Sunday, July 6, 2014

NGABUBURIT ALA MAHASIWA MODERN


NGABUBURIT ALA MAHASIWA MODERN
)*Ali Ahsan


Bulan ramadhan di kota perantauan –Malang. Sebuah kota yang menyuguhkan berbagai macam keindahan duniawi yang menurutku memang tiada tara bandinganya, mulai dari teman, kuliner, hiburan, destinasi wisata dan keelokan alamya yang begitu hebat nan indah.

Takjil, hal wajib yang pasti kalian temukan di pinggiran kota malang. Sudut-sudut keramaian jalan utama malang yang akan terlihat penuh sesak saat sore menjelang. Berbagai macam minuman dan makanan berbagai rasa dan bentuk tersaji yang siap untuk di santap di saat perut mulail lapar. Selain sebagai tempat menjajakan dagangan, sudut-sudut jalan utama kota malang berubah menjadi tempat nongkrong dan ngabuburit massal para mahasiswa/i rantauan yang masih belum pulang kampung.

Akan tetapi niatku menulis judul tersebut bukanlah untuk memberitahu sudut-sudut jalan mana saja atau takjil macam apa yang di gandrungi anak muda, melainkan aku ingin memaparkan fenomena antara cewek yang ngabuburit di jalan dengan cewek yang ngabuburitnya di masjid dan di lanjut buka bersama. Aku menggunakan sampel di Masjid Muhajirin Malang, tepatnya dekat kampus Institut Teknologi Nasional Malang kampus I. Biasa sekitar pukul 16.00 WIB, Masjid Muhajirin mengadakan acara Tausiyah ataupun semacam siraman Rohani, di saat seperti itulah aku melihat mulai dari keluarga, remaja lelaki ataupun perempuan yang antusias mengikuti  acara tersebut.

Lanjut cerita di saat waktu menandakan berbuka puasa, para jamaah semakin banyak berdatangan ke  Masjid untuk melaksanakan shalat Magrib jama’ah. Saat inilah hatiku mulai terketuk, aku melihat banyak cewek-cewek yang tak kalah cantik ikut berbuka puasa dan shalat jamaah di masjid dibandingkan dengan cewek-cewek yang ngabuburit di pinggiran jalan atau tempat hiburan. Aku sadari sebagai lelaki hal ini adalah naluriah, pesona wanita yang memang memikat membuatku terkadang lupa siapa diriku yang sebenarnya –ya aku mengakui hal tersebut.

Mulai dari hal sederhana tersebut aku sadar bahwa cewek yang sebenarnya cantik adalah di saat dia mau shalat jamaah di masjid. Memang benar aku melihatnya sendiri dan kejadian itu berulang kali. Mungkin ini sederhana buat para pembaca, tapi dalam era serba modern dan canggih di tambah dampak westernisasi yang semakin merebak di Indonesia inisiatif untuk shalat Jamaah di masjid utamanya bagi cewek saya rasa hal itu sudah jarang sekali kita temukan. Kalaupun ada, rata-rata yang kita temui para ibu-ibu yang sudah berumur ataupun yang sudah berkeluarga.

Paras-parasnya yang cantik, ketika mendengar adzan magrib langsung membaca do’a berbuka puasa di lanjut meneguk minum air mineral yang tak terlampau banyak. Diletakanya tas-nya yang bagus menawan di samping tembok kemudian dia beranjak mengambil wudlu untuk shalat jamaah magrib. Shalat selesai para bidadari-bidari ini duduk manis dan anggun mengelompokan dirinya antara lima sampai enam anak sembari menunggu takmir masjid membagikan makanan untuk makan berbuka puasa.

Sungguh, sosok seperti inilah yang patut dibilang cantik oleh para kaum lelaki. Dia mau menyempatkan waktunya hanya untuk sekedar berbuka puasa dan shalat jamaah di masjid yang pada zamanya hal tersebut sudah terasa kuno. Dan betapa sangat indahnya ternyata dia bersama pacarnya, lagi-lagi hal inilah yang membuatku sangat takjub. Jarang sekali aku temukan hal ini di kalanngan remaja pada saat ini. Mentok-mentok para kaula muda yang berpacaran akan mengajak pasangan mereka ngabuburit di jalan sambil memakan takjil yang ala sekadarnya. Sambil melempar senyum mereka ngobrol tak jelas yang ujung-ujungnya hanya akan meninggakan shalat magrib.

Wanita, kamu memang mahluk tuhan yang spesial. Keindahanmu yang dapat memikat lelaki hanya dengan sorotan matamu membuat kita kaum lelaki tak dapat dengan mudah melupakanmu. Apakah masih ada sosok wanita seperti itu untuku! Tuhan, aku harap kau dengar resahan hati hamba yang penuh lumut dosa ini.
Behind The Gun: @aliahsanID

No comments:

Post a Comment