- Anti Kemapanan? –
*Ali Ahsan Al Haris
Hahaha.
Dulu, dulu sekali.
Pak Harto pada suatu kesempatan
pernah mengatakan jika korupsi itu persoalan ekonomi. Artinya tingkat
penghasilan seseorang menjadi faktor pemicu apakah dia berpotensi korupsi atau
tidak. Semakin rendah tingkat penghasilan, semakin tinggi potensi seseorang
untuk korupsi. Pernyataan Pak Harto itu muncul saat mengomentari kasus
megakorupsi Pertamina yg menyeret keterlibatan direkturnya, Ibnu Sutowo.
Memang uang bukan segalanya, tapi
segala juga membutuhkan uang. Itulah hukum besi kehidupan di dunia ini. Kejam
sekali bukan, makanya jangan kaget ada yg rela berdarah-berdarah mencari uang.
Lokasi foto di Pelabuhan Pendaratan Ikan Loh Gung Tuban |
Memang sih perkara uang selalu
bikin runyam. Enggak zaman dulu pun sekarang. Tapi, jika tingkat kemapanan
seseorang di nilai dari banyaknya uang yg di kumpulkan dan seseorang tersebut
dilabeli dengan tukang korupsi, lantas streotype tersebut melahirkan geng-geng
yg menamakan dirinya dengan gerakan "Anti Kemapanan", masa iya sih
kita harus sekejam itu memberi label tersebut ke mereka-mereka.
Ini kan masalah mentalitas semata,
seperti halnya kisah-kisah para sahabat Nabi yg mashur di kisahkan dalam buku
Sirah Nabawiyah. Masa iya kita menuduh Sahabat mulia Abu Bakar, Umar dkk
sebagai tukang korupsi karena beliau-beliau kaya raya, tentu bukan dan tidak
mungkin sekali.
Jadi ente gimana?
Masuk mentalitas Anti Kemapanan, atau
Mentalitasnya para Sahabat Nabi? Rek.
Masuk mentalitas Anti Kemapanan, atau
Mentalitasnya para Sahabat Nabi? Rek.
Kalau saya sih, boro-boro Anti Kemapanan.
Lha wong rasanya Mapan saja saya belum tahu kok.
Lha wong rasanya Mapan saja saya belum tahu kok.
Hehehe.
Hoalaahhh, hidup kok sebercanda ini.
No comments:
Post a Comment