Ketika Cinta Menyapa
Mentari pagi mulai menampakkan wajahnya, burung-burung kecil mulai
menyanyikan lagu riang, di sebuah kamar megah terlihat seorang pemuda bernama Vino
yang masih asyik bermesraan dengan bantalnya, sepertinya dirinya enggan membuka
mata sipitnya. Namun akhirnya ia mulai terganggu dengan sinar mentari yang
begitu terang, ia mulai membuka matanya, wajahnya sangat kusut. Setelah
beberapa saat mengumpulkan nyawanya, ia mulai beranjak ke dalam kamar mandi
untuk membersihlkan diri. Setelah beberapa menit mandi, ia mulai berpakaian,
dan ke luar dari kamar megahnya.
“Reno” Ucap Vino memanggil adik satu-satunya, tak berapa lama
seorang pemuda berperawakan tinggi menghampirnya
“Ada apa kak? Udah siap?” Tanya pemuda yang bernama Reno
“Udah donk, kamu udah?” Tanya Vino kembali, Reno hanya menganggukan kepalanya. Hari ini mereka akan pergi berlibur ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, yaitu pulau Bunaken.
“Kalo gitu, ayo berangkat” Ucap Vino dengan penuh semangat. Setelah itu mereka langsung menaiki mobil sport warna merah milik Vino.
“Ada apa kak? Udah siap?” Tanya pemuda yang bernama Reno
“Udah donk, kamu udah?” Tanya Vino kembali, Reno hanya menganggukan kepalanya. Hari ini mereka akan pergi berlibur ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, yaitu pulau Bunaken.
“Kalo gitu, ayo berangkat” Ucap Vino dengan penuh semangat. Setelah itu mereka langsung menaiki mobil sport warna merah milik Vino.
Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya mereka sampaidi pulau Bunaken,
sampai disana perjalanan melelahkan mereka terbayar sudah oleh hamparan pasir
puntih yang berkilau seperti berlian dan pulau yang begitu indah. Vino tak
ingin melewatkan pemandangan indah ini, ia langsung mengambil kamera canonnya,
dan memotret.
“Kak, ke pondokan yuk” Ucap Reno, Vino hanya menganggukan kepalanya
karena ia sedang berkonsentrasi melihat hasil potretannya, hingga saat berjalan
ia tak sengaja menabrak seorang wanita hingga kameranya terjatuh dan rusak
“Astaga, kameraku” Vino tercengang melihat
camera kesayangannya kini sudah hancur berkeping-keping “Eh, sorry ya, aku
bener-bener gak sengaja” Ucap wanita tadi, Vino menolehkan kepalanya, namun
saat melihatt wajah gadis itu, ia terdiam melihat paras cantik gadis itu. Gadis
itu heran melihat Vino yang tidak membalas perkataannya
“Heiii” Ucapnya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Vino “Ehhh iya” Vino segera tersadar dari lamunannya dan tersenyum manis, sedangkan gadis itu heran melihat perilaku Vino
“Eung, maaf ya, gara-gara aku kamera kamu jadi rusak” Ucap gadis itu sambil menundukkan kepalanya “Eh iya, gak papa kok, ini salah aku karena aku gak perhatiin jalan tadi, oh iya nama kamu siapa?”
“Aku Veni” Ucap Veni sambil mengulurkan tangannya
“Aku Vino, salam kenal” Ucap Vino membalas uluran tangan Veni
“Kamu lagi liburan ya?” Tanya Veni sambil melepaskan uluran tangannya
“Iya, mumpung lagi libur, soalnya aku penasaran banget sama pulau Bunaken yang katanya indah, tapi ternyata memang indah banget”
“Bunaken memang indah, aku senang bisa tinggal di pulau ini” Ucap Veni sambil tersenyum “Eh, kamu tinggal disini?”
“iya, aku tinggal disini, sekalian jagain villa ayahku” Ucap Veni, Vino membulatkan mulutnya, entah kenapa Vino merasa sangat senang berada di samping Veni, mungkin saja Vino telah jatuh cinta pada pandangan pertama.
“Heiii” Ucapnya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Vino “Ehhh iya” Vino segera tersadar dari lamunannya dan tersenyum manis, sedangkan gadis itu heran melihat perilaku Vino
“Eung, maaf ya, gara-gara aku kamera kamu jadi rusak” Ucap gadis itu sambil menundukkan kepalanya “Eh iya, gak papa kok, ini salah aku karena aku gak perhatiin jalan tadi, oh iya nama kamu siapa?”
“Aku Veni” Ucap Veni sambil mengulurkan tangannya
“Aku Vino, salam kenal” Ucap Vino membalas uluran tangan Veni
“Kamu lagi liburan ya?” Tanya Veni sambil melepaskan uluran tangannya
“Iya, mumpung lagi libur, soalnya aku penasaran banget sama pulau Bunaken yang katanya indah, tapi ternyata memang indah banget”
“Bunaken memang indah, aku senang bisa tinggal di pulau ini” Ucap Veni sambil tersenyum “Eh, kamu tinggal disini?”
“iya, aku tinggal disini, sekalian jagain villa ayahku” Ucap Veni, Vino membulatkan mulutnya, entah kenapa Vino merasa sangat senang berada di samping Veni, mungkin saja Vino telah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Semenjak perkenalan singkat mereka, Vino memutuskan untuk menginap
di pulau Bunaken selama 2 minggu, Vino dan Veni sudah sangat dekat, mereka
sama-sama telah jatuh cinta, namun tak ada yang berani mengungkapkannya, hingga
suatu saat Veni ingin bertemu Vino di tempat biasanya, saat bertemu Veni, Vino
sangat terkejut melihat wajah Veni yang begitu pucat
“Ven, kamu gak papa?” Tanya Vino dengan
nada khawatir, Veni hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
“Vin, ayo kita duduk disini” Ucap Veni sambil duduk di atas pasir putih, Vino mendudukan bokongnya di atas pasir, Veni meraih tangan Vino, saat bersentuhan dengan tangan Veni, Vino bisa merasakan tubuh Veni yang begitu dingin, hingga ia melepas jaketnya dan memakaikannya di tubuh Veni
“Vin, ayo kita duduk disini” Ucap Veni sambil duduk di atas pasir putih, Vino mendudukan bokongnya di atas pasir, Veni meraih tangan Vino, saat bersentuhan dengan tangan Veni, Vino bisa merasakan tubuh Veni yang begitu dingin, hingga ia melepas jaketnya dan memakaikannya di tubuh Veni
“Vin, aku mau ngomong sesuatu sama
kamu” Ucap Veni dengan mata yang menatap lurus kedepan “Ngomong apa ven?” Tanya
Vino heran, biasanya Veni tidak pernah meminta izin untuk berbicara Kepadanya
“Vin, mungkin ini saat terakhir aku untuk hidup di dunia, aku mohon jangan pernah kamu menangis saat aku pergi nanti” Ucap Veni, ia mulai meneteskan airmatanya, Vino heran mendengar penuturan Veni
“Maksud kamu apa ven? Kamu gak boleh ngomong gitu”
“Vin, sebentar lagi aku akan hidup bahagia bersama Tuhan di surga, aku terkena kanker stadium akhir” Veni mengeluarkan airmatanya lebih deras, Vino terdiam, ia tak bisa berbicara apapun mendengarkan ucapan Veni
“Vin, sebelum aku pergi, aku ingin kamu tahu satu hal, aku mencintaimu vin, terimakasih karena kamu sudah hadir di hidupku, mencintaimu itu seperti keajabian untukku dan kehadiranmu membuat gadis penyakitan seperti menjadi mempunyai harapan” Ucap Veni, ia mengenggam tangan Vino erat, Vino memeluk tubuh dingin Veni “Ven, aku juga mencintaimu, maafin aku karena aku begitu pengecut untuk menyatakannya kepadamu, mencintaimu juga merupakan keajaiban bagiku, aku berterimakasih kepada Tuhan karena ia mau mempertemukan kita” Ucap Vino sambil mengelus rambut indah Veni, namun ia terkejut melihat rambut Veni rontok
“Vin, mungkin ini saat terakhir aku untuk hidup di dunia, aku mohon jangan pernah kamu menangis saat aku pergi nanti” Ucap Veni, ia mulai meneteskan airmatanya, Vino heran mendengar penuturan Veni
“Maksud kamu apa ven? Kamu gak boleh ngomong gitu”
“Vin, sebentar lagi aku akan hidup bahagia bersama Tuhan di surga, aku terkena kanker stadium akhir” Veni mengeluarkan airmatanya lebih deras, Vino terdiam, ia tak bisa berbicara apapun mendengarkan ucapan Veni
“Vin, sebelum aku pergi, aku ingin kamu tahu satu hal, aku mencintaimu vin, terimakasih karena kamu sudah hadir di hidupku, mencintaimu itu seperti keajabian untukku dan kehadiranmu membuat gadis penyakitan seperti menjadi mempunyai harapan” Ucap Veni, ia mengenggam tangan Vino erat, Vino memeluk tubuh dingin Veni “Ven, aku juga mencintaimu, maafin aku karena aku begitu pengecut untuk menyatakannya kepadamu, mencintaimu juga merupakan keajaiban bagiku, aku berterimakasih kepada Tuhan karena ia mau mempertemukan kita” Ucap Vino sambil mengelus rambut indah Veni, namun ia terkejut melihat rambut Veni rontok
“Aku lega, karena cintaku terbalas,
walaupun pertemuan kita singkat, aku mohon jangan lupain pertemuan ini vin”
“Aku gak mungkin lupain kamu ven, dan aku mohon jangan putus asa, aku yakin kamu akan sembuh” “Vin, aku udah gak ada harapan untuk sembuh, mungkin sebentar lagi Tuhan akan memanggilku. Vino aku mencintaimu” Veni merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, ia menangis dalam diam, hingga ia menutup matanya, Vino pikir Veni sedang tidur namun perlahan pelukan Veni merenggang dan nafas Veni sudah berhenti berhembus, Vino tau hari ini sudah datang, hari dimana Veni akan bahagia bersama Tuhan dan hari dimana Vino kehilangan cintanya, sesuai dengan pesan Veni, Vino tidak akan menangis, ia tidak mau di surga sana Veni sedih melihat pria yang ia cintai menangis.
“Aku gak mungkin lupain kamu ven, dan aku mohon jangan putus asa, aku yakin kamu akan sembuh” “Vin, aku udah gak ada harapan untuk sembuh, mungkin sebentar lagi Tuhan akan memanggilku. Vino aku mencintaimu” Veni merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, ia menangis dalam diam, hingga ia menutup matanya, Vino pikir Veni sedang tidur namun perlahan pelukan Veni merenggang dan nafas Veni sudah berhenti berhembus, Vino tau hari ini sudah datang, hari dimana Veni akan bahagia bersama Tuhan dan hari dimana Vino kehilangan cintanya, sesuai dengan pesan Veni, Vino tidak akan menangis, ia tidak mau di surga sana Veni sedih melihat pria yang ia cintai menangis.
Mencintai Veni membuat Vino belajar bagaimana mencintai seseorang
dengan tulus, dan mengatasi rasa sakit. Vino tahu jika Tuhan menciptakan
pertemuan dan perpisahan, namun ia merasa kecewa, mengapa ketika cinta menyapa,
cinta itu juga harus hilang?. Namun Vino tetap bersyukur karena ia telah dipertemukan
dengan wanita setegar dan secantik Veni di pulau yang indah ini, selama hidup
Vino pulau Bunaken akan menjadi kenangan untuknya dan Veni akan menempati
tempat khusus di hatinya. [Oleh : Cyntia]
No comments:
Post a Comment