Tuesday, September 22, 2015

Mengintip Kaum Minoritas (Part I)



Mengintip Kaum Minoritas (Part I)

)*Ali Ahsan Al-Haris

Sumber Gambar : Rizaldkruine
Dunia mahaiswa menwarkan sejuta pesona yang memang sangat menggiurkan bagi siapapun tak terkecuali orang yang umurnya sudah uzur. Pesona kebebasan berfikir kritis, bebas melaksanakan suatu hal yang bebrbau urban, pengabdian maupun ilmiah sering kita temui dalam pergulatanya. Transformasi olah fikir dari masa remaja munuju kedewasaan berfikir dan bertanggung jawab menjadi sebuh cara menemukan jati diri bagi para pencari ijazah perguruan tinggi.
Dunia mahasiswa takan pernah lepas dari apa yang disebut Tri Dharma Perguruan Tinggi; Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian. Ketiga hal tersebut yang wajib dilakukan oleh perguruan-perguruan tinggi dimanapun lokasinya untuk mengejar standarisasi Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI). Lebih spesifik pembahasan, mahasiswa takan lekang dari dunia organisasi, hal ini menurut sebagian mahasiswa akan terasa aneh bahkan ilfil mendengar kata tersebut (Organisasi). MENGAPA ? hemat fikir saya adalah, di-era pendidikan menjadi hal wajib dipenuhi untuk memenuhi standarisasi melamar pekerjaan dengan transkrip nilai yang tentunya sudah di atur pula oleh perusahaan-perusahaan maupun instansi untuk mencari individu unggul, mahasiswa cenderung akan memilih dan mementingkan akademisnya. Organisasi yang sejatinya dapat membuat  soft skill mereka bertambah serta diajarkan dalam berkelompok maupun individu untuk bersosialisasi harusnya menjadi daya tarik khusus bagi para mahasiswa. Pertanyaan besarnya mengapa mayoritas mahasiswa tiap angkatan malas untuk melirik hal ini.
Entah, aku sendiri juga bingung melihat fenomena ini. Apakah menjadi mahasiswa organisatoris adalah kaum-kaum minoritas. Berfikir secara praktis, yang membedakan organisasi dan dunia kerja hanya satu, di bayar dan tidak di bayar.
Behind the gun @aliahsanID
Budayakan Membaca dan Menulis.

No comments:

Post a Comment