Thursday, June 25, 2015

Ali Syariati (Sebuah Catatan Kecil)



-Ali Syariati-
(Aku Tidak Mengenal Dia, Tapi Aku Mengenal Pemikiranya).

)*Ali Ahsan Al-Haris

Ali Syariati Sedang Berpose (Sumber Gambar: Leviyamani)
Ali Syariati adalah salah seorang tokoh yang membantu perjuangan Imam Khomeini dalam menjatuhkan rezim Syah Iran yang lalim, untuk menegakkan kebenaran dan keadilan menurut ajaran Islam. Doktor sastra lulusan Universitas Sorbonne Prancis ini berjuang tak kenal lelah dan takut. Selama hidupnya, ia mengabdikan dirinya untuk membangunkan masyarakat Islam Iran dari belenggu kezaliman. Pikiran-pikiran dalam ceramahnya telah membuat para pemuda dan mahasiswa Iran tergugah semangatnya untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Syariati, anak pertama Muhammad Taqi dan Zahra, lahir pada 24 November 1933, bertepatan dengan periode ketika ayahnya menyelesaikan studi keagamaan dasarnya dan mulai mengajar di sebuah sekolah dasar, Syerafat. Ali lahir dalam keluarga terhormat. Dalam keluarga ini, ritual dan ritus keagamaan ditunaikan dengan seksama.

Pada masa kanak-kanak, ketika teman-temannya asik bermain, Syariati asik membaca buku-buku sastra seperti Les Miserable karya Victor Hugo. Kegemaran ini terus berlanjut hingga masa remajanya. Sejak tahun pertamanya di sekolah menengah atas, ia senang membaca buku-buku filsafat, sastra, syair, ilmu sosial, dan studi keagamaan di perpustkaan pribadi ayahnya yang memiliki koleksi 2000 buku kegemarannya inilah yang membuat ia jarang bermain dengan teman-teman sebayanya.

Pada 1955, Syariati masuk Fakultas Sastra Universitas Masyhad yang baru saja diresmikan. Selama di universitas, sekalipun menghadapi persoalan administrative akibat pekerjaan resminya sebagai guru full-time, Syariati paling tinggi peringkatnya di kelas. Bakat, pengetahuan, dan kegemarannya kepada sastra menjadikannya populer di kalangan mahasiswa.

Di universitas, Syariati bertemu Puran-e Syariat Razavi, yang kemudian menjadi istrinya. Karena prestasi akademisnya di universitas itu, dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Pada April 1959, Syariati pergi ke Paris sendirian. Istri dan putranya yang baru lahir, bernama Ehsan, menyusulnya setahun kemudian.

Selama di Paris, Syariati berkenalan dengan karya-karya dan gagasan-gagasan baru yang mencerahkan, yang mempengaruhi pandangan hidup dan wawasannya mengenai dunia. Dia mengikuti kuliah-kuliah para akademisi, filsuf, penyair, militan, dan membaca karya-karya mereka, terkadang bertukar pikiran dengan mereka, serta mengamati karya-karya seniman dan pemahat. Dari masin-masing mereka, Syariati mendapat sesuatu, dan kemudian mengaku berutang budi kepada mereka. Di sinilah Syariati berkenalan dengan banyak tokoh intelektual Barat, antara lain Louis Massignon yang begitu dihormatinya, Frantz Fanon, Jacques Berque, dan lain-lain.

Pribadi Syariati penuh dengan semangat perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan. Walaupun tidak berada di Iran, ia tetap berjuang menentang rezim Iran. Antara 1962 dan 1963, waktu Syariati tampaknya habis tersita untuk aktivitas politik dan jurnalistiknya.

Setelah meraih gelar doktornya pada 1963, setahun kemudian syariati dan keluarganya kembali ke Masyhad, Iran. Di sini, ia mengajar di sekolah menengah atas. Pada 1965, dia bekerja di Pusat Penelitian Kementerian Pendidikan di Teheran. Kemudian pada 1967, Ali Syariati mulai mengajar di Universitas Masyhad. Inilah awal kontaknya dengan mahasiswa-mahasiswa Iran. Universitas Masyhad yang relative tenang dan teduh, segera saja semarak. Kelas Syariati tak lama kemudian menjadi kelas favorit. Gaya orator Syariati yang memukau, memikat audiens, memperkuat isi kuliahnya yang membangkitkan orang untuk berpikir.
 
Salah Satu Buku Karya Syariati. (Sumber Gambar: Bukalapak)
Sejak juni 1971, Syariati meninggalkan pekerjaan mengajarnya di Universitas Masyhad, lalu dikirim ke Teheran. Ia bekerja keras untuk menjadikan Hosseiniyeh Ersyad menjadi sebuah “Universitas Islam” radikal yang modernis.

Namun 12 Juni 2012 syariati ditemukan meninggal dunia di apartemenya, akan tetapi menurut buku biografi Ali Syariati yang dikarang oleh Ali Rahnema , Syariati dikabarkan meninggal di rumah sakit Southampton Inggris akibat serangan jatung. Akan tetapi banyak pihak termasuk saya yang beranggapan bahwa syariati meninggal karena dibunuh oleh sebuah agen rahasia Iran, SAVAK.karena wajar saja pada saat itu adalah rezim Shah Reza Pahlevi dan gagasan syariati yang anti feodalisme maupun antipemerintahan membuatnya dibunuh.

Terlepas kabar tersebut benar atau tidak sampai sekarangpun belum ada bukti yang saya temui, semoga saja pemikir modernis islam yang handal ini diterima di sisi Allah SWT atas jasa-jasa pemikiranya yang melawan pemerintah lalim dan subversive.


Salam hangat dari saya, Ali Ahsan Al-Haris.
Jadikanlah membaca sebagai budaya anda.
#AliSyariati

No comments:

Post a Comment