TEKNIK MEMBACA
Oleh:
ALI AHSAN
“Banyak
Membaca Membuatku Lupa, Maka Aku Membaca Dan Menulis Biar Tidak Buta”
- Ali Ahsan27
Aktifitas
membaca merupakah salah satu komponen utama untuk pengembangan diri. Aktivitas
membaca tidak akan lepas dari proses belajar. Belajar adalah intisari proses
pengembangan diri. Maka, jika kita belajar atau sedang membaca, sesungguhnya
kita sedang mengembangkan atau mengaktualisasikan potensi-potensi dalam diri
kita supaya kemudian ada progress dalam kehidupan kita.
Membaca tak lepas dari tulis, bila kita melihat contoh
orang-orang sukses yang mengandalkan kehidupanya dan membangun reputasinya
lewat dunia tulis-menulis, maka akan jelaslah bahwa anggapan yang kurang
menjanjikan dan prestisius tidak selamanya benar. Kita mengenal nama-nama besar
di dalam negeri seperti Andrea Hirata, Dewi Lestari, Lan Fang, Almarhum
Pramoedya Anananta Toer, Anand Krishna, Komarudin Hidayat, Tan Malaka, M
Quraish Shihab, Nurcholis Madjid dan Ahmad Syafi’i Maarif adalah salah satu
contoh orang yang sukses di dunia tulis menulis. Hal tersebut tak lepas dari
rutinitas membaca yang di geluti oleh para penulis.
Sebelum beranjak jauh membahas teknik membaca, coba kita
renungkan terlebih dahulu. Sudahkah kita mengetahui dan merasakan manfaat
membaca dalam kehidupan kita? Sejauh manakah kita merasakan adanya kesenangan
yang tak ternilai melalui aktivitas membaca?
Pertama, Banyak
aktivitas yang kita lakukan sehari-hari yang lalu begitu saja, dan menjadi rutunitas
keseharian. Kita pun merasa biasa-biasa saja tanpa ada makna aktivitas dan
rutinitas yang kita lewati setiap hari. Dalam hal membaca, baik itu buku,
Koran, website, majalah, dan lain
sebagainya, apakah kita menilai atau merasakan ada manfaatnya bagi hidup kita.
Manfaat itu jelaslah yang positif. Sebaliknya, apakah membaca kita lakukan
sekedar untuk mengisi waktu luang tanpa ada tujuan yang jelas dari apa yang
akan dan telah kita baca? Memang sebagian ada pendapat yang mengatakan salah
satu alasan orang membaca buku adalah untuk mengisi waktu luang. Tetapi mulai
sekarang coba pola pikir itu kita rubah bahwa membaca selain bukan untuk
mengisi waktu luang adalah untuk menambah wawasan pengetahuan serta ada sesuatu
yan ingin kita cari, sehingga ada semacam target atau keseriusan untuk
menemukan sesuatu dari apa yang dibaca.
Kedua, apakah
aktivitas membaca kita rasakan sebagai suatu kegiatan yang membosankan dan
tidak jelas tujuanya, maka seperti tiada bermakna? Ataukah kita merasa
sebaliknya, ada kesenangan mendalam yang kita rasakan tatkala membaca rangkaian
kalimat dan paragraph demi paragraph
sampai kita mencoba menganalisa maksud dan pola piker si penulis. Hal yang
paling mudah dilihat pada tipe pembaca terakhir adalah, biasanya pembaca akan
terus memburu dan membaca karya-karya penulis yang disenangi atau dikagumi.
Dalam artikel saya sebelumnya, coba para browser klik judul “Yang Penting Bagiku Adalah Dialog”, kutipan tersebut saya ambil
dari buku “Pergolakan Pemikiran Islam”
karangan Achmad Wahib dimana penulis bercerita, dalam membaca buku targetanya
selain menanmbah wawasan juga berdialog dengan si penulis lewat karya-karyanya
agar pemahaman yang sudah ada menjadi sebuah kebulatan system dan membentuk
diri yang konsisten.
Setelah prolog yang sederhana di atas, saya akan utarakan
teknik membaca yang menurut saya mudah di jalankan bagi pembaca pemula yang
sedang menggeluti dunia baca.
Menurut Arimi, ada dua metode membaca. Yakni membaca
cermat (membaca kata per kata) dan membaca cepat dengan pemahaman yang tinggi.
Menurutnya, perbedaan dua metode ini antara lain, membaca cermat adalah untuk
mendapatkan pemahaman materi teks secara detail, mempertahankan konsentrasi,
dapat mengingat dengan jelas apa yang di baca, mengikuti langkah-langkah atau
arahan secara cermat, dapat memahami idea tau istilah sulit. Kerugian membaca
cermat adalah, menyita banyak waktu untuk satu bacaan.
Sementara itu, membaca cepat dengan pemaham tinggi adalah
untuk mendapatkan materi teks secara umum, memisahkan materi relevan dengan
yang tidak relevan, mengetahui ide tau tema bacaan, keuntunganya dapat melahap
banyak teks, buku dan sebagainya. Sedangkan kerugianya adalah informasi yang di
dapatkan tidak optimal.
Tadi kita berbicara secara teoritis, untuk selanjutnya
akan saya utarakan pengalaman membaca saya yang mungkin secara karakter membaca
orang Indonesia tidak jauh berbeda, yakni:
Pertama, sebelum
membaca kita wajib mengerti Nama Bukunya, hal ini akan memudahkan calon pembaca
untuk secara selayang pandang mengetahui apa maksud yang hendak di sampaikan si
penulis lewat karyanya.
Kedua, cobalah
baca dua sampai tiga kali daftar isi dari buku yang hendak kita baca. Hal ini
untuk memperkuat pemahaman awal kita terhadap judul buku yang mau kita baca.
Selain itu, hal ini biasa saya lakukan untuk metode membaca cepat, yakni dengan
mencari langsung di daftar isi, sub bab mana yang saya ingin ketahui tanpa
harus membaca seluruh isi buku.
Ketiga, baca
dan berusahalah memahami kata pengantar entah dari penerbit/penulis atau prolog
dari tokoh-tokoh tertentu yang memberikan testimoni terhadap buku yang hendak
kita coba. Hal ini sangat penting di karenakan uraian dari penerbit atau
penulis sudah mencakup setengah dari apa yang penulis sampaikan di bukunya.
Contoh, kalau sobat blogger pernah membaca sebuag Novel sejarah Filsafat “Dunia Sophie” Karya, Jostein Gaarder, terbitan Mizan, di awal
halaman anda akan menemukan pengantar penulis (Jostein Gaarder), pengantar dari
penerbit (Mizan), serta Prolog dari tokoh atau orang-orang tertentu yang mempunyai
disiplin ilmu sama dengan apa isi buku tersebut, prolog novel Dunia Sophie
antara lain di isi oleh Bambang Sugiharto
(Guru Besar Filsafat ITB), hal ini di maksudkan agar para calon pembaca faham
sebelum benar-benar membaca karya dari sang penulis.
Keempat, meskipun
hanya pengalaman pribadi semata, tapi ada perbedaan yang khas buku karangan
penulis luar dan dalam negeri,biasanya terdapat di intisari buku, untuk penulis
luar negeri, penulis biasa menyampaikan maksud dari karyanya di awal sampai
pertengahan bab. Sedangkan untuk penulis dalam negeri, biasa di letakan secara
terpisah yakni awal-tengah dan akhir bab sehingga untuk memahami apa maksud
dari si penulis kita harus membaca seluruh isi buku, akan tetapi hal ini bisa
kita rubah dengan teknik membaca cepat. Mungkin perbedaan intisari buku penulis
dalam atau luar negeri membuat para sobat blogger rada bingung, tapi jikalau
sobat memahami dengan cermat maka kesimpulanya tak akan jauh beda dengan apa
yang saya maksud.
Kelima, jangan suka langsung memvonis bahwa penulis buku
tersebut salah.
Keenam, untuk
buku-buku yang menyuguhkan pendapat atau data cobalah pembaca cek di catatan
kaki atau daftar pustakanya, hal ini saya maksudkan agar terhindar dari
provokasi pendapat dan pemikiran.
Ketujuh, saya
sarankan untuk banyak-banyak membaca buku, lebih jelasnya jikalau sobat blogger
membaca buku yang mengungkap kasus “Lumpur
Lapindo”, maka selain untuk melakukan point lima juga mencoba membaca buku
yang membahas lumpur lapindo di buku
lain, penerbit lain dan tentunya lain pula penulisnya. Hal ini saya maksudkan
agar kita menjadi pembaca yang cerdas, terhindar dari penggiringan opini dan
pendapat yang sesat (tak bermanfaat).
Kedelapan,
jangan lupa untuk menulis teori-teori penting, pendapat yang menurut sobat
blogger bagus di buku catatan saudara, siapa tahu nanti berguna.
Kesembilan, jangan
lupa diskusikan hasil bacaan anda kepada teman-teman yang senang membaca buku
atau kepada teman-teman sobat blogger yang ingin mendengarkan hasil membaca
anda minimal dua orang agar ada jejak pendapat diantara kalian sehingga hasil
bacaan tersebut mendapat kesimpulan yang bermanfaat.
Kesepuluh,
belajarlah membuat resensi buku.
Sekian beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat,
jangan lupa untuk mempraktekanya agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin
padat dan bulat, agar tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.
Jika ada yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan
hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari
saya, Budayakan Membaca dan Menulis.
#Go AHead Indonesia
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun:
@aliahsanID
No comments:
Post a Comment