Friday, September 19, 2014

RELASI



RELASI

*Ali Ahsan

Indonesia, sebagai bangsa yang besar dan bermartabat. Tentunya banyak cerita heroik yang mendasari Negara ini, mulai dari cerita pahlawan-pahlawanya yang heroic melawan penjajah dengan gigih berani dan kaum intelektualnya yang mengabdikan dirinya mengajarkan segudang pengalaman dan ilmunya untuk kecerdasan masyarakat negeri ini.

Berbicara kaum intelektual, Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki ilmuwan dengan segudang prestasi yang membaganggakan di dunia Internasional. Hal ini tentunya tak terlepas dari peran tenaga pendidik di universitas-universitas dimana mahsiswa menuntut ilmu. Kampus sebagai wadah dimana mereka beraktualisasi mewujudkan cita-cita yang mereka idamkan memang menjadi kajian yang menarik bagi mahasiswa seperti saya. Perkuliahan sesusai disiplin ilmu yang ditekuni demi hasil yang membanggakan saya kejar dengan kawan-kawan yang lain dengan tujuan untuk mendapatkan kerja. 

Banyaknya kampus di Indonesia, banyaknya mahasiswa dengan disiplin ilmu yang hamper semua sama yang tak di ikuti dengan lapangan pekerjaan yang memadai membuat beban moril tersendiri bagi mahasiswa yang hampir lulus sepertiku. Sudah menjadi rahasia umum dan kepastian kalau ribuan mahasiswa yang tersebar di pelosok negeri ini ingin menjadi pegawai negeri sipil!! Namun, sudah menjadi rahasia umum pula bahwasanya dunia kerja zaman sekarang memang tak terlepas dari relasi, dengan nilai fantastis dan  CV yang aduhai berpengalaman dan banyak tak tentu si pelamar kerja dapat lolos. Relasilah yang menjadi senjata utama agar sipelamar dapat lolos.

Kalau negeri ini tetap seperti ini, instansi yang hanya di huni oleh manusia-manusia seperti itu hanya akan membuat dampak degradasi moral bagi Indonesia.
Semoga Indonesia kedepan lebih baik. Aminn
Behind The Gun: @aliahsanID

Saturday, August 30, 2014

REZIM



REZIM

)*Ali Ahsan

Banyak para pemimpin dari sebuah rezim yang tak mau jika rezim yang pernah ia peggang di rebut oleh klan yang notabenya berbeda pandangan denganya. Hal ini telah menjadi konsumsi kita, bahkan hal ini telah menjadi rahasia umum. Banyak didasari oleh kepentingan yang sama namun dalam mencapai tujuanya mereka saling hantam karena menurutnya cara yang ia lakukan adalah yang paling benar. Model seperti ini memang bayak kita jumpai dan terlebih karena didasarkan oleh rezim yang tamak akan kekuasaan.

Posisi pemimpin hanyalah baju belaka, tubuh yang berada di dalamnya terdapat manusia-manusia penuh ilmu dan stratak tingkat zeus. Manusia seperti inilah yang sebenarnya matia-matian mempertahankan dan menjalankan dari kepemerintahan tersebut. Posisi strategis semua jabatan yang kita hendaki untuk di isi oleh para manusia berkepribadian baik memang takan mungkin terjadi, dorongan golongan yang menyokongnya untuk memperluas daerah jajahan dan relasi politis membuat figur dari pemimpin itu sendiri menjadi tenggelam dengan arahan dari para tubuh yang berada di dalam sosok pemimpin diatas.

Banyak kita temui pemimpin negara, instansi, perusahaan, organisasi dll secara perilaku terlihat baik, bagi kita mereka terlihat seperti malaikat penolong semua permasalahan kita. Tutur bahasa dan perilaku yang telah membius kita telah men-amini bahwa sosok yang memimpin kita adalah sosok ratu adil. Kita sering tak sadar bahwa sosok malaikat itu sebenarnya adalah setan, pandangan yang membutakan kita adalah karena gencarnya media atau mulut yang mendeskripsikan sosoknya yang baik sehingga kritik dari luar tak lagi mau kita terima. Hal inilah yang menjadikan kita menjadi terbelenggu dengan pemikiran kita sendiri, kritik dan saran yang seharusnya kita pertimbangkan malah jauh0jau kita buang. Hal sepele yang seharusya kita fahami hanya menjadi bualan sampah semata.

Sosok pemimpin saya sadari memang penting adanya, orang-orang yang lebih kuat darinya yang mati-matian membantu dan membelanya juga sangat penting posisinya. Sinergis keduanya akan menumbukan sebuah proses kepemerintahan yang kuat dan progresif. Hanya satu yang biasa dilakukan, pentingnya oposisi juga sangat berpengaruh sebagai pengawalan kebijakan dari sebuah rezim penguasa.

Tapi sayang, perbedaan sering membuat kita terlena. Perbedaan sering membuat kita beda bahwa sebenarnya kita lemah darinya.

Friday, August 29, 2014

MARS FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN (FPIK) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG



MARS FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


Bersyukur dan  ikhlas

Perikanan Indonesia jaya

Tetap Yakin dan  usaha

Untuk kemajuan  perikanan

Hidayah dan taufik

Jayalah perikananku

 

Menuntut  ilmu dan mengabdi

Menjunjung tinggi  Tri Dharma Perguruan Tinggi

Fakultas Perikanan dan Kelautanku

Kami bersamamu akan  membawa perubahan

Ya Tuhan berkatilah

Jayalah Fakultasku


Saturday, August 9, 2014

JILBOOBS

JILBOOBS
Oleh: Ali Ahsan

JILBOOBS (JILBAB TOKET)
            Hahaha, saya yakin akhir-akhir ini anda pasti banyak mendengar sepenggal kata yang agak ganjil dan terdengar lucu itu. Ya, istilah itu sekarang marak di perbicangkan di media sosial maupun cetak. Aku sengaja menulis judul tersebut karena sangat puas dan merasa senang karena perilaku berbusana yang aneh ini akhirnya menduduki puncak pemberitaan di berbagai media nasional yang harapanya bagi yang merasa-merasa itu sadar dan terkutuk, ekh maksut saya terketuk pintu hatinya untuk mau merubah alias kembali ke yang semestinya.

Itu Namanya Pamer Toket!
            JILBOOBS, menurutku kata ini memiliki arti JIL (Jilbab) dan BOOBS (Payudara/Toket). Istilah tersebut merupakan sebutan bagi para wanita yang mengenakan Jilbab tetapi memperlihatkan tonjolan di wilayah DADA. Untuk lebih jelasnya, banyak saya temukan rekan-rekanku Mahasiswi atau anak-anak SMA bahkan para Perempuan yang mengenakan Jilbab tidak sesuai dengan Syar’i yaitu, tidak membentuk lekuk tubuh alias longgar, bahan kain tak boleh menerawang atau tembus pandang. Akan tetapi secara sadar dan telah menjadi rahasia umum bahwasanya Jilbab yang semestinya dipergunakan untuk MENUTUP aurat di daerah kepala sampai dada yang ada malah dipergunakan untuk MEMBUNGKUS DADA/TOKET/PAYUDARA/SUSU agar terlihat menonjol, sensual dan menarik para Adam serta bagian Pinggang yang di jahit ketat pula.

Obral Toket hahaha!!
            Dari paragraph di atas mari kita renungkan bersama dengan mata tetutup dan mencoba membayangkan serta mengingat kembali apakah yang saya sampaikan itu benar adanya atau hoax! Bawahan, selain cara memakai Hijab yang dengan sengaja pendek tak menutupi Toket. Perempuan-perempuan zaman sekarang juga merubah dandananya dengan memakai celana/rok yang sangat ketat atau berkain tipis di bagian PANTAT alias BOKONG. 

            Fenomena ini terjadi bukan hanya pada perempuan yang memiliki PAYUDARA dan BOKONG yang besar serta kencang. Aku banyak menemui fenomena Jilboobs pada perempuan yang tak memiliki lekukan tubuh seistimewa dengan oknum yang terlabeli Jilboobs seperti di atas.

            Dari hasil pengamatanku selama ini, aku dapat menjamin selain untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, perempuan-perempuan yang berdandan semacam itu termotivasi agar di lihat para lelaki. Karena kalau difikir-difikir buat apa mereka dandan seperti itu kalau bukan untuk pamer PAYUDARA, sorry, maksutku pamer style berkerudung mereka!

Degradasi Moral (JILBOOBS)
            Selain memiliki sifat ingin selalu dan selalu di perhatikan, perempuan juga memiliki sifat ingin di GAULI alias DIPERKOSA. Yah, laki-laki ingin selalu di cintai, perempuan ingin di mengerti, laki-laki memperkosa, dan perempuan ingin diperkosa. Sudah menjadi rahasia umum bukan! Dan aku cenderung berfikir  para perempuan zaman sekarang mungkin merasa sepi Pemerkosa sehingga mereka berdandandan dengan gaya Jilboobs. Haha, cukup untuk menjadi sebuah kesimpulankan?

            Tidak itu saja, Konsensus Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyepakati bahwasanya Jilboobs di haramkan di Indonesia –uda kaya aliran Islam Liberal bukan! Tapi bukan Indnesia kalau dalam setiap pengambilan kebijakan berbau Agama dan Sara tak menimbulkan Konflik.
Feni, Wakil Ketua Komunitas Hijabers Depok “Merasa Terhina”. Feni memandang, pemakaian jilbab untuk kaum remaja sendiri masih dalam proses pembelajaran. Sehingga, mereka pun tidak dapat disalahkan sepenuhnya atas penggunaan jilbab yang masih belum memenuhi syari. “Karena jilbab perlu proses, tidak bisa blek syari. Perlu proses,” tandasnya. Feni meyakini ada pihak yang sengaja membuat istilah tersebut, apalagi jilbab tengah menjadi tren di kalangan anak muda. Dengan demikian, kaum remaja berpikir ulang ketika akan mengenakan hijab. “Istilah jilboobs itu ada pihak-pihak yang mau adu domba antara Islam dan kerudung,” ucapnya. Merdeka, Rabu (6/8).

            Feni beralasan banyak para remaja-remaja Indonesia zaman sekarang yang masih dalam proses berhijab –katanya. Namun statement tersebut kalau saya sendiri langsung dapat di patahkan, bagaimana dengan fenomena pertelevisian negeri ini yang cenderung mempertontonkan artis-artis yang berhijab  tak sesuai syari sehingga berimplikasi pada remaja Indonesia. Selain itu pendidikan moral dan karakter di bangku pendidikan negeri ini juga tak kunjung berubah, murid cenderung hanya di didik untuk menghafal materi. Pendidikan moralnya cenderung di abaikan karena tenaga pendidik cenderung sibuk untuk mengejar deadline materi –haha ketahuan dech!

            Sungguh aku tak bermaksud untuk menghina para kaum hawa atas kejadian ini, akan tetapi fenomena Jilboobs, Celana Ketat yang mempertontonkan Pantat dan Baju yang memperlihatkan lekuk Pinggang dan besarnya Payudara Perempuan sekarang memang menjamur di kalanngan Birokrat, Politikus, Akademisi, Pelajar dan Masyarakat Umum.

Ini Nyata Bukan Hoax (JILBOBS)
            Namun sebagai warga Negara yang berusaha menjadi baik, aku tetap optimis dengan di haramkanya Jilboobs oleh MUI akan membuat para perempuan tersadar untuk kembali ke apa yang semesti dan sepantasnya ia kenakan sebagai Umat Islam dan Bangsa Timur. Selain itu, Kurikulum 2013 yang di terapkan di SD-SMA yang menekankan pendidikan Moral dan Karakter akan mengantar bangsa yang besar ini menuju sebuah bangsa yang bermoral dan berkarakter, karena kalau ingin melihat bangsa Indonesia 50 Tahun kedepan maka lihatlah Pemuda zaman sekarang.

#Hidup Indonesia
#Go Ahead Indonesia
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialog
Behind The Gun @aliahsanID