Propaganda Media,
Media Propaganda
*Yudha
Prawira
Sumber Gambar : Penaaksi |
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
propaganda berarti penerangan (paham, pendapat, dsb) yangg benar atau salah
yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran,
sikap, atau arah tindakan tertentu: -- biasanya disertai dengan janji yang
muluk-muluk; sementara menurut Wikipedia, propaganda (dari bahasa latin modern:
propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan
yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau
sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif,
tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang
mendengar atau melihatnya. Menurut Garth S. Jowett and Victoria O'Donnell;
Propaganda adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk
persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan
reaksi yang diinginkan penyebar propaganda.
Dari definisi diatas dapat diketahui
bahwa propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali
menyesatkan dimana umumnya isi propaganda hanya menyampfakta-fakta pilihan yang
dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional
daripada reaksi rasional. Tujuannya adalah untuk mengubah pikiran kognitif
narasi subjek dalam kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu.
Media yang dimaksud disini berdasarkan
definisi KBBI adalah alat (sarana) komunikasi spt koran, majalah, radio,
televisi, film, poster, dan spanduk, sedangkan menurut wikipedia, media dalam
istilah komunikasi berasal dari kata "mediasi" karena mereka hadir di
antara pemirsa dan lingkungan. Istilah ini sering digunakan untuk menyebutkan
media massa.
Propaganda media adalah usaha dengan
sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan
mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan yang disebarkan
melalui media massa. Sedangkan media propaganda adalah media yang digunakan
sebagai alat untuk propaganda kelompok tertentu. Propaganda media dan media
propaganda bagaikan saudara kembar yang secara prinsip sama tetapi sebenarnya
berbeda. Disini yang sama adalah tujuannya, yaitu mempengaruhi pikiran orang.
Propaganda media lebih ke arah tindakannya, sementara media propaganda lebih ke
arah alatnya.
Menjelang pemilu banyak kepentingan,
memanfaatkan media untuk tujuan propaganda. Salah satu contohnya adalah survey
yang jelas dengan sengaja dan sistematis membentuk persepsi, memanipulasi
pikiran, dan mengarahkan kelakuan masyarakat untuk memilih parpol ataupun calon
tertentu.
Propaganda media terutama bertujuan
menyerang otak mamalia kita melalui media yang sangat menyenangkan dan
memanjakan, sehingga otak mamalia kita sangat mudah sekali terangsang dengan
media yang saat ini berlangsung, sehingga apabila hal-hal yang dimasukkan ke
otak kita sesuatu yang buruk-buruk, pelan-pelan dan tanpa disadari dapat
merubah pola pikir dan pada akhirnya merubah sikap dan kepribadian kita.
Dikarenakan propaganda media berhubungan
dengan sistem di otak kita, perlu kita ketahui juga pembagian kerja otak kita
secara kasarnya. Otak manusia secara fungsional dibagi menjadi tiga, yaitu otak
reptile, otak mamalia, dan neocortex.
Otak reptil, disebut juga Instinctive
otomatic system, jikalau dalam keadaan bahaya biasanya bekerja dengan cepat dan
mengerahkan seluruh kekuatan untuk melawan bahaya itu. Otak mamalia, atau lebih
dikenal dengan Lymbic system, berfungsi untuk mengendalikan emosi dan perasaan;
dan yang terakhir adalah Neo Cortex, berfungsi untuk berfikir,menulis dan
membaca dan melakukan perhitungan yang rumit, perkembangan otak ini dilakukan
dengan melakukan kegiatan sekolah maupun pelatihan-pelatihan.
Otak mamalia, Lymbic system yang berhubungan
dengan emosi atau perasaan begitu mudah dipengaruhi oleh keadaan sekitar, entah
itu disadari atau tidak disadari. Disinilah peran media sebagai alat
propaganda, dimana propaganda akan disusupkan ke system limbic dari otak kita.
Kemampuan system limbic disusupi oleh propaganda ternyata juga dipengaruhi oleh
tipe kepribadian maupun oleh neocortec itu sendiri.
Kepribadian manusia, sebagaimana
dijabarkan dalam buku Personality Plus dibagi menjadi 4 golongan, yaitu dominan
sanguinis, yaitu orang yang mudah bergaul,periang dan bersifat terbuka;
melankolis, orang yang cenderung mengedepankan perasaannya, kadang mudah
tersinggung, dan bersifat tertutup; Kholeris, yaitu orang yang kuat
keinginannya, cenderung pingin selalu menang, dan kadang susah diatur, dan
Plegmatis, suatu tipe kepribadian yang banyak dimiliki oleh pimpinan militer,
dengan pembawaan tenang, selalu berusaha menghindari masalah namun berpikiran
yang kuat.
Propaganda media, secara umum lebih
mudah disusupkan pada orang-orang dominan melankolis dan sanguinis, daripada
kepada orang-orang plegmatis, koleris. Tetapi ini tidak sepenuhnya benar,
karena disamping tipe kepribadian itu, propaganda juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan maupun wawasan seseorang.
Dikarenakan propaganda media
terpengaruh oleh faktor kepribadian dan kecerdasan, metode penyebaran
propaganda media, berdasarkan "Psychological Operations Field Manual No.33-1"
yang diterbitkan oleh Department of the Army Headquarters pada bulan Agustus
1979; dan "Psychological Operations (PSYOP) Media Subcourse PO-0816"
yang diterbitkan oleh Army Institute, 1983, dikategorikan secara garis besar
menjadi 2 macam yaitu: Komunikasi interpersonal (face to face), Audiovisual
media.
Propaganda media hampir setiap jamnya
memenuhi arus informasi utama kita, entah itu televisi, radio, maupun brosur,
selabaran dan sejenisnya. Contoh yang paling jelas disamping survey-survey
pemenang pemilu adalah adanya propaganda media tentang status keistimewaan
Yogyakarta.Dan propaganda media yang masih hangat dibicarakan adalah tentang
teror bom; benarkah teror bom diciptakan oleh mereka yang dicap teroris, atau
jangan-jangan ini ada sebuah konspirasi intelijen untuk proyek negara?
Jadi, sebuah propaganda, bagaimanapun
dibungkus dengan cantik, tetap akan menjadi racun dalam kehidupan manusia. Dan
tentunya untuk meminimalkan efek dari propaganda media, kita perlu
mengembangkan wawasan kita, jangan cuma baca berita dari satu media, tetapi ada
baiknya juga mengikuti diskusi-diskusi di berbagai forum kegiatan???
No comments:
Post a Comment