Wednesday, April 2, 2014

TEKNIK MEMBACA



TEKNIK MEMBACA
Oleh:
ALI AHSAN

“Banyak Membaca Membuatku Lupa, Maka Aku Membaca Dan Menulis Biar Tidak Buta”
- Ali Ahsan27
           
Aktifitas membaca merupakah salah satu komponen utama untuk pengembangan diri. Aktivitas membaca tidak akan lepas dari proses belajar. Belajar adalah intisari proses pengembangan diri. Maka, jika kita belajar atau sedang membaca, sesungguhnya kita sedang mengembangkan atau mengaktualisasikan potensi-potensi dalam diri kita supaya kemudian ada  progress dalam kehidupan kita.

            Membaca tak lepas dari tulis, bila kita melihat contoh orang-orang sukses yang mengandalkan kehidupanya dan membangun reputasinya lewat dunia tulis-menulis, maka akan jelaslah bahwa anggapan yang kurang menjanjikan dan prestisius tidak selamanya benar. Kita mengenal nama-nama besar di dalam negeri seperti Andrea Hirata, Dewi Lestari, Lan Fang, Almarhum Pramoedya Anananta Toer, Anand Krishna, Komarudin Hidayat, Tan Malaka, M Quraish Shihab, Nurcholis Madjid dan Ahmad Syafi’i Maarif adalah salah satu contoh orang yang sukses di dunia tulis menulis. Hal tersebut tak lepas dari rutinitas membaca yang di geluti oleh para penulis.

            Sebelum beranjak jauh membahas teknik membaca, coba kita renungkan terlebih dahulu. Sudahkah kita mengetahui dan merasakan manfaat membaca dalam kehidupan kita? Sejauh manakah kita merasakan adanya kesenangan yang tak ternilai melalui aktivitas membaca?

            Pertama, Banyak aktivitas yang kita lakukan sehari-hari yang lalu begitu saja, dan menjadi rutunitas keseharian. Kita pun merasa biasa-biasa saja tanpa ada makna aktivitas dan rutinitas yang kita lewati setiap hari. Dalam hal membaca, baik itu buku, Koran, website, majalah, dan lain sebagainya, apakah kita menilai atau merasakan ada manfaatnya bagi hidup kita. Manfaat itu jelaslah yang positif. Sebaliknya, apakah membaca kita lakukan sekedar untuk mengisi waktu luang tanpa ada tujuan yang jelas dari apa yang akan dan telah kita baca? Memang sebagian ada pendapat yang mengatakan salah satu alasan orang membaca buku adalah untuk mengisi waktu luang. Tetapi mulai sekarang coba pola pikir itu kita rubah bahwa membaca selain bukan untuk mengisi waktu luang adalah untuk menambah wawasan pengetahuan serta ada sesuatu yan ingin kita cari, sehingga ada semacam target atau keseriusan untuk menemukan sesuatu dari apa yang dibaca. 

            Kedua, apakah aktivitas membaca kita rasakan sebagai suatu kegiatan yang membosankan dan tidak jelas tujuanya, maka seperti tiada bermakna? Ataukah kita merasa sebaliknya, ada kesenangan mendalam yang kita rasakan tatkala membaca rangkaian kalimat  dan paragraph demi paragraph sampai kita mencoba menganalisa maksud dan pola piker si penulis. Hal yang paling mudah dilihat pada tipe pembaca terakhir adalah, biasanya pembaca akan terus memburu dan membaca karya-karya penulis yang disenangi atau dikagumi.

            Dalam artikel saya sebelumnya, coba para browser klik judul “Yang Penting Bagiku Adalah Dialog”, kutipan tersebut saya ambil dari buku “Pergolakan Pemikiran Islam” karangan Achmad Wahib dimana penulis bercerita, dalam membaca buku targetanya selain menanmbah wawasan juga berdialog dengan si penulis lewat karya-karyanya agar pemahaman yang sudah ada menjadi sebuah kebulatan system dan membentuk diri yang konsisten.

            Setelah prolog yang sederhana di atas, saya akan utarakan teknik membaca yang menurut saya mudah di jalankan bagi pembaca pemula yang sedang menggeluti dunia baca.

            Menurut Arimi, ada dua metode membaca. Yakni membaca cermat (membaca kata per kata) dan membaca cepat dengan pemahaman yang tinggi. Menurutnya, perbedaan dua metode ini antara lain, membaca cermat adalah untuk mendapatkan pemahaman materi teks secara detail, mempertahankan konsentrasi, dapat mengingat dengan jelas apa yang di baca, mengikuti langkah-langkah atau arahan secara cermat, dapat memahami idea tau istilah sulit. Kerugian membaca cermat adalah, menyita banyak waktu untuk satu bacaan.

            Sementara itu, membaca cepat dengan pemaham tinggi adalah untuk mendapatkan materi teks secara umum, memisahkan materi relevan dengan yang tidak relevan, mengetahui ide tau tema bacaan, keuntunganya dapat melahap banyak teks, buku dan sebagainya. Sedangkan kerugianya adalah informasi yang di dapatkan tidak optimal.

            Tadi kita berbicara secara teoritis, untuk selanjutnya akan saya utarakan pengalaman membaca saya yang mungkin secara karakter membaca orang Indonesia tidak jauh berbeda, yakni:
            Pertama, sebelum membaca kita wajib mengerti Nama Bukunya, hal ini akan memudahkan calon pembaca untuk secara selayang pandang mengetahui apa maksud yang hendak di sampaikan si penulis lewat karyanya.

            Kedua, cobalah baca dua sampai tiga kali daftar isi dari buku yang hendak kita baca. Hal ini untuk memperkuat pemahaman awal kita terhadap judul buku yang mau kita baca. Selain itu, hal ini biasa saya lakukan untuk metode membaca cepat, yakni dengan mencari langsung di daftar isi, sub bab mana yang saya ingin ketahui tanpa harus membaca seluruh isi buku.

            Ketiga, baca dan berusahalah memahami kata pengantar entah dari penerbit/penulis atau prolog dari tokoh-tokoh tertentu yang memberikan testimoni terhadap buku yang hendak kita coba. Hal ini sangat penting di karenakan uraian dari penerbit atau penulis sudah mencakup setengah dari apa yang penulis sampaikan di bukunya. Contoh, kalau sobat blogger pernah membaca sebuag Novel sejarah Filsafat “Dunia Sophie” Karya, Jostein Gaarder, terbitan Mizan, di awal halaman anda akan menemukan pengantar penulis (Jostein Gaarder), pengantar dari penerbit (Mizan), serta Prolog dari tokoh atau orang-orang tertentu yang mempunyai disiplin ilmu sama dengan apa isi buku tersebut, prolog novel Dunia Sophie antara lain di isi oleh Bambang Sugiharto (Guru Besar Filsafat ITB), hal ini di maksudkan agar para calon pembaca faham sebelum benar-benar membaca karya dari sang penulis. 

            Keempat, meskipun hanya pengalaman pribadi semata, tapi ada perbedaan yang khas buku karangan penulis luar dan dalam negeri,biasanya terdapat di intisari buku, untuk penulis luar negeri, penulis biasa menyampaikan maksud dari karyanya di awal sampai pertengahan bab. Sedangkan untuk penulis dalam negeri, biasa di letakan secara terpisah yakni awal-tengah dan akhir bab sehingga untuk memahami apa maksud dari si penulis kita harus membaca seluruh isi buku, akan tetapi hal ini bisa kita rubah dengan teknik membaca cepat. Mungkin perbedaan intisari buku penulis dalam atau luar negeri membuat para sobat blogger rada bingung, tapi jikalau sobat memahami dengan cermat maka kesimpulanya tak akan jauh beda dengan apa yang saya maksud. 

Kelima, jangan suka langsung memvonis bahwa penulis buku tersebut salah.

            Keenam, untuk buku-buku yang menyuguhkan pendapat atau data cobalah pembaca cek di catatan kaki atau daftar pustakanya, hal ini saya maksudkan agar terhindar dari provokasi pendapat dan pemikiran.

            Ketujuh, saya sarankan untuk banyak-banyak membaca buku, lebih jelasnya jikalau sobat blogger membaca buku yang mengungkap kasus “Lumpur Lapindo”, maka selain untuk melakukan point lima juga mencoba membaca buku yang membahas  lumpur lapindo di buku lain, penerbit lain dan tentunya lain pula penulisnya. Hal ini saya maksudkan agar kita menjadi pembaca yang cerdas, terhindar dari penggiringan opini dan pendapat yang sesat (tak bermanfaat).

            Kedelapan, jangan lupa untuk menulis teori-teori penting, pendapat yang menurut sobat blogger bagus di buku catatan saudara, siapa tahu nanti berguna.

            Kesembilan, jangan lupa diskusikan hasil bacaan anda kepada teman-teman yang senang membaca buku atau kepada teman-teman sobat blogger yang ingin mendengarkan hasil membaca anda minimal dua orang agar ada jejak pendapat diantara kalian sehingga hasil bacaan tersebut mendapat kesimpulan yang bermanfaat.

            Kesepuluh, belajarlah membuat resensi buku.

Sekian beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.

Jika ada yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.
#Go AHead Indonesia
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq

Behind The Gun: @aliahsanID

No comments:

Post a Comment