Thursday, May 30, 2019

Menahan


Menahan
*Ali Ahsan Al Haris


Masih dalam suasana Ramadhan, ritual wajib tahunan bagi umat islam di seluruh dunia. Puasa menjadi laku filosofis tersendiri, dimana Allah mewajibkan para hambanya untuk berpuasa, lantas apa manfaat dari puasa itu sendiri? Apakah hanya perihal kesehatan? Apakah hanya terkait tahan menahan makan, nafsu atau minum? 
Sampai-sampai Allah mewajibkan kita semua untuk berpuasa.

Jika saya ambil sedikit saja makna dari puasa, maka saya akan ambil makna sederhana yg bagi saya menjadi center of point itu sendiri. Yes, dia adalah "Menahan".
Menahan jika saya ejawantahkan ke dalam konteks sekarang, lebih tepatnya mode, fesyen, gaya berbusana, tentu perilaku menahan akan sangat bermakna.

Lokasi di Bukit Kapur Jaddih Bangkalan

Ambil contoh seperti ini, di berbagai platform sosial media banyak kita temukan penjual baju, celana, tas, sepatu, alat komunikasi dll. Para platform dan penjual bekerjasama dengan influencer untuk menjajakan dagangan mereka, dengan harapan para penggemarnya akan membeli. Itu hanya salah satu metode pemasaran saja.

Pertanyaanya, kita sebagai konsumen apakah sudah sadar mana yang sekiranya itu "KEBUTUHAN" & "KEINGINAN".

Kalau pembaca sudah ada yg pernah Ngaji Ihya' karangan Al Imam Ghazali, tentu kita akan mengenal quotes yg sangat terkenal, "Kenali hatimu, maka kau akan kenal dirimu. Kenali dirimu maka kau akan kenal Tuhanmu"

Petuah tersebut saya elaborasi dengan perilaku menahan, dengan cara membedakan mana kebutuhan dan keinginan.
Kalau kelasmu makan di angkringan, ya nikmati. Jangan karena gengsi lantas makan di coffee. Kalau bajumu masih layak pakai, kenapa harus beli baru demi menghindari gunjingan temanmu.

Urip kok bok gae sudah dewe toh, Bro.

Nabi Muhammad mengajarkan kita untuk makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Kita kudu bisa menahan mengadopsi hal di luar kebutuhan kita.
Mungkin dengan cara itu, kita bisa mengenali hati kita dan diri kita untuk kemudian lebih dekat dengan Allah.

Jadi, berapa harga outfid lo, Cok?

Hehe.

Urip kok sebercanda ini ya.


1 comment: