Tuesday, May 6, 2014

PEMIMPIN BONEKA



PEMIMPIN BONEKA
)*Ali Ahsan


Pemimpin dalam sebuah organisasi, negara, instansi pemerintah maupun seorang raja adalah simbol dari sebuah kekuasaan, rezim maupun sistem yang ia kendalikan. Pemimpin yang mempunyai kapabilitas tinggi sedikit banyak juga berpengaruh terhadap psikologis bawahan, pengikut ataupun simpatisanya.

Keunggulan pemimpin dan kerjasama kepengurusan akan membuat laju kebijakanya berjalan mulus, hal ini akan diperkuat jika secara struktrural manusia-manusia tersebut mempunyai visi yang sama meski dalam perjalanan ke pucuk kekuasaanya banyak proses politik yang harus di jalani secara baik ataupun buruk. Hal ini akan membahas pula masalah golongan oposisi yang merasa di rugikan. Oposisi memang dibutuhkan keberadaanya, hal semacam ini akan menjadi bijak dan pemerintah tak akan ngawur dalam mengambil kebijakan.

Posisi oposisi ini banyak terdapat individu-individu unggul di dalamnya. Hal inilah yang membuat pembelajaran politik di dalamnya menjadi simpul kedewasaan sebuah bangsa ataupun organisasi.

Cukup sudah membahas pemimpin, sekarang bagaimana jikalau pemimpin yang menjadi simbol sebuah kekuasaan adalah pemimpin BONEKA!! Hal ini secara detail dapat saya utarakan lebih jelas dengan pemimpin yang dalam perejawantahanya di setir oleh para sosok-sosok penting di belakangya. Perlu kita fahami bersama, pemimpin pasti maju untuk memerintah demi kepentingan golonganya. Dari sini dapat kita simpulkan sementara bahwa pemimpin maju akan di setir; di perintah dan di kendalikan oleh golongan yang menyokongnya.

Istilah pemimpin boneka sekarang memang sedang menjadi tranding topic di berbagai media lokal maupun nasional menjelang kursi RI 1. Sedangkan maksud saya arti dari pemimpin boneka adalah segala perilaku, sifat dan tutur kata selama kepemerintahanya di atur penuh oleh golongan yang menyokongnya tanpa memberi celah sedikitpun untuk menolak.

Sekarang sudah jelas bukan, bahwa yang namanya pemimpin boneka sering menjadi korban golonganya sendiri tanpa sedikitpun memberi celah nurani hatinya untuk berkata tidak benar.
Saya akui naskah sederhana ini memang dapat dipatahkan dengan mudah oleh orang-orang yang mendalami ilmu politik atau yang memang terjun kedalamnya.

Pemimpin boneka memang ada prosentasenya. Seperti halnya tingkat kesempurnaan, manusia memang tak ada yang sempurna. Manusia hanya dapat mendekati apa dari sempurna itu sendiri.
Peran media masa membuat kita terpaku bahwa pemimpin boneka adalah pemimpin yang yang diatur oleh golonganya, kita tak sadar bahwa manusia mengejar tampuk kepemimpinan karena ada kesamaan visi dari golongan yang menyokongnya.

Jangan terpaku pada istilah umum, berusahalah menjadi warga negara yang cerdas dalam menanggapi isu. Itulah harapanku, mungkin pendapat warga negara yang ingin Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya ini dapat di terima.

Mari kita bangun negeri ini dengan kreatif. Jangan hanya mencerca dan menghina sebuah nama (INDONESIA). Negeri ini hancur dan jaya karena ulah kita pula. Jangan menyerah, masih ada harapan buat kita untuk memperbaiki negeri ini. jangan takut untuk menjadi pemimpin.

Sekian beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.

Jika ada yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.

#Go AHead Indonesia
#Cintai Indonesia Dengan Kreatif
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun: @aliahsanID

No comments:

Post a Comment