PEMUDA MENCARI ARAH!
)*Ali Ahsan
Dalam konteks transisi politik Indonesia, gerakan Mahasiswa
dan sepak terjang kaum aktivis, telah memainkan peranan yang sangat nyata mampu
mendobrak rezim otoritarian dan penguasa yang lalim. Dan jika kita lihat pengalaman
historis perjuangan bangsa, kita akan menemukan bahwa mahasiswa selalu
memainkan peranan penting dalam setiap perjuangan. Demikian pula, peranan para
aktivis muda revolusioner dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Perjalanan bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
sumbangsih generasi muda dan mahasiswa. Sejarah panjang Indonesia telah
mencatat, betapa kaum muda dan mahasiswa telah mewarnai dan mengambil peran
cukup penting dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia.
Pemuda atau generasi muda merupakan kata yang populis dan
sarat akan nilai. Hal ini karena keduanya mempunyai makna yang bersifat
idiologis, sosiologis dan kultural. Munculnya adagium “Pemuda Harapan Bangsa”,
“Pemuda Pemilik Masa Depan” atau “Pemuda Sebagai Generasi Penentu Dan Dan
Tulang Punggung Bangsa” yang sering dilekatkan pada istilah di atas semakin
menunjukan, betapa besarnya nilai yang terkandung di dalam kaum muda.
Kehadiran generasi muda mempunyai arti dan makna
tersendiri di mata masyarakat. Karena itu keberadaanya mempunyai nilai yang
cukup besar dan memadai di masyarakat, sehingga dimanapun dia berada selalu
mendapatkan ruang untuk berekspresi.
Lahirnya para tokoh-tokoh aktivis seperti Adian
Napitupulu, Ahmad Wahib, Anas Urbaningrum, Soe Hok Gie, Tan Malaka, Wiji Tukul,
Marsinah sampai dengan Soekarno menjadi bukti bahwasanya kaum muda mempunyai
bargain yang sangat kuat dalam menentukan arah gerak negeri ini.
Aktivis dalalam cara pandangku adalah sosok yang hidup di
dua alam, mereka selain di tuntut untuk menyelesaikan studinya tepat waktu dan
memiliki nilai yang bagus juga menanggung beban moral untuk membuat negara ini
jauh lebih baik dan bermartabat. Coba kita tengok Soekarno, terlahir dari kaum
priyayi yang serba berkecukupan dan memiliki akses lebih dibandingkan
pemuda-pemuda di zamanya tak membuatnya lalai dengan kenikmatan dunia. Sosok
seperti beliau yang namanya masih gaung sampai sekrang karena memang pada saat
itu zaman sedang membutuhkan pemuda dan pemimpin seperti beliau yang berani
dengan gagah menentang penjajahan di muka bumi Indonesia.
Bung Hatta, sebagai wakil presiden pertama Indonesia saat
masa mudanya memiliki kecerdasan yang memang melampaui zamanya. Disebut-sebut
sebagai bapak Koperasi dan Ekonomi Indonesia yang memang ia amalkan untuk
negerinya adalah bukti bahwasanya beliau memang sosok pemuda dan pemimpin yang
dibutuhkan Indonesia dalam masa membangun kekeuatan ekonomi agar berdaulat di
negeri sendiri.
Banyak sekali tokoh-tokoh pemuda yang memiliki idiologi
kuat dan konsisten untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik dan
bermartabat. Berkaca pada mahasiswa sekarang yang tak tahu arah mau membawa
Indonesia kemana adalah sebuah ironi yang sangat membingungkan. Aku sadari
sendiri posisiku sebagai mahasiswa kurang begitu beramanfaat dan berkontribusi
bagi bangsaku, aku hanya menjadi beban bangsa negeriku di saat negeri ini
membutuhkan para kaum muda yang mampu menjawab segala permasalahan pelik yang
sedang menjerat Ibu pertiwi.
Dalam sekup makro, peran mahasiswa sendiri dalam
menghadapi era Globalisasi, Modernisasi dan Westernisasi memang menjadi
kegalauan sendiri bagi mahasiswa pada umumnya. Kemanakah mahasiswa akan
bergerak, sekarang bukan lagi zamanya penjajah, bukan lagi era kudeta, akan
tetapi sekarang adalah era berperang mempertahankan idealisme untuk tetap
bertahan dan konsisten dengan cermat mengupayakan globalisasi menjadi ujung
tombak negeri ini menjadi bermartabat dan takan menjadi halaman belakang negara
lain. Westernisasi yang menjangkiti kaum muda layaknya jamur yang sedang tumbuh
di musim hujan tak dapat di bendung lagi, ketidak manfaatan yang di timbulkanya
malah menjadi dilema sendiri apakah kita sebagai kaum muda harus menerima atau
menyortirnya terlebih dahulu mana yang harus di terapkan atau di buang jauh
dari bumi pertiwi.
Kita sebagai kaum muda, apakah akan terlena dan diam
tergerus era ini. Era dimana westernisasi dan globalisasi menjadikan kita sebagai
cecunguk dalam karung yang hanya dapat diam menonton dan menjadi korban dari itu
semua. Bangkit dan bergerak adalah solusinya, idealisme yang kuat dan niatan
lill alamin sebagai perisai agar kaum muda tetap terlabeli bahwa kita adalah
generasi bangsa, generasi yang akan mengantarkan Indonesia menjadi negeri yang
berdaulat dan bermartabat seratus persen.
Go
Ahead Indonesia, Maju Terus Kaum Muda Indonesia
No comments:
Post a Comment