Saturday, May 14, 2016

KUDETA PERASAAN

KUDETA PERASAAN

*Alie Ahsan Al-Haris

Felix Kenedy namaku, besar di Sumatera sebagai pulau terbesar di Indonesia. aku sekolah menegah atas di Malang, Jawa Timur. yang katanya orang kota ini terkenal dengan buah Apel dan hawa sejuk kotanya yang akan membuat siapa saja pendatang di Kota ini kangen.

Aku tak akan berkenalan lebih dalam dengan para pembaca yang aku juga tak mengetahui siapa anda. Sekarang begini, aku bertemu dengan pemilik akun blog ini pada suatu tempat kopian dekat sekolahku. Mungkin kalian sudah tahu siapa dia, yaps; dialah Alie Ahsan Al-Haris. Aku biasa memanggil namanya dengan sapaan Haris. Kuambil nama belakangnya yang kata dia adalah nama pemberian keluarga besarnya. Tak tahu juga apakah itu benar atau tidak.

Aku sangat berterimakasih pada Haris karena telah mau mendengarkan cerita konyolku, cerita tentang percintaanku dengan adik tingkat yang telah kukagumi selama dua tahun.

***

Sudah, paragraph diatas adalah hasil tulisan dari teman baruku bernama Felix Kenedy asal lampung. Aku yakin kalian takan percaya ada orang sumatera, khususnya lampung bernama bule macam dia. Tak usah aku ceritakan kronologis bagaimana aku bertemu denganya. Namun aku akan bercerita yang menurutku seru dan perlu aku ceritakan pada blogku ini.

Felix, biasa aku memanggil sedang jatuh cinta pada seorang gadis bernama Nanda. Perempuan dari Gresik yang kebetulan adik tingkat Felix, kelas dua jurusan IPA pada sekolahnya. Felix mengagumi sosok Nanda sejak Nanda menjadi siswa baru, namun hubungan mereka baru dikatakan dekat saat Nanda kelas dua.

Pertemuan mereka pertama kali berawal dari ruang UKS, aku tak tahu persis bagaimana alur ceritanya. Namun aku sedikit menangkap point dimana ruang UKS sekolah Felix serta Nanda menjadi saksi hubungan mereka berdua. Singkat cerita dua sejoli ini mulai membangun pondasi asmara mereka.

Felix, maafkan aku karena tak dapat menyosokan perempuan idamanmu ini karena memang kau dengan sengaja enggan untuk menceritakan bagaimana sosok Nanda padaku. Bukankah begitu.

Dalam obrolanku dengan Felix. Dia mengaku pernah mengutarakan perasaan cintanya ke Nanda lewat sebuah Cerita Pendek. Dalam cerpen itu Felix menjelaskan betul bagimana awal perasaan cinta itu muncul dan betapa Felix sangat ketakutan untuk mengutarakan perasaanya. Felix rasa cara itu adalah cara terbaik selain memang itu adalah hal yang memang bisa dia lakukan serta tuntutan untuk membaca sampai akhir dan memahami apa yang Felix rasakan dapat Nanda rasakan pula.

Kurang lebih satu minggu selepas cerpen buatan Felix dibaca oleh Nanda, jawaban yang ditunggu kunjung belum ada. Ternyata dibalik itu semua, Felix mengetahui bahwa Nanda sudah memiliki pasangan, betapa hancurnya perasaan Felix saat itu.  Terlebih Nanda sepertinya sengaja menyembunyikan hal tersebut pada Felix.

Karakter Felix yang memang pantang menyerah terlihat betul dalam kisah ini. Jelas-jelas sudah tahu kalau Nanda punya pasangan tetap saja dengan kebodohanya Felix mengejar-mengejar Nanda. Begitu juga Nanda, mengapa tak kau beritahu saja si Felix kalau kau sudah punya pasangan sehingga perasaan Felix tak sesakit ini, tentunya dia masih sakit hati sampai saat ini.

Kisaran satu tahun hubungan Felix dan Nanda sebatas hubungan biasa saja, tak ada perasaan cinta yang tumbuh dalam hati Felix. Pada suatu waktu entah dengan alasan apa aku juga tak faham betul, namun Felix bercerita padaku kalau sampai kisaran minggu lalu sampai setahun kebelakang diam-diam mereka berdua sering jalan bareng. Aku sendiri sebagai penulis dan pendengar Felix tak mengetahui betul alur cerita yang Felix ceritakan, karena memang dalam obrolanku di warung kopi dengan Felix tak melulu bercerita masalah hubunganya dengan Nanda.

Ada hal menarik yang aku ingin pembaca tahu. Jadi begini, semoga ceritaku ini tak membosankan hai para pembaca blogku. Mereka berdua ini pernah jalan bareng ke sebuah pameran di pusat kota Malang dan berujung makan di tempat makan sekitar stasiun kota baru Malang. Felix dan Nanda banyak membicarakan hal-hal yang aku sendiri kurang faham apa yang yang Felix bicarakan. Jujur hai pembaca blogku, pada momen itu aku sedikit tak konsentrasi menanggapi Felix namun heranya aku menganggap hal ini penting.

Nanda bertanya ke Felix sudah punya pacar belum. Sontak dalam fikiran Felix merasa kalau Nanda ingin serius dalam hubungan tak jelas ini, mungkin saja Nanda ingin berpacaran dengan Felix. Kemudia Felix menjawab kalau sudah punya pacar, sebelum Nanda menimpali pernyataan Felix dilanjutkan pertanyaan ke Nanda apakah sewaktu Felix mengutarakan perasaan cintanya ke Nanda benar adanya kalau Nanda sudah punya pacar. Dan benar, Nanda memang saat itu memiliki pacar.

Pembaca blogku, sebelum aku lanjut cerita tentang Felix. Perbolehkan aku sedikit menanggapi hal diatas. Bagaimana lucunya aku bayangkan ketika Felix dan Nanda saling tanya mempertanyakan hal penting namun kebayang konyol itu ya. Kalau aku melihatnya, pasti akulah orang pertama yang akan tertawa terbahak-bahak.

Saat dua sejoli itu sudah jujur menjawab pertanyaan satu dan lainya. Obrolan mereka terhenti beberapa saat, Felix sendiri merasa ada yang ganjil dan merasakan sebuah perasan yang begitu bergejolak hebat. Dengan perasaan was-was Felix memberanikan dirinya bertanya ke Nanda.

“Aku masih mencintaimu, pacarku yang sekarang karena kau tak kunjung menerima cintaku hai Nanda.” –ucap Felix.

“Mas, dulu saat kau mengutarakan cintamu padaku; memang aku sudah punya pacar. Namun sekarang aku sudah tak punya pacar lagi.” –jawab Nanda dengan halus sambil menatap sayu wajah Felix.

Lanjut Nanda “Sebenarnya aku juga mencintaimu mas, tapi sekarang kau sudah punya pacar. Aku tak berhak memilikimu lagi.”

“Kok bisa jadi seperti ini hai Nanda.” –jawab Felix dengan lemah

“Mas, apakah pacarmu tahu kalau sekarang kau dekat denganku ? Kalau pacarmu tak tahu itu salahmu, dan kau harus segera memberitahu pacarmu bahwa selama ini kau dekat denganku. Jangan sakiti perasaan perempuan, aku ini perempuan dan aku tahu rasanya sakit hati mas.” –Nanda menasehati Felix yang kelihatan lemah memendam perasaan entah apa tak seorangpun didunia ini yang tahu.

Lama sudah kejadian itu berlangsung, hubungan mereka berdua semakin dekat. Dengan modal rasa nyaman Felix dan Nanda menjalani hubungan yang Felix sebut “Mas dan Adik”  saling menjaga dan saling pengertian. Pada suatu ketika semua ini dirasa Felix mulai berubah dan terasa menemui titik jenuhnya.

Felix bercerita kurang lebih dua minggu yang lalu dari aku menulis ini, Nanda tiba-tiba chat line Felix seperti ini “Maaf ini siapa, kok suka chat-chat aku ya ?” –sontak Felix hanya dapat berfikir ini handphone Nanda dibajak orang iseng, Orangtua Nanda yang chat atau memang Nanda sendiri yang menulis seperti itu.

Dua hari kemudian Felix mencoba chat line Nanda lagi, hasilnya tetap nihil. Balasanya cuman sewot, tidak seperti Nanda yang kemarin-kemarin. Tidak ada penjelasan yang jelas, Nanda pun terkesan menutup diri ke Felix.

Pembaca, aku mohon maaf kalau ceritaku ini membosankan. Cuman sadarilah, aku hanya ingin menulis suatu cerita yang menurutku menarik kudapati dalam bebrbagai hal. Maafkan aku kalau tak menarik terlebih lagi cerita ini terkesan konyol.

Sudahlah, semoga Felix dan Nanda baikan kembali. Kalaupun tak bisa baikan, setidaknya Nanda memberitahu alasan sebenarnya mengapa berlaku seperti itu ke Felix. Karena sepengetahuanku perempuan memang tak mau disalahkan dalam berbagai hal meskipun tahu kalau posisinya sendirilah yang salah.

No comments:

Post a Comment