Friday, June 26, 2015

Saya Ceritakan Padamu Salah Satu Mimpiku



Saya Ceritakan Padamu Salah Satu Mimpiku
-Ali Ahsan Al-Haris-

Aktifitas membaca buku, Koran, majalah bahkan sekedar menonton film-film dengan genre yang berbeda setiap orangya membuat arti perbedaan itu serasa semakin indah. Bisa dibilang diversivitas keilmuwan dan ancangan wacana setiap orang yang menggeluti bidang tersebut menjadi semakin bermakna ketika berada dalam satu forum untuk sekedar sharing dan ngobrol gak jelas.

Ada seorang kawan saya yang kerjaanya hanya menonton film action, lebih dikerucut dalam genre peperangan antar suku, negara, konspirasi, mafia dan flashback suatu negara dalam memperjuangakan kemerdekaanya. Kawan saya tersebut dapat bercerita panjang lebar bagaimana strategi suatu kelompok atau negara dalam memenangkan peperangan tersebut, dia bahkan sampai tahu apa pesan yang benar-benar substantive penulis scenario sampaikan. Hal inilah yang membuat kawan saya memiliki nilai lebih dalam pengamatan visualisasi. Saya bilang seperti ini karena dia bukan sekedar menonton, tapi dia belajar dan mengkritisi atas apa yang telah ia tonton.

Dunia baca, banyak kawan saya yang suka membaca –terlepas jenis bacaan apa yang ia baca, saya rasa hal ini juga membuat pribadiku tergeletik. Saya merasa dunia baca berbeda dengan dunia menonton seperti yang saya ceritakan diatas. Aku tersadar bahwa selain menonton film, hasil membaca juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Hal ini bisa benar dan bisa juga salah, namun bagi pembaca blog saya yang sudah mengalami hal ini akan mengatakan bahwa semua ini hampir benar. Pernah saya mendapatkan cerita dari teman saya bernama Miftah, dia bercerita tentang seorang temanya yang bernama dimas, -Miftah bercerita saat Dimas selesai membaca sebuah buku yang saya sendiri lupa apa judulnya- , Dimas serasa ingin berkepribadian moderat dan tak mau menjadi manusia yang kompromi. Hal ini sedikit membuktikan bahwasanya dunia baca dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

Oh iya, sedikiti menyinggung. Apakah kalian tahu hutan ? saya rasa anda pasti tahu. Apakah pembaca tahu ekosistem ? –jujur saya berkeinginan untuk membuat sebuah perpustakaan atau ruang baca dengan tata ruang berada di dalam ruangan akan tetapi banyak pohonya. Kalau pembaca masih bingung dengan apa yang ada difikiran saya, bayangkan saja saya memiki sebuah halaman belakang yang cukup luas, di halaman tersebut terdapat banyak pohon namun keberadaanya tidak terlalu menganggu aktifitas, banyak rumput yang tertata rapi, ada air mancur dan kolam ikan hiasnya; nakh disitupula akan ada beberapa kursi dan meja kecil serta rak-rak buku dengan koleksi minimal 200.000 buku yang saya miliki. Bebas siapa yang mau membaca, mereka akan bebas berekspresi mau membaca dengan gaya seperti apa.

Ini kan bicara soal mimpi, nakh perlu pembaca ketahui, salah satu mimpi saya ya Garden Library itu. Aku sering tertawa sendiri jikalau membayangkan hal tersebut memang ada. Karena akan bagus saat aku melihat para tamuku membaca buku sembari bersandar pada sebuah pohon, membaca sambil memberi makan ikan, membaca sambil menyeruput kopi dan merokok di dukung pemandangan yang rindang.

Mimpi tersebut bukan berarti aku adalah maniak perpustakaan yang sering keluar masuk perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku. Memang saya akui aktifitas di perpustakaan pernah saya alami. Seingat saya pernah menjadi anggota perpustakaan pada SMP kelas 1, itupun karena paksaan dari guru Bahasa Indonesia saya, namunn saya sadari berawal dari paksaan guru saya malah menjadi sebuah kebutuhan kalau sehari tidak membaca bagaikan ada yang kurang dalam hidupku. Selain membaca, perpustakaan SMP menjadi tujuan utamaku saat aku tidak memiliki uang jajan, memang aku di kasih oleh ibu saya; akan tetapi hobiku yang sering ke warnet dan menyewa komik Naruto membuatku harus mengirit uang saku.

Pada saat saya SMK terhitung menjadi anggota Perpustakaan pada saat saya Kelas 2, kenapa tidak pada saat kelas 1 saja saya menjadi anggota karena pada saat saya kelas 1 sudah menjadi anggota Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara. Di perpusda koleksinya lebih banyak, saya banyak membaca sejarah-sejarah Orde Baru dan Orde Lama. Namun karena saya menyadari tidak adanya bacaan yang menunjang keilmuwanku dibidang Teknologi Pengolahan Ikan maka saya gabung menjadi anggota perpustakaan seolahku.

Nakh, saat menjadi mahasiswa saya terhitung menjadi anggota perpustakaan kampus saat saya semester 5, hal ini berangkat karena awal semester saya masih kos dan bulanan lumayan banyak sehingga lebih memilih membelanjakan uang bulanan saya untuk membeli buku yang saya suka. Jelas karena Kota Malang yang banyak menjual buku-buku murah dan koleksinya yang sangat banyak menjadikanku surga membaca. Sampai sekarang tak banyak koleksi yang saya punya, namun secara manfaat saya merasakan lebih dan ini adalah hal yang sangat luar biasa.

Pada saat saya semester 7, saya pindah kontrakan. Karena bulanan yang tak tentu dan sering habis maka dari itu pula saya sering maen ke perpustakaan. Disamping aku tetap dapat membaca buku juga irit uang.

Kembali ke pokok cerita, selayang pandang tentang diriku di dunia perpustakaan yang tidak terlalu istimewa membuatku bermimpi untuk memiliki perpustakaan atau ruang baca sendiri, hal ini dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar rumahku. Betapa senangnya saat hobimu di gandrungi dan bermanfaat bagi orang lain.
Saya rasa cukup, semoga cerita singkat tersebut dapat menginspirasi pembaca, entah.

Salam hangat dari saya, Ali Ahsan Al-Haris
Behind the Gun @aliahsanID

No comments:

Post a Comment