PEMIMPIN
BONEKA
)*Ali Ahsan
Pemimpin dalam sebuah organisasi,
negara, instansi pemerintah maupun seorang raja adalah simbol dari sebuah
kekuasaan, rezim maupun sistem yang ia kendalikan. Pemimpin yang mempunyai
kapabilitas tinggi sedikit banyak juga berpengaruh terhadap psikologis bawahan,
pengikut ataupun simpatisanya.
Keunggulan
pemimpin dan kerjasama kepengurusan akan membuat laju kebijakanya berjalan
mulus, hal ini akan diperkuat jika secara struktrural manusia-manusia tersebut
mempunyai visi yang sama meski dalam perjalanan ke pucuk kekuasaanya banyak
proses politik yang harus di jalani secara baik ataupun buruk. Hal ini akan
membahas pula masalah golongan oposisi yang merasa di rugikan. Oposisi memang
dibutuhkan keberadaanya, hal semacam ini akan menjadi bijak dan pemerintah tak
akan ngawur dalam mengambil kebijakan.
Posisi
oposisi ini banyak terdapat individu-individu unggul di dalamnya. Hal inilah
yang membuat pembelajaran politik di dalamnya menjadi simpul kedewasaan sebuah
bangsa ataupun organisasi.
Cukup
sudah membahas pemimpin, sekarang bagaimana jikalau pemimpin yang menjadi
simbol sebuah kekuasaan adalah pemimpin BONEKA!! Hal ini secara detail dapat
saya utarakan lebih jelas dengan pemimpin yang dalam perejawantahanya di setir
oleh para sosok-sosok penting di belakangya. Perlu kita fahami bersama, pemimpin
pasti maju untuk memerintah demi kepentingan golonganya. Dari sini dapat kita
simpulkan sementara bahwa pemimpin maju akan di setir; di perintah dan di
kendalikan oleh golongan yang menyokongnya.
Istilah
pemimpin boneka sekarang memang sedang menjadi tranding topic di berbagai media
lokal maupun nasional menjelang kursi RI 1. Sedangkan maksud saya arti dari
pemimpin boneka adalah segala perilaku, sifat dan tutur kata selama kepemerintahanya
di atur penuh oleh golongan yang menyokongnya tanpa memberi celah sedikitpun
untuk menolak.
Sekarang
sudah jelas bukan, bahwa yang namanya pemimpin boneka sering menjadi korban
golonganya sendiri tanpa sedikitpun memberi celah nurani hatinya untuk berkata
tidak benar.
Saya
akui naskah sederhana ini memang dapat dipatahkan dengan mudah oleh orang-orang
yang mendalami ilmu politik atau yang memang terjun kedalamnya.
Pemimpin
boneka memang ada prosentasenya. Seperti halnya tingkat kesempurnaan, manusia
memang tak ada yang sempurna. Manusia hanya dapat mendekati apa dari sempurna
itu sendiri.
Peran
media masa membuat kita terpaku bahwa pemimpin boneka adalah pemimpin yang yang
diatur oleh golonganya, kita tak sadar bahwa manusia mengejar tampuk
kepemimpinan karena ada kesamaan visi dari golongan yang menyokongnya.
Jangan
terpaku pada istilah umum, berusahalah menjadi warga negara yang cerdas dalam
menanggapi isu. Itulah harapanku, mungkin pendapat warga negara yang ingin
Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya ini dapat di terima.
Mari
kita bangun negeri ini dengan kreatif. Jangan hanya mencerca dan menghina
sebuah nama (INDONESIA). Negeri ini hancur dan jaya karena ulah kita pula.
Jangan menyerah, masih ada harapan buat kita untuk memperbaiki negeri ini.
jangan takut untuk menjadi pemimpin.
Sekian
beberapa pendapat dari saya semoga bermanfaat, jangan lupa untuk mempraktekanya
agar pemahaman yang sudah ada makin lama makin padat dan bulat, agar
tercapailah suatu gambaran diri yang konsisten.
Jika ada
yang kurang tepat mari kita diskusikan, bukan hanya mencari kesalahan hanya
untuk eksistensi diri semata. Salam hangat dari saya, Budayakan Membaca dan Menulis.
#Go AHead Indonesia
#Cintai Indonesia Dengan Kreatif
#Yang Penting Bagiku Adalah Dialoq
Behind The Gun: @aliahsanID
No comments:
Post a Comment