLAN



BOWRING (BOMBAY RING)


BUSSINES PLAN
UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER
KAPITA SELEKTA KEWIRAUSAHAAN
Yang diajar oleh Bapak ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, MBA


Oleh:
ALI  AHSAN
A02



UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
APRIL 2014



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Selama ini bawang bombay hanya digunakan sebagai bahan penyedap bahan makanan saja. Jarang sekali masyarakat yang menyukai bawang bombay untuk dimakan secara langsung. Maka dengan latar belakang seperti itu, kami berinisiatif untuk membuat produk dengan mengolah bawang bombay  menjadi camilan yang dapat dikonsumsi dan digemari oleh semua kalangan masyarakat dari berbagai tingkat usia. Namun kita tetap memperhatikan nilai gizi dari bawang bombay itu sendiri. Dengan demikian camilan kami dapat dinikmati semua orang. Bawang bombay tersebut kami olah  menjadi bawang bombay crispy.

Kami memilih bawang bombay crispy karena kami melihat crispy merupakan camilan ringan yang telah akrab dan disukai lidah masyarakat Indonesia pada umumnya. Karena bawang bombay crispy adalah camilan ringan maka kami berasumsi bahwa konsumen tidak perlu lagi merasa khawatir akan efek buruk seperti kolesterol yang mungkin ditimbulkan karena mengkonsumsi produk olahan dari bawang bombay. Bawang bombay crispy juga cocok untuk segala suasana, baik untuk bersantai maupun digunakan sebagai lauk saat makan. Bawang bombay crispy olahan kami ini sangat lain daripada yang lain, karena kami mengolahnya dengan sedemikian rupa untuk tetap menjaga vitamin yang terkandung dalam bawang bombay, sehingga crispy ini memiliki nilai gizi bagi konsumen. Selain itu, yang menjadi alasan kami mengapa memilih mengolah bawang bombay menjadi crispy adalah tidak mudah tengik karena kami menilai crispy relatif  lebih awet dan sehingga harapan kami untuk jangka panjang produk ini menjadi camilan khas di Universitas Brawijaya. 

Semoga produk kami ini dapat diterima oleh masyarakat sebagai sebuah camilan sehat yang mengandung semua manfaat dari bawang bombay. Maka dari itu kami memberi produk tersebut ”BOWRING” atau ”BOMBAY RING” agar mudah diingat sebagai olahan yang unik.


1.1  Visi dan Misi
Visi : Mengenalkan produk baru yang unik kepada konsumen dengan strategi menitipkan produk  di fotokopian setiap fakultas Universitas Brawijaya dan warung-warung kecil.

Misi : Menjadikan bisnis Mahasiswa yang efisien dan kreatif


BAB II
PEMASARAN DAN STRATEGI PEMASARAN

2.1 Strategi Jangka Pendek
            Mengenai strategi pemasaran dari produk kami, sebagai awalnya kami akan memfokuskan strategi dengan memperkenalkan produk kami kepada konsumen. Kami akan memulai memasarkan produk kami di area Malang terlebih dahulu. Untuk memperkenalkan produk kami memang tidak mudah dan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Strategi yang mungkin realistis dapat kami realisasikan adalah dengan sistem “menjemput bola” yaitu dengan “menitipkan” pada toko-toko kelontong, warung-warung makan, kantin-kantin sekolah, dan di tempat-tempat lain yang masih dalam skala kecil. Mengapa kami memulai dulu dari produksi skala kecil? Karena dari segi permodalan kami mengakui bahwa modal yang kami miliki masih belum mencukupi untuk melakukan produksi dalam skala besar. Alasan lainnya adalah dengan produksi pertama kami ini adalah dalam rangka pengenalan produk kepada masyarakat, kami sangat berharap masyarakat memberikan respon yang posistif terhadap produk kami, sehingga selanjutnya kami dapat mengembangkan daerah pemasaran dan memperbesar skala produksi.

2.2 Strategi Jangka Panjang
      Dalam rencana jangka panjang kami apabila kami telah mengalami perkembangan, kami berencana akan menjualnya pada stand-stand di tempat-tempat strategis. Pada saat menjalankan strategi jangka panjang ini, kami telah memiliki tim manajerial yang akan mengurusi masalah pemasaran produk, marketing akan berusaha menjamin ketersediaan stock di dalam stand, sehingga saat konsumen datang dan hendak membeli maka kami pastikan bahwa apa yang dibutuhkan konsumen telah tersedia. Dalam strategi jangka panjang ini kami mengedepankan pelayanan cepat dan tepat untuk memenuhi permintaan pelanggan. Karena pada tahap ini kami telah memiliki pelanggan tetap, sehingga kami tidak hanya akan menjual produk saja, tetapi kami juga akan menyediakan pelayan yang baik untuk pelanggan. Kami juga akan mengikutsertakan produk kami pada bazar atau pameran dalam skala nasional untuk lebih mengenalkan produk kepada masyarakat luas. Kami juga akan mulai merambah iklan melalui media cetak maupun elektronik. Dengan kemajuan yang kami alami tersebut maka kami akan merubah kemasan menjadi lebih menarik lagi, tidak hanya menggunakan plastik, tapi kini kami akan mengemas produk ini dalam sebuah plastik yang di pres sehingga akan menjaga kerenyahannya kemudian dimasukkan ke dalam kardus karton dengan warna dan motif yang khas yang akan kami beri beri gambar logo dari produk ini, sehingga konsumen dapat dengan mudah mengingat produk kami produk kami. Selain itu kemasan tersebut harus dapat dibawa dengan mudah oleh konsumen,sehingga konsumen dapat menikmatinya sambil berjalan-jalan.


      Seperti telah kami jelaskan dalam pendahuluan, bahwa kami akan membuka kemungkinan untuk produk ini akan menjadi makanan atau oleh-oleh khas Malang, maka marketing kami akan menjalin kerjasama dengan toko-toko yang menjual jajanan oleh-oleh khas Malang, sehingga dari segi desain bungkus pun kami telah mengantisipasi supaya produk ini lebih tahan lama kerenyahannya. Setelah menjadi makanan khas kota Malang dan memiliki konsumen hingga di luar kota, tidak menutup kemungkinan kami akan membuka stand-stand di luar kota. Hal ini dikerenakan komitmen kami diatas bahwa kami mengedepankan pelayanan yang cepat dan tepat untuk memenuhi permintaan pelanggan. Maka dari itu kami harus mampu memenuhi permintaan pelanggan akan produk ini di berbagai daerah. Namun untuk menjaga ke khasan dari produk ini, tentunya bila konsumen membelinya di luar kota Malang harganya akan lebih mahal bila dibandingkan dengan membelinya langsung di stand yang ada di kota Malang. 

2.3 Pangsa Pasar dan Daerah Pemasaran
      Target pasar kami pertama-tama adalah mahasiswa, mengingat banyaknya universitas yang ada di kota Malang, sehingga kami merasa mahasiswa adalah target yang tepat. Selanjutnya kami juga akan memasukkan produk ini ke sekolah-sekolah sehingga dapat dinikmati oleh para pelajar. Dan juga kami akan memasuki swalayan, rumah makan. Sehingga semua orang dari berbagai usia dapat menikmati produk ini. Mungkin sasaran pasar yang kami bidik adalah kalangan menengah, hal ini dikarenakan harga dari produk ini yang memang sedikit lebih mahal bila dibandingkan dengan kripik dari tepung biasa atau ketela pada umumnya. Dan juga menurut kami kalangan menengah ini telah sadar dan mengerti akan kebutuhan gizi dari bawang bombay, sehingga mereka bisa menikmati produk ini untuk mendapatkan semua manfaat dari bawang bombay. Mengenai  daerah pemsaran dari produk ini, kami berencana dalam jangka pendek akan meliputi kota Malang dan sekitarnya terlebih dahulu. Apabila produk ini dirasa cukup sukses diterima di masyarakat kota Malang dan sekitarnya kami akan mengembangkan jangkauan pemasaran produk kami ini  ke luar kota, tetapi seperti telah dijelaskan diatas, bahwa target kami adalah menjadikan produk ini salah produk makanan khas Malang, maka kami akan tetap tetap menjaga ke khasan tersebut walaupun produk ini nantinya telah banyak dijumpai di luar kota Malang.


BAB III
STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN DAN PESAING

3.1 PRODUCT
Produk dikemas dengan ukuran plastic ½ kg. Lalu diisi 5- 7 ring bawang Bombay tergantung dari besar ring itu sendiri setiap bungkus. Dengan kemasan yang menarik perhatian konsumen baik dari segi warna kemasan, model, dan sebagainya.

Untuk keuangan dan modal awal kami menggunakan tabungan kami untuk memulai merintis usaha ini, selanjutnya setelah mendapat respon positif dari masyarakat kami akan mengembangkan produksi dengan mencoba mengajukan pinjaman lunak untuk UKM. Sekarang ini kami menggunakan keuntungan dari hasil produksi untuk mengembangkan usaha. Pembagian keuntungan kami lakukan dengan membagi sama rata, karena disini kami bekerjasama dalam berbagai hal, baik dalam proses produksi, distribusi maupun marketing. Sehingga seluruh tim terlibat secara penuh.


  3.3  PROMOTION
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui beberapa cara :
·         Advertising (Iklan)
Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut :
-          Media Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran .
-          Media TV dan Radio : Iklan TV, Jingle Iklan Radio dan online melalui facebook, twitter, atau blog-blog.
·         Sales Promotion
Promosi melalui acara / pameran yang digelar di tempat keramaian dimana konsumen produk berada dan juga dilakukan penjualan ditempat.
·         Personal Selling
Promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.


3.4  PLACEMENT
Dari semua aktivitas mula dari proses produksi, packing dan pembuatan iklan kami lakukan rumah produksi kami. namun nantinya kami merencanakan memiliki sebuah tempat produksi khusus, sehingga bisa lebih leluasa untuk menjalankan bisnis ini dengan skala yang lebih besar.

Tempat penjualan yang mungkin realistis dapat kami realisasikan adalah dengan sistem “menjemput bola” yaitu dengan “menitipkan” pada toko-toko kelontong, warung-warung makan, kantin-kantin sekolah, dan di tempat-tempat lain yang masih dalam skala kecil.


3.5  PEOPLE
Untuk tenaga kerja sementara ini kami yang mengerjakan semua ini bersama-sama dengan tim kami. Kami belum merekrut dari tenaga lain, karena modal yang belum mencukupi dan kami rasaa kami ber lima masih bisa mengerjakannya sendiri. Namun untuk jangka panjang, kami juga berencana untuk merekrut tenaga dari para ibu-ibu yang ada di sekitar tempat proses produksi, sehingga dapat membantu memberikan efek yang positif bagi lingkungan sekitar.


3.6  PROCESS
Produksi BOWRING ini bisa diolah dengan cara sederhana yaitu masih produk buatan tangan yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1.      Campur tepung maizena dengan telur yang sudah dikocok sebelumnya dalam mangkok kecil. Tepung maizena adalah tepung yang amat sangat cepat menjadi lengket dan keras, jadi jangan khawatir jika ngasih kebanyakan air, nanti dia akan mengental dan lengketdengan sendirinya. Siapkan remah roti dalam satu wadah tersendiri.

2.      Potong bawang bombai dari samping sehingga bentuk tetap bulat. Iris besar-besar dan pisahkan tiap lapisan. satu lapisan bisa menjadi 1 onion ring sendiri. Pastikan irisan tidak terlalu tipis karena saat digoreng bawang akan melemah kekuatannya sehingga tidak patah.

3.      Celupkan potongan bawang ke adonan maizena yang dicampur dengan telur dan gulingkan dalam remah roti yang sudah dicampur dengan maizena yang sudah diberi bumbu seperti garam, merica bubuk, penyedap rasa, Italian seasoning. Lakukan hingga semua irisan bawang habis. 

4.      Panaskan 50-100 ml atau lebih minyak dalam penggorengan (tergantung ukuran penggorengan). Usahakan tinggi minyak cukup untuk mencelup 1/2 dari ketinggian irisan bawang. Gunakan sumpit kayu untuk memasak agar onion ring tidak hancur saat dibalik.

Kecilkan api lalu masukkan onion ring kedalam minyak panas, 1 menit tiap sisinya. Angkat saat warna sudah kecoklatan. Jangan dimasak terlalu lama. Keringkan minyak, tidak perlu menggunakan kitchen paper atau koran karena tepung maizena cukup bagus untuk menolak resapan minyak sehingga onion ring cepat kering. Dalam proses penggorengan ini kami menggunakan minyak goreng yang higienis, bukan minyak goreng bekas seperti yang kebanyakan digunakan oleh para pejual gorengan. Dengan suhu yang tidak terlalu panas, kami berusaha menjaga kandungan protein di dalam produk ini. 

5.      Untuk finishing selanjutnya kami akan memberi perasa makanan. Setelah seluruh proses pembuatan selesai selanjutnya adalah packing, kami akannmengemas produk kami ke dalam plastik yang kemudian di pres menggunakan alat pres untuk menjamin mutu dan kualitas dari produk tersebut. Demikian produk telah siap didistribusikan.

Selain itu kita menggunakan system tester agar konsumen yang ingin membeli produk kita mengetahui rasa dari produk  kita, jika konsumen menyukai maka mereka tidak perlu kuatir tentang rasa dan Keramahan kita dalam melayani konsumen.
 
3.7  PHYSICAL EVIDENCE
Produk dijual dalam bentuk kemasan plastic yang kemudian di pres dengan menggunakan alat pres untuk menjamin mutu kualitas dari produk tersebut selain agar mudah disobek. Selain itu dalam kemasan kita memberikan logo yang cocok dengan produksi kita untuk menarik perhatian konsumen.


BAB IV
ASPEK PRODUKSI

4.1  DIMENSI PRODUK
Ciri produk adalah dalam bentuk kemasan, kemasan plastic bening dan logo yang cocok pada kemasan produk. Ukuran relative yaitu plastic ukuran ½ kg.


4.2  NILAI / MANFAAT PRODUK
Manfaat inti : untuk bahan baku makanan, untuk makanan ringan, dan sehat.

Manfaat dasar : harga terjangkau dan mudah didapat.

Manfaat yang diharapkan : tidak repot-repot lagi dalam membawa produk ke rumah.
Manfaat di atas harapan : produk akan di antar dan memdapat bonus untuk pembelian dalam jumlah besar.

Manfaat potensial : kartu member bagi pelanggan yang dapat digunkan saat membeli produk dan berisi potongan harga.

4.3  KEGUNAAN/ FUNGSI PRODUK
Produk konsumsi : produk yang dibutuhkan sehari-hari dan mudah didapat
Produk industry   : sebagai bahan baku yaitu produk yang biasa dibeli untuk bahan baku pembuatan produksi.


BAB V
ASPEK KEUANGAN











·         


 



















·         Biaya Produksi (TC) = Biaya Tetap (FC) + Biaya tidak tetap (VC) 
 = Rp. 41.333,- + Rp. 647.000,- 
 = Rp. 688.333,-  

·         Penentuan Harga Pokok (HPP)
Penentuan Harga Pokok Penjualan

Dalam 1x produksi menghasilkan = 300 kg/bulan
jual = 1 kg Bowring = Rp. 2.500,-


5.2  Analisa Keuntungan
Harga jual Bowring       = Rp. 2.500,-/pcs


 












Jika ada yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.
#Go AHead Indonesia
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun: @aliahsanID