Monday, November 9, 2015

Propaganda Media, Media Propaganda



Propaganda Media, Media Propaganda

*Yudha Prawira



Sumber Gambar : Penaaksi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, propaganda berarti penerangan (paham, pendapat, dsb) yangg benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu: -- biasanya disertai dengan janji yang muluk-muluk; sementara menurut Wikipedia, propaganda (dari bahasa latin modern: propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Menurut Garth S. Jowett and Victoria O'Donnell; Propaganda adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda.

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali menyesatkan dimana umumnya isi propaganda hanya menyampfakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksi rasional. Tujuannya adalah untuk mengubah pikiran kognitif narasi subjek dalam kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu.

 Media yang dimaksud disini berdasarkan definisi KBBI adalah alat (sarana) komunikasi spt koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk, sedangkan menurut wikipedia, media dalam istilah komunikasi berasal dari kata "mediasi" karena mereka hadir di antara pemirsa dan lingkungan. Istilah ini sering digunakan untuk menyebutkan media massa.

Propaganda media adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan yang disebarkan melalui media massa. Sedangkan media propaganda adalah media yang digunakan sebagai alat untuk propaganda kelompok tertentu. Propaganda media dan media propaganda bagaikan saudara kembar yang secara prinsip sama tetapi sebenarnya berbeda. Disini yang sama adalah tujuannya, yaitu mempengaruhi pikiran orang. Propaganda media lebih ke arah tindakannya, sementara media propaganda lebih ke arah alatnya.
 Menjelang pemilu banyak kepentingan, memanfaatkan media untuk tujuan propaganda. Salah satu contohnya adalah survey yang jelas dengan sengaja dan sistematis membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan masyarakat untuk memilih parpol ataupun calon tertentu.

Propaganda media terutama bertujuan menyerang otak mamalia kita melalui media yang sangat menyenangkan dan memanjakan, sehingga otak mamalia kita sangat mudah sekali terangsang dengan media yang saat ini berlangsung, sehingga apabila hal-hal yang dimasukkan ke otak kita sesuatu yang buruk-buruk, pelan-pelan dan tanpa disadari dapat merubah pola pikir dan pada akhirnya merubah sikap dan kepribadian kita.

 Dikarenakan propaganda media berhubungan dengan sistem di otak kita, perlu kita ketahui juga pembagian kerja otak kita secara kasarnya. Otak manusia secara fungsional dibagi menjadi tiga, yaitu otak reptile, otak mamalia, dan neocortex.

Otak reptil, disebut juga Instinctive otomatic system, jikalau dalam keadaan bahaya biasanya bekerja dengan cepat dan mengerahkan seluruh kekuatan untuk melawan bahaya itu. Otak mamalia, atau lebih dikenal dengan Lymbic system, berfungsi untuk mengendalikan emosi dan perasaan; dan yang terakhir adalah Neo Cortex, berfungsi untuk berfikir,menulis dan membaca dan melakukan perhitungan yang rumit, perkembangan otak ini dilakukan dengan melakukan kegiatan sekolah maupun pelatihan-pelatihan.

 Otak mamalia, Lymbic system yang berhubungan dengan emosi atau perasaan begitu mudah dipengaruhi oleh keadaan sekitar, entah itu disadari atau tidak disadari. Disinilah peran media sebagai alat propaganda, dimana propaganda akan disusupkan ke system limbic dari otak kita. Kemampuan system limbic disusupi oleh propaganda ternyata juga dipengaruhi oleh tipe kepribadian maupun oleh neocortec itu sendiri.

Kepribadian manusia, sebagaimana dijabarkan dalam buku Personality Plus dibagi menjadi 4 golongan, yaitu dominan sanguinis, yaitu orang yang mudah bergaul,periang dan bersifat terbuka; melankolis, orang yang cenderung mengedepankan perasaannya, kadang mudah tersinggung, dan bersifat tertutup; Kholeris, yaitu orang yang kuat keinginannya, cenderung pingin selalu menang, dan kadang susah diatur, dan Plegmatis, suatu tipe kepribadian yang banyak dimiliki oleh pimpinan militer, dengan pembawaan tenang, selalu berusaha menghindari masalah namun berpikiran yang kuat.

Propaganda media, secara umum lebih mudah disusupkan pada orang-orang dominan melankolis dan sanguinis, daripada kepada orang-orang plegmatis, koleris. Tetapi ini tidak sepenuhnya benar, karena disamping tipe kepribadian itu, propaganda juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan maupun wawasan seseorang.

Dikarenakan propaganda media terpengaruh oleh faktor kepribadian dan kecerdasan, metode penyebaran propaganda media, berdasarkan "Psychological Operations Field Manual No.33-1" yang diterbitkan oleh Department of the Army Headquarters pada bulan Agustus 1979; dan "Psychological Operations (PSYOP) Media Subcourse PO-0816" yang diterbitkan oleh Army Institute, 1983, dikategorikan secara garis besar menjadi 2 macam yaitu: Komunikasi interpersonal (face to face), Audiovisual media.

Propaganda media hampir setiap jamnya memenuhi arus informasi utama kita, entah itu televisi, radio, maupun brosur, selabaran dan sejenisnya. Contoh yang paling jelas disamping survey-survey pemenang pemilu adalah adanya propaganda media tentang status keistimewaan Yogyakarta.Dan propaganda media yang masih hangat dibicarakan adalah tentang teror bom; benarkah teror bom diciptakan oleh mereka yang dicap teroris, atau jangan-jangan ini ada sebuah konspirasi intelijen untuk proyek negara?

Jadi, sebuah propaganda, bagaimanapun dibungkus dengan cantik, tetap akan menjadi racun dalam kehidupan manusia. Dan tentunya untuk meminimalkan efek dari propaganda media, kita perlu mengembangkan wawasan kita, jangan cuma baca berita dari satu media, tetapi ada baiknya juga mengikuti diskusi-diskusi di berbagai forum kegiatan???


No comments:

Post a Comment