Wednesday, March 26, 2014

SEJARAH RENAISANS



SEJARAH RENAISANS

Sejarah mencatat, Renaisans adalah sebuah masa yang berlangsung selama 25 sampai 50 tahun terutama berpusat pada tahun 1500. Dapat ditandai melalui kebangkitan seni, pemikiran dan sastra yang menarik keluar Eropa dari kegelapan intelektual selama abad pertengahan. Hal ini masih menjadi perdebatan di klangan peneliti apakah Renaisans berawal dari eropa atau istanbul pasca jatuhnya Konstantimopel ke tangan islam (Mehmed II) Renaisans bukanlah sebuah perpanjangan alamiah dari abad pertengahan, melainkan sebuah revolusi kebudayaan. Sebuah reaksi terhadap kelakuan dan tradisi abad itu yang cenderung kolot.

Berdasarkan definisi, kata “renaisans” bermakna kehidupan atau bangkit kembali. Masa yang dikenal sebagai Renaisans dianggap sebagai penemuan kembali masa keemasan peradaban Yunani dan Romawi, atau secara sederhanya dapat di katakan Renaisans terbentuk karena perpaduan budaya Yunan dan Romawi. Faktanya, meskipun pada zaman Renaisans banyak orang membaca sastra klasik dan mempertimbangkan kembali pemikiran klasik, maksud sesungguhnya dari Renaisans adalah inovasi dan penemuan. Universitas-universitas didirikan hampir di seluruh Eropa, disertai munculnya kesadaran untuk menyebar-luaskan ide-ide.

Diantara tokoh-tokoh seni di masa keemasan Renaisans adalah Albrecht Dührer (1471-1528), Desiserius Eramus (1466-1536), Hans Holbein (1465-1506), Hans Memling (1430-1495), Hieronymus Bosch (1450-1516), Josquin de Pres (1445-1521), Leonardo da Vinci (1452-1519), Lucas Cranach (1472-1553), Michaelangelo (1475-1564), Perugino (1446-1526), Raphael (1483-1520), Sandro Botticelli (1444-1510), Tiziano Vecelli (1477-1526).

Pada saat yang nyaris bersamaan, Christoper Columbus melakukan pelayaran bersejarahnya di tahun 1492. Michaelangelo masih hidup ketika Ferdinand Magellan mengelilingi bola dunia. Mereka adalah orang-orang yang membuka jalan bagi generasi-generasi seniman dan para pencipta lagu di masa mendatang.

Sementara di bidang ilmu pengetahuan, muncul nama-nama seperti Nicolas Kopernick (Copernicus) yang memutuskan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari dan bukan sebaliknya sebagaimana yang diyakini orang-orang saat itu. Saat itu juga, Galileo Galilei menyimpulkan beberapa buah bulan di sekitar Jupiter dan cincin yang mengelilingi Saturnus.

Ranaisans adalah sebuah tonggak sejarah karena secara tiba-tiba mempengaruhi perjalanan sejarah dari seni dan kebudayaan barat.

Kekuasaan yang bersifat mutlak cenderung korup, demikian juga halnya dengan gereja. Salah satu bentuk penyimpangan yang dilakukan gereja pada masa itu adalah pemberian janji kepada para pengangut Kristen. Jika mereka membayar sejumlah uang untuk gereja, maka mereka akan selamat dari murka Tuhan.

Pada abad ke-14, sejumlah agamawan terkemuka, seperti John Wycliffe di Inggris dan John Huss di Praha, Ceko, mulai berbicara lantang menentang praktek terlarang yang dilakukan gereja ini. Bersamaan dengan itu, terjadi gelombang ketidakpuasan yang muncul di gereja itu sendiri. Suasana yang pada awalnya tertutup, akhirnya meledak ketika pada tanggal 31 Oktober 1517, seorang pendeta bernama Martin Luther menempelkan sebuah poster – lebih tepatnya sebuah dokumen – di pintu sebuah kastil di Wittenberg, Jerman. Dokumen ini berjudul “95 tesis terhadap penyalahgunaan agama”. Menuduh Uskup Albrecht of Mainz telah melakukan penipuan dengan cara menjual keyakinan pengikutnya (diduga mengantongi uang dari hasil penjualan itu). Luther juga mengutuk praktek penjualan agama secara umum.

Akibat ulahnya, Luther dihukum dengan cara dikucilkan dari gereja pada tahun 1521. Hasil dari keberaniannya itu, akhirnya diikuti oleh banyak penganut Kristen lainnya. Kemudian orang-orang ini disebut Protestan, karena protes yang mereka tujukan secara umum kepada gereja-gereja Romawi.

Luther sendiri kemudian membentuk sebuah gerakan agama baru yang tetap mengakui agama Kristen namun menolak otoritas politik gereja Romawi. Kelompok ini lalu disebut orang-orang Lutheran, yang sampai sekarang adalah agama dominan di negara-negara Skandinavia, sebagian besar Jerman dan sebagian kecil di Amerika Utara.

Bagaimana pendapat kalian? Mari kita berdiskusi.
Behind the gun : @aliahsanID

Daftar bacaan dan sumber:
  1. Armagan, Mustafa. 2014. Muhamad Al-Fatih. Kaysa Media. Jakarta
  2. Campbell, Gordon. The Oxford Dictionary of the Renaissance. (2003). 862 .
  3. Fletcher, Stella. The Longman Companion to Renaissance Europe, 1390-1530. (2000). 347.
  4. Fritjof Capra.  2007. Sains Leonardo: Menguak Kecerdasan Terbesar Masa Renaisans
  5. Grendler, Paul F., ed. The Renaissance: An Encyclopedia for Students. (2003). 970.
  6. Grendler, Paul F. "The Future of Sixteenth Century Studies: Renaissance and Reformation Scholarship in the Next Forty Years," Sixteenth Century Journal Spring 2009, Vol. 40 Issue 1, 182.
  7. Hale, John. The Civilization of Europe in the Renaissance. (1994). 648.
  8. Hay, Denys. The Significance of Renaissance Europe dalam The Age of Renaissance. Disunting oleh Denys Hay. Thames and Hudson Ltd. London:1986.
  9. Madjid, Nurcholish. 2007. Islam Universal. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
  10. Mike Fearon. 1993. Martin Luther (Men Of Faith)
  11. Robert, Audi.1995.The Cambridge Dictionary Of Philosophy.Cambridge University Press:United Kingdom.580-617
  12. Simon Petrus L. T. .2004.Petualangan Intelektual.Yogyakarta.Kanisius.176-180.
  13. http://www.biography.com



CONTOH REVIEW JURNAL









Nama   : ALI AHSAN
NIM     :
Prodi     :
MK       :

Penulis
Chinchai, P. dan Wittayanin W.  
Tahun
2007
Judul
Influence of the home visit programme on the functional abilities and quality of life of people with spinal cord injury in Thailand.
Jurnal
Asia-Pacific Disability rehabilitation Journal
Volume
19
Website
Latar Belakang Penelitian
Peningkatan jumlah penderita Cidera spinal cord (SCI) ternyata belum menjadi perhatian yang serius dari pemerintah Thailand,Kebijakan peduli kesehatan dan rehabilitasi untuk orang dengan disabilitas di Thailand malah lebih berfokus pada pemulangan lebih awal penderita disabilitas dari rumah sakit dikarenakan keterbatasannya dana pemerintah, akibatnya, banyak penderita disabilitas yang belum/cukup siap untuk kembali ke rumahnya mengalami kekagetan.Banyak kasus, para penderita disabilitas ini mendapat tanggapan negatif dari keluarga, tetangga dan lingkungan dimana individu tinggal,dalam jangka panjang, akan berakibat pada kemunduran kemampuan fungsional dan kualitas hidup penderita disabilitas ini.Berdasarkan hal tersebut,maka Program kunjungan rumah sebagai kerangka team rehabilitasi , bertujuan untuk mendorong orang dengan SCI untuk menggunakan potensi maksimum mereka dalam kehidupan sehari-hari, menyarankan modifikasi rumah dan lingkungan, dan memberikan informasi mengenai disabilitas, kepada keluarga dan tetangga. 
Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana program kunjungan rumah berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan fungsional dan kualitas hidup orang dengan cidera Spinal cord di Thailand.

Tujuan
Tujuan utama dari studi ini adalah menyelidiki penngaruh program kunjungan rumah, yang diadakan oleh therapist vokasional,pada kemampuan fungsional dan kualitas hidup kelompok ini (SCI).
Landasan Teori
-   Orang dengan cedera spinal cord penting untuk diberikan sebuah mekanisme yang sesuai dan pelayanan dari professional kesehatan untuk berperan serta, untuk meyakinkan sebuah perpindahan (transisi) yang mulus dari rumah sakit ke rumah (Clark M;Steinberg M;&Bischoff N 1997 )
-   Peningkatan  jumlah orang dengan cedera Spinal Cord (SCI) di negara ini (Thailand), termasuk bagian dari masalah ini (Pajareya K 2000)

Variabel Dependent
Functional abilities and Quality of life
Variabel Independent
Home visit programme
Hipotesis
Adanya pengaruh yang signifikan dari penggunaan program kunjungan rumah terhadap kemampuan fungsional dan kualitas hidup orang dengan cidera spinal cord.
Metode Penelitian yang Digunakan
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen lapangan, partisipan didaftarkan dengan random sampling dari orang dengan SCI, pada tiga rumah sakit utama di provinsi Chiang Mai,Thailand, dari November 2004 hingga mei 2005. Para partisipan ini dibagi secara merata dalam dua kelompok yang terdiri atas 30 orang. Kelompok yang satu adalah kelompok eksperimen yang menerima program kunjungan rumah, dan kelompok lainnya adalah kelompok kontrol, yang tidak menerima program kunjungan rumah.
Prosedur
Kunjungan rumah adalah program intervensi yang penelitian hadirkan, yang dilakukan oleh para terapis okupasinal dalam 7 hari setelah partisipan meninggalkan rumah sakit.Hanya kelompok eksperimen yang menerima program kunjungan rumah. Informasi diberikan kepada partisipan dan anggota keluarga mereka ketika kunjungan rumah di rumah dan modifikasi lingkungan,penggunaan alat Bantu,teknik-teknik perawatan-diri, partisipasi komunitas, dan penjelasan terhadap keluarga-keluarga dan tetangga-tetangga tentang kemampuan Individu dengan SCI.
Instrumen
-   Blangko pengukuran kemampuan fungsional.tes ini dikembangkan oleh Chinchai,Chinchai, dan Bunyamark (3), yang bekerja pada departemen terapi pekerjaan/vokasional, universitas Chiang Mai, Thailand. Realibilitas instrument diuji dengan Cronbach’s alpha coefficient adalah 96. Kemampuan fungsional diukur dalam enam wilayah,dasar mobilitas , kepedulian-diri, control bowel dan bladder, transferring,daya penggerak (locomotion) dan komunikasi. Terdapat 7 level pengukuran.Skor berkisar dari 1, yang menggambarkan keterikatan,hingga 7,yang berarti total kebebasan.skor yang mungkin pada instrument ini adalah 17-119. 
-   Tes ringkas kualitas Hidup WHO (versi Thailand). Instrumen ini dimodifikasi dari indeks kualitas hidup WHO oleh Mahatnirunkul,tantipiwatanasakul,poompaisanchai,wongsuwan, dan pornmanarunsan. kuesioner terdiri atas empat aspek kualitas hidup: 1) domain fisik, yang berfokus pada persepsi kondisi fisik yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari; 2) Domain Psikologis,yang menekankan persepsi pikiran, dan perasaan-perasaan yang mempengarui pencapaian personal;3) Hubungan sosial, yang mengarah kepada persepsi hubungan inter dan intra termasuk hubungan seksual;dan 4) Domain lingkungan, yang berarti persepsi terhadap penghalang-penghalang dari lingkungan yang mempengaruhi kemampuan personal. Realibilitas Instrumen diuji dengan Cronbach’s alpha coefficient adalah .8460 dan validitasnya adalah .6515.skor berkisar dari 1,yang menghadirkan “tidak semua”, hingga 5, yang menunjukkan “banyaknya waktu” skor yang mungkin adalah 26-130. terdapat tiga tingkatan kualitas hidup; kurang (skor 26-60); sedang (skor 61-95); dan baik (skor 96-130). 
Hasil
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyelidiki pengaruh program kunjungan rumah terhadap kemampuan fungsional dan kualitas hidup.
Studi 1:
Individu dengan Cidera spinal cord (SCI), yang menerima program kunjungan rumah pada waktu pemulangan, dapat mempertahankan kemampuan mereka dalam pencapaian aktivitas-aktivitas kehidupan sehari-hari pada 2 dan 6 bulan setelah pemulangan.Hal ini sangat berbeda/kontras dengan kelompok Kontrol, yang tidak menerima kunjungan rumah dan menunjukkan sebuah kemunduran pada kemampuan fungsional mereka dari waktu pemulangan hingga 2 dan 6 bulan setelah pemulangan .Hasil ini menunjukkan bahwa kunjungan rumah untuk orang dengan disabilitas seperti cidera spinal cord (SCI), memberikan keuntungan –keuntungan sebelum atau pada saat pemulangan, dan dapat meningkatkan pemeliharaan dan mengenalkan kemampuan fungsional mereka
Studi 2 :
Kualitas hidup tidak berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada  saat pemulangan dan pada 2 dan 6 bulan setelah pemulangan

Kritik
-         Perbedaan tidak signifikan dari kualitas hidup antara kelompok perlakuan dan kelompok control sangat terkait dengan ancaman terhadap validitas internal.
-         Pada penelitian eksperimen lapangan (field setting experiment) seperti ini.memiliki kelemahan yakni, kesulitan dalam mengontrol Variabel luar (extraneous Variable).


Semoga bermanfaat, jangan pernah berhenti mambaca dan menulis. #Go AHead




Tuesday, March 25, 2014

MANGROVE (MENGENAL LEBIH DEKAT)




Pengertian Mangrove
Menurut Macnae (1968), mangrove berasal dari Bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove. Selanjutnya, menurut Tomlinson (1986) dan Wightman (1989), mangrove adalah tumbuhan yang terdapat di daerah pasang surut maupun sebagai komunitas.
Kita sering menyebut hutan di pinggir pantai tersebut sebagai hutan bakau, walaupun ini tidak tepat, karena bakau adalah nama lokal untuk menyebut salah satu jenis mangrove, yaitu Rhizophora.

Habitat Mangrove
1. Pesisir pantai teluk yang terlindung.
2. Pulau di lepas pantai.
3. Laguna.
4. Muara sungai.
5. Delta.
6. Rawa.

Ciri Ekosistem Mangrove
1. Memiliki jenis pohon yang relatif sedikit.
2. Memiliki akar tidak beraturan misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau (Rhizophora spp), serta akar yang mencuat ke atas (vertikal) seperti pensil pada Pidada (Sonneratia spp) dan pada Api-api (Avicennia spp).
3. Memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau telah berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora.
4. Memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.

Karakteristik Unik Mangrove 
1. Buah.
2. Kelenjar garam.
3. Sistem perakaran.

Syarat Hidup Mangrove
1. Tropis dan subtropis 32° LU – 38° LS.
2. Tropis, penyinaran matahari penuh.
3. Suhu diatas 22°C.
4. Curah hujan tinggi (2500 – 3000 mm/th).
5. Di daerah terlindung.
6. Dataran lumpur/Mud-flat luas dan jauh.
7. Deltaic.
8. Perbedaan pasang tertinggi dan surut terendah jauh.

Faktor Yang Mempengaruhi Mangrove
1. Iklim.
a. Tropis, penyinaran matahari penuh.
b. Suhu diatas 22°C.
c. Curah hujan tinggi (2500 – 3000 mm/th).

2. Bentuk Pantai
a. Terlindung.
b. Daratan lumpur luas.
c. Delta.

3. Gradien Fisika dan Kimia
a. Perbedaan pasang tertinggi dan surut terendah jauh.
b. Salinitas.
c. Unsur hara tanah (ketebalan lumpur).

4. Penyebaran Propagul
a. Melalui air
b. Kaitannya dengan pasang-surut
c. Ukuran propagul diduga juga berpengaruh

Penyebaran Mangrove Dipengaruhi
1. Salinitas.
2. Unsur hara tanah melalui air.
3. Kaitannya dengan pasang-surut.
4. Ukuran propagul.
5. Predispersal biasanya oleh serangga.
6. Postdispersal oleh kepiting.
7. Kompetisi antar jenis, individu, zonasi. 

Jenis-jenis Mangrove
1. Komponen Utama (Mangrove Mayor)
a. Secara taksonomi terisolasi dari “saudaranya” yang hidup di darat.
b. Secara alami hanya hidup di hutan mangrove.
c. Sering membentuk tegakan murni (bergerombol).

2. Komponen Tambahan (Mangrove Minor)
a. Bukan elemen nyata ekosistem mangrove.
b. Biasanya ditemui di bagian tepi/ perbatasan habitat mangrove.
c. Jarang membentuk tegakan murni (bergerombol).

3. Asosiasi Mangrove
a. Tidak dijumpai tumbuh di komunitas mangrove sesungguhnya.
b. Sering dijumpai sebagai tumbuhan darat.

Akar-akar Mangrove
1. Akar Pasak (pneumatophore)
2. Akar Lutut (knee root)
3. Akar Tunjang (stilt root)
4. Akar Papan (buttress root)
5. Akar Gantung (aerial root)

Flora dan Fauna Mangrove
Biota di mangrove bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu di bagian bawah substrat, di substrat dan di atas substrat (arboreal).
Contoh flora mangrove, diantaranya Rhizophora mucronata, Aegiceras corniculatum, Avicennia alba, Avicennia marina dan lain-lain.
Mangrove merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar seperti primata, reptil dan burung.
Selain sebagai tempat berlindung dan mencari makan, mangrove juga merupakan tempat berkembang biak bagi burung air.
Bagi berbagai jenis ikan dan udang, perairan mangrove merupakan tempat ideal sebagai daerah asuhan, tempat mencari makan dan tempat pembesaran anak.
Mangrove juga merupakan habitat penting bagi berbagai jenis krustasea (kepiting) termasuk berbagai jenis udang-udang lainnya yang mempunyai nilai ekonomis.

Mengapa Ekosistem Mangrove Harus Dilindungi?
1. Karena adaptasi tumbuhnya yang tidak dapat ditiru oleh vegetasi lain.
2. Karena fungsi kompleksnya yang tidak dapat tergantikan oleh ekosistem lainnya.
3. Keberadaannya terancam.

Fungsi Mangrove
A. Fungsi Fisik Mencegah Erosi Pantai
1. Menahan badai/gelombang tsunami.
2. Mencegah masuknya air laut ke daratan (intrusi air laut).

B. Fungsi Ekologis
1. Tempat mencari makan binatang mangrove (Feeding Ground/Shelter).
2. Tempat pemijahan/beranak pinak dan pengasuhan binatang mangrove (Spawning/Nursery ground).
3. Pemindahan/pertukaran nutrisi (Export Nutrien).
4. Produktivitas primer.
5. Penghasil unsur hara/pupuk.
6. Penangkap bahan pencemar.
7. Perangkap karbon.

C. Fungsi Sumberdaya dan Jasa Kayu bakar/arang.
1. Bahan baku industri.
2. Makanan dan obat.
3. Pariwisata.
4. Perubahan/konversi lahan.

Apakah Anda Sadar?
1. Asap motor dan mobil Anda yang beracun itu, telah diserap dengan baik oleh dedaunan mangrove sehingga udara di kota kita menjadi bersih dan sehat?
2. Lalu, apakah Anda juga tidak ingat bahwa daun-daun mangrove yang lebat, berguna sekali dalam menyerap karbon untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini menjadi ancaman serius bagi umat manusia, yaitu pemanasan global.
3. Mangrove yang baik, telah menetralisirnya sehingga laut kita menjadi sangat bersih dan tak tercemar lagi.

Mangrove Proteksi Garis Pantai dari Hempasan Gelombang
1. K = 3.000 pohon/ha, d = 15 cm, lebar hutan = 200 m, mampu mengurangi tinggi gelombang tsunami 50-60 % dan kecepatan tsunami 40-60 % (Harada dan Kawata, 2004).
2. Tegakan Kandelia candel 6 th dalam jalur lebar 1,5 km, mampu mengurangi tinggi gelombang setinggi 1 m menjadi 0,05 m (Harada dan Kawata, 2004).

Mangrove Berguna Bagi Manusia
Nypa fruticans (Nipah). Tangkai buah Nipah disadap, diolah kemudian dijual sebagai gula nipah. Nelayan di Pematang Siantar sudah lama membuat gula nipah ini.
Rhizophora apiculata (Bakau).
Di Rembang, Kelompok Tani Mangrove
Sidodadi Maju telah berhasil membibitkannnya dan menjualnya untuk keperluan konservasi.
Sonneratia alba (Pedada).
Ibu-ibu dari Muara Angke Jakarta, berhasil membuat dan menjual panganan dari buah Sonneratia sp. Permen Pedada adalah contohnya.

Kajian Manfaat Sumberdaya Mangrove
1. Kajian senyawa bioaktif mangrove sebagai bahan makanan, anti bakteri, anti jamur, anti kanker dan anti oksidan.
2. Kajian ekowisata sebagai alternatif upaya konservasi ekosistem mangrove.

Ancaman Mangrove
1. Pengambilan kayu.
2. Pembukaan tambak.
3. Reklamasi lahan.
4. Sampah.
5. Aktifitas merugikan lainnya.

Bagaimana Keberadaan Ekosistem Mangrove Bisa Terancam?
1. Pemanfaatan yang salah dan berlebihan.
2. Pengambilan kayu.
3. Alih fungsi lahan.
4. Reklamasi.
5. Aktivitas Merugikan lainnya.

Konservasi Ekosistem Mangrove 
Rehabilitasi perlindungan rehabilitasi mangrove harus dilakukan dengan “baik dan benar” dengan memikirkan
1. Aspek ekologis dan fisik lahan.
2. Aspek sosial ekonomi dan budaya.
3. Aspek finansial.
4. Aspek teknis kegiatan/teknik silvikultur.
5. Aspek ketenagakerjaan.

Langkah Rehabilitasi Mangrove
1. Perencanaan pengkajian prakondisi masyarakat.
2. Pelaksanaan rehabilitasi pemantauan dan evaluasi.
3. Publikasi.
Dalam rehabilitasi mangrove, tidak harus selalu menggunakan mangrove (mangrove mayor dan minor) untuk ditanam. Bila kondisi pantai adalah berpasir, maka kita bisa mempergunakan jenis mangrove asosiasi.

Perlindungan Ekosistem mangrove
1. Penetapan suatu kawasan mangrove menjadi kawasan perlindungan/konservasi
2. Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam, Suaka Margasatwa Hutan Lindung, dan lain-lain.

Teknik Rehabilitasi Mangrove
1. Melakukan perencanaan dan persiapan (fisik, biologi dan sosial ekonomi).
2. Melakukan kajian batimetri, arus, gelombang, dan pasang surut di lokasi.
3. Melakukan pembuatan APO jika diperlukan.
4. Memilih spesies yang sesuai dengan kondisi lokal.

Teknik Pembibitan Mangrove
1. Lahan pembibitan lapang dan datar, dekat dengan lokasi penanaman, terendam saat air pasang dengan frekuensi 20-40 kali/bulan sehingga tidak memerlukan penyiraman.
2. Buah disemaikan langsung ke kantong plastik atau ke dalam botol air mineral bekas (bagian bawah dilubangi) yang berisi media tanah.
3. Khusus untuk bakau dan tancang sebaiknya disimpan di tempat teduh dan ditutup dengan karung basah selama 5 – 7 hari.
4. Daun muncul setelah 20 hari, setelah berumur 2 – 3 bulan bibit sudah siap ditanam.

Perlakuan Propagul Buah (Propagul)
1. Mangrove berasal dari daerah setempat, telah matang dan berkualitas bagus.
2. Tempat terlindung dari sinar matahari.
3. Lama penyimpanan maksimal adalah 10 hari.
4. Untuk penyemaian benih, maka lokasi dan perendaman kurang lebih 20 – 40 kali/bulan.
5. Siap dibibitkan di bedeng persemaian.

Pembibitan Mangrove
1. Bedeng dibuat dari bambu yang kuat.
2. Ukuran bedeng disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Umumnya berukuran 1×5 m atau 1×10 m dengan tinggi 1,5 - 2 m.
4. Bedeng diberi naungan ringan dari daun nipah, kelapa, ijuk, rumbia, alang-alang atau sejenisnya.

Pemilihan Propagul
1. Matang (tua).
2. Sehat, tidak terserang penyakit.
3. Lebih baik berasal dari pohon yang sudah tua.

Penanaman Mangrove
Lokasi penanaman biasanya dilakukan tepi pantai bersubstrat lumpur, tepian sungai yang masih terpengaruh air laut, tanggul saluran air tambak, tambak, tanah timbul, lahan kosong, pemukiman, dan lain-lain.

Alat Pemecah Ombak (APO)
Di sebuah lokasi yang memiliki gelombang tinggi, pemecah gelombang (baca: Apo-apo), bila diperlukan, wajib dibangun sebelum penanaman mangrove dilaksanakan, untuk melindungi bibit mangrove dari gerusan gelombang laut.
Ingat, mangrove baru bisa “berfungsi”, setelah kurang lebih lima tahun.

Teknik Penanaman Mangrove
1. Langsung Menggunakan benih/buah, tingkat keberhasilan 20%.
2. Tidak Langsung Menggunakan bibit dari bedeng persemaian, tingkat keberhasilan 80%.

Sistem Penanaman Mangrove
1. Sistem banjar harian
Penanaman dengan menggunakan benih atau menggunakan bibit.
2. Sistem tumpang sari/wanamina
Prinsipnya sama dengan sistem banjar harian. Perbedaannya adalah dibuatkan tambak dan saluran air untuk budidaya sumberdaya ikan.
3. Sistem rumpun berjarak.

Tips Sukses Rehabilitasi Mangrove
1. BUATLAH SATU DEMPLOT MANGROVE!
2. AMBIL, TANAM, PELIHARA.
3. Tanam 70%. Sisakan 30 % untuk penyulaman dan pemeliharaan.
4. Budidayakan buah mangrove di kebun persemaian mangrove.
5. Bentuk komunitas petani mangrove untuk memelihara mangrove.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rehabilitasi Mangrove
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
a. Sosialisasi.
b. Pelatihan dan penyuluhan.
c. Pendidikan lingkungan
d. Pengembangan mata pencaharian alternatif.
e. Penanaman mangrove.
f. Pemeliharaan.
g. Wisata mangrove (ecotourism).
3. Monitoring dan Evaluasi
a. Penyiangan dan penyulaman.
b. Penjarangan.
c. Perlindungan Tanaman

Hama Mangrove
1. 3W
a. Wideng (Kepiting).
b. Wedhus (Kambing).
c. Wong (Orang).
2. Hama Lain
Lumut, ganggang laut, serangga, gastropoda, teritip, scale insect, dan ulat daun.
3. Gangguan lain
Bencana alam, gelombang besar, tumpahan minyak, tsunami, dan sebagainya.
Semoga Bermanfaat.
Behind The Gun: @aliahsanI