Saya Ceritakan Padamu Salah Satu Mimpiku
-Ali Ahsan Al-Haris-
Aktifitas membaca buku, Koran, majalah bahkan
sekedar menonton film-film dengan genre yang berbeda setiap orangya membuat
arti perbedaan itu serasa semakin indah. Bisa dibilang diversivitas keilmuwan
dan ancangan wacana setiap orang yang menggeluti bidang tersebut menjadi
semakin bermakna ketika berada dalam satu forum untuk sekedar sharing dan
ngobrol gak jelas.
Ada seorang kawan saya yang kerjaanya hanya menonton
film action, lebih dikerucut dalam genre peperangan antar suku, negara,
konspirasi, mafia dan flashback suatu negara dalam memperjuangakan
kemerdekaanya. Kawan saya tersebut dapat bercerita panjang lebar bagaimana
strategi suatu kelompok atau negara dalam memenangkan peperangan tersebut, dia
bahkan sampai tahu apa pesan yang benar-benar substantive penulis scenario sampaikan.
Hal inilah yang membuat kawan saya memiliki nilai lebih dalam pengamatan
visualisasi. Saya bilang seperti ini karena dia bukan sekedar menonton, tapi
dia belajar dan mengkritisi atas apa yang telah ia tonton.
Dunia baca, banyak kawan saya yang suka membaca –terlepas
jenis bacaan apa yang ia baca, saya rasa hal ini juga membuat pribadiku
tergeletik. Saya merasa dunia baca berbeda dengan dunia menonton seperti yang saya
ceritakan diatas. Aku tersadar bahwa selain menonton film, hasil membaca juga
dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Hal ini bisa benar dan bisa juga
salah, namun bagi pembaca blog saya yang sudah mengalami hal ini akan
mengatakan bahwa semua ini hampir benar. Pernah saya mendapatkan cerita dari
teman saya bernama Miftah, dia bercerita tentang seorang temanya yang bernama
dimas, -Miftah bercerita saat Dimas selesai membaca sebuah buku yang saya
sendiri lupa apa judulnya- , Dimas serasa ingin berkepribadian moderat dan tak
mau menjadi manusia yang kompromi. Hal ini sedikit membuktikan bahwasanya dunia
baca dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Oh iya, sedikiti menyinggung. Apakah kalian tahu
hutan ? saya rasa anda pasti tahu. Apakah pembaca tahu ekosistem ? –jujur saya
berkeinginan untuk membuat sebuah perpustakaan atau ruang baca dengan tata
ruang berada di dalam ruangan akan tetapi banyak pohonya. Kalau pembaca masih
bingung dengan apa yang ada difikiran saya, bayangkan saja saya memiki sebuah
halaman belakang yang cukup luas, di halaman tersebut terdapat banyak pohon
namun keberadaanya tidak terlalu menganggu aktifitas, banyak rumput yang
tertata rapi, ada air mancur dan kolam ikan hiasnya; nakh disitupula akan ada
beberapa kursi dan meja kecil serta rak-rak buku dengan koleksi minimal 200.000
buku yang saya miliki. Bebas siapa yang mau membaca, mereka akan bebas
berekspresi mau membaca dengan gaya seperti apa.
Ini kan bicara soal mimpi, nakh perlu pembaca
ketahui, salah satu mimpi saya ya Garden Library itu. Aku sering tertawa
sendiri jikalau membayangkan hal tersebut memang ada. Karena akan bagus saat
aku melihat para tamuku membaca buku sembari bersandar pada sebuah pohon,
membaca sambil memberi makan ikan, membaca sambil menyeruput kopi dan merokok
di dukung pemandangan yang rindang.
Mimpi tersebut bukan berarti aku adalah maniak
perpustakaan yang sering keluar masuk perpustakaan untuk membaca atau meminjam
buku. Memang saya akui aktifitas di perpustakaan pernah saya alami. Seingat saya
pernah menjadi anggota perpustakaan pada SMP kelas 1, itupun karena paksaan
dari guru Bahasa Indonesia saya, namunn saya sadari berawal dari paksaan guru
saya malah menjadi sebuah kebutuhan kalau sehari tidak membaca bagaikan ada
yang kurang dalam hidupku. Selain membaca, perpustakaan SMP menjadi tujuan
utamaku saat aku tidak memiliki uang jajan, memang aku di kasih oleh ibu saya; akan
tetapi hobiku yang sering ke warnet dan menyewa komik Naruto membuatku harus
mengirit uang saku.
Pada saat saya SMK terhitung menjadi anggota
Perpustakaan pada saat saya Kelas 2, kenapa tidak pada saat kelas 1 saja saya
menjadi anggota karena pada saat saya kelas 1 sudah menjadi anggota
Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara. Di perpusda koleksinya lebih banyak, saya
banyak membaca sejarah-sejarah Orde Baru dan Orde Lama. Namun karena saya
menyadari tidak adanya bacaan yang menunjang keilmuwanku dibidang Teknologi
Pengolahan Ikan maka saya gabung menjadi anggota perpustakaan seolahku.
Nakh, saat menjadi mahasiswa saya terhitung menjadi
anggota perpustakaan kampus saat saya semester 5, hal ini berangkat karena awal
semester saya masih kos dan bulanan lumayan banyak sehingga lebih memilih
membelanjakan uang bulanan saya untuk membeli buku yang saya suka. Jelas karena
Kota Malang yang banyak menjual buku-buku murah dan koleksinya yang sangat
banyak menjadikanku surga membaca. Sampai sekarang tak banyak koleksi yang saya
punya, namun secara manfaat saya merasakan lebih dan ini adalah hal yang sangat
luar biasa.
Pada saat saya semester 7, saya pindah kontrakan. Karena
bulanan yang tak tentu dan sering habis maka dari itu pula saya sering maen ke
perpustakaan. Disamping aku tetap dapat membaca buku juga irit uang.
Kembali ke pokok cerita, selayang pandang tentang
diriku di dunia perpustakaan yang tidak terlalu istimewa membuatku bermimpi
untuk memiliki perpustakaan atau ruang baca sendiri, hal ini dapat dimanfaatkan
oleh warga sekitar rumahku. Betapa senangnya saat hobimu di gandrungi dan
bermanfaat bagi orang lain.
Saya rasa cukup, semoga cerita singkat tersebut dapat
menginspirasi pembaca, entah.
Salam
hangat dari saya, Ali Ahsan Al-Haris
Behind
the Gun @aliahsanID
No comments:
Post a Comment