Sunday, July 6, 2014

PEMUDA MENCARI ARAH!


PEMUDA MENCARI ARAH!
)*Ali Ahsan


Dalam konteks transisi politik Indonesia, gerakan Mahasiswa dan sepak terjang kaum aktivis, telah memainkan peranan yang sangat nyata mampu mendobrak rezim otoritarian dan penguasa yang lalim. Dan jika kita lihat pengalaman historis perjuangan bangsa, kita akan menemukan bahwa mahasiswa selalu memainkan peranan penting dalam setiap perjuangan. Demikian pula, peranan para aktivis muda revolusioner dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Perjalanan bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sumbangsih generasi muda dan mahasiswa. Sejarah panjang Indonesia telah mencatat, betapa kaum muda dan mahasiswa telah mewarnai dan mengambil peran cukup penting dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia.

Pemuda atau generasi muda merupakan kata yang populis dan sarat akan nilai. Hal ini karena keduanya mempunyai makna yang bersifat idiologis, sosiologis dan kultural. Munculnya adagium “Pemuda Harapan Bangsa”, “Pemuda Pemilik Masa Depan” atau “Pemuda Sebagai Generasi Penentu Dan Dan Tulang Punggung Bangsa” yang sering dilekatkan pada istilah di atas semakin menunjukan, betapa besarnya nilai yang terkandung di dalam kaum muda.

Kehadiran generasi muda mempunyai arti dan makna tersendiri di mata masyarakat. Karena itu keberadaanya mempunyai nilai yang cukup besar dan memadai di masyarakat, sehingga dimanapun dia berada selalu mendapatkan ruang untuk berekspresi.

Lahirnya para tokoh-tokoh aktivis seperti Adian Napitupulu, Ahmad Wahib, Anas Urbaningrum, Soe Hok Gie, Tan Malaka, Wiji Tukul, Marsinah sampai dengan Soekarno menjadi bukti bahwasanya kaum muda mempunyai bargain yang sangat kuat dalam menentukan arah gerak negeri ini.

Aktivis dalalam cara pandangku adalah sosok yang hidup di dua alam, mereka selain di tuntut untuk menyelesaikan studinya tepat waktu dan memiliki nilai yang bagus juga menanggung beban moral untuk membuat negara ini jauh lebih baik dan bermartabat. Coba kita tengok Soekarno, terlahir dari kaum priyayi yang serba berkecukupan dan memiliki akses lebih dibandingkan pemuda-pemuda di zamanya tak membuatnya lalai dengan kenikmatan dunia. Sosok seperti beliau yang namanya masih gaung sampai sekrang karena memang pada saat itu zaman sedang membutuhkan pemuda dan pemimpin seperti beliau yang berani dengan gagah menentang penjajahan di muka bumi Indonesia.

Bung Hatta, sebagai wakil presiden pertama Indonesia saat masa mudanya memiliki kecerdasan yang memang melampaui zamanya. Disebut-sebut sebagai bapak Koperasi dan Ekonomi Indonesia yang memang ia amalkan untuk negerinya adalah bukti bahwasanya beliau memang sosok pemuda dan pemimpin yang dibutuhkan Indonesia dalam masa membangun kekeuatan ekonomi agar berdaulat di negeri sendiri.

Banyak sekali tokoh-tokoh pemuda yang memiliki idiologi kuat dan konsisten untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik dan bermartabat. Berkaca pada mahasiswa sekarang yang tak tahu arah mau membawa Indonesia kemana adalah sebuah ironi yang sangat membingungkan. Aku sadari sendiri posisiku sebagai mahasiswa kurang begitu beramanfaat dan berkontribusi bagi bangsaku, aku hanya menjadi beban bangsa negeriku di saat negeri ini membutuhkan para kaum muda yang mampu menjawab segala permasalahan pelik yang sedang menjerat Ibu pertiwi.

Dalam sekup makro, peran mahasiswa sendiri dalam menghadapi era Globalisasi, Modernisasi dan Westernisasi memang menjadi kegalauan sendiri bagi mahasiswa pada umumnya. Kemanakah mahasiswa akan bergerak, sekarang bukan lagi zamanya penjajah, bukan lagi era kudeta, akan tetapi sekarang adalah era berperang mempertahankan idealisme untuk tetap bertahan dan konsisten dengan cermat mengupayakan globalisasi menjadi ujung tombak negeri ini menjadi bermartabat dan takan menjadi halaman belakang negara lain. Westernisasi yang menjangkiti kaum muda layaknya jamur yang sedang tumbuh di musim hujan tak dapat di bendung lagi, ketidak manfaatan yang di timbulkanya malah menjadi dilema sendiri apakah kita sebagai kaum muda harus menerima atau menyortirnya terlebih dahulu mana yang harus di terapkan atau di buang jauh dari bumi pertiwi.

Kita sebagai kaum muda, apakah akan terlena dan diam tergerus era ini. Era dimana westernisasi dan globalisasi menjadikan kita sebagai cecunguk dalam karung yang hanya dapat diam menonton dan menjadi korban dari itu semua. Bangkit dan bergerak adalah solusinya, idealisme yang kuat dan niatan lill alamin sebagai perisai agar kaum muda tetap terlabeli bahwa kita adalah generasi bangsa, generasi yang akan mengantarkan Indonesia menjadi negeri yang berdaulat dan bermartabat seratus persen.
Go Ahead Indonesia, Maju Terus Kaum Muda Indonesia

No comments:

Post a Comment