KUDETA PERASAAN
*Alie Ahsan Al-Haris
Felix Kenedy namaku, besar di
Sumatera sebagai pulau terbesar di Indonesia. aku sekolah menegah atas di
Malang, Jawa Timur. yang katanya orang kota ini terkenal dengan buah Apel dan
hawa sejuk kotanya yang akan membuat siapa saja pendatang di Kota ini kangen.
Aku tak akan berkenalan lebih dalam
dengan para pembaca yang aku juga tak mengetahui siapa anda. Sekarang begini,
aku bertemu dengan pemilik akun blog ini pada suatu tempat kopian dekat
sekolahku. Mungkin kalian sudah tahu siapa dia, yaps; dialah Alie Ahsan
Al-Haris. Aku biasa memanggil namanya dengan sapaan Haris. Kuambil nama
belakangnya yang kata dia adalah nama pemberian keluarga besarnya. Tak tahu
juga apakah itu benar atau tidak.
Aku sangat berterimakasih pada Haris
karena telah mau mendengarkan cerita konyolku, cerita tentang percintaanku
dengan adik tingkat yang telah kukagumi selama dua tahun.
***
Sudah, paragraph diatas adalah hasil
tulisan dari teman baruku bernama Felix Kenedy asal lampung. Aku yakin kalian
takan percaya ada orang sumatera, khususnya lampung bernama bule macam dia. Tak
usah aku ceritakan kronologis bagaimana aku bertemu denganya. Namun aku akan
bercerita yang menurutku seru dan perlu aku ceritakan pada blogku ini.
Felix, biasa aku memanggil sedang
jatuh cinta pada seorang gadis bernama Nanda. Perempuan dari Gresik yang
kebetulan adik tingkat Felix, kelas dua jurusan IPA pada sekolahnya. Felix
mengagumi sosok Nanda sejak Nanda menjadi siswa baru, namun hubungan mereka baru
dikatakan dekat saat Nanda kelas dua.
Pertemuan mereka pertama kali berawal
dari ruang UKS, aku tak tahu persis bagaimana alur ceritanya. Namun aku sedikit
menangkap point dimana ruang UKS sekolah Felix serta Nanda menjadi saksi
hubungan mereka berdua. Singkat cerita dua sejoli ini mulai membangun pondasi asmara
mereka.
Felix, maafkan aku karena tak dapat
menyosokan perempuan idamanmu ini karena memang kau dengan sengaja enggan untuk
menceritakan bagaimana sosok Nanda padaku. Bukankah begitu.
Dalam obrolanku dengan Felix. Dia
mengaku pernah mengutarakan perasaan cintanya ke Nanda lewat sebuah Cerita
Pendek. Dalam cerpen itu Felix menjelaskan betul bagimana awal perasaan cinta
itu muncul dan betapa Felix sangat ketakutan untuk mengutarakan perasaanya.
Felix rasa cara itu adalah cara terbaik selain memang itu adalah hal yang
memang bisa dia lakukan serta tuntutan untuk membaca sampai akhir dan memahami
apa yang Felix rasakan dapat Nanda rasakan pula.
Kurang lebih satu minggu selepas
cerpen buatan Felix dibaca oleh Nanda, jawaban yang ditunggu kunjung belum ada.
Ternyata dibalik itu semua, Felix mengetahui bahwa Nanda sudah memiliki
pasangan, betapa hancurnya perasaan Felix saat itu. Terlebih Nanda sepertinya sengaja menyembunyikan
hal tersebut pada Felix.
Karakter Felix yang memang pantang
menyerah terlihat betul dalam kisah ini. Jelas-jelas sudah tahu kalau Nanda
punya pasangan tetap saja dengan kebodohanya Felix mengejar-mengejar Nanda.
Begitu juga Nanda, mengapa tak kau beritahu saja si Felix kalau kau sudah punya
pasangan sehingga perasaan Felix tak sesakit ini, tentunya dia masih sakit hati
sampai saat ini.
Kisaran satu tahun hubungan Felix dan
Nanda sebatas hubungan biasa saja, tak ada perasaan cinta yang tumbuh dalam
hati Felix. Pada suatu waktu entah dengan alasan apa aku juga tak faham betul,
namun Felix bercerita padaku kalau sampai kisaran minggu lalu sampai setahun
kebelakang diam-diam mereka berdua sering jalan bareng. Aku sendiri sebagai
penulis dan pendengar Felix tak mengetahui betul alur cerita yang Felix
ceritakan, karena memang dalam obrolanku di warung kopi dengan Felix tak melulu
bercerita masalah hubunganya dengan Nanda.
Ada hal menarik yang aku ingin pembaca
tahu. Jadi begini, semoga ceritaku ini tak membosankan hai para pembaca blogku.
Mereka berdua ini pernah jalan bareng ke sebuah pameran di pusat kota Malang
dan berujung makan di tempat makan sekitar stasiun kota baru Malang. Felix dan
Nanda banyak membicarakan hal-hal yang aku sendiri kurang faham apa yang yang
Felix bicarakan. Jujur hai pembaca blogku, pada momen itu aku sedikit tak
konsentrasi menanggapi Felix namun heranya aku menganggap hal ini penting.
Nanda bertanya ke Felix sudah punya
pacar belum. Sontak dalam fikiran Felix merasa kalau Nanda ingin serius dalam
hubungan tak jelas ini, mungkin saja Nanda ingin berpacaran dengan Felix.
Kemudia Felix menjawab kalau sudah punya pacar, sebelum Nanda menimpali
pernyataan Felix dilanjutkan pertanyaan ke Nanda apakah sewaktu Felix
mengutarakan perasaan cintanya ke Nanda benar adanya kalau Nanda sudah punya
pacar. Dan benar, Nanda memang saat itu memiliki pacar.
Pembaca blogku, sebelum aku lanjut
cerita tentang Felix. Perbolehkan aku sedikit menanggapi hal diatas. Bagaimana
lucunya aku bayangkan ketika Felix dan Nanda saling tanya mempertanyakan hal
penting namun kebayang konyol itu ya. Kalau aku melihatnya, pasti akulah orang
pertama yang akan tertawa terbahak-bahak.
Saat dua sejoli itu sudah jujur menjawab
pertanyaan satu dan lainya. Obrolan mereka terhenti beberapa saat, Felix
sendiri merasa ada yang ganjil dan merasakan sebuah perasan yang begitu
bergejolak hebat. Dengan perasaan was-was Felix memberanikan dirinya bertanya
ke Nanda.
“Aku masih mencintaimu, pacarku yang
sekarang karena kau tak kunjung menerima cintaku hai Nanda.” –ucap Felix.
“Mas, dulu saat kau mengutarakan
cintamu padaku; memang aku sudah punya pacar. Namun sekarang aku sudah tak
punya pacar lagi.” –jawab Nanda dengan halus sambil menatap sayu wajah Felix.
Lanjut Nanda “Sebenarnya aku juga
mencintaimu mas, tapi sekarang kau sudah punya pacar. Aku tak berhak memilikimu
lagi.”
“Kok bisa jadi seperti ini hai Nanda.”
–jawab Felix dengan lemah
“Mas, apakah pacarmu tahu kalau
sekarang kau dekat denganku ? Kalau pacarmu tak tahu itu salahmu, dan kau harus
segera memberitahu pacarmu bahwa selama ini kau dekat denganku. Jangan sakiti
perasaan perempuan, aku ini perempuan dan aku tahu rasanya sakit hati mas.”
–Nanda menasehati Felix yang kelihatan lemah memendam perasaan entah apa tak
seorangpun didunia ini yang tahu.
Lama sudah kejadian itu berlangsung,
hubungan mereka berdua semakin dekat. Dengan modal rasa nyaman Felix dan Nanda
menjalani hubungan yang Felix sebut “Mas dan Adik” saling menjaga dan saling pengertian. Pada
suatu ketika semua ini dirasa Felix mulai berubah dan terasa menemui titik
jenuhnya.
Felix bercerita kurang lebih dua
minggu yang lalu dari aku menulis ini, Nanda tiba-tiba chat line Felix seperti ini “Maaf ini siapa, kok suka chat-chat aku
ya ?” –sontak Felix hanya dapat berfikir ini handphone Nanda dibajak orang
iseng, Orangtua Nanda yang chat atau memang Nanda sendiri yang menulis seperti
itu.
Dua hari kemudian Felix mencoba chat line Nanda lagi, hasilnya tetap nihil.
Balasanya cuman sewot, tidak seperti Nanda yang kemarin-kemarin. Tidak ada
penjelasan yang jelas, Nanda pun terkesan menutup diri ke Felix.
Pembaca, aku mohon maaf kalau ceritaku
ini membosankan. Cuman sadarilah, aku hanya ingin menulis suatu cerita yang
menurutku menarik kudapati dalam bebrbagai hal. Maafkan aku kalau tak menarik
terlebih lagi cerita ini terkesan konyol.
Sudahlah, semoga Felix dan Nanda
baikan kembali. Kalaupun tak bisa baikan, setidaknya Nanda memberitahu alasan
sebenarnya mengapa berlaku seperti itu ke Felix. Karena sepengetahuanku
perempuan memang tak mau disalahkan dalam berbagai hal meskipun tahu kalau
posisinya sendirilah yang salah.
No comments:
Post a Comment