NGABUBURIT ALA MAHASIWA MODERN
)*Ali Ahsan
Bulan ramadhan di kota perantauan –Malang. Sebuah kota
yang menyuguhkan berbagai macam keindahan duniawi yang menurutku memang tiada
tara bandinganya, mulai dari teman, kuliner, hiburan, destinasi wisata dan
keelokan alamya yang begitu hebat nan indah.
Takjil, hal wajib yang pasti kalian temukan di pinggiran
kota malang. Sudut-sudut keramaian jalan utama malang yang akan terlihat penuh
sesak saat sore menjelang. Berbagai macam minuman dan makanan berbagai rasa dan
bentuk tersaji yang siap untuk di santap di saat perut mulail lapar. Selain
sebagai tempat menjajakan dagangan, sudut-sudut jalan utama kota malang berubah
menjadi tempat nongkrong dan ngabuburit massal para mahasiswa/i rantauan yang
masih belum pulang kampung.
Akan tetapi niatku menulis judul tersebut bukanlah untuk
memberitahu sudut-sudut jalan mana saja atau takjil macam apa yang di gandrungi
anak muda, melainkan aku ingin memaparkan fenomena antara cewek yang ngabuburit
di jalan dengan cewek yang ngabuburitnya di masjid dan di lanjut buka bersama.
Aku menggunakan sampel di Masjid Muhajirin Malang, tepatnya dekat kampus
Institut Teknologi Nasional Malang kampus I. Biasa sekitar pukul 16.00 WIB,
Masjid Muhajirin mengadakan acara Tausiyah ataupun semacam siraman Rohani, di
saat seperti itulah aku melihat mulai dari keluarga, remaja lelaki ataupun
perempuan yang antusias mengikuti acara
tersebut.
Lanjut cerita di saat waktu menandakan berbuka puasa,
para jamaah semakin banyak berdatangan ke
Masjid untuk melaksanakan shalat Magrib jama’ah. Saat inilah hatiku
mulai terketuk, aku melihat banyak cewek-cewek yang tak kalah cantik ikut
berbuka puasa dan shalat jamaah di masjid dibandingkan dengan cewek-cewek yang
ngabuburit di pinggiran jalan atau tempat hiburan. Aku sadari sebagai lelaki
hal ini adalah naluriah, pesona wanita yang memang memikat membuatku terkadang
lupa siapa diriku yang sebenarnya –ya aku mengakui hal tersebut.
Mulai dari hal sederhana tersebut aku sadar bahwa cewek
yang sebenarnya cantik adalah di saat dia mau shalat jamaah di masjid. Memang
benar aku melihatnya sendiri dan kejadian itu berulang kali. Mungkin ini
sederhana buat para pembaca, tapi dalam era serba modern dan canggih di tambah
dampak westernisasi yang semakin merebak di Indonesia inisiatif untuk shalat
Jamaah di masjid utamanya bagi cewek saya rasa hal itu sudah jarang sekali kita
temukan. Kalaupun ada, rata-rata yang kita temui para ibu-ibu yang sudah
berumur ataupun yang sudah berkeluarga.
Paras-parasnya yang cantik, ketika mendengar adzan magrib
langsung membaca do’a berbuka puasa di lanjut meneguk minum air mineral yang
tak terlampau banyak. Diletakanya tas-nya yang bagus menawan di samping tembok
kemudian dia beranjak mengambil wudlu untuk shalat jamaah magrib. Shalat
selesai para bidadari-bidari ini duduk manis dan anggun mengelompokan dirinya
antara lima sampai enam anak sembari menunggu takmir masjid membagikan makanan
untuk makan berbuka puasa.
Sungguh, sosok seperti inilah yang patut dibilang cantik
oleh para kaum lelaki. Dia mau menyempatkan waktunya hanya untuk sekedar
berbuka puasa dan shalat jamaah di masjid yang pada zamanya hal tersebut sudah
terasa kuno. Dan betapa sangat indahnya ternyata dia bersama pacarnya,
lagi-lagi hal inilah yang membuatku sangat takjub. Jarang sekali aku temukan
hal ini di kalanngan remaja pada saat ini. Mentok-mentok para kaula muda yang
berpacaran akan mengajak pasangan mereka ngabuburit di jalan sambil memakan
takjil yang ala sekadarnya. Sambil melempar senyum mereka ngobrol tak jelas
yang ujung-ujungnya hanya akan meninggakan shalat magrib.
Wanita, kamu memang mahluk tuhan yang spesial. Keindahanmu
yang dapat memikat lelaki hanya dengan sorotan matamu membuat kita kaum lelaki
tak dapat dengan mudah melupakanmu. Apakah masih ada sosok wanita seperti itu
untuku! Tuhan, aku harap kau dengar resahan hati hamba yang penuh lumut dosa
ini.
Behind
The Gun: @aliahsanID
No comments:
Post a Comment